Vous êtes sur la page 1sur 26

ASUHAN KEPERAWATAN

BRONCHITIS

OLEH
Dra. SUHATRIDJAS, SKep.,MKM
Pengertian

● Secara harfiah bronkitis adalah suatu


penyakit yang ditandai oleh inflamasi bronkus.
● Secara klinis para ahli mengartikan bronkitis
sebagai suatu penyakit atau gangguan
respiratorik dengan batuk, merupakan gejala
yang utama dan dominan.
● Berarti bahwa bronkitis bukan penyakit yang
berdiri sendiri melainkan bagian dari penyakit
lain tetapi bronkitis ikut memegang peran
(Ngastiyah,1997).
Klasifkasi
a. Bronkitis Akut
Bronkitis akut pada bayi dan anak biasanya
juga bersama dengan trakeitis, merupakan
penyakit saluran napas akut (ISNA) yang
sering dijumpai.
b. Bronchitis Kronis dan atau batuk berulang
Bronchitis Akut
 Etiologi
 Penyebab utama penyakit bronkitis akut adalah
virus.
seperti: Rhinovirus Sincytial Virus (RSV), Influenza
Virus, Para-influenza Virus, Adenovirus dan
Coxsakie Virus.

Di lingkungan sosio-ekonomi yang baik jarang


terdapat infeksi sekunder oleh bakteri.
Alergi: cuaca, polusi udara dan infeksi saluran napas
atas dapat memudahkan terjadinya bronkitis akut.
Penyebab

1. Kedinginan
2. Debu
3. Lanjutan influensa
4. Bakteri streptococus,
stapilococus, pneumococus
Gejala-Gejala

 Batuk pada hari pertama tidak ada dahak


kemudian keluar sputum encer-berlendir
dan bernanah (purulen)
 Demam tidak tinggi
 Sakit otot dan sendi
 Sesak napas
Pengobatan

 Obat batuk
 Antipiretik
 Antibiotik
 Penenang
 Obat raborantia/vitamin
Data Subyektif

 Batuk → Sputum encer, lendir, nanah


 Mengeluh demam
 Sakit otot dan sendi
 Ada riwayat keluarga : infeksi saluran
pernafasan (influensa)
 Badan terasa lemah
 Riwayat ada alergi (debu, dingin)
Data Obyektif

 Sesak nafas R ≥ normal


 Suhu meningkat
 Terdapat gangguan penurunan aktifitas
 Batuk terdapat sputum encer
Pemeriksaan Penunjang :

 Riwayat klinik
 Pemeriksaan fisik
 Laboratorium
 Rontgen Dada
cont
b. Bronkitis Kronik dan atau Batuk Berulang

Bronkitis Kronik dan atau batuk berulang


adalah keadaan klinis yang disebabkan
oleh berbagai sebab dengan gejala batuk
yang berlangsung sekurang-kurangnya
selama 2 minggu berturut-turut dan atau
berulang paling sedikit 3 kali dalam 3
bulan dengan atau tanpa disertai gejala
respiratorik dan non respiratorik lainnya
Etiologi
 Penyebab utama penyakit bronkitis akut
adalah virus.
 Sebagai contoh Rhinovirus Sincytial Virus
(RSV), Influenza Virus, Para-influenza Virus,
Adenovirus dan Coxsakie Virus.
 Di lingkungan sosio-ekonomi yang baik
jarang terdapat infeksi sekunder oleh bakteri.
Alergi, cuaca, polusi udara dan infeksi saluran
napas atas dapat memudahkan terjadinya
bronkitis akut.
Bronkitis Kronik
a. Spesifik

1 Asma
2 Infeksi kronik saluran napas bagian atas (misalnya
sinobronkitis).
3 Infeksi,misalnya bertambahnya kontak dengan virus,
infeksi
mycoplasma,hlamydia,pertusis,tuberkulosis,fungi/jamur.
4 Penyakit paru yang telah ada misalnya bronkietaksis.
5 Sindromaspirasi.
6 Penekanan pada saluran napas.
7 Bendaasing.
8 Kelainan jantung bawaan.
9 Kelainan sillia primer.
10 Defisiensi imunologis.
11 Kekurangan alfa-1-antitripsin.
12Fibrosis kistik.
13 Psikis.
Non-spesifik
Asap rokok.
 Polusi udara.
Patofisiologi
 Asap mengiritasi jalan nafas, mengakibatkan hipersekresi lendir
dan inflamasi
 Karena iritasi yang konstan ini kelenjar2 mensekresi lendir dan
sel2 goblet meningkat jumlahnya, fungsi silia menurun dan
produksi lendir meningkat
 Bronchiolus menyempit dan tersumbat
 Alveoli yang berdekatan dgn bronchiolus dapat menjadi rusak
dan membentuk fibrosis, mengakibatkan perubahan fungsi
makrofak alveolar yang berperan penting menghancurkan
partikel asing, termasuk bakteri
 Kemudian pasien menjadi lebih rentan terhadap infeksi
pernafasan
 Penyempitan broncheal lebih lanjut terjadi sebagai akibat
perubahan fibrotik yang terjadi pada jalan nafas
 Selanjutnya akan terjadi perubahan paru yang iireversible, lebih
lanjut bisa mengakibatkan emfisema, bronchiektasis
Manifestasi klinis
 Batuk produktif, kronis pada bulan2 musim
dingin (tanda dini bronchitis kronis)
 Batuk dapat diperburuk oleh cuaca yang
dingin, lembab, dan iritan paru
 Pasien biasanya punya riwayat merokok dan
sering mangalami infeksi pernafasan
Evaluasi Dignostik
 Kaji riwayat kesehatan lengkap, termasuk kel,
pemajanan terhadap bahan2 yang mengiritasi
dan riwayat pekerjaan termasuk kebiasaan
merokok
 Rontgen dada( pembesaran jantung, diapragma
normal kadang, kosolidasi paru kadang2
terlihat
 Pemeriksaan analisa gas darah: Hipoksia
 Pemeriksaan haemoglobin dan haematokrit
 Pemeriksaan fungsi paru: Penurunan kapasitas
paru(VC), Vol ekspirasi kuat(VEV), dan
peningkatan vol residual(RV), kapasitas paru
total(TLC) normal atau sedikit meningkat
Penatalaksanaan Medis
 Tujuan utama terapi ; u/menjaga brocheolus
terbuka, memudahkan mengeluarkan
sekresi,mencegah infeksi dan mencegah kecacatan
 Perhatikan perubahan sekresi(pola, warna, jumlah
ketebalan
 Pemberian obat brochodichodilator( mengurangi
bronchospasme dan obstruksi
 Pemberian antibiotika( sesuai hasil sputum kultur
dan sensitivitas dan k/p terapi kortiko steroid
 Drainase postural dan perkusi dada
 Hidrasi yang adekwat
 Berhenti merokok
Pencegahan
 Diarahkan untuk pencegahan kekambuhan
 Upaya essensial adalah menghindari iritan pernafasan(asap rokok)
 Yang rentan terhadap infeksi sal.pernafasan : immunisasi terhadap agen virus
; vaksin u/ influenzaTanda dan Gejala
Menurut Gunadi Santoso dan Makmuri (1994), tanda dan gejala yang ada
yaitu :
a. Biasanya tidak demam, walaupun ada tetapi rendah
b. Keadaan umum baik, tidak tampak sakit, tidak sesak
c. Mungkin disertai nasofaringitis atau konjungtivitis
d. Pada paru didapatkan suara napas yang kasar
Menurut Ngastiyah (1997), yang perlu diperhatikan adalah akibat batuk
yang lama, yaitu :
a. Batuk siang dan malam terutama pada dini hari yang menyebabkan klien
murang istirahat
b. Daya tahan tubuh klien yang menurun
c. Anoreksia sehingga berat badan klien sukar naik
d. Kesenangan anak untuk bermain terganggu
e. Konsentrasi belajar anak menurun
Bronkiektasis

 Adalah dilatasi bronki dan bronkiolus


kronis yang mungkin disebabkan oleh
berbagai kondisi termasuk infeksi paru
dan obstruksi bronkus; aspirasi, benda
asing, muntahan atau benda-benda dari
saluran pernafasan atas dan tekanan akibat
tumor, pembuluh darah yang berdilatasi
dan pembesaran nodus limfe.
Predisposisi
→ Sebagai akibat infeksi pernafasan pada
masa kanak-kanak.
Misal : Campak, influenza, TBC, gangguan
immonodefisiensi→ Setelah pembedahan
bronkiektasis dapat terjadi ketika pasien
tidak mampu untuk batuk secara efektif
akibat lendir menyumbat bronkial dan
mengarah pada atelektasis.
Patofisiologi
 Infeksi merusak dinding bronkial,
menyebabkan kehilangan struktur
pendukungnya dan menghasilkan sputum
kental yang akhirnya dapat mennyumbat
bronki.→ Dinding bronkial menjadi terbang
secara permanen akibat batuk yang hebat.
 Infeksi meluas ke jaringan peribronkial ~
dalam kasus bronkiektasis sakular setiap tuba
yang berdilatasi sebenarya adalah abses paru
yang eksudatnya mengalir bebas melalui
bronkus.→ Bronkiektasis biasanya setempat
menyerang lobus atau segmen paru → lobs
yang paling bawah > sering terkena
cont
 Retensi sekresi dan obstruksi yang
diakibatnya pada askhirnya menyebabkan
alveoli disebabkan distal obstruksi mengalami
”kolap” (atelektasis).
 Jaringan parut atau fibrosis akibat reaksi
inflamasi menggantikan jaringan paru yang
berfungsi → pada waktunya pasien
mengalami insufisiensi pernafasan dengan
penurunan kapasitas vital penurunan ventilasi
dan penaikkan rasio volume residual
terhadap kapasitas paru total.
 Terjadi kerusakan campuran gas yang
diinsirasi < ketidakseimbangan ventilasi-
perfusi > dan hipoksemia.
Manifestasi Klinis
- Ciri2 termasuk batuk kronik dan sputum
purulen dalam jumlah yg sangat banyak
- Spesimen membentuk secara khas
membentuk lapisan dari atas: lapisan atas
berbusa, lapisan tengah bening dan lapisan
bawah berpartikal tebal
- Sebagaian basar trejadi hemoptisis
- Pasien hampir dipastikan infeksi paru
berulang
- Tidak mudah didiagnosis karena gejala mirip
dengan brochitis kronis, biasanya dilakukan
bronchografi dan brochoscopi, CT- scan
Penatalaksanaan Medis
 Tujuan pengobatan untuk mencegah dan mengontrol
infeksi, meningkatkan drainase broncheal
 Antimikroba( sesuai hasil kultur dan
sensitivitas),sesuai dgn regimen antibiotik selama 1
tahun dgn antibiotik yg berbeda pada nterval yg
berbeda
 Postural drainage, perkusi, vibrasi dada
 Pemberian bronchodilator
 Obat2 simtomatik
 Nebulizer, aerosol u/ mempertahankan kelembaban
 Hidrasi yang adekwat
 Berhenti merokok
 K/p pembedahan, reseksi segmental paru

Vous aimerez peut-être aussi