Vous êtes sur la page 1sur 58

ARITMATIKA SOSIAL

1. Harga pembelian, harga penjualan,


untung, dan rugi
2. Persentase untung rugi
3. Rabat, Bruto, Tara, dan Netto
4. Bunga Tunggal dan Bunga Majemuk
5. Bunga Harian, bulanan, dan tahunan
1. Harga pembelian, harga penjualan,
untung, dan rugi
Illustrasi :
“Seorang pedagang beras membeli beras
dengan harga Rp5.000,00 per kg. Kemudian
beras itu dijualnya dengan harga Rp5.750,00
per kg.”

Pada kegiatan jual beli tersebut dapat


dikatakan bahwa harga pembeliannya
Rp5.000,00 per kg dan harga penjualannya
Rp5.750,00 per kg.
Nilai uang dari suatu barang yang dibeli disebut
harga pembelian
Nilai uang dari suatu barang yang dijual disebut
harga penjualan
Kapan seorang pedagang
dikatakan untung, dan kapan
dikatakan rugi?
Seorang pedagang dikatakan untung apabila ia menjual barang
dagangannya dengan harga lebih dari harga pembelian.

Untung = harga penjualan – harga pembelian

Seorang pedagang dikatakan rugi apabila ia menjual barang


dagangannya dengan harga kurang dari harga pembelian.

Rugi = harga pembelian – harga penjualan


Contoh 1 :
Seorang pedagang buah-buahan membeli buah rambutan dengan harga
Rp2.750,00 per kg. Selanjutnya pedagang itu menjualnya dengan harga
Rp3.000,00 per kg.
a. Pedagang itu memperoleh/mendapat kan untung atau rugi?
b. Berapa besar untung atau rugi itu?

Penyelesaian :
harga pembelian = Rp 2.750,00 per kg
harga penjualan = Rp3.000,00 per kg
a. Karena harga penjualan lebih besar daripada harga pembelian, maka
pedagang itu memperoleh untung.
b. untung = harga penjualan – harga pembelian
= Rp3.000,00 - Rp 2.750,00
= Rp 250,00
Jadi, besarnya untung yang diperoleh pedagang adalah Rp 250,00
Contoh 2 :
Jatrat membeli sebuah laptop bekas dengan harga Rp 2.500.000,00.
Setelah dipakainya selama 7 bulan, laptop tersebut mengalami kerusakan.
Biaya memperbaiki laptop tersebut adalah Rp 1.150.000,00. Setelah
diperbaiki, Jatrat pun menjual laptopnya dengan harga Rp 3.000.000,00.
Tentukan besar kerugian yang dialami Jatrat!

Penyelesaian :
Biaya perbaikan termasuk sebagai modal (harga pembelian), maka
Modal = Rp 2.500.000,00 + Rp 1.150.000,00
= Rp 3.650.000,00
Harga penjualan = Rp 3.000.000,00
Karena harga penjualan lebih rendah dari modal, maka Jatrat mengalami
kerugian.
Rugi = harga pembelian – harga penjualan
= Rp 3.650.000,00 - Rp 3.000.000,00
= Rp 650.000,00
Jadi, besarnya kerugian yang dialami Jatrat adalah Rp 650.000,00
Menghitung Harga
Penjualan
a. Jika memperoleh untung, maka harga penjualan
lebih tinggi daripada harga pembelian, sehingga
:

Untung = harga penjualan – harga pembelian

Harga penjualan = harga pembelian + untung


Contoh :
Harga pembelian sebuah handphone adalah Rp 1.500.000,00. Agar
memperoleh keuntungan sebesar Rp 150.000,00, berapakah harga
penjualannya ?

Penyelesaian :
Harga pembelian = Rp 1.500.000,00
Untung = Rp 150.000,00
Karena memperoleh untung, maka harga penjualan lebih tinggi
daripada harga pembelian, sehingga :
Harga penjualan = harga pembelian + untung
= Rp 1.500.000,00 + Rp 150.000,00
= Rp 1.650.000,00
Jadi, untuk memperoleh keuntungan sebesar Rp 150.000,00, maka
harga jualnya adalah Rp 1.650.000,00.
b. Jika mengalami rugi, maka harga penjualan
lebih rendah daripada harga pembelian,
sehingga :

Rugi = harga pembelian – harga penjualan

Harga penjualan = harga pembelian - rugi


Contoh :

Harga beli 2 lusin buku tulis adalah Rp 48.000,00. Setelah


dijual ternyata penderita mengalami kerugian sebesar Rp 500,00
tiap buku. Tentukan harga penjualan setiap buku!

Penyelesaian :
1 lusin = 12 buah
2 lusin = 12 x 2 = 24 buah
Harga beli satu buah buku tulis = Rp 48.000,00 : 24
= Rp 2.000,00
Besarnya kerugian tiap kemeja = Rp 500,00
Karena rugi, maka harga penjualan lebih rendah daripada harga
pembelian, sehingga
Harga penjualan 1 buah buku tulis = harga pembelian – rugi
= Rp 2.000,00 - Rp 500,00
= Rp 1.500,00
Jadi, harga penjualan satu buah buku tulis sebesar Rp 1.500,00.
Menghitung Harga
Pembelian
a. Jika memperoleh untung, maka harga
pembelian lebih murah daripada harga
penjualan, sehingga :

Untung = harga penjualan – harga pembelian

Harga pembelian = harga penjualan - untung


Contoh
Seorang pedagang membeli telur ayan sebanya 60 butir.
Kemudian telur itu dijual dengan harga seluruhnya Rp
120.000,00. Jika dari hasil penjualan tersebut ternyata
diperoleh untung Rp 250,00 per butir, tentukan harga
pembelian seluruhnya !

Penyelesaian :
Harga penjualan seluruhnya = Rp 120.000,00
Laba / untung seluruhnya = 60 x Rp 250,00
= Rp 15.000,00
Karena untung, maka harga penjualan lebih tinggi daripada harga
pembelian, sehingga :
Harga pembelian seluruhnya = harga jual – untung
= Rp 120.000,00 - Rp 15.000,00
= Rp 105.000,00
Jadi, harga pembelian seluruhnya sebesar Rp 105.000,00.
b. Jika mengalami rugi, berarti harga
pembelian lebih mahal dari harga
penjualan, sehingga :

Rugi = harga pembelian – harga penjualan

Harga pembelian = harga penjualan + rugi


Contoh :
Seorang pedagang menjual 1 kodi kain dengan harga Rp 800.000,00.
Ternyata ia mengalami kerugian sebesar Rp 1.000,00 per lembar.
Tentukan harga pembelian perlembar kain!

Penyelesaian :
1 kodi = 20 buah
Harga penjualan 1 kain = Rp 800.000,00 : 20
= Rp 40.000,00
Rugi setiap kain = Rp 1.000,00
Karena rugi, maka harga pembelian lebih tinggi daripada harga penjualan
Harga pembelian 1 kain = harga jual + rugi
= Rp 40.000,00 + Rp 1.000,00
= Rp 41.000,00
Jadi, harga pembelian 1 kain sebesar Rp 41.000,00.
Persentasi Untung Rugi
Menentukan Persentasi Untung
Rugi
Persen artinya per seratus. Persen ditulis dalam
bentuk p% dengan p bilangan real.
Dalam perdagangan, besar untung atau rugi
terhadap harga pembelian biasanya dinyatakan
dalam bentuk persen.
Contoh
Harga pembelian = 100 x Rp 8.000,00 = Rp 800.000,00
Harga penjualan = Rp 840.000,00
Harga penjualan lebih dari harga pembelian, maka mengalami untung.
Untung = Harga penjualan - Harga pembelian
= Rp 840.000,00 - Rp 800.000,00
= Rp 40.000,00

𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔 = × 100%
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛
40.000
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔 = × 100%
800.000

𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛 𝑔 = 5 %
Menentukan Harga Jual dan Beli Jika
Untung dan Rugi Diketahui
Jika persentase untung atau rugi diketahui, dapat dihitung harga beli atau
harga jualnya.

Telah diketahui bahwa untung (laba) = harga penjualan – harga pembelian,


maka:
1) harga penjualan = harga pembelian + untung
2) harga pembelian = harga penjualan – untung

Telah diketahui pula bahwa rugi = harga pembelian – harga penjualan,


maka
1) harga penjualan = harga pembelian – rugi
2) harga pembelian = harga penjualan + rugi

Catatan:
Dalam bentuk persen, harga beli dapat dianggap sebagai modal = 100%.
Menentukan Harga Jual dan Beli Jika Untung dan Rugi Diketahui
Contoh
Seorang pedagang menjual
suatu barang dengan harga
Rp318.000,00 dan mendapat
untung 6% dari harga beli.
Tentukan harga beli barang
tersebut.
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 = ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 + 𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔
𝑅𝑝 318.000,00 = ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 + 6 % ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛

= 100% ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 + 6 % ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛

= 100% + 6 % ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛

106
= × ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛
100

106
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑙𝑖𝑎𝑛 = 𝑅𝑝 318.000,00 ÷ 100

100
= 𝑅𝑝 318.000,00 × 106

= 𝑅𝑝 300.000,00
rabat dan diskon

Andi membeli beberapa pan pizza seharga


Rp 150.000,00. Karena bertepatan dengan
momen tahun baru, Andi hanya
membayar sebesar Rp 125.000,00.
Potongan harga itulah yang dinamakan
diskon.
Lalu, apakah yang
dimaksud dengan rabat?
Pengertian rabat hampir sama dengan
pengertian diskon. Namun, rabat merupakan
potongan harga yang diberikan penjual
kepada pembeli yang membeli barang dengan
jumlah besar (misal kepada agen untuk dijual
kembali)
contoh soal

Seseorang membeli baju di Toko Anugerah seharga


Rp 85.000,00. Toko tersebut memberikan diskon 20%
untuk setiap pembelian.
a. Berapa rupiah diskon yang diberikan oleh toko
tersebut?
b. Berapa rupiah yang harus dibayar untuk membeli
pakaian tersebut?
Penyelesaian:
Ditanya:
Diketahui:
a. Diskon yang diberikan
Harga beli= Rp85.000,00 toko dalam rupiah
Diskon = 20% b. Uang yang harus dibayar
Jawab:
20
a.Diskon 20% = × 85.000,00 = 17.000,00
100
b.yang harus dibayar = 85.000,00 – 17.000,00 = 68.000,00

Jadi, uang yang harus ia bayarkan sebesar Rp68.000,00.


Dari contoh di atas dapat disimpulkan bahwa:

Harga Bersih = Harga Kotor – Rabat/Diskon

Di mana:
Harga bersih merupakan harga setelah dipotong
diskon/rabat
Harga kotor merupakan harga sebelum dipotong
diskon/rabat
pajak
Dinda membeli baju di sebuah
department store seharga Rp
50.000,00. Saat di kasir dan
membayar bajunya, ternyata di
struk terdapat tulisan “harga
sudah termasuk PPN 10%”
PPN merupakan salah satu jenis
pajak yang kepanjangannya
adalah Pajak Pertambahan Nilai.
Jadi, apakah PAJAK itu?

Pajak adalah suatu kewajiban yang dibebankan kepada


masyarakat untuk menyerahkan sebagian kekayaan kepada
negara menurut peraturan-peraturan yang telah ditetapkan
pemerintah.
Jadi, pajak bersifat mengikat dan memaksa.
Macam-macam pajak yaitu Pajak Pertambahan Nilai (PPN)
yang besarnya telah ditetapkan pemerintah sebesar 10%,
Pajak Penghasilan (PPh) yang besarnya ditetapkan
pemerintah sebesar 15%, dan sebagainya.
Pada supermarket “AGUNG” hampir semua label harga
barang yang dijual belum termasuk PPN sebesar 10%.
Jika Pak Amin membeli sebuah AC dengan label harga
sebesar Rp2.000.000,00 berapa rupiah Pak Amin harus
membayar?
Diketahui: Ditanya:
Harga AC = Rp 2.000.000,00 Uang yang harus dibayar?
PPN = 10%

Jawab:
PPN 10% = 2.000.000 x 15% = 200.000
Sehingga, uang yang harus dibayar adalah:
2.000.000 + 200.000 = 2.200.000

Jadi, Pak Amin harus membayar AC sebesar Rp2.200.000,00


Coba perhatikan pada saat membeli makanan kecil atau saat
ibu membeli gula pasir. Berat barang yang dibeli merupakan
berat kotor, artinya berat makanan kecil ditambah berat
kemasannya. Berat kemasan barang seperti plastik, karung,
kertas disebut tarra. Berat barang beserta kemasannya disebut
berat kotor atau bruto, sedangkan berat barangnya saja
disebut berat bersih atau netto.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa:

Bruto = Netto + Tarra

Netto = Bruto - Tarra

Tarra = Bruto - Netto


Jika bruto dan persen tarra diketahui, tarra dapat
dicari melalui:

Tarra = Bruto x %Tarra

Menentukan harga bersih setelah memperoleh tarra


dirumuskan dengan cara:

ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐵𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ = 𝑁𝑒𝑡𝑡𝑜 ×
𝑠𝑎𝑡𝑢𝑎𝑛 𝑏𝑒𝑟𝑎𝑡
Contoh:

Ani akan membuat 200 buah kue lemper, dengan berat


masing-masing 30 gram, dan berat ketan masing-
masing 27 gram. ani membutuhkan daun pisang dan
ketan.
a. Berapa netto dan bruto dari 200 buah lemper?
b. Berapa tarra dari 200 buah lemper?
c. Berapa persen tarra dari 200 buah lemper?
a. Netto
Netto (200 lemper) = 200 x 27
= 5.400
Bruto (200 lemper) = 200 x 30
= 6.000
Jadi, netto 200 lemper adalah 5.400 gram dan bruto 200
lemper adalah 6.000 gram
b. Tarra
Tarra (200 lemper) = 200 x (Bruto 1 lemper – Netto 1
lemper)
= 200 x (30 - 27)
= 200 x 3
= 600
Jadi tarra 200 lemper adalah 600 gram
c. Persentase Tarra
Tarra = Persentase tarra x Bruto
600 = Persentase tarra x 6.000
600 6000
= 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑡𝑎𝑟𝑟𝑎 ×
6000 6000
0,1 = 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑡𝑎𝑟𝑟𝑎
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑡𝑎𝑟𝑟𝑎 = 0,1 × 100%
= 10%
Jadi, persentase tarra dari 200 lemper adalah 10%
bunga
Apabila kita menyimpan uang di bank, maka kita akan
mendapatkan tambahan uang yang disebut bunga.
Bunga tabungan dihitung berdasarkan persen nilai.
Bunga tabungan dihitung secara periodik, misalnya
sebulan sekali atau setahun sekali. Ada dua jenis
bunga tabungan, yaitu bunga tunggal dan bunga
majemuk.
Bunga tunggal adalah bunga yang dihitung hanya
berdasarkan besarnya modal saja. Cara menghitung
bunga tunggal adalah:

𝑆𝐼 = 𝑃 × 𝑟 × 𝑡
SI = Bunga tunggal
P = Pokok (nilai awal)
r = Tingkat suku bunga dalam setahun
t = Waktu (tahun)
contoh soal

Vega menyimpan uang di bank sebesar Rp 2.000.000,00


dengan suku bunga 18% setahun dengan bunga tunggal.
Tentukan:
a. besarnya bunga pada akhir bulan pertama;
b. besarnya bunga pada akhir bulan keenam
Diketahui:
P = 2.000.000
r = 18%

a. Besar bunga pada akhir bulan pertama


𝑆𝐼1 = 𝑃 × 𝑟 × 𝑡1
18 1
𝑆𝐼1 = 2.000.000 × ×
100 12
𝑆𝐼1 = 30.000

Jadi, besar bunga pada akhir bulan pertama adalah Rp


30.000,00
b. Besar bunga pada akhir bulan keenam
𝑆𝐼6 = 𝑃 × 𝑟 × 𝑡6
18 6
𝑆𝐼6 = 2.000.000 × ×
100 12
𝑆𝐼6 = 180.000

Jadi, besar bunga pada akhir bulan keenam adalah


sebesar Rp 180.000,00
Bunga majemuk adalah bunga yang dihitung
berdasarkan jumlah modal dengan modal bunga yang
lalu atau dengan kata lain bunga berbunga. Cara
menghitung bunga majemuk adalah:

𝑆 =𝑃 1+𝑖 𝑛

S = Nilai akhir
P = Pokok (nilai awal)
𝑖 = Tingkat bunga per periode perhitungan bunga
n = Jumlah periode perhitungan bunga
contoh soal
Jika Andi menabung Rp 2.000.000,00 di bank
pada awal Januari 2011 dengan bunga majemuk
2% per tahun, berapa uang Andi pada akhir
2011?
Diketahui: Ditanya:
P = 2.000.000 S=...?
𝑖 = 2% per tahun
n = 1 tahun = 12 bulan

Jawab:
𝑆 = 𝑃 1 +𝑖 𝑛
𝑆 = 2.000.000 1 + 0,02 12

𝑆 = 2.000.000 × 1,27
𝑆 = 2.540.000

Jadi, uang Andi di akhir tahun 2011 sebesar Rp2.540.000,00


BUNGA
Pengertian Bunga
Modal adalah sejumlah uang atau barang yang
akan di usahakan dan didayagunakan untuk
menghasilkan suatu produksi, yang di harapkan
dapat menghasilkan keuntungan.
Pinjaman adalah sejumlah uang atau barang yang
dipinjamkan oloeh seseorang untuk di gunakan
sebagaimana mestinya, yang akan dikembalikan
dalam kurung waktu tertentu.
Bunga adalah ganti rugi atas modal yang
ditanamatau pokok pinjaman dalam masa tertentu
dan dinyatakan dengan % (persen) setahun.
Unsur Untuk Menetapkan Bunga
• Modal (pokok)
• Lama : Tahun = T ; Bulan = B ; Hari = H
• Persen = P
Lama Pembungaan
• Hari, yaitu tanggal pengembalian modal ikut di
hitung, sedangkan tanggal pengembalian tidak di
hitung
• Jumlah hari dalam sebulan, di hitung menurut
hari kalender, kecuali di tentukan bahwa semua
bulan di hitung rata – rata 30 hari.
• Jumlah hari dalam setahun, di hitung 360 hari.
• Untuk tahun kabisat ( tahun yang habis di bagi
dengan empat ), yaitu bulan februari, di hitung 29
hari.
Rumus Untuk Menghitung Bunga
T  PM
• Untuk beberapa tahun 100
B PM
• Untuk beberapa bulan 12  100

• Untuk beberapa hari H  PM


360100
• Contoh1:
Pada tanggal 2 Februari, Dina menabung di sebuah bank
sebesar Rp 400.000,00. Kemudian bank tersebut
memberikan bunga sebesar 18% setahun.Pada tanggal 3
April tabungannya diambil. Tentukan besar bunga yang
diterima oleh Dina!
Penyelesaian:
Diketahui: M= Rp 400.000,00
P = 18% setahun
H = 60 hari
Ditanya: Bunga harian?
Jawab: bunga harian  H360 P100
M

60 18  400000

36000
432000000

36000
 12000

Jadi besar bunga yang diterima Dina sebesar Rp 12.000


Contoh 2:
Febri menyimpan uang di Bank sebesar Rp
2.000.000,00, dengan bunga 8% setahun. Tentukan
besar bunga pada akhir bulan ke sembilan?
Diketahui: M= Rp 2.000.000,00
P = 8% setahun
B =9
Ditanya: Bunga harian?
B PM

Jawab: bunga bulanan 12 100
9  8  2000000

1200
144000000

1200
 12000

Jadi besar bunga pada akhir bulan ke sembilan adalah


Rp 12.000,00.
Contoh 3
Brian menyimpan uang di Bank sebesar Rp 5.000.000,00,
dengan bunga 8% setahun. Tentukan besar bunga pada
akhir tahun ke dua setelah ia menabung?
Diketahui: M= Rp 5.000.000,00
P = 8% setahun
T =2
Ditanya: Bunga harian?
T  PM
Jawab: bunga tahunan  100
2  8  5000000

100
80000000

100
 800000

Jadi besar bunga pada akhir bulan ke sembilan adalah Rp


800.000,00.

Vous aimerez peut-être aussi