Vous êtes sur la page 1sur 27

PAPER OBSTETRI

ABORTUS

Alfi Chaira
71170891038
Pembimbing : dr.H. Muslich Perangin-angin, Sp.OG
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Abortus (keguguran) merupakan salah


satu penyebab perdarahan yang terjadi
pada kehamilan trimester pertama dan Abortus bisa disebabkan oleh tiga
kedua. Perdarahan ini dapat faktor yaitu faktor maternal, faktor
menyebabkan berakhirnya kehamilan paternal dan faktor fetus (Mochtar,
atau kehamilan terus berlanjut. Secara 2011). Abortus dapat menyebabkan
klinis, 10-15% kehamilan yang perdarahan yang hebat dan dapat
terdiagnosis berakhir dengan abortus. menimbulkan syok, perforasi, infeksi,
Penelitian yang dilakukan oleh Australia dan kerusakan faal ginjal (renal failure)
Concortium For In Country Indonesia sehingga mengancam keselamatan ibu.
Studies (2013) menunjukan di 10 kota Kematian dapat terjadi apabila
besar dan 6 kabupaten di Indonesia pertolongan tidak diberikan secara
terjadi 4 persen aborsi per 100 kelahiran cepat dan tepat.
hidup. Aborsi tersebut dilakukan oleh
perempuan di perkotaan sebesar 78%
dan perempuan di pedesaan sebesar
40% (CNN, 2014).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Abortus
National Centre for Health Statistics, Centers of Disease Control and Prevention, and
World Health Organization medefinisikan abortus sebagai berhentinya kehamilan
sebelum usianya mencapai 20 minggu dengan berat janin kurang dari 500 gram

2.2. Epidemiologi
Di Indonesia, dalam laporan Riset Dasar Kesehatan (Riskesdas) 2010 disebutkan
bahwa presentase abortus dalam periode lima tahun terakhir adalah sebesar
empat persen pada perempuan pernah kawin usia 10-59 tahun. Dilihat
perprovinsi, angka ini bervariasi mulai terendah 2,4% yang terdapat di Bengkulu
sampai dengan yang tertinggi sebesar 6,9% di Papua Barat. Terdapat 4 provinsi
yang memiliki angka kejadian lebih dari 6% dengan ururtan teratas yaitu Papua
Barat, Kalimanta Tengah dan Kalimantan Selatan masing-masing 6,3% serta
Sulawesi Selatan sebesar 6,1%. Di DKI Jakarta angka kejadiannya sebesar 5,5%.
2.3. Klasifikasi Abortus
Abortus Spontan
Peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dimana hasil
Abortus Imminens
konsepsi masih dalam uterus,dan tanpa adanya
dilatasi serviks

Peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan


sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks
Abortus Imminens uteri yang meningkat,tetapi hasil konsepsi masih
dalam uterus. Dalam hal ini rasa mules menjadi
lebih sering dan kuat, perdarahan bertambah
Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada
kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada
Abortus Incomplete sisa tertinggal dalam uterus. Pada pemeriksaan
vaginal, kanalis servikalis terbukadan jaringan
dapat diraba dalam kavum uteri atau
kadangkadangsudah menonjol dari ostium uteri
eksternum

Perdarahan pada kehamilan muda di mana


seluruh hasil konsepsi telah di keluarkan dari
Abortus Incomplete kavum uteri. Seluruh buah kehamilan telah
dilahirkan dengan lengkap. Pada penderita
ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah
menutup, dan uterus sudah banyak mengecil.

Abortus infeksiosa adalah abortus yang disertai


Abortus Infeksiosa dan infeksi pada genitalia, sedangkan abortus septik
Abortus Septik adalah abortus infeksi berat dengan penyebaran
kuman atau toksinnya ke dalam peredaran darah
atau peritoneum.
Kematian janin sebelum berusia 20 minggu, tetapi
janin yang mati tertahan di dalam kavum uteri
tidak dikeluarkkan selama 8 minggu atau
Missed Abortion
lebih.Missed abortion biasanya didahului oleh
tanda-tanda abortus imminens yang kemudian
menghilang secara spontan atau setelah
pengobatan.

Keadaan dimana penderita mengalami keguguran


Missed Abortion
berturut turut tiga kali atau lebih. Pada umumnya
penderita tidak sukar menjadi hamil, tetapi
kehamilannya berakhir sebelum 28 minggu
Abortus Provokatus
Abortus karena tindakan kita sendiri, dengan
alasan bila kehamilan dilanjutkan, dapat
Abortus Therapeutic membahayakan jiwa ibu (berdasarkan indikasi
medis). Biasanya perlu mendapat persetujuan 2
sampai 3 tim dokter ahl

Abortus yang terjadi oleh karena tindakan-tindakan


Abortus Kriminalis yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi
medis

Upaya untuk terminasi kehamilan muda dimana


pelaksana tindakan tersebut tidak mempunyai
Unsafe Abortion cukup keahlian dan prosedur standar yang aman
sehingga dapat membahayakan keselamatan jiwa
pasien
2.3 Etiologi
Faktor Maternal Faktor Janin Faktor Paternal

Kelainan genetalia ibu

Antagonis Rhesus

Penyakit-penyakit
ibu

Perangsangan pada ibu yang


menyebabkan kontraksi

Gangguan sirkulasi plasenta

Usia Ibu
2.4. Diagnosis

-Pemeriksaan laboratorium
2.5. Penatalaksanaan
Memperbaiki Keadaan
umum

Pemberian antibiotika

Setelah 24-48 jam pemberian


antibiotika

Dilatasi dan kuretase

Pemberian infus dan antibiotik


2.6 Komplikasi 2.7 Prognosis

1. Perdarahan • Perbaikan endokrin yang


abnormal pada wanita dengan
2. Perforasi abotus yang rekuren
mempunyai prognosis yang
3. Syok baik sekitar >90 %.
4. Gagal Ginjal Akut • Pada wanita keguguran dengan
etiologi yang tidak diketahui,
kemungkinan keberhasilan
kehamilan sekitar 40-80 %.
• Sekitar 77 % angka kelahiran
hidup setelah pemeriksaan
aktivitas jantung janin pada
kehamilan 5 sampai 6 minggu
pada wanita dengan 2 atau
lebih aborsi spontan yang tidak
jelas.
LAPORAN KASUS OBSTETRI
STATUS KEBIDANAN
I. IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. RA
• Umur : 27 Tahun
• Agama : Islam
• Suku : Jawa
• Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
• Pendidikan : SMA
• Alamat : Dusun XV Tanjung Rejo
• Tanggal masuk : 25 Januari 2018
• Pukul : 09.00 WIB
• II. ANAMNESA
Ny. RA, 27 tahun ,G1P0A0, Jawa, Islam,SMA, Ibu Rumah Tangga,
datang ke RS Haji Medan pada tanggal 25-01-2018 , jam 09.00 WIB
dengan :
KU : Keluar cairan dari jalan lahir
Telaah : Os datang kerumah sakit haji Medan dengan keluhan
merasakan ada keluar cairan dari jalan lahir. Keluhan dirasakan os
semakin lama semakin banyak disertai mules pada perut os. Keluhan
tersebut sudah dirasakan sejak 4 hari yang lalu. Cairan berwarna
jernih dan tidak berbau. Riwayat mules-mules mau melahirkan (+),
riwayat keluar lendir bercampur darah (-), riwayat bercampur dengan
suami beberapa hari ini (-), riwayat trauma (-), pernah kusuk (-),
BAB/BAK dalam batas normal
RPT/RPO : -/-
HPHT : 22- 05-2017
TTP : 29- 02-2018
ANC : Sp.OG 3x
• Riwayat Kehamilan dan Persalinan
• Usia Kehamilan : 36-37 minggu
• Riwayat kehamilan : Hamil sekarang, G1P0A0
• Riwayat persalinan : Belum pernah, G1P0A0
• Family Planning : (-)
• Tanda- tanda keracunan hamil:
• Edema : (-) Vertigo : (-)
• Pening : (-) Gangguan visus : (-)
• Mual : (+) Kejang – kejang : (-)
• Muntah` : (+) Coma : (-)
• Nyeri ulu hati : (-) Icterus : (-)

• Penyakit yang Pernah diderita
• Anemia : (-) Tuberculosis : (-)
• Hipertensi : (-) Penyakit jantung : (-)
• Penyakit Ginjal : (-) Penyakit lain : (-)
• Reuma : (-) Veneral diseases : (-)
• Diabetes : (-) Operasi : (-)
III. PEMERIKSAAN FISIK
Status present
Sens : CM
TD : 120/80 mmHg
HR : 80 x/i
RR : 20 x/i
T : 36, 50 C
Pemeriksaan Generalisata
Keadaan umum : Tampak sakit sedang, edema (-), ikterik (-),
anemis (-), dypsnoe (-), sianosis (-)
Keadaan Gizi : TB: 158 cm, BB: 64 kg
• Kepala : Konjungtiva Anemis : (-/-), Sklera ikterik: (-/-),
wajah sembab: (- ), T.H.T: DBN
• Leher : Benjolan (-), TVJ R-2 cm H2O, Trakea medial.
• Thorax : Cor: DBN, Pulmo: DBN
• Abdomen : Pada pemeriksaan status obstetric
• Extremitas : Akral hangat, edema (-), CRT <2 detik
• STATUS OBSTETRI
• PEMERIKSAAN LUAR
• Leopold I : Tinggi fundus uteri 3 jari dibawah processus
xiphoideus / 28 cm. Fundus uteri teraba lunak.
• Leopold II : Sebelah kiri teraba bagian-bagian kecil, sebelah
kanan teraba tahanan memanjang (letak punggung janin).
• Leopold III : Teraba keras dan bundar (letak kepala)
• Leopold IV : Masuk PAP 2 jari
• DJJ : 138x/I

• PEMERIKSAAN DALAM (VT)


• Indikasi : Inpartu
• Pembukaan : 2 cm
• Bagian terbawah : Kepala
• Posisinya : UUK
• Vagina : Dalam batas normal
• Vulva : Dalam batas normal
• Sarung tangan : Lendir darah (-)
• Ketuban : (-)
• Meconium : (-)
V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
USG-TAS (25-01-2018)
• FHR (+)
• BPD : 8,86 cm
• AC : 34,04 cm
• FL : 7,6 cm
• EFW : 3300 gram
• Plasenta : Corpus anterior
• Kesan : KDR (36-37) minggu + PK + AH

• Diagnosa
KPD + PG + KDR aterm (36-37) minggu+ PK + AH

RENCANA : Sectio Caesarea


• Uraian pembedahan
• Supervisor : Dr.Ahmad Khuwailid , Sp.OG
• Tanggal : 25/01/2018
• Jam : 14.00 WIB s.d. selesai

• Ibu dibaringkan di meja operasi dengan infus dan kateter terpasang dengan
baik, dilakukan anestesi spinal dan dilakukan tindakan septik dan antiseptik
dengan betadine dan alkohol 70%, lalu ditutupi dengan duk steril kecuali
lapangan operasi.
• Dilakukan insisi phanensteel speuig 10 cm dimulai dari kutis, subkutis, facia
digunting ke kanan dan ke kiri, otot dilebarkan secara tumpul .
• Peritoneum di jepit, dijinjing dan digunting ke atas dan kebawah, tampak
uterus, identifikasi SBR, pasang hack blast, insisi uterus low cervical sampai
sub endometrium, endometrium digunting kekiri dan ke kanan,
• Dengan meluksir kepala, lahir bayi Laki-laki dengan berat badan : 3100 gram,
panjang badan 49cm, Anus (+) , tali pusat diklem di dua tempat lalu
digunting, placenta dikeluarkan, kesan lengkap.
• Tepi luka uterus dijepit, cavum uterus dibersihkan, kesan bersih, uterus dijahit
lapis demi lapis, evaluasi pedarahan jahitan luka insisi, kesan : terkontrol.
• Cavum abdomen dibersihkan, kesan bersih. Dinding abdomen dijahit lapis
demi lapis mulai dari peritoneum, otot, facia, subkutis dan kutis.
• Luka operasi ditutupi dengam supratule dan kassa steril.
• Operasi selesai, Keadaan umum ibu post SC stabil
• FOLLOW UP
TANGGAL 26/01/2018 PUKUL 06.00 WIB
S : Nyeri diluka Operasi
O : Sensorium : CM Anemis :-
TD : 130/70 mmHg Ikterik :-
HR : 80 x/i Dipsnoe :-
RR : 22 x/i Sianosis :-
Temp o
: 36.5 C Edema :-
SL : Abdomen : Soepel, peristaltik (+)
P/V : Tertutup verban, kesan kering
BAK : (+) Via Kateter 70 cc/ jam
BAB : (-)
Flatus : (-)
A : Post SC a/i KPD + H1
P : - IVFD RL  20 gtt/i
- Inj. Cefotaxim 1gr / 12 jam
- Inj. Gentamycin 80 mg / 8 jam
- Inj. Ranitidin 50 mg / 12 jam
- Inj. Ketorolac 30 mg / 8 jam
- Neurodex 2x1
• FOLLOW UP
• TANGGAL 27/01/2018 PUKUL 06.00 WIB
• S : Nyeri diluka operasi
• O : Sensorium : CM Anemis : -
• TD : 120/80 mmHg Ikterik :-
• HR : 92 x/i Dipsnoe : -
• RR : 22 x/i Sianosis : -
• Temp : 36.5o C Edema :-
• SL : Abdomen : Soepel, peristaltik (+)
• P/V : Tertutup verban, kesan kering
• BAK : (+)
• BAB : (-)
• Flatus : (+)
• A : Post SC a/i KPD +H2
• P : - IVFD RL 20 gtt/i
• - Inj. Cefotaxim 1gr / 12 jam
• - Inj. Gentamycin 80 mg / 8 jam
• - As. Mefenamat 3x500 mg
• - Neurodex 2x1
• FOLLOW UP
• TANGGAL 28/01/2018 PUKUL 06.00 WIB
• S :-
• O : Sensorium : CM Anemis : -
• TD : 110/70 mmHg Ikterik :-
• HR : 80 x/i Dipsnoe : -
• RR : 20x/i Sianosis : -
• Temp : 36.5o C Edema :-
• SL : Abdomen : Soepel, peristaltik (+)
• P/V : Tertutup verban, kesan kering
• BAK : (+) spontan
• BAB : (-)
• Flatus : (+)
• A : Post SC a/i KPD + N3
• P : Inj. Cefotaxim 1gr / 12 jam
• Inj. Gentamycin 80 mg / 8 jam
• Neurodex 2x1
• R : GV kering Besok PBJ
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
• Abortus adalah janin yang dikeluarkan dengan berat kurang dari
500 gram atau memiliki usia gestasional kurang dari 20 minggu pada
waktu dikeluarkan dari uterus sehingga tidak memiliki angka
harapan untuk hidup. Abortus dapat dibedakan menjadi dua macam
yaitu abortus spontan dan abortus provokatus. Abortus bisa
disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor maternal, faktor paternal
dan faktor janin. Keguguran dini disertai perdarahann kedalam
desidua basalis dan nekrosis jarinagn sekitar, sehingga ovum
terlepas dan merangsang kontraksi uterus yang menyebabkan
ekspulsi
• Untuk menegakkan diagnose abortus dapat ditegakkan dari tanda
gejala meliputi perdarahan pervaginam, ada atau tidaknya nyeri
perut serta kaku, pengeluaran sebagian produk konsepsi, serviks
dapat tertutup maupun terbuka dan ukuran uterus lebih kecil dari
yang seharusnya. Pemeriksaan penunjang seperti USG dan darah
rutin juga dibutuhkan. Komplikasi yang berbahaya pada abortus
adalah perdarahan,perforasi, infeksi, syok, dan gagal ginjal akut.

Vous aimerez peut-être aussi