Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
2A S-1 KEPERAWATAN
STIKESMI 2018
Kelompok 1
• Abdillah M. Fauzi • Muhammad Anis F.
• Anggi Putri U.B. • Nandang Aprilianto
• Dyana Eka Fuzi Y. • Pahmi Ramdan
• Fatimah K. Mulyadi • Rini Wahyuni
• Fitria Suryaningsih • Sitti Nur Indah
• Imam Firdaus • Trisha Yasmin A.
• Mirnawati • Ujang Muslih
Pokok Bahasan
Neurofisiologi Pengukuran
Reaksi Kecemasan
Kecemasan Kecemasan
Asuhan
Keperawatan pada
Penatalaksanaan
Klien dengan
Kecemasan
Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar
karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons
(penyebab tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu) (Yusuf,
Fitryasari & Nihayati, 2015). Sedangkan menurut Videbeck (2008),
kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi.
Lanjutan...
Hormon Tiroksin
• Perubahan tekanan darah
• Frekuensi nadi
• Peningkatan ansietas
Epinefrin
• Peningkatan frekuensi jantung
• Peningkatan ketersediaan glukosa
• Peningkatan nafas
Nore Epinefrin
• Dilatasi pupil
• Gangguan pada gastrointestinal, ginjal
Reaksi Kecemasan
Kecemasan dapat menimbulkan reaksi konstruktif maupun deskruktif
bagi individu:
• Konstruktif. Individu termotivasi untuk belajar mengadakan perubahan
terutama perubahan terhadap perasaan tidak nyaman dan terfokus pada
kelangsungan hidup.
• Deskruktif. Individu bertingkah laku maladaptif dan disfungsional. (Suliswati,
dkk, 2005).
Pengukuran Kecemasan
Salah satu pengukuran tingkat kecemasan yang digunakan dalam
penelitian adalah skala TMAS (Taylor Manifest Anxiety Scale) dari Janet Taylor, yang
akan mengukur tingkat kecemasan berdasarkan munculnya gejala fisik dan
psikologis (McDowell, 2006). TMAS berisi 40 butir pertanyaan dimana
responden menjawab keadaan “ya” atau “tidak” sesuai dengan keadaan dirinya,
dengan memberi tanda (√) pada kolom “ya” atau “tidak”. Kuisioner TMAS terdiri
atas 5 pertanyaan unfavourable dan 35 pertanyaan favourable.
Lanjutan...
Faktor Presdisposisi
Berbagai teori yang dikembangkan untuk menjelaskan penyebab
kecemasan adalah:
• Dalam pandangan psikoanalitik yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, ansietas
merupakan konflik emosional yang terjadi antara id dan super ego, yang
berfungsi memperingatkan ego tentang sesuatu bahaya yang perlu diatasi.
• Menurut pandangan interpersonal yang dikemukakan oleh Sullivan ansietas
timbul dari perasaan takut dari tidak adanya penerimaan dan penolakan
interpersonal. Hal ini juga berhubungan dengan trauma perkembangan.
Lanjutan...
Stresor Pencetus
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau
eksternal. Stresor pencetus dapat diklasifikasikan dalam dua jenis:
• Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan terjadi atau menurunkan kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
• Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
Perilaku
Ansietas dapat diekspresikan langsung melalui perubahan
fisiologis dan perilaku secara tidak langsung melalui timbulnya gejala
atau mekanisme koping . Intensitas dari perilaku akan meningkat
sejalan dengan peningkatan ansietas.
Tabel Respons Fisiologis terhadap Ansietas
Sistem Tubuh Respons Sistem Tubuh Respons
Kardiovaskuler Palpitasi Gastrointestinal Kehilangan nafsu makan
Jantung Berdebar Rasa tidak nyaman pada abdomen
Tekanan darah meningkat
Menolak makan
Denyut nadi menurun
Pingsan Nyeri abdomen
Mual
Pernapasan Nafas cepat
Nyeri ulu hati
Sesak nafas
Pembengkakan pada tenggorokan
Diare
Sensasi tercekik Saluran Sering berkemih
Napas dangkal
Perkemihan Tidak dapat menahan kencing
Tekanan pada dada
Neuromuskuler Reflek meningkat
Reaksi terkejut Wajah kemerahan
Kulit
Mata berkedip-kedip Telapak tangan berkeringat
Insomnia
Berkeringan seluruh badan
Gelisah
Wajah tegang Gatal
Kelemahan umum Rasa panas dan dingin
Gerakan yang janggal Wajah pucat
Tremor
Lanjutan...
Sumber Koping
Sumber koping merupakan sumber yang dapat membantu
individu mengurangi atau mengatasi masalah yang dapat menimbulkan
stress. Sumber koping tersebut dapat berupa keadaan ekonomi
keluarga, dukungan keluarga atau sosial, kemampuan menyelesaikan
masalah dan keyakinan agama atau budaya.
Mekanisme Koping
Ketika mengalami ansietas, individu menggunakan berbagai
mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan
mengatasi ansietas secara kontruktif merupakan penyebab utama
terjadinya perilaku patologis.
Lanjutan...
Denial Subtitusi
Kompensasi Identifikasi
Displacement Undoing
Proyeksi Sublimasi
Reaction Formation Regresi
Isolasi Represi
Introyeksi
Rasionalisasi
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis Keperawatan yang Berhubungan dengan
Respons Kecemasan: • Nutrisi, Ketidakseimbangan
• Penyesuaian, Gangguan • Sindrom pasca trauma
• Ansietas • Ketidakberdayaan
• Pola pernafasan, Ketidakefektifan • Ketidakberdayaan, Risiko
• Komunikasi, Hambatan verbal • Sindrom stres akibat perpindahan, Risiko
• Konfusi, Akut • Harga diri, Rendah situasional
• Koping, Ketidakefektifan • Persepsi sensori, Gangguan
• Diare • Pola tidur, Gangguan
• Ketakutan • Interaksi sosial, Hambatan
• Pemeliharaan kesehatan, Ketidakefektifan • Proses pikir, Gangguan
• Cedera, Risiko • Eliminasi urine, Gangguan
• Memori, Kerusakan
3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan : Respon Ansietas pada Tingkat berat dan
panik
Diagnosa Keperawatan: Ansietas berat/ panik
Kriteria Hasil: Pasien akan mengurangi ansietasnya sampai tingkat
sedang atau ringan.
Tujuan Jangka Pendek Intervensi
Pasien dapat terlindung dari bahaya • Dukung dan terima mekanisme pertahanan diri klien.
• Kenalkan klien pada realita kesedihan yang berhubungan dengan
mekanisme kopingnya saat ini.
• Berikan umpan balik pada klien tentang perilaku, stresor dan sumber
koping.
• Hindari perhatian terhadap fobia, ritual atau keluhan fisik.
• Kuatkan ide bahwa kesehatan fisik berhubungan dengan kesehatan
emosional.
• Batasi perilaku maladaftif klien dengan cara yang mendukung.
Klien akan mengalami situasi yang lebih • Bersikap tenang terhadap klien.
sedikit menimbulkan ansietas • Kurangi stimulus lingkungan.
• Batasi interaksi klien dengan klien lain, untuk meminimalkan aspek
menularnya ansietas.
• Identifikasi dan modifikasi situasi yang dapat menimbulkan ansietas bagi
klien.
• Berikan tindakan fisik yang mendukung, seperti mandi air hangat dan
masase.
Tujuan Jangka Pendek Intervensi
Klien akan terlibat dalam • Ikutlah terlibat dengan aktivitas klien untuk
aktivitas yang dijadwalkan memberikan dukungan dan penguatan perilaku
sehari-hari produktif secara sosial.
• Berikan beberapa jenis latihan fisik.
• Rencanakan jadwal atau daftar aktivitas yang dapat
dilakukan sehari-hari.
• Libatkan anggota keluarga dan sistem pendukung
lainnya.
Klien akan mengalami • Berikan medikasi yang dapat membantu mengurangi
penyembuhan dari gejala- rasa tidak nyaman klien.
gejala ansietas berat • Amati efek samping medikasi dan lakukan penyuluhan
kesehatan yang relevan.
Lanjutan...
Klien akan mengidentifikasi dan • Bantu pasien mengidentifikasi dan menggambarkan perasaan
menggambarkan perasaan tentang yang mendasari kecemasan.
ansietasnya. • Kaitkan perilaku klien dengan perasaan tersebut.
• Validasikan semua perubahan dan asumsi kepada pasien.
• Gunakan pertanyaan terbuka untuk beralih dari topik yang tidak
mengancam ke isu-isu konflik.
• Variasikan besarnya ansietas untuk meningkatkan motivasi
pasien.
• Gunakan konfrontasi supportif dengan bijaksana.
Pasien akan mengidentifikasi • Bantu klien menggambarkan situasi dan interaksi yang
penyebab ansietas mendahului ansietas.
• Tinjau penilaian klien terhadap stresor, nilai-nilai yang terancam
dan cara konflik berkembang.
• Hubungkan pengalaman klien dengan pengalaman yang relevan
pada masa lalu.
Tujuan Jangka Pendek Intervensi
Pasien akan menguraikan respons • Kaji bagaimana klien menurunkan ansietasnya di masa lalu dan
koping adaptif dan maladaptif tindakan yag dilakukan untuk menurunkannya.
• Tunjukan efek maladaptif dan destruktif dari respons koping saat ini.
• Dorong klien menggunakan koppng adaptif yang efektif di masa lalu.
• Fokuskan klien pada tanggung jawab untuk berubah.
• Bantu klien untuk mengevaluasi nilai, sifat dan arti stressor pada saat
yang tepat.
• Bantu klien secara aktif mengaitkan hubungan sebab akibat.
Pasien akan mengimplementasikan • Bantu klien mengidentifikasi cara untuk membangun kembali fikiran,
dua respons adaptif untuk mengatasi memodifikasi perilaku, menggunakan sumber dan menguji respons
ansietas koping yang baru.
• Dorong klien melakukan aktifitas fisik untuk menyalurkan energi.
• Libatkan orang terdekat sebagai sumber koping dan dukungan sosial.
• Ajarkan teknik relaksasi untuk meningkatkan percaya diri.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan
(Effendy, 1995).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek
dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi ini harus dilakukan
terus menerus pada respon ansietas klien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan.
Lanjutan...