Vous êtes sur la page 1sur 47

ASMA BRONKIAL

LUH DITA YULIANDINA


N111 17 043
PEMBIMBING KLINIK
dr. Sarniwaty Kamisi, Sp.PD
INTRODUCTION
• Asma merupakan akibat terjadinya
bronokonstriksi, pembengkakan
mukosa bronkus dan hipersekresi
lendir karena hiperaktivitas saluran
pernapasan terhadap beberapa
stimulus.
Airflow obstruction

• batuk
• mengi
• sesak nafas

Obstruksi dapat terjadi bertahap,


perlahan-lahan, bahkan menetap dgn
pengobatan, juga bisa terjadi
mendadak.
EPIDEMIOLOGI
• Di Indonesia, berdasarkan Riset Kesehatan Dasar
(Riskesdas) tahun 2013 mendapatkan hasil prevalensi
nasional untuk penyakit asma pada semua umur adalah
4,5%, dengan prevalensi asma tertinggi terdapat di Sulawesi
Tengah (7,8%), diikuti Nusa Tenggara Timur (7,3%), D.I.
Yogyakarta (6,9%), Sulawesi Selatan (6,7%), untuk Jawa
Tengah memiliki prevalensi asma sebesar 4,3 %.
Faktor Pemicu
Faktor Genetik
• Hiperaktivitas
• Atopi/alergi bronkus
• Faktor yang memodifikasi penyakit genetik
• Jenis kelamin
• Ras/etnik
KLASIFIKASI
Ringan Sedang Berat
Aktivitas Dapat berjalan Jalan terbatas Sukar berjalan
Dapat berbaring Lebih suka duduk Duduk
membungkuk ke
depan
Bicara Beberapa kalimat Kalimat terbatas Kata demi kata
Kesadaran Mungkin Biasanya Biasanya
terganggu terganggu terganggu
Frekuensi Meningkat meningkat Sering >30
napas kali/menit
Retraksi Umumnya tidak Kadang kala ada ada
otot-otot ada
bantu napas
Mengi Lemah sampai Keras Keras
sedang
Frekuensi <100 100-120 >120
nadi
Pulsus Tidak ada Mungkin ada (10- Sering ada (>25
paradoksus (<10mmHg) 25mmHg) mmHg)
APE sesudah >80% 60-80% <60%
bronkodilator
(% prediksi)
PaCO2 <45mmHg <45mmHg <45mmHg
SaCO2 >95% 91-95% <90%
PATHOGENESIS
PATOFISIOLOGI
• Inflamasi
• Bronkokonstriksi
• Hipersekresi
mukus
• hiperresponsivitas
Cont’d

• spasme otot bronkus


• sumbatan mukus
• edem dan inflamasi ddg
bronkus

Obstruksi saluran nafas


Gejala Gejala malam hari Parameter
Derajat 4. Gejala terus menerus Sering FEV1/FVC ≤ 60 %
Persisten berat Sering prediksi
Aktivitas fisik terbatas Variasi > 30 %
Serangan

Derajat 3. Gejala setiap hari > 1 > 1 per minggu FEV1/FVC 60 % -


Persisten sedang per 80 % prediksi
minggu.Menggunakan Variasi > 30 %
agonis β2
tiap hari.Serangan
mengganggu aktivitas.
Serangan > 2 X per
minggu tapi < 1 x per
hari

Derajat 2. > 2 X per minggu tapi < >2 X sebulan FEV1/FVC ≥ 80 %


Persisten ringan 1 x per hari prediksi
Variasi 20% - 30%
Derajat 1 Gejala < 2 X seminggu ≤ 2 X sebulan FEV1/FVC ≥ 80 %
Asma intermitten ≤2X prediksi
sebulan.Asimtomatik Variasi < 20 %
dan PEF normal antar
serangan
DIAGNOSIS

Diagnosis asma didasarkan pada :


 Riwayat penyakit → batuk,sesak,mengi,rasa
sesak di dada, batuk umumnya pada malam
hari atau sewaktu aktivitas, ada penyakit
alergi, ada faktor pencetus.
 PF
 Pem.penunjang
Yang membedakan asma dengan penyakit paru
yang lain yaitu pada asma serangan dapat hilang
dengan atau tanpa obat, artinya serangan asma
tanpa diobati ada yang hilang sendiri.
PEMERIKSAAN FISIK

Tergantung dari derajat obstruksi saluran nafas.


Yang dapat dijumpai pada pasien asma :
 Ekspirasi memanjang
 mengi
 hiperinflasi dada
 pernafasan cepat sampai sianosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

• Spirometri
untuk melihat respons pengobatan dengan
bronkodilator. Dilakukan sebelum dan sesudah
pemberian bronkodilator hirup gol.adrenergik beta.
asma → VEP1 atau KVP sebanyak 20%

• Uji Provokasi Bronkus


untuk menunjukkan adanya hipereaktivitas bronkus.
Cont’d
• Pemeriksaan sputum
khas untuk asma → sputum eosinofil
• Pem. Eosinofil total
• Uji kulit
untuk menunjukkan adanya IgE spesifik dlm tubuh.
• Pem. Kadar IgE total dan IgE spesifik dalam sputum
IgE total → hanya utk menyokong adanya atopi
IgE spesifik lebih bermakna jika uji kulit tidak dilakukan.
• Foto dada
• Analisis Gas Darah
hanya dilakukan pada asma yang berat.
DIAGNOSIS BANDING & KOMPLIKASI
Diagnosis Banding
• Bronkitis kronis
• Emfisema paru
• Gagal jantung kiri akut
• Emboli paru
Cont’d
Komplikasi
• Pneumothoraks
• Pneumomediastinum dan emfisema subkutis
• Ateletaksis
• Aspergilosis bronkopulmoner alergik
• Gagal nafas
• Bronkitis
• Fraktur iga
TUJUAN TERAPI
Tujuan : memungkinkan pasien menjalani hidup yang normal
dengan hanya sedikit gangguan atau tanpa gejala.

Beberapa tujuan yang lebih rinci antara lain adalah :


• Mencegah timbulnya gejala yang kronis dan menganggu,
seperti batuk, sesak nafas
• Mengurangi penggunaan beta agonis aksi pendek
• Menjaga fungsi paru “mendekati” normal
• Menjaga aktivitas pada tingkat normal (bekerja, sekolah,
olahraga, dll)
Cont’d
• Mencegah kekambuhan dan meminimalisasi
kunjungan darurat ke RS
• Mencegah progresivitas berkurangnya fungsi paru,
dan untuk anak-anak mencegah berkurangnya
pertumbuhan paru-paru
• Menyediakan farmakoterapi yang optimal dengan
sesedikit mungkin efek samping
STRATEGI TERAPI

• Mencegah ikatan alergen-IgE


 menghindari alergen
 hiposensitisasi

• Mencegah pelepasan mediator


→ natrium kromolin
• Melebarkan sal. nafas dgn bronkodilator
– Simpatomimetik :
 Agonis beta-2 (salbutamol) → asma akut
 Epinefrin subkutan → asma berat
– Aminofilin → asma akut
– Kortikosteroid → asma akut
– Antikolinergik (ipatropium bromida)

• Mengurangi respons dengan meredam


inflamasi sal. Nafas
→ natrium kromolin
PENGOBATAN ASMA MENURUT GINA
Ada 6 komponen dalam pengobatan asma :
1. Penyuluhan kepada pasien
2. Penilaian derajat beratnya asma
3. Pencegahan dan pengendalian faktor pencetus
serangan
4. Perencanaan obat-obat jangka panjang
yang harus dipertimbangkan :
• Obat antiasma
• Pengobatan farmakologis berdasarkan sistem anak
tangga
• Pengobatan asma berdasarkan sistem wilayah bagi
pasien
5. Merencanakan pengobatan asma akut
(serangan asma)
Serangan asma → sesak nafas,batuk,mengi,atau kombinasi.
Prinsip : memelihara saturasi O2 yg cukup, melebarkan
saluran nafas dengan bronkodilator aerosol, mengurangi
inflamasi mencegah kekambuhan dgn kortikosteroid
sistemik.
5. Berobat secara teratur
OBAT ANTI-ASMA
Fungsinya :
 Pencegah (controller)
- dipakai setiap hari supaya asma terkendali.
- obat anti-inflamasi,bronkodilator long acting
- kortikosteroid hirup, kortikosteroid sistemik,
natrium kromolin, natrium nedokromil,
teofilin lepas lambat (TLL), agonis beta 2 long
acting hirup dan oral, dan obat antialergi.
Penghilang gejala (reliever)
- obat yg dapat merelaksasi bronkokonstriksi
dan gejala-gejala akut yang menyertai.
- Agonis beta 2 short acting, kortikosteroid
sistemik, antikolinergik hirup, teofilin short
acting, agonis beta 2 oral short acting.
BERDASARKAN ANAK TANGGA
TAHAP OBAT PENCEGAH PILIHAN LAIN
HARIAN
ASMA INTERMITTEN Tidak perlu -

ASMA PERSISTEN Kortikosteroid hirup TLL,kromolin,antileukotrin


RINGAN
ASMA PERSISTEN Kortikosteroid hirup + Kortikosteroid hirup +
SEDANG LABA LABA,
Kortikosteroid hirup+oral
LABA,
Kortikosteroid hirup dosis
lbh tinggi,
Kortikosteroid hirup dosis
lbh tinggi+antileukotrin
ASMA PERSISTEN Kortikosteroid
BERAT inhalasi+LABA,TLL,antileu
kotrin,LABA
oral,kortikosteroid oral,anti
IgE
LAPORAN KASUS
1. Identitas Pasien

• Nama : Ny. Su

• Umur : 35 Tahun

• Pekerjaan : IRT

• Alamat : Jln. Yos Sudarso

• Tgl Pemeriksaan :16 Januari 2017


• Ruangan : Bugenvil
• Keluhan Utama : Sesak napas
• Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien datang dengan
keluhan sesak napas yang dialami sejak 3 hari yang lalu,
sesak dirasakan hilang timbul. Sesak napas timbul bila
pasien merasa kelelahan, terpapar asap rokok dan ketika
cuaca dingin. Sesak terutama timbul pada malam hari. Sesak
napas yang dirasakan sangat mengganggu aktivitas dan
menyebabkan tidur terganggu. Pasien juga mengeluh batuk
berdahak berwarna putih kental. Sesak napas bertambah bila
pasien sedang batuk. Untuk BAB dan BAK biasa, mual (-)
dan muntah (-).
• Riwayat Penyakit Terdahulu :
Pasien memiliki riwayat asma dari
kecil, sesak napas timbul bila pasien
kelelahan, terpapar asap rokok dan
cuaca dingin. Sesak napas dirasakan
lebih dari 1 kali dalam seminggu.

• Riwayat Penyakit dalam Keluarga :
Ibu pasien memiliki riwayat asma.
Keadaan Umum :
• SP : CM/SS/GB
Vital Sign :
• Tekanan darah : 120/90 mmHg
• Pernapasan : 40 kali/menit
• Nadi : 86 kali/menit
• Suhu : 36,7oC
Kepala :
• Wajah : Simetris
• Deformitas : Tidak ada
• Bentuk : Normocephal
Mata :
• Konjungtiva : Anemis -/-
• Sklera : Ikterus -/-
• Pupil : Isokor +/+
• Mulut : Lidah kotor (-), sianosis (-)
Leher :
• Kelenjar GB : Tidak Ada Pembesaran
• Tiroid : Tidak Ada Pembesaran
• JVP : Tidak Ada Peningkatan
• Massa lain : Tidak ditemukan
Dada :
Paru-paru :
• Inspeksi : statis: simetris kanan = kiri dinamis: simetris
kanan = kiri. Retraksi dinding dada (+).
• Palpasi : Vocal fremitus kanan=kiri, tidak ada nyeri tekan.
• Perkusi : Bunyi sonor disemua lapang paru
• Auskultasi : Ekspirasi memanjang, wheezing pada kedua
lapang paru, Rh -/-
• Jantung :
• Inspeksi : Ictus cordis tak tampak
• Palpasi : Ictus cordis tak teraba
• Perkusi :
• Batas atas : SIC II linea parasternal sinistra
• Batas kanan : SIC IV linea parasternal dextra
• Batas kiri : SIC V linea midclavicularis sinistra
• Auskultasi : Bunyi jantung I/II reguler, murmur (-),
gallop (-)
Perut :
• Inspeksi : Tampak datar
• Auskultasi : Peristaltik (+) kesan normal
• Perkusi : Tympani
• Palpasi : NTE (-), hepatomegali(-),splenomegali (-)
Anggota Gerak :
• Atas : Akral hangat +/+, edema -/-
• Bawah : Akral hangat +/+, edema -/-

Pemeriksaan Khusus : (-)
RESUME
Pasien masuk dengan keluhan dyspnue. Dyspnue dirasakan
sejak 3 hari sebelum masuk rumah sakit. Dyspnue timbul bila
pasien kelelahan, terpapar asap rokok dan cuaca dingin.
Dyspnue timbul terutama pada malam hari. Dyspnue terutama
timbul pada malam hari. Dyspnue yang dirasakan sangat
mengganggu aktivitas dan menyebabkan tidur terganggu.
Pasien juga mengeluh batuk berdahak berwarna putih kental.
Dyspnue bertambah bila pasien sedang batuk. Untuk BAB dan
BAK biasa, nausea (-) dan vomiting (-).Pasien memiliki riwayat
asma dari kecil, sesak napas timbul bila pasien kelelahan,
terpapar asap rokok dan cuaca dingin.
Sesak napas dirasakan lebih dari 1 kali dalam seminggu. Ibu
pasien memiliki riwayat asma. Vital sign = TD : 120/90 mmHg,
nadi : 86x/menit, respirasi : 40x/menit dan suhu : 36,7°C. Pada
pemeriksaan fisik pada paru didapatkan retraksi di dinding dada
dan auskultasi : ekspirasi memanjang, wheezing pada kedua
lapangan paru.
Diagnosis Kerja
• Asma Bronchial

Diagnosis Banding
• Penyakit Paru Obstruksi Kronik
• Bronchitis Kronik
Usulan Pemeriksaan Penunjang
• Darah lengkap
• Foto Thorax
• Spirometri
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa :
• Istirahat yang cukup
• Edukasi meliputi pemahaman tentang
penyakit yang diderita
• Pengaturan makanan yang cukup dan
seimbang
• Menghindari faktor pencetus
• Medikamentosa :
1. IVFD RL 20 tpm
2. O2 nasal canul 2-4 liter/menit

3. Nebulisasi dengan ventolin

4. Salbutamol 3x2mg

5. Ambroxol sirup 3x1 cth

6. Combivent/ 8 jam
PEM. LAB
Darah rutin
• WBC = 5,8 x 103 ul
• RBC = 3,6 juta/ul
• HGB = 15,0 g/dl
• HCT = 44,3 %
• PLT = 223.000/ul
• Ad vitam : Dubia ad bonam
• Ad fungsionam : Dubia ad bonam
• Ad sanationam : Dubia ad bonam
PEMBAHASAN
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis asma bronkia sedang pada
asma persisten ringan karena adanya keluhan sesak napas yang
timbul bila pasien kelelahan, terpapar asap rokok dan cuaca
dingin. Bila sesak napas timbul terdapat suara “mengik”. Sesak
terutama timbul pada malam hari. Gejala sesak dirasakan lebih
dari 1 kali dalam seminggu dan saat malam hari lebih dari 2 kali
dalam sebulan. Sesak napas dirasakan mengganggu aktivitas
dan tidur. Hal ini sesuai dengan kriteria klasifikasi derajat berat
asma persisten ringan berdasarkan gambaran klinis. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan adanya ekspirasi memanjang dan
mengi pada kedua lapang paru. Hal ini sesuai dengan hasil
pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada pasien asma.
Obat-obat simpatomimetik adalah faktor penentu utama
penggunaan secara klinik dan untuk memprediksi efek samping
yang umum. Obat simpatomimetik selektif β2 memiliki manfaat
yang besar dan bronkodilator yang paling efektif dengan efek
samping yang minimal pada terapi asma. Penggunaan langsung
melalui inhalasi akan meningkatkan bronkoselektifitas,
memberikan efek yang lebih cepat dan memberikan efek
perlindungan yang lebih besar terhadap rangsangan (misalnya
alergen, latihan) yang menimbulkan bronkospasme
dibandingkan bila diberikan secara sistemik.
Keluhan utama penderita
KESIMPULAN asma ialah sesak napas
penyakit obstruksi mendadak, disertai fase
saluran pernapasan inspirasi yang lebih pendek
akibat penyempitan dibandingkan dengan fase
saluran napas. ekspirasi, dan diikuti bunyi
Yang disebabkan mengi (wheezing), batuk
oleh faktor genetik yang disertai dengan serangan
dan lingkungan.
napas yang kumat-kumatan.
TERIMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi

  • GANGGUAN CEMAS Ytt
    GANGGUAN CEMAS Ytt
    Document24 pages
    GANGGUAN CEMAS Ytt
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • BRONKOPNEUMONIA
    BRONKOPNEUMONIA
    Document25 pages
    BRONKOPNEUMONIA
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Status Mata Hordeolum
    Status Mata Hordeolum
    Document7 pages
    Status Mata Hordeolum
    Iniche Tinta Tandirerung
    Pas encore d'évaluation
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Document6 pages
    Bab Iv
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Tabel Gangguan Anxietas
    Tabel Gangguan Anxietas
    Document1 page
    Tabel Gangguan Anxietas
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Lapmen Dita
    Lapmen Dita
    Document19 pages
    Lapmen Dita
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • HIPERPARATIROIDISME
    HIPERPARATIROIDISME
    Document11 pages
    HIPERPARATIROIDISME
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Lapsus
    Lapsus
    Document9 pages
    Lapsus
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • BRONKOPNEUMONIA
    BRONKOPNEUMONIA
    Document25 pages
    BRONKOPNEUMONIA
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Ike Mata Amin Fix
    Ike Mata Amin Fix
    Document33 pages
    Ike Mata Amin Fix
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Help
    Help
    Document34 pages
    Help
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Wa0003
    Wa0003
    Document26 pages
    Wa0003
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Lapmen Manajemen Diare
    Lapmen Manajemen Diare
    Document23 pages
    Lapmen Manajemen Diare
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • CTEV
    CTEV
    Document20 pages
    CTEV
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Bab I
    Bab I
    Document2 pages
    Bab I
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Document15 pages
    Bab Ii
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • App Blok 8
    App Blok 8
    Document18 pages
    App Blok 8
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Document3 pages
    Bab Iii
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Dita
    Dita
    Document18 pages
    Dita
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Dita Jurnal
    Dita Jurnal
    Document12 pages
    Dita Jurnal
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Acanthosis Nigricans
    Acanthosis Nigricans
    Document2 pages
    Acanthosis Nigricans
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Refarat Saraf
    Refarat Saraf
    Document15 pages
    Refarat Saraf
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Lo 5
    Lo 5
    Document15 pages
    Lo 5
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Acanthosis Nigricans
    Acanthosis Nigricans
    Document13 pages
    Acanthosis Nigricans
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Lo 1
    Lo 1
    Document6 pages
    Lo 1
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Acanthosis Nigricans
    Acanthosis Nigricans
    Document2 pages
    Acanthosis Nigricans
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Acanthosis Nigricans
    Acanthosis Nigricans
    Document2 pages
    Acanthosis Nigricans
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Lo 6
    Lo 6
    Document7 pages
    Lo 6
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Sampul Lo
    Sampul Lo
    Document1 page
    Sampul Lo
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation
  • Acanthosis Nigricans
    Acanthosis Nigricans
    Document2 pages
    Acanthosis Nigricans
    Luh Dita Yuliandina
    Pas encore d'évaluation