Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
(lanjutan)
SRI RAHAYU
PENGARUH SUHU TERHADAP ORDE REAKSI
Keterangan :
V1 = laju reaksi awal (pada suhu T1)
V2 = laju reaksi akhir (pada suhu T2)
t1 = waktu reaksi awal (pada suhu T1)
t2 = waktu reaksi akhir (pada suhu T2)
n = kenaikan laju reaksi
∆T = Perubahan suhu = T2 – T1
CONTOH SOAL
dimana: 𝑘 = A𝑒 −𝐸𝑎 𝑅𝑇
k : tetapan laju reaksi
A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
E : energi pengaktifan
R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)
PERSAMAAN ARRHENIUS
Persamaan Arrhenius:
energi potensial:
(a) eksotermik dan (b) endotermik
Persamaan Arrhenius
o Jika terdapat dua nilai konstanta laju, katakan k1 dan k2, pada suhu T1 dan
T2
o Persamaan yang digunakan untuk menghitung energi aktivasi atau untuk
menentukan k pada suhu lain jika energi aktivasinya diketahui, yaitu dengan
aplikasi persamaan Arrhenius pada dua kondisi:
dan
CONTOH SOAL
1. Konstanta laju, k, untuk reaksi orde pertama
N2O5 → NO2 + NO3
adalah 9,16 x 10-3s-1 pada 0°C. Energi aktivasi dari reaksi ini adalah 88,0
kJ/mol. Tentukan nilai k pada 2°C!
2. Dekomposisi ethyl iodide pada fasa gas menghasilkan ethylene dan hydrogen
iodide merupakan reaksi orde pertama.
C2H5I → C2H4 + HI
Pada 60° K nilai k adalah 1,60 x 10-5 s-1. Ketika temperatur dinaikkan 70° K, nilai
k meningkat menjadi 6,36 x 10-3 s-1. Berapakah energi aktivasi untuk reaksi ini?
(R = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK)
Terima kasih.................