Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Nisa ulfadillah
Nova julita
Yosi silvana putri
PENGERTIAN
Asfiksia adalah keadaan dimana bayi baru lahir tidak
dapat bernapas secara spontan dan teratur. Bayi
dengan riwayat gawat janin sebelum lahir, umumnya
akan mengalami asfiksia pada saat dilahirkan.
4. Asfiksia Berat
Skor APGAR 0-3. Memerlukan resusitasi segera secara aktif,
dan pemberian oksigen terkendali. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan frekuensi jantung kurang dari 100/menit, tonus
otot buruk, sianosis berat, dan kadang-kadang pucat, reflek
iritabilitas tidak ada,
PENCEGAHAN
1.
Melakukan pemeriksaan antenatal rutin minimal 4 kali
kunjungan untuk mendeteksi secaradini kelainan pada
ibu hamil dan janin dan ibu mendapat rujukan ke rumah
sakit secara segera.
2. Melakukan rujukan ke fasilitas pelayanan kesehatan
yang lebih lengkap pada kehamilan yang diduga berisiko
bayinya lahir dengan asfiksia neonatorum untuk
penangan segera agra tidak terjadi kematian ibu dan
bayi.
3. Memberikan terapi kortikosteroid antenatal untuk
persalinan pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu.
4. Melakukan pemantauan yang baik terhadap
kesejahteraan janin dan deteksi dini terhadap tanda-
tanda asfiksia fetal selama persalinan dengan
kardiotokografi untuk mengontrol pernafasan bayi.
5. Meningkatkan ketrampilan tenaga obstetri dalam
penanganan asfiksia neonatorum di masing-masing
tingkat pelayanan kesehatan.
6. Meningkatkan kerjasama tenaga obstetri dalam
pemantauan dan penanganan persalinan.
7. Melakukan Perawatan Neonatal Esensial untuk
meminimalisir resiko saat persalinan berlangsung yang
terdiri dari :
Persalinan yang bersih dan aman
Stabilisasi suhu
Inisiasi pernapasan spontan
Inisiasi menyusu dini
Pencegahan infeksi serta pemberian imunisasi
Resusitasi
Persiapan Alat Resusitasi
2 helai kain/handuk
Bahan ganjal bahu bayi. Bahan ganjal dapat berupa kain,
kaos, selendang, handuk kecil, digulung setinggi 5 cm
dan mudah disesuaikan untuk mengatur posisi kepala
bayi.
Alat pengisap lendir DeLee atau bola karet
Tabung dan sungkup atau balon dan sungkup neonatal
Jam atau pencatat waktu.
Lampu sorot
oksigen
Prinsip-prinsip resusitasi yang efektif :
Tenaga kesehatan yang slap pakai dan terlatih dalam
resusitasi neonatal harus rnerupakan tim yang hadir pada
setiap persalinan.
Tenaga kesehatan di kamar bersalin tidak hanya harus
mengetahui apa yang harus dilakukan, tetapi juga harus
melakukannya dengan efektif dan efesien
Tenaga kesehatan yang terlibat dalam resusitasi bayi
harus bekerjasama sebagai suatu tim yang terkoordinasi.
Prosedur resusitasi harus dilaksanakan dengan segera
dan tiap tahapan berikutnya ditentukan khusus atas
dasar kebutuhan dan reaksi dari pasien.
Segera seorang bayi memerlukan alat-alat dan resusitasi
harus tersedia clan siap pakai.
Langkah-Langkah Resusitasi
1. Letakkan bayi di lingkungan yang hangat kemudian keringkan
tubuh bayi dan selimuti tubuh bayi untuk mengurangi evaporasi.
2. Sisihkan kain yang basah kemudian tidurkan bayi terlentang
pada alas yang datar.
3. Ganjal bahu dengan kain setinggi 1 cm (snifing positor).
4. Hisap lendir dengan penghisap lendir de lee dari mulut, apabila
mulut sudah bersih kemudian lanjutkan ke hidung.
5. Lakukan rangsangan taktil dengan cara menyentil telapak kaki
bayi dan mengusap-usap punggung bayi.
6. Nilai pernafasanJika nafas spontan lakukan penilaian denyut
jantung selama 6 detik, hasil kalikan 10. Denyut jantung > 100 x /
menit, nilai warna kulit jika merah / sinosis penfer lakukan
observasi, apabila biru beri oksigen. Denyut jantung < 100 x /
menit, lakukan ventilasi tekanan positif.
Jika pernapasan sulit (megap-megap) lakukan ventilasi tekanan
positif.
Ventilasi tekanan positif / PPV dengan memberikan O2 100 % melalui
ambubag atau masker, masker harus menutupi hidung dan mulut
tetapi tidak menutupi mata, jika tidak ada ambubag beri bantuan dari
mulur ke mulut, kecepatan PPV 40 – 60 x / menit.
Setelah 30 detik lakukan penilaian denyut jantung selama 6 detik, hasil
kalikan 10.
Lakukan penilaian denyut jantung setiap 30 detik setelah kompresi
dada.
Denyut jantung 80x./menit kompresi jantung dihentikan, lakukan
PPV sampai denyut jantung > 100 x / menit dan bayi dapat nafas
spontan.
Jika denyut jantung 0 atau < 10 x / menit, lakukan
pemberian obat epineprin 1 : 10.000 dosis 0,2 – 0,3 mL
/ kg BB secara IV.
Lakukan penilaian denyut jantung janin, jika > 100 x /
menit hentikan obat.
Jika denyut jantung < 80 x / menit ulangi pemberian
epineprin sesuai dosis diatas tiap 3 – 5 menit.
Lakukan penilaian denyut jantung, jika denyut
jantung tetap / tidak rewspon terhadap di atas dan
tanpa ada hiporolemi beri bikarbonat dengan dosis 2
MEQ/kg BB secara IV selama 2 menit. (Wiknjosastro,
2007)
TERIMA KASIH