Vous êtes sur la page 1sur 40

ASUHAN KEPERAWATAN

KLIEN DENGAN MASALAH


PSIKOSOSIAL:
KECEMASAN

2A S-1 KEPERAWATAN
STIKESMI 2018
Kelompok 1
• Abdillah M. Fauzi • Muhammad Anis F.
• Anggi Putri U.B. • Nandang Aprilianto
• Dyana Eka Fuzi Y. • Pahmi Ramdan
• Fatimah K. Mulyadi • Rini Wahyuni
• Fitria Suryaningsih • Sitti Nur Indah
• Imam Firdaus • Trisha Yasmin A.
• Mirnawati • Ujang Muslih
Pokok Bahasan

Pengertian Tingkat Rentang Respon


Kecemasan Kecemasan Kecemasan

Neurofisiologi Pengukuran
Reaksi Kecemasan
Kecemasan Kecemasan

Asuhan
Keperawatan pada
Penatalaksanaan
Klien dengan
Kecemasan
Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar
karena ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons
(penyebab tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu) (Yusuf,
Fitryasari & Nihayati, 2015). Sedangkan menurut Videbeck (2008),
kecemasan adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi.
Lanjutan...

Ansietas berbeda dengan gangguan ansietas. Respons yang timbul pada


ansietas yaitu khawatir, gelisah, tidak tenang dan dapat disertai dengan
keluhan fisik. Kondisi dialami secara subjektif dan dikomunikasikan dalam
hubungan interpersonal. Ansietas juga berbeda dengan dengan rasa takut.
Tingkat Kecemasan
Tingkat kecemasan (ansietas) menurut Stuart (2006) dibagi menjadi
empat, yaitu:
1. Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-
hari; ansietas pada tingkat ini menyebabkan seseorang menjadi waspada dan
meningkatkan lahan persepsinya.
2. Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan pada hal
yang penting dan mengesampingkan yang lain.
Lanjutan...

3. Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Individu


cenderung untuk berfokus pada sesuatu yang terinci dan spesifik serta tidak
dapat berpikir tentang yang lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan.
4. Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan terperangah, ketakutan
dan teror. Karena mengalami kehilangan kendali, individu yang mengalami
panik tidak mampu melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan.
Lanjutan...

Menurut Videbeck (2008), ansietas (kecemasan) menimbulkan


beberapa respons, yaitu respons fisik, respons kognitif,
dan respons emosional.
Rentang Respon Kecemasan
Stuart (2006), menjelaskan rentang respon individu terhadap cemas
berfluktuasi antara respon adaptif dan maladaptif. Rentang respon yang paling adaptif
adalah antisipasi dimana individu siap siaga untuk beradaptasi dengan cemas yang
mungkin muncul. Sedangkan rentang yang paling maladaptif adalah panik dimana
individu sudah tidak mampu lagi berespon terhadap cemas yang dihadapi sehingga
mengalami ganguan fisik, perilaku maupun kognitif.
Neurofisiologi Kecemasan
Lanjutan...

Hormon Tiroksin
• Perubahan tekanan darah
• Frekuensi nadi
• Peningkatan ansietas

Epinefrin
• Peningkatan frekuensi jantung
• Peningkatan ketersediaan glukosa
• Peningkatan nafas

Nore Epinefrin
• Dilatasi pupil
• Gangguan pada gastrointestinal, ginjal
Reaksi Kecemasan
Kecemasan dapat menimbulkan reaksi konstruktif maupun deskruktif
bagi individu:
• Konstruktif. Individu termotivasi untuk belajar mengadakan perubahan
terutama perubahan terhadap perasaan tidak nyaman dan terfokus pada
kelangsungan hidup.
• Deskruktif. Individu bertingkah laku maladaptif dan disfungsional. (Suliswati,
dkk, 2005).
Pengukuran Kecemasan
Salah satu pengukuran tingkat kecemasan yang digunakan dalam
penelitian adalah skala TMAS (Taylor Manifest Anxiety Scale) dari Janet Taylor, yang
akan mengukur tingkat kecemasan berdasarkan munculnya gejala fisik dan
psikologis (McDowell, 2006). TMAS berisi 40 butir pertanyaan dimana
responden menjawab keadaan “ya” atau “tidak” sesuai dengan keadaan dirinya,
dengan memberi tanda (√) pada kolom “ya” atau “tidak”. Kuisioner TMAS terdiri
atas 5 pertanyaan unfavourable dan 35 pertanyaan favourable.
Lanjutan...

Klasifikasi penilaian pada skala TMAS adalah sebagai berikut :


Lanjutan...

Selain dengan skala TMAS, kecemasan juga dapat diukur dengan


pengukuran tingkat kecemasan menurut alat ukur kecemasan yang
disebut HARS (Hamilton Anxiety Rating Scale). Skala HARS merupakan
pengukuran kecemasan yang didasarkan pada munculnya symptom pada individu
yang mengalami kecemasan. Menurut skala HARS terdapat 14 syptoms yang
nampak pada individu yang mengalami kecemasan. Setiap item yang diobservasi
diberi 5 tingkatan skor (skala likert) antara 0 (Nol Present) sampai dengan 4
(severe).
Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Farmakologi
Pengobatan untuk anti kecemasan terutama benzodiazepine, obat ini
digunakan untuk jangka pendek, dan tidak dianjurkan untuk jangka panjang.
Terapi psikofarmaka yang sering dipakai adalah obat anti cemas (anxiolitic), yaitu
diazepam, clobazam, bromazepam, lorazepam, meprobamate dan alprazolam
(Hawari, 2008). Obat anti kecemasan nonbenzodiazepine, seperti buspiron
(Buspar) dan berbagai antidepresan juga digunakan (Isaacs, 2005).
Lanjutan...

2. Penatalaksanaan Non Farmakologi


Menurut Hawari (2008) penatalaksanaan ansietas pada tahap pencegahan dan terapi
memerlukan suatu metode pendekatan yang bersifat holistik:
a. Upaya meningkatkan kekebalan terhadap stress
b. Terapi somatik
c. Psikoterapi :
• Psikoterapi suportif
• Psikoterapi re-edukatif,
• Psikoterapi re-konstruktif
• Psikoterapi kognitif
• Psikoterapi psikodinamik
• Psikoterapi keluarga
• Terapi psikoreligius
d. Napas Dalam
Lanjutan...

Selain beberapa cara di atas, cara lain untuk mengatasi atau


mengurangi kecemasan antara lain, sebagai berikut:
• Relaksasi
• Distraksi
• Humor
• Aromaterapi
Asuhan Keperawatan Kecemasan
1. Pengkajian
Ansietas dapat diekspresikan secara langsung melalui perubahan fisiologis
dan perilaku dan secara tidak langsung dapat timbul gejala atau mekanisme
koping sebagai upaya untuk melawan ansietas (kecemasan). Peningkatan
intensitas perilaku akan meningkat sejalan dengan meningkatnya ansietas.
Lanjutan...

Faktor Presdisposisi
Berbagai teori yang dikembangkan untuk menjelaskan penyebab
kecemasan adalah:
• Dalam pandangan psikoanalitik yang dikemukakan oleh Sigmund Freud, ansietas
merupakan konflik emosional yang terjadi antara id dan super ego, yang
berfungsi memperingatkan ego tentang sesuatu bahaya yang perlu diatasi.
• Menurut pandangan interpersonal yang dikemukakan oleh Sullivan ansietas
timbul dari perasaan takut dari tidak adanya penerimaan dan penolakan
interpersonal. Hal ini juga berhubungan dengan trauma perkembangan.
Lanjutan...

• Menurut pandangan perilaku, ansietas merupakan hasil frustasi dari segala


sesuatu yang mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Ahli teori konflik memandang ansietas sebagai pertentangan antara
dua kepentingan yang berlawanan. Mereka meyakini adanya hubungan timbal
balik anatara konflik dan ansietas.
• Kajian keluarga menunjukan bahwa gangguan ansietas merupakan hal yang
biasanya terjadi dalam suatu keluarga.
Lanjutan...

• Kajian biologis menunjukan bahwa otak mengandung reseptor


khusus untuk benzodiazepines. Reseptor ini mungkin membantu
mengatur ansietas. Penghambat asam aminobutirat-gama
neuroregulator (GABA) juga mempunyai peran penting dalam
mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas, sebagaimana
halnya dengan endorfin. Selain itu telah dibuktikan bahwa kesehatan
umum seseorang mempunyai akibat nyata sebagai presdisposisi
terhadap ansietas.
Lanjutan...

Stresor Pencetus
Stresor pencetus dapat berasal dari sumber internal atau
eksternal. Stresor pencetus dapat diklasifikasikan dalam dua jenis:
• Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan terjadi atau menurunkan kapasitas untuk
melakukan aktivitas hidup sehari-hari.
• Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan
identitas, harga diri dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
Perilaku
Ansietas dapat diekspresikan langsung melalui perubahan
fisiologis dan perilaku secara tidak langsung melalui timbulnya gejala
atau mekanisme koping . Intensitas dari perilaku akan meningkat
sejalan dengan peningkatan ansietas.
Tabel Respons Fisiologis terhadap Ansietas
Sistem Tubuh Respons Sistem Tubuh Respons
Kardiovaskuler Palpitasi Gastrointestinal Kehilangan nafsu makan
Jantung Berdebar Rasa tidak nyaman pada abdomen
Tekanan darah meningkat
Menolak makan
Denyut nadi menurun
Pingsan Nyeri abdomen
Mual
Pernapasan Nafas cepat
Nyeri ulu hati
Sesak nafas
Pembengkakan pada tenggorokan
Diare
Sensasi tercekik Saluran Sering berkemih
Napas dangkal
Perkemihan Tidak dapat menahan kencing
Tekanan pada dada
Neuromuskuler Reflek meningkat
Reaksi terkejut Wajah kemerahan
Kulit
Mata berkedip-kedip Telapak tangan berkeringat
Insomnia
Berkeringan seluruh badan
Gelisah
Wajah tegang Gatal
Kelemahan umum Rasa panas dan dingin
Gerakan yang janggal Wajah pucat
Tremor
Lanjutan...

Sumber Koping
Sumber koping merupakan sumber yang dapat membantu
individu mengurangi atau mengatasi masalah yang dapat menimbulkan
stress. Sumber koping tersebut dapat berupa keadaan ekonomi
keluarga, dukungan keluarga atau sosial, kemampuan menyelesaikan
masalah dan keyakinan agama atau budaya.
Mekanisme Koping
Ketika mengalami ansietas, individu menggunakan berbagai
mekanisme koping untuk mencoba mengatasinya dan ketidakmampuan
mengatasi ansietas secara kontruktif merupakan penyebab utama
terjadinya perilaku patologis.
Lanjutan...

Ansietas tingkat ringan sering ditanggulangi tanpa pemikiran yang serius.


Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping:
1. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan
berorientasi pada tindakan untuk memenuhi tuntutan situasi stress secara
realistis, yaitu perilaku menyerang, perilaku menarik diri dan perilaku
kompromi.
2. Mekanisme pertahanan ego
Lanjutan...

Mekanisme Pertahanan Ego pada Respons Ansietas

Denial Subtitusi
Kompensasi Identifikasi
Displacement Undoing
Proyeksi Sublimasi
Reaction Formation Regresi
Isolasi Represi
Introyeksi
Rasionalisasi
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosis Keperawatan yang Berhubungan dengan
Respons Kecemasan: • Nutrisi, Ketidakseimbangan
• Penyesuaian, Gangguan • Sindrom pasca trauma
• Ansietas • Ketidakberdayaan
• Pola pernafasan, Ketidakefektifan • Ketidakberdayaan, Risiko
• Komunikasi, Hambatan verbal • Sindrom stres akibat perpindahan, Risiko
• Konfusi, Akut • Harga diri, Rendah situasional
• Koping, Ketidakefektifan • Persepsi sensori, Gangguan
• Diare • Pola tidur, Gangguan
• Ketakutan • Interaksi sosial, Hambatan
• Pemeliharaan kesehatan, Ketidakefektifan • Proses pikir, Gangguan
• Cedera, Risiko • Eliminasi urine, Gangguan
• Memori, Kerusakan
3. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan : Respon Ansietas pada Tingkat berat dan
panik
Diagnosa Keperawatan: Ansietas berat/ panik
Kriteria Hasil: Pasien akan mengurangi ansietasnya sampai tingkat
sedang atau ringan.
Tujuan Jangka Pendek Intervensi

Pasien dapat terlindung dari bahaya • Dukung dan terima mekanisme pertahanan diri klien.
• Kenalkan klien pada realita kesedihan yang berhubungan dengan
mekanisme kopingnya saat ini.
• Berikan umpan balik pada klien tentang perilaku, stresor dan sumber
koping.
• Hindari perhatian terhadap fobia, ritual atau keluhan fisik.
• Kuatkan ide bahwa kesehatan fisik berhubungan dengan kesehatan
emosional.
• Batasi perilaku maladaftif klien dengan cara yang mendukung.

Klien akan mengalami situasi yang lebih • Bersikap tenang terhadap klien.
sedikit menimbulkan ansietas • Kurangi stimulus lingkungan.
• Batasi interaksi klien dengan klien lain, untuk meminimalkan aspek
menularnya ansietas.
• Identifikasi dan modifikasi situasi yang dapat menimbulkan ansietas bagi
klien.
• Berikan tindakan fisik yang mendukung, seperti mandi air hangat dan
masase.
Tujuan Jangka Pendek Intervensi
Klien akan terlibat dalam • Ikutlah terlibat dengan aktivitas klien untuk
aktivitas yang dijadwalkan memberikan dukungan dan penguatan perilaku
sehari-hari produktif secara sosial.
• Berikan beberapa jenis latihan fisik.
• Rencanakan jadwal atau daftar aktivitas yang dapat
dilakukan sehari-hari.
• Libatkan anggota keluarga dan sistem pendukung
lainnya.
Klien akan mengalami • Berikan medikasi yang dapat membantu mengurangi
penyembuhan dari gejala- rasa tidak nyaman klien.
gejala ansietas berat • Amati efek samping medikasi dan lakukan penyuluhan
kesehatan yang relevan.
Lanjutan...

Rencana Asuhan Keperawatan : Respons Ansietas Tingkat


Sedang
Diagnosa Keperawatan : Ansietas Sedang
Kriteria Hasil : Pasien akan menunjukan cara koping adaptif terhadap
stres
Tujuan Jangka Pendek Intervensi

Klien akan mengidentifikasi dan • Bantu pasien mengidentifikasi dan menggambarkan perasaan
menggambarkan perasaan tentang yang mendasari kecemasan.
ansietasnya. • Kaitkan perilaku klien dengan perasaan tersebut.
• Validasikan semua perubahan dan asumsi kepada pasien.
• Gunakan pertanyaan terbuka untuk beralih dari topik yang tidak
mengancam ke isu-isu konflik.
• Variasikan besarnya ansietas untuk meningkatkan motivasi
pasien.
• Gunakan konfrontasi supportif dengan bijaksana.
Pasien akan mengidentifikasi • Bantu klien menggambarkan situasi dan interaksi yang
penyebab ansietas mendahului ansietas.
• Tinjau penilaian klien terhadap stresor, nilai-nilai yang terancam
dan cara konflik berkembang.
• Hubungkan pengalaman klien dengan pengalaman yang relevan
pada masa lalu.
Tujuan Jangka Pendek Intervensi

Pasien akan menguraikan respons • Kaji bagaimana klien menurunkan ansietasnya di masa lalu dan
koping adaptif dan maladaptif tindakan yag dilakukan untuk menurunkannya.
• Tunjukan efek maladaptif dan destruktif dari respons koping saat ini.
• Dorong klien menggunakan koppng adaptif yang efektif di masa lalu.
• Fokuskan klien pada tanggung jawab untuk berubah.
• Bantu klien untuk mengevaluasi nilai, sifat dan arti stressor pada saat
yang tepat.
• Bantu klien secara aktif mengaitkan hubungan sebab akibat.

Pasien akan mengimplementasikan • Bantu klien mengidentifikasi cara untuk membangun kembali fikiran,
dua respons adaptif untuk mengatasi memodifikasi perilaku, menggunakan sumber dan menguji respons
ansietas koping yang baru.
• Dorong klien melakukan aktifitas fisik untuk menyalurkan energi.
• Libatkan orang terdekat sebagai sumber koping dan dukungan sosial.
• Ajarkan teknik relaksasi untuk meningkatkan percaya diri.
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi merupakan pengelolaan dan perwujudan dari
rencana keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan
(Effendy, 1995).
5. Evaluasi
Evaluasi adalah proses yang berkelanjutan untuk menilai efek
dari tindakan keperawatan pada klien. Evaluasi ini harus dilakukan
terus menerus pada respon ansietas klien terhadap tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan.
Lanjutan...

Hal-hal yang perlu dievaluasi meliputi:


Apakah ancaman terhadap integritas fisik atau sistem diri pasien berkurang
dalam sifat, jumlah, asal, atau waktunya?
Apakah perilaku pasien mencerminkan ansietas tingkat ringan atau tingkat
yang lebih berat?
Apakah sumber koping pasien telah dikaji dan dikerahkan dengan adekuat?
Apakah pasien mengenali ansietasnya sendiri dan mempunyai pandangan
terhadap perasaan tersebut?
Apakah pasien menggunakan respon koping adaptif?
Sudahkan pasien belajar strategi adaptif baru untuk mengurangi kecemasan?
Apakah pasien menggunakan ansietas ringan untuk meningkatkan
pertumbuhan dan perubahan personal?
Terima Kasih

Vous aimerez peut-être aussi