Vous êtes sur la page 1sur 58

ASUHAN KEPERAWATAN

INTARA NATAL FISIOLOGIS

OLEH :
SUCI ANGGRAENI,
S.Kep,Ns.,M.Kep
POKOK BAHASAN
• FASE-FASE PERSALINAN (KALA I –IV)
• TANDA-TANDA PERSALINAN
• TAHAP PROSES PERSALINAN
• ASUHAN PERSALINAN FISIOLOGIS
PERSALINAN

• adalah proses pengeluaran hasil


konsepsi(janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup di luar kandungan
melalui jalan lahir atau melalui jalan lain,
dengan bantuan atau tanpa bantuan.
TEORI PERSALINAN

• Teori penurunan progesteron


• Teori oksitosin
• Teori peregangan otot rahim
• Teori janin
• Teori prostaglandin
TEORI PENURUNAN
PROGESTERON

Selama kehamilan, hormone Estrogen dan progesteron


kedua hormon akan mengatur konsentrasi oksitosin
dalam uterus sehingga uterus tidak berkontraksi. Ketika
proses persalinan dimulai progesteron menurun,
sehingga yang dominan estrogen. Hormon Estrogen
akan memfasilitasi terjadinya kontraksi uterus.
TEORI OKSITOSIN

Oksitosin menstimulasi kontraksi uterus dengan aksi


langsungnya pada miomertium dan secara secara tidak
langsung meningkatkan prostaglandin pada desidua
basalis. Pada uterus akan terjadi peningkatan sensitif
oksitosin pada akhir kehamilan.
TEORI PEREGANGAN OTOT
RAHIM

Seiring dengan bertambahnya usia kehamilan maka


bertambah meregang pula otot-otot rahim,. Otot rahim
ini mempunyai batas optimal untuk meregang dengan
matangnya kehamilan, akhirnya setelah optimal otot ini
berusaha untuk mengeluarkan hasil konsepsi dengan
berkontraksi pada proses persalinan.
TEORI JANIN

Dalam glan adrenal fetal memproduksi sekret


kortikosteroid yang akan memacu mekanisme pimpinan
persalinan, dikeluarkan setelah fetal itu metur. Fetal
steroid ini akan menstimulasi pelepasan prekursor
prostaglandin sehingga merangsang kontraksi uterus.
TEORI PROSTAGLANDIN

Prostaglandin mempunyai kemampuan efektif untuk


merangsang kontraksi uterus pada beberapa fase
kehamilan. Diproduksi oleh desidua uterus, tali pusat
dan amnion.
TANDA – TANDA PERMULAAN
PERSALINAN

• Lightening / dropping / settling


• Perut tampak melebar fundus turun
• Sering miksi atau sulit berkemih
• Sakit di pinggang dan di perut
• Serviks mulai lembek dan mendatar
• False labor pains
• Bloody show
• Seorang perempuan berusia 28 tahun G3P2A0
datang dengan keluhan mules-mules disertai
rembesan cairan ketuban. Hasil pemeriksaan:
UK 39 minggu, janin tunggal, letak kepala, his
kuat 3 kali dalam 10 menit durasi 25 detik, DJJ
140x/menit-reguler.
Apakah kondisi yang dialami oleh ibu saat ini?
a.His laten.
b.His aktif
c.His pengeluaran
d.His persalinan.
• Seorang perempuan berusia 28 tahun G3P2A0
datang dengan keluhan mules-mules disertai
rembesan cairan ketuban. Hasil pemeriksaan:
UK 39 minggu, janin tunggal, letak kepala, his
kuat 3 kali dalam 10 menit durasi 25 detik, DJJ
140x/menit-reguler.
Apakah kondisi yang dialami oleh ibu saat ini?
a.His laten.
b.His aktif
c.His pengeluaran
d.His persalinan.
PERBEDAAN FALSE LABOR
PAINS DENGAN LABOR PAINS

FALSE LABOR PAINS LABOR PAINS


Rasa nyeri ringan di bagian bawah Pinggang terasa sakit dan menjalar ke
depan
Datangnya tidak teratur Teratur
Durasi pendek Durasi makin pendek dan semakin kuat

Tidak bertambah dengan aktivitas Dengan beraktivitas kekuatan makin


bertambah
Tidak ada perubahan serviks Terjadi perubahan serviks
FAKTOR-FAKTOR YANG
MEMPENGARUHI PERSALINAN

a.Passage (Jalan Lahir)


b.Power.
Dua kekuatan yang berpengaruh selama
proses persalinan yaitu kontraksi uterus dan
kemampuan ibu untuk mengejan.
c.Passenger (faktor janin)
1).Sikap
2).Letak
3).Presentasi janin
Letak, presentasi,
posisi dan sikap janin
No. Pengertian Keterangan
1. Letak menunjukkan hubungan sumbu panjang janin thd
sumbu panjang ibu.  membujur, lintang, oblique
(serong)
2. Presentasi menunjukkan bag terbawah janin dalam rahim. 
Kepala, bokong, bahu dsb.
3. Posisi menunjukkan kedudukan bag terbawah janin thd sumbu
tubuh ibu, posisi u2k, u2 b, dagu dll
4. Sikap menunjukkan hubungan bag2 janin thd sumbunya,
khususnya thd tlg. Punggungnya.  Fleksi , defleksi

5. Normal Letak membujur, presentasi belakang kepala, posisi


ubun kecil, sikap fleksi.
6. Abnormal Kelainan letak, malpresentasi, malposisi.
Sikap
Letak janin

Posisi Presentasi
d.Psyche
Keadaan psikis mempengaruhi proses
persalinan. Cara mengatasinya adalah
dengan cara memberikan nasehat dan
motivasi.
e.Faktor penolong
Kompetensi tenaga kesehatan yang
menolong persalinan sangat bermanfaat
bagi kelancaran proses persalinan dan
mencegah kematian maternal neonatal.
TAHAP PERSALINAN
• Seorang perempuan usia 25 tahun usia kehamilan 38 minggu,
datang ke RS, mengeluh perutnya mulas-mulas yang semakin
sering, hasil pemeriksaan : KU baik, TD : 110/70 mmHg, Nadi
80x/menit, respirasi 24x/menit, TFU 30 cm, kepala sudah
masuk 2/5, hasil VT: Portio tipis lunak, pembukaan serviks 8
cm, selaput ketuban masih utuh, presentasi kepala,
penurunan di H-III.
Apakah fase inpartu yang terjadi untuk kasus di tersebut ?
a.Inpartu kala III
b.Inpartu kala II
c.Inpartu kala I fase laten
d.Inpartu kala I fase aktif
e.Inpartu kala I fase laten memanjang
• Seorang perempuan usia 25 tahun usia kehamilan 38 minggu,
datang ke RS, mengeluh perutnya mulas-mulas yang semakin
sering, hasil pemeriksaan : KU baik, TD : 110/70 mmHg, Nadi
80x/menit, respirasi 24x/menit, TFU 30 cm, kepala sudah
masuk 2/5, hasil VT: Portio tipis lunak, pembukaan serviks 8
cm, selaput ketuban masih utuh, presentasi kepala,
penurunan di H-III.
Apakah fase inpartu yang terjadi untuk kasus di tersebut ?
a.Inpartu kala III
b.Inpartu kala II
c.Inpartu kala I fase laten
d.Inpartu kala I fase aktif
e.Inpartu kala I fase laten memanjang
• Seorang perempuan usia 30 tahun datang ke klinik bersalin dengan
keluhan mules-mules sejak 6 jam yang lalu dan bertambah sering dan kuat,
pasien mengatakan seperti ingin BAB. Hasil pemeriksaan Leopold
didapatkan TFU pada pertengahan px-pusat, punggung kanan, bagian
bawah kepala dan sudah masuk pap, DJJ 132x/menit, pada pemeriksaan
dalam didapatkan pembukaan 3 cm, efficement 20%, ketuban utuh.

Apakah tindakan selanjutnya yang dapat diberikan untuk pasien tersebut ?

a.Menyarankan pasien untuk mulai meneran.

b.Meminta pasien untuk bed rest.

c.Mengobservasi DJJ setiap 5 menit.

d.Melakukan pemecahan ketuban sesegera mungkin.

e.Menganjurkan pasien rileks dan berjalan-jalan.


• Seorang perempuan usia 30 tahun datang ke klinik bersalin dengan
keluhan mules-mules sejak 6 jam yang lalu dan bertambah sering dan kuat,
pasien mengatakan seperti ingin BAB. Hasil pemeriksaan Leopold
didapatkan TFU pada pertengahan px-pusat, punggung kanan, bagian
bawah kepala dan sudah masuk pap, DJJ 132x/menit, pada pemeriksaan
dalam didapatkan pembukaan 3 cm, efficement 20%, ketuban utuh.

Apakah tindakan selanjutnya yang dapat diberikan untuk pasien tersebut ?

a.Menyarankan pasien untuk mulai meneran.

b.Meminta pasien untuk bed rest.

c.Mengobservasi DJJ setiap 5 menit.

d.Melakukan pemecahan ketuban sesegera mungkin.

e.Menganjurkan pasien rileks dan berjalan-jalan.


KALA I (PEMBUKAAN)

• Kala satu persalinan dimulai saat munculnya kontraksi


uterus yang teratur sampai pembukaan serviks lengkap
(10cm).
a.Fase laten
Terjadi saat uterus mulai berkontraksi sampai
pembukaan serviks kurang dari 4 cm dan kontraksi
terjadi teratur minimal 2 kali dalam 10 menit
selama 40 detik.
b. Fase aktif
Dimulai jika pembukaan serviks lebih dari 4 cm sampai
pembukaan lengkap. Pada fase aktif kontraksi uterus akan
meningkat secara bertahap (3 kali atau lebih dalam 10
menit)
PARTOGRAF
• Alat untuk memantau kemajuan persalinan dan
membantu petugas kesehatan dalam mengambil
keputusan dalam pelaksanaan. Partograf dimulai
pada pembukaan 4 cm (fase aktif).
• Hal-hal yang dicatat dalam partograf antara lain:
1).Denyut Jantung Janin (DJJ), catat setiap 1 jam.
2).Air ketuban
Catat warna air ketuban setiap melakukan
pemeriksaan vagina:
U: selaput utuh, J: selaput pecah, air ketuban
jernih, M: air ketuban bercampur mekoneum, D: air
ketuban bernoda darah, K: tidak ada cairan
ketuban atau kering.
3).Perubahan bentuk kepala janin (molding): 0:
sutura terpisah, 1: sutura bersesuaian, 2: sutura
tumpang tindih tetapi dapat diperbaiki, 3: sutura
tumpang tindih dan tidak dapat diperbaiki.
4).Pembukaan mulut serviks
dinilai setiap setiap 4 jam dan diberi tanda
silang.
5).Penurunan
6).Waktu/jam
7).Kontraksi, catat setiap setengah jam.Tiap-tiap
kontraksi dalam hitungan detik: <20 detik, 20-40
detik, > 40 detik selama 10 menit
8).Oksitosin dan obat-obatan yang diberikan
9).Nadi, catat setiap 30-60 menit
10).Tekanan darah, catat setiap 4 jam dan tandai
dengan anak panah
11).Proein, aseton, dan volume urin, catat setiap
kali ibu berkemih
• Seorang perempuan usia 30 tahun, inpartu kala I fase aktif di
ruang bersalin. Hasil pemeriksaan diperoleh usia kehamilan
39-40 minggu, pada pemeriksaan abdomen teraba kepala
janin masuk 2/5, PD : portio tipis lunak, pembukaan 10 cm,
selaput ketuban utuh, teraba fontanel anterior dan orbita, DJJ:
140x/menit, TD= 120/70 mmHg, RR= 20x/menit, N=
90x/menit, S= 36,5ºC, terdapat spoting bercampur lendir, his
2 x 10’ x 20’’.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan perawat?
Pilihan jawaban
A.Memberikan suntikan oksitosin
B.Melakukan pemecahan ketuban
C.Memimpin pertolongan persalinan
D.Mengobservasi proses kemajuan persalinan
E.Mengajarkan tehnik relaksasi
• Seorang perempuan usia 30 tahun, inpartu kala I fase aktif di
ruang bersalin. Hasil pemeriksaan diperoleh usia kehamilan
39-40 minggu, pada pemeriksaan abdomen teraba kepala
janin masuk 2/5, PD : portio tipis lunak, pembukaan 10 cm,
selaput ketuban utuh, teraba fontanel anterior dan orbita, DJJ:
140x/menit, TD= 120/70 mmHg, RR= 20x/menit, N=
90x/menit, S= 36,5ºC, terdapat spoting bercampur lendir, his
2 x 10’ x 20’’.
Apakah tindakan yang tepat dilakukan perawat?
Pilihan jawaban
A.Memberikan suntikan oksitosin
B.Melakukan pemecahan ketuban
C.Memimpin pertolongan persalinan
D.Mengobservasi proses kemajuan persalinan
E.Mengajarkan tehnik relaksasi
KALA II (PENGELUARAN)

• Persalinan kala II ditegakkan dengan


melakukan pemeriksaan dalam untuk
memastikan pembukaan sudah lengkap
atau kepala janin sudah tampak di vulva
dengan diameter 5-6 cm sampai bayi lahir.
Mekanisme
persalinan
• 1.Floating.
• 2. Enggament, Descent,
flexion
• 3. Further descent,
internal rotation.
• 4.Complete rotation.
• 5. Complete exten sion.
• 6. external rotation.
• 7. lahirkan bahu depan.
• 8. Lahirkan bahu blk.
• 9. Lahirkan seluruh
badan dan ekstremitas
Penyulit yg mungkin
terjadi pada Kala.II
No. Masalah Penanganan
1. Gawat janin Resusitasi intra uterine, segera
lahirkan bayi.
2. Tali pusat menumbung Reposisi
3. Persalinan terlambat Episiotomi, EV atau EF.
4. Infeksi jalan lahir Tindakan aseptik.
5. Persalinan lama Harus sudah diperhitung kan
sejak awal
• Seorang perempuan usia 25 tahun baru saja
melewati kala 2 persalinan di sebuah klinik.
Bayi laki-laki PB 50 cm dan BB 3000 gram
berhasil dilahirkan dengan persalinan spontan,
lalu segera diletakkan diperut ibu untuk
dikeringkan dengan handuk oleh penolong
persalinan. Kesadaran ibu compos mentis, ibu
nampak bahagia melihat bayinya.
Apakah tindakan selanjutnya yang harus
dilakukan oleh penolong persalinan?
a.Memberikan injeksi oksitosin IM.
b.Segera memberikan IMD (Inisiasi Menyusui Dini).
• Seorang perempuan usia 25 tahun baru saja
melewati kala 2 persalinan di sebuah klinik.
Bayi laki-laki PB 50 cm dan BB 3000 gram
berhasil dilahirkan dengan persalinan spontan,
lalu segera diletakkan diperut ibu untuk
dikeringkan dengan handuk oleh penolong
persalinan. Kesadaran ibu compos mentis, ibu
nampak bahagia melihat bayinya.
Apakah tindakan selanjutnya yang harus
dilakukan oleh penolong persalinan?
a.Memberikan injeksi oksitosin IM.
b.Segera memberikan IMD (Inisiasi Menyusui Dini).
• Seorang perempuan usia 24 tahun G2P1A0
hamil 36 minggu mengeluh kenceng-kenceng,
keluar rembesan ketuban disertai lendir dan
darah. Pemeriksaan menunjukkan tensi
120/70 mmHg, nadi 92x/menit reguler, DJJ 12-
11-12 reguler. Pemeriksaan dalam didapatkan:
ketuban jernih, nampak bloodyshow,
pembukaan 2-3 cm, teraba tali pusat janin
mendahului bagian terbawah dan masih
berdenyut.
Apakah tindakan pertama yang dapat dilakukan?
a.Kolaborasi untuk pemberian tokolitik.
• Seorang perempuan usia 24 tahun G2P1A0
hamil 36 minggu mengeluh kenceng-kenceng,
keluar rembesan ketuban disertai lendir dan
darah. Pemeriksaan menunjukkan tensi
120/70 mmHg, nadi 92x/menit reguler, DJJ 12-
11-12 reguler. Pemeriksaan dalam didapatkan:
ketuban jernih, nampak bloodyshow,
pembukaan 2-3 cm, teraba tali pusat janin
mendahului bagian terbawah dan masih
berdenyut.
Apakah tindakan pertama yang dapat dilakukan?
a.Kolaborasi untuk pemberian tokolitik.
KALA III (URI)

• Kala III terjadi setelah lahirnya bayi


sampai dengan lahirnya plasenta.
Penatalaksanaan aktif kala III
(pengeluaran aktif plasenta) membantu
menghindarkan terjadinya perdarahan
pascapersalinan. Penatalaksanaannya
meliputi:
a.Pemberian oksitosi dengan segera
b.Pengendalian tarikan pada tali pusat
c.Pemijatan uterus segera setelah plasenta
Pengawasan persalinan
Pada Kala.III (kala Uri)
No. Pengawasan Keterangan
1. Perawatan bayi baru lahir
2. Penanganan aktif kala.III Pemberian oksitosin IM
Peregangan tali pusat
terkendali
Masase uterus
3. Pastikan plasenta sudah lepas Perasat Kustner, Strassman,
Klein dll.
4. Stlh Uri lahir Plasenta lengkap, facies
maternal/ fetal
5. Pengawasan postpartum Perdarahan post partum
Awasi atonia uteri
Penyulit kala.III
No. Penyulit Keterangan
1. Atonia uteri Uterotonika.
2. Perlukaan jalan lahir Heachting
3. Retensio plasenta Oksitosin
Peregangan tali pusat
masase fundus uteri,
Perasat Crede
Manual plasenta (k/p)
4. Perdarahan post partum Ingat faktor predisposisi
Penanganan sesuai protap
KALA IV (PENGAWASAN)

• Dua jam pertama setelah persalinan.


• Penanganan:
a.Periksa fundus setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 20-30 menit selama
jam kedua.
b.Periksa tekanan, nadi, kantung kemih,
perdarahan setiap 15 menit pada jam
pertama dan setiap 30 menit pada jam
kedua.
c.Anjurkan ibu untuk minum untuk
e.Biarkan ibu beristirahat, bantu ibu pada
posisi nyaman.
f. Biarkan bayi pada ibu untuk meningkatkan
hubungan ibu dan bayi.
g.Pemberian ASI/inisiasi menyusui dini
h. Pastikan ibu sudah buang air kecil dalam
3 jam persalinan.
i. Ajari ibu atau anggota keluarga tentang:
bagaimana memeriksa fundus dan
memasage fundus.
ASUHAN
KEPERAWATAN
• Seorang perempuan hamil 37 minggu masuk kala II persalinan segera
dipimpin untuk meneran. Pada pukul 21.30 WIB seorang bayi laki-laki lahir,
berat badan 2800 gram, tinggi badan 45 cm dan bayi menangis spontan.
Plasenta lahir 5 menit setelah bayi lahir dan diperkiraan kehilangan darah
± 150 ml. Observasi pemantauan keadaan umum pasien dilakukan secara
ketat selama dua jam pertama pasca persalinan.

Apakah masalah keperawatan utama yang harus diperhatikan oleh seorang


perawat maternitas yang kemungkinan beresiko pada kala IV persalinan?

a.Retensi urin
b.Resiko perdarahan
c. Resiko tinggi infeksi
d.Gangguan rasa nyaman: Nyeri
e.Resiko gangguan perlekatan orang tua dan bayi
• Seorang perempuan hamil 37 minggu masuk kala II persalinan segera
dipimpin untuk meneran. Pada pukul 21.30 WIB seorang bayi laki-laki lahir,
berat badan 2800 gram, tinggi badan 45 cm dan bayi menangis spontan.
Plasenta lahir 5 menit setelah bayi lahir dan diperkiraan kehilangan darah
± 150 ml. Observasi pemantauan keadaan umum pasien dilakukan secara
ketat selama dua jam pertama pasca persalinan.

Apakah masalah keperawatan utama yang harus diperhatikan oleh seorang


perawat maternitas yang kemungkinan beresiko pada kala IV persalinan?

a.Retensi urin
b.Resiko perdarahan
c. Resiko tinggi infeksi
d.Gangguan rasa nyaman: Nyeri
e.Resiko gangguan perlekatan orang tua dan bayi
Persalinan Fase Laten
Pengkajian :
 Pemeriksaan Vagina :Kaji dilatasi serviks, posisi dan
presentasi
 Kaji status membran amnion
Perawat harus memastikan bahwa membran amnion
utuh karena :
- Persalinan harus segera dilakukan setelah terjadi
ruptur membran bila kehamilan sudah aterm
 Evaluasi pola kontraksi uterus
Intensitas kontraksi dapat dideteksi dengan meraba
pada fundus pada saat kontraksi berlangsung
 Lakukan pengkajian fisik
Temperatur & respirasi cenderung normal,
tetapi bila ada peningkatan > 37,2 C, maka
pernafasan & respirasi akan meningkat juga,
dimonitor minimal tiap 4 jam
 Evaluasi janin
Perkiraan tanggal kelahiran, kehamilan
dikatakan aterm pada usia 38 – 42 minggu
TFU dihubungkan dengan usia kehamilan
Membedakan posisi fetus dengan palpasi
abdomen
Diagnosa Keperawatan Yang mungkin
muncul
• Risiko tinggi infeksi b.d ruptur membran
prematur
• Nyeri b.d kontraksi uterus
• Kecemasan b.d tidak familiar terhadap
kondisi RS
• Ketakutan b.d perkembangan persalinan &
kelahiran
• Koping individu tidak efektif b.d kurangnya
Persiapan fisik :
 Penerimaan pasien di ruang bersalin
 Pengkajian secara umum riwayat kehamilan
& persalinan
 Persiapan daerah perineal
 Enema atau ibu dipersilahkan BAB dulu
Intervensi :
- Membantu ibu untuk memilih posisi
melahirkan
- Manajemen kontraksi
- Teknik pernafasan
Persalinan Fase Aktif
 Ibu harus berkonsentrasi pada teknik
pernafasannya & membutuhkan seseorang yang
mensupportnya
 Posisi yang nyaman
 Membantu mengelap dahi dengan kain basah
 Asistensi untuk pemberian analgetik
 Pengkajian : Kaji status fisik & emosi, Kaji dilatasi
servik, membran amnion, pola kontraksi, Kaji
respon klien & keluarga terhadap persalinan
Diagnosa Keperawatan Yang mungkin muncul
• Risiko tinggi infeksi b.d KPD
• Nyeri b.d kontraksi uterus
• Kecemasan b.d Kurang pengetahuan tentang
proses persalinan
• Fatigue b.d panjangnya waktu persalinan
• Koping individu tidak efektif b.d panjangnya waktu
persalinan
• Gangguan perfusi jaringan b.d posisi ibu selama
proses persalinan
• Defisit perawatan diri b.d penurunan energi & nyeri
• Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh b.d kurangnya intake selama persalinan
Rencana Keperawatan
- Memberikan nutrisi & hidrasi
- Membantu eliminasi
- Memberikan support emosional
- Memfasilitasi koping yang efektif
- Meningkatkan rasa nyaman
- Merubah posisi
- Membantu melakukan self care
Persalinan Fase Transisi
Pengkajian :
• Dilatasi servik
• Status emosi
• BAB
• Respirasi, mual & muntah
Diagnosa Keperawatan Yang mungkin
muncul
• Nyeri b.d kontraksi uterus, tekanan pada
bagian presentasi
• Takut b.d sensasi pada masa transisi &
proses persalinan lama
• Pola nafas tidak efektif b.d kebutuhan
fisiologis
Rencana Keperawatan :
- Mengontrol waktu meneran
- Meningkatkan rasa nyaman
- Memberikan support emosi
- Mencegah terjadinya hiperventilasi
- Memonitor kemungkinan terjadinya
komplikasi
MANAJEMEN NYERI

• Nyeri dalam persalinan bersifat fisiologis.


• Beberapa penyebab terjadinya nyeri
persalinan antara lain :
1).Adanya dilatasi serviks dan segmen
bawah rahim sehingga terjadi peregangan
dari otot otot halus yang akan memberikan
rangsangan nyeri vesceral.

2).Adanya tahanan yang berlawanan,


tarikans erta perlukaan pada jaringan otot
• Beberapa managemen non farmakologik
yang bisa dilakukan untuk mengatasi nyeri
antara lain :

1.Perubahan posisi ibu


2.Pijatan ringan
3.Distraksi
4.Tehnik nafas dalam
KEBUTUHAN DASAR IBU
BERSALIN
NUTRISI

DUKUNGAN

ELIMINASI

AKTIVITAS DAN MOBILISASI

Vous aimerez peut-être aussi