Vous êtes sur la page 1sur 15

ADAPTASI

Efi Suparti, M.Psi., Psikolog


PENGERTIAN ADAPTASI
 Adaptasi adalah proses perubahan dimensi fisiologis
dan psikososial dalam berespons terhadap stres.
 Adaptasi juga diartikan sebagai suatu proses
perubahan yang menyertai individu dalam berespons
terhadap perubahan yang ada dalam lingkungannya
baik secara fisiologis maupun psikologis
 W.A Gerungan (1996) menyebutkan bahwa
penyesuaian diri bukan hanya mengubah diri sendiri
sesuai dengan keadaan lingkungan, melainkan
mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan
(keinginan diri)
 Mengubah diri sendiri sesuai dengan keadaan
lingkungan merupakan adaptasi pasif (autoplastis).
Misalnya, seorang asisten perawat puskesmas
pedesaan harus dapat menyesuaikan diri dengan
norma dan nilai yang dianut masyarakat desa
tempat bertugas. Sebaliknya apabila individu
berusaha untuk mengubah lingkungan sesuai
dengan keinginan diri, disebut adaptasi aktif
(aloptastis) misalnya seorang bidan desa ingin
mengubah perilaku ibu-ibu desa untuk menyusui
bayi sesuai dengan manajemen laktasi
TUJUAN ADAPTASI
 Menghadapi tuntutan secara sadar
 Menghadapi tuntutan secara Realistis
 Menghadapi tuntutan Keadaan secara objektif
 Menghadapi tuntutan Keadaan secara Rasional

 Cara yang ditempuh dapat bersifat terbuka maupun


tertutup antara lain;
1. menghadapi tuntuttan secara frontal (terang-terangan)
2. Regresi (menarik diri) atau tidak mau sama sekali
3. Kompromin (kesepakatan)
 Adaptasi secara fisiologis dapat dibagi menjadi
dua, yaitu Local Adaptation Syndrome (LAS) dan
General Adaptation Syndrome (GAS). Las
Merupakan proses adapatasi yang bersifat lokal.
karakteristik LAS adalah:
 Respon yang terjadi hanya setempat dan tidak
melibatkan semua sistem
 Respon bersifat adaptasi, harus ada stresor yang
menstimulasi.
 Respon bersifat jangka pendek dan terus menerus
 Contoh : individu yang tangannya bersentuhan
dengan benda tajam akan mengabgkat tangannya
karena merasakan refleks nyeri.
GAS merupakan proses adapatasi
yang melibatkan gangguan sistemik

General Adaptation Syndrome


=Tubuh beradaptasi terhadap kondisi stress yg
dialami
Ada 3 Fase GAS:
1. Alarm Reaction (khawatir)
2. Fase Perlawanan
3. Fase Keletihan
 Alarm Reaction yaitu reaksi awal individu
ketika berhadapan dengan situasi yang
mengancam (terjadi perubahan fisiologis)
 Stage of Resistance (Perlawanan) yaitu
individu belajar untuk mengenali stress &
menghadapinya
 Stage of Exhaustion (Keletihan) yaitu bila
tahap kedua tidak berjalan lancar dalam arti
tidak dapat memecahkan masalah.
Biasanya bila stress-nya sangat kuat akan
terjadi break down (penurunan kondisi tubuh)
& bisa berakibat kematian.
Stress yg merusak=distress (lawan: eustress)
2. Adaptasi Psikologis

Adaptasi psikologis dapat terjadi secara sadar, tidak


sadar atau menggunakan gejala psikis atau
psikofisiologik.
 Sadar, individu mencoba
memecahkan/menyesuaikan diri dengan masalah.
 Tidak sadar, menggunakan mekanisme pertahanan
diri (defence mechanisme.)
3. Adaptasi Perkembangan
 Stres yang berkepanjangan dapat mempengaruhi
kemampuan untuk menyelesaikan tugas
perkembangan. Pada setiap tahap perkembangan,
individu menghadapi tugas perkembangan dan
menunjukkan karakteristik perilaku seusia tahap
perkembangan tersebut..oleh sebab itu jika individu
gagal atau tidak dapat menyelesaikan salah satu
tahap perkembangan, tahap perkembangan
berikutnya akan terganggu.
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KEMAMPUAN ADAPTASI INDIVIDU
a. Usia
Semakin cukup usia dan tingkat kematangan dan kekuatan seseorang
akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja.
b. Pendidikan
Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka semakin mudah
menerima informasi sehingga mampu menyesuaikan diri dalam menjalani
peran sebagai calon ibu atau orangtua, sebaliknya pendidikan yang
kurang akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai
baru yang diperkenalkan
c. Pekerjaan
Status pekerjaan yang rendah sering mempengaruhi tingkat pengetahuan
seseorang. Dan juga pekerjaan yang lebih baik adalah pekerjaan yang
dapat berkembang, bermanfaat dan memperoleh pengalaman.
E. KARAKTERISTIK INDIVIDU YANG DAPAT
MENYESUAIKAN DIRI DENGAN BAIK

Menurut Hurlock (1999), karakteristik individu yang


dapat menyesuaikan diri dengan baik, antara lain:
- Bersedia menerima tanggung jawab yang sesuai
dengan usia.
- Berpartisipasi dengan gembira dalam kegiatan yang
sesuai untuk tingkat usia dan kemampuan yang dimiliki,
misal, kegiatan olahraga, pramuka, dan lain-lain
- Bersedia menerima tanggung jawab yang berhubungan
dengan peran mereka dalam hiduo, mengadakan
komunikasi dengan lingkungan.
F. PEMBENTUKAN ADAPTASI
1. LINGKUNGAN KELUARGA
Lingkungan keluarga adalah faktor yang pertama kali
mempengaruhi pembentukan adapatasi individu. Keluarga ini dapat
memberikan rasa aman dan nyaman kepada anggota keluarga,
individu dapat merasakan adaptasi yang baik dalam keluarganya.
2. LINGKUNGAN TEMAN SEBAYA
Lingkungan teman sebaya juga sangat berpengaruh terhadap
adapatasi individu. Pada remaja, hubungan pertemanan sangat
penting karena remaja biasanya lebih percaya kepda peer group
atau anggota kelompok mereka.
3. LINGKUNGAN SEKOLAH
Proses pendidikan dapat membentuk penyesuaian antara individu
dan nilai yang diharuskan oleh lingkungan.
G. MACAM STRATEGI COPING
 Carver (1989)
1. PROBLEM FOCUSED COPING:
Active Coping: Langkah aktif untuk mencoba memindah
atau menghilangkan sumber stress atau mengurangi
akibatnya.
Planning: Memikirkan tentang bagaimana untuk mengatasi
sumber stress
Suppression of Competing Activities: Usaha orang untuk
membatasi ruang gerak atau aktivitas dirinya yang tidak
berhubungan dengan masalah, dengan maksud untuk
konsentrasi penuh.
Restaint coping:Latihan mengontrol,mengendalikan
tindakan langsung sampai kesempatan yg ada untuk
bertindak ada.
2. EMOTIONAL FOCUSED COPING

Seeking Support for Emotional Reasons: Mencari dukungan


untuk alasan yg tidak masuk akal
Positive Reinterpretasion and Growth: Keadaan stress
dikonstruksikan dalam istilah positif
Denial: Mengabaikan sumber stress
Acceptance: Menerima sumber stress
Turning to Religion: Berpaling ke agama
3. MALADAPTIF/NEUROTIC COPING
Focus and Venting of Emotions: Kecenderungan untuk
memusatkan diri pada pengalaman distress atau
kekecewaan. Penonjolan gejala distress meningkatkan
ketegangan & justru menjauhkan dari usaha coping yg
aktif.
Behavioral Disengagement: Menurunnya usaha untuk
menghadapi sumber stress bahkan menyerah
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi