Vous êtes sur la page 1sur 16

KINETIKA KIMIA

(lanjutan)
SRI RAHAYU
PENGARUH SUHU TERHADAP ORDE REAKSI

o Partikel – partikel dalam zat selalu bergerak


o Jika suhu dinaikkan maka energi kinetik partikel akan
bertambah, sehingga menaikkan laju reaksi
o Panas menyediakan energi untuk mengubah partikel yang
tidak aktif menjadi aktif. Partikel aktif dapat merusak ikatannya
pada saat tumbukan sehingga dapat terjadi reaksi.
RUMUSAN

Atau jika yang diketahui adalah waktu tempuh reaksi, kita


dapat menggunakan rumus :

Keterangan :
V1 = laju reaksi awal (pada suhu T1)
V2 = laju reaksi akhir (pada suhu T2)
t1 = waktu reaksi awal (pada suhu T1)
t2 = waktu reaksi akhir (pada suhu T2)
n = kenaikan laju reaksi
∆T = Perubahan suhu = T2 – T1
CONTOH SOAL

1. Suatu reaksi berlangsung tiga kali lebih cepat jika suhunya


dinaikkan 15°C. Jika pada suhu 30°C laju reaksinya adalah 2 x
10-3 M/s. Berapa laju reaksi pada suhu 45°C ?
2. Setiap kenaikan suhu 15°C mengakibatkan reaksi berlangsung
2 kali lebih cepat. Jika pada suhu 25°C reaksi berlangsung
selama 15 menit. Berapa lama reaksi tersebut akan
berlangsung pada suhu 40°C ?
3. Jika laju suatu reaksi meningkat 2 kali lebih cepat setiap
kenaikan suhu 20°C dan pada suhu 30°C lajunya 3.10-3 M/s,
berapakah laju reaksinya pada 90°C?
PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU REAKSI

Persamaan hukum laju reaksi:


v = laju reaksi
[A], [B] = konsentrasi-konsentrasi reaktan
m, n = orde reaksi reaktan-reaktan
k = tetapan laju reaksi
T ??

Fakta: Laju sebagian besar reaksi bertambah dengan


meningkatnya temperatur (T)
 Pada umumnya reaksi akan berlangsung lebih cepat bila suhu
dinaikkan. Dengan menaikkan suhu maka energi kinetik molekul-
molekul zat yang bereaksi akan bertambah sehingga akan lebih banyak
molekul yang memiliki energi sama atau lebih besar dari Ea.
 Dengan demikian lebih banyak molekul yang dapat mencapai keadaan
transisi atau dengan kata lain kecepatan reaksi menjadi lebih besar.
Secara matematis hubungan antara nilai tetapan laju reaksi (k)
terhadap suhu dinyatakan oleh formulasi ARRHENIUS

 dimana: 𝑘 = A𝑒 −𝐸𝑎 𝑅𝑇
k : tetapan laju reaksi
A : tetapan Arrhenius yang harganya khas untuk setiap reaksi
E : energi pengaktifan
R : tetapan gas universal = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK
T : suhu reaksi (oK)
PERSAMAAN ARRHENIUS

Persamaan Arrhenius:

Persamaan hukum laju reaksi menjadi:


Energi aktivasi/pengaktifan
energi minimum yang harus dimiliki reaktan, yang
digunakan untuk mengaktifkan kemampuan reaksi
sehingga reaktan dapat bereaksi.
Energi aktivasi:
1) Jika bernilai rendah, berarti reaksi dapat terjadi pada
suhu rendah.
2) Jika bernilai tinggi, berarti reaksi dapat terjadi pada
suhu tinggi.
AKTIVITAS TEORI TUMBUKAN DAN ENERGI AKTIVASI

Teori tumbukan adalah teori yang menjelaskan pengaruh


faktor terhadap laju reaksi.
Suatu reaksi dapat dihasilkan apabila pada saat terjadinya
tumbukan antara partikel-partikel zat yang bereaksi pada
posisi yang tepat dan memiliki energi yang cukup.
Teori tumbukan menyatakan bahwa kecepatan reaksi
sebanding dengan jumlah tumbukan yang terjadi antara dua
molekul yang bertumbukan per detik, jumlah tumbukan
 laju reaksi akan berbanding lurus dengan banyaknya tumbukan molekul
per detik
 untuk bereaksi, molekul yang bertumbukan harus memiliki energi kinetik
total sama dengan atau lebih besar daripada energi aktivasi (activation
energy, Ea), yaitu jumlah energi minimum yang diperlukan untuk
mengawali reaksi kimia
 Energi aktivasi sebuah reaksi biasanya dilambangkan sebagai Ea,
dengan satuan kilo joule per mol (KJ/mol).
AKTIVITAS TEORI TUMBUKAN DAN ENERGI
AKTIVASI
Berdasarkan teori tumbukan, laju reaksi akan bergantung pada
tiga hal utama berikut:
1) Frekuensi tumbukan
2) Energi partikel reaktan
3) Arah tumbukan
X adalah Energi aktivasi
Y adalah Perubahan entalpi
Gambar di bawah ini menunjukan dua profil energi
potensial yang berbeda untuk reaksi
A+B→C+D

energi potensial:
(a) eksotermik dan (b) endotermik
Persamaan Arrhenius

o Jika terdapat dua nilai konstanta laju, katakan k1 dan k2, pada suhu T1 dan
T2
o Persamaan yang digunakan untuk menghitung energi aktivasi atau untuk
menentukan k pada suhu lain jika energi aktivasinya diketahui, yaitu dengan
aplikasi persamaan Arrhenius pada dua kondisi:

dan
CONTOH SOAL
1. Konstanta laju, k, untuk reaksi orde pertama
N2O5 → NO2 + NO3
adalah 9,16 x 10-3s-1 pada 0°C. Energi aktivasi dari reaksi ini adalah 88,0
kJ/mol. Tentukan nilai k pada 2°C!
2. Dekomposisi ethyl iodide pada fasa gas menghasilkan ethylene dan hydrogen
iodide merupakan reaksi orde pertama.
C2H5I → C2H4 + HI
Pada 60° K nilai k adalah 1,60 x 10-5 s-1. Ketika temperatur dinaikkan 70° K, nilai
k meningkat menjadi 6,36 x 10-3 s-1. Berapakah energi aktivasi untuk reaksi ini?
(R = 0.0821.atm/moloK = 8.314 joule/moloK)
Terima kasih.................

Vous aimerez peut-être aussi