Vous êtes sur la page 1sur 34

Laporan Kasus

Pneumonia
Pendahuluan
Indonesia menduduki peringkat ke-6 dunia untuk kasus
pneumonia pada balita dengan jumlah penderita
mencapai 6 juta jiwa.
1 dari 5 kematian
Whoa! That’s a big number
1.
Status Pasien
Identitias
Anamnesis

Keluhan Utama • Sesak napas


Riwayat Penyakit Sekarang
Dahak tertahan, batuk grok grok,
Batuk, sulit tidak dipengaruhi oleh adanya
tidur, perubahan cuaca,riwayat batuk
napas grok lama dan keringat malam Demam
grok disangkal meningkat
Demam selalu tinggi, turun bila Sesak
Demam minum obat saja. Menyangkal nafas
menggigil, ruam kemerahan,
perdarahan gusi, mimisan, nyeri
Muntah maupun cairan yang keluar dari
telinga dan kejang 1 hari SMRS
3 hari SMRS Bila sedang disusui dan batuk

RS
Riwayat Kelahiran
RPD RPK
• Lahir di klinik bidan
• Pasien tidak bidan • Kakak kandung pasien
•Riwayat
Ditolong Kehamilan sedang menderita batuk
memiliki alergi obat
• BB: 4200 gram, PB: 50 dancmpilek sudah 1 minggu
maupun
• Masamakanan,
gestasi : cukup • Tidak
bulanada riwayat batuk
•• Langsung
P4A0 menangis yang berlangsung lama.
• Bapak dan Ibu pasien
•• Riwayat
Selama hamil tidak
kuning (-), kejang
pernah (-), pucat
mengalami
tidak memiliki (-
riwayat
)sakit tertentu alergi.
•• Anak
Rutinke : 4 dari 4 bersaudara
kontrol
• Nilai APGAR : kesan  Baik
Ayah memiliki kebiasaan
merokok di rumah
Tinggal di rumah
Pasien anak ke- milik sendiri
4 dari 4 Memelihara
bersaudara kambing dan
angsa

Ayah kebiasaan
merokok dalam Status Pribadi/
rumah Sosial/
Lingkungan

Ventilasi udara Ketersediaan air


baik dan cahaya kurang baik 
matahari cukup sumber sumur
Pemeriksaan Fisis
Data antropometri

• BB : 6 kg
• TB : 55 cm

• Tampak sakit berat

Kesadaran

• Compos
Keadaan mentis
umum
BB/U = 0 < Z SCORE <2
TB/U = -2 < Z SCORE <0
BB/TB = 2 < Z SCORE <3

Kesan: status gizi lebih,


perawakan sesuai usia
Status Lokalis
Darah Rutin
Rontgen Thorax AP
Resume THORAX
Riwayat serupa THT :
Dahak sulit PULMO : simetris,
tidak dipengaruhi oleh adanya paparan
Anak Perempuan, 2
disangkal Sulit dinilai debu atau perubahan cuaca,,riwayat
terdapat retraksi
dikeluarkan,, warna batuk lama dan keringat malam
bulan
dahak putih subcostal, ronkhi +/+
disangkal

BB: 6 kg, TB : 55 cm
Riwayat keluarga ada
Datang
yg batuk dandengan
pilek di Kesan: status gizi Pemeriksaan lab.:
keluhan Disertai batuk Pilek (-)
rumah napas
sesak lebih, perawakan Darah rutin: dbn
sesuai usia

TTV:
Kesadaran: CM Menggigil, ruam kemerahan, batuk lama (-), keringat
Nadi:gusi,
perdarahan 140 x/menit,
mimisan, nyeri
Sesak disertai
Keadaan umum:demam regular,
maupun equal,
cairan isi cukup
yang keluar dari malam (-), penurunan berat
Pemeriksaan
telinga, kejang disangkal badan disangkal
tampak sakit berat & Rontgen : Tampak
RR: 80 x/menit
rewel
Diagnosis
Tatalaksana banding
Prognosis
• Pneumonia
• Inf. KAEN 3B 12 tpm mikrodrip
• •Ad.
• 02
Bronkiolitis
NK 1 lpm : dubia ad bonam
Vitam
• • Inj. Ampisilin 3 x 200 mg
Asma
• Ad. Fungtionam: dubia ad bonam
• Inj paracetamol 50 mg/6 jam
• Diagnosis
Ad. Sanationam:
• Salbutamol kerja dubia ad bonam
3 x 1.5
• Nebule ventolin + fulmicord/8jam
• Pneumonia
• NGT untuk ASI 8 x 50-60 cc
EPIDEMIOLO ETIOLOGI
GI Virus yang terbanyak
Insidens adalah Respiratory
DEFINISI pneumonia pada Synctyal Viirus,
Rhinovirus, virus
Pneumonia adalah anak <5 tahun di parainfluenza
infeksi akut negara maju
parenkim paru yang adalah 2-4 Bakteri terbanyak
meliputi alveolus kasus/100
TINJAUAN PUSTAKA
dan jaringan anak/tahun (PPM,
adalah Streptococcus
pneumoniae,
interstisial (PPM, 2009) Haemophillus
2009) DAN ANALISIS influenzae tipe B dan
Mycoplasma
pneumoniae

PNEUMONIA
Anamnesis: terdapat gejala demam, batuk berdahak, pilek, sesak
Gejala Infeksi Umum
napas.
• Demam, sakit kepala,
gelisah, malaise, nafsu
makan berkurang,
Pemeriksaan fisis:napas cuping hidung (+), takipneu 80x/menit,
keluhan
gastrointestinal seperti
retraksi subcostal, (+), ronkhi +/+, wheezing -/-,
mual, muntah, diare
Gejala distres Gejala Respiratori
pernapasan : takipnea, • Batuk, sesak napas
Pemeriksaan penunjang: rontgen thorax AP corakan paru
retraksi subkosttal, • retraksi dada, takipnea
batuk, dan penurunan Dx.
meningkat • napas cuping hidung
suara paru PNEUMONIA
• Merintih, sianosis
(PPM, 2009) • Tarikan dinding dada
bagian bawah ke dalam
Kesan :
Pneumonia Pemeriksaan Fisis
• Frekuensi napas
meningkat
• Ronkhi di seluruh
lapang paru
• Retraksi subcostal,
interkosta, epigastrium
Mekanisme pertahanan untuk
mencegah invasi mikroorganisme
deposit fibrin meningkat, patogen
Patofisiologi
leukosit pmn di alveoli
dan bronkiolus dan terjadi
STADIUM HEPATISASI
KELABU
proses afagositosis Oleh mekanisme
Saluran respiratorik
Apabila mekanisme
bersihan mukosiliar rusak, Mikroorganisme
normalnya steril
igA dan batuk terhisap

Jumlah makrofag
Mula2meningkat
edem sbg di alveoli, selBag. Paru yang
reaksi jaringan terkena  konsolidasi
untuk degenerasi,
mengalami STASIUM RESOLUSI
STADIUM
mempermudah (serbukan PMN,
fibrindan
proliferasi menipis, kuman
Fibrin, Eritrosit, cairan
HEPATISASI MERAH
penyebaran kumanmenghilang edema
DIAGNOSIS BANDING

Bronkopneumonia Bronkiolitis
 Pneumonia adalah infeksi akut parenkim paru meliputi alveolus  Bronkiolitis adalah inflamasi bronkoli pada bayi <2 tahun.
dan interstisial.  Bronkiolitis merupakan penyakit seasonal virus yang ditandai
 Insidens pneumonia pada anak <5 tahun banyak terjadi di dengan adanya panas, pilek, batuk, dan mengi
Berbagai tipe pneumonia-
Negara maju dan Negara berkembang  Gejala klinis:
pneumonia lobaris,
 Streptococcus pneumonia, Staphylococcus epidermidis, RSV,  Demam atau riwayat demam, namun jarang terjadi demam tinggi
bronkopneumonia,
parainfluenza, adenovirus paling sering menjadi penyebab  Rinorrhea, nasal discharge (pilek) sering timbul sebelum gejala
pneumonia interstisial dan
pneumonia seperti batuk, takipne, sesak napas dan kesulitan makan
alveolar harus dibedakan
 Gejala Klinis:  Batuk kering dan mengi khas untuk bronchiolitis
berdasarkan pemeriksaan
- Batuk yang awalnya kering, kemudian menjadi produktif  Pemeriksaan fisis
radiologi dan patologi
dengan dahak purulent  Napas cepat merupakan gejala utama dari lower respiratory tract
(Nelson, 2014)
- Sesak napas infection (LRTI)
- Demam  Retraksi dinding dada (subkosta, interkosta, dan supraklavikula)
- Tampak lesu  Hiperinflasi dinding dada (hal ini yang dapat membedakan
- Pernapasan cuping hidung bronchiolitis dari pneumonia)
- Merintih (grunting)  Wheezing di seluruh lapang paru
Diagnosis Pneumonia pada Pasien Ini
Tatalaksana

• Inf. KAEN 3B 12 tpm mikro drip


• O2 NK 1 lpm
• Inj. Ampisilin 3 x 200 mg
• Inj. Paracetamol 50 mg/6 jam
• Salbutamol 3 x 1.5
• Nebule ventoline + fulmicord / 8 jam
• Pasang NGT  intake ASI 8 x 50-60 cc
Pada pasien ini : ANTIBIOTIK
Diagnosis adalah Pneumonia kemungkinan karena
bakteri, yang perlu menggunakan antibiotik
Pada pasien ini diberikan antibiotik
ampisilin secara parenteral.
sebagian besar kasus pneumonia komunitas
pada anak kecil disebabkan oleh virus, pada
Dosis cefotaxime 50-100
sebagian besar situasi para ahli menyarankan mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis.
pemberian terapi antibiotik empiris untuk BB= 6 kg.
berbagai kasus yang dapat diterapi ( Nelson, Rentang dosis pada pasien ini adalah
2014) 300-600 mg.
Sehingga dosis untuk pasien ini
adalah 3x 200 mg IV.

Ampisilin ialah antibiotik sprektum luas (Gram + dan


Gram -) bekerja dengan menghambat proses
pembentukan dinidng sel
Nebulisasi:
ANTIPIRETIK
Nebulisasi dengan bronkodilator bertujuan untuk
menghambat pengeluaran prostaglandin di mengatasi gejala akut seperti sesak.
sistem saraf pusat. Mempengaruhi adalah salbutamol, aminofilin, teofilin, dan
termoregulator di hipotalamus untuk lainnya. Ventolin memiliki komposisi salbutamol.
menurunkan panas tubuh.
Pengontrol sesak agar tidak kambuh kembali dan
Dosis parasetamol: juga untuk mencegah peradangan pada saluran
<10 kg = 7.5 mg/kgbb/xkali (BB= 6 kg) paru. Misalnya adalah obat golongan
Dosis pasien adalah = 45 mg perkali. kortikosteroid seperti dexametason, prednison,
pasien diberikan inj parasetamol 3x50 mg metilprednisolon, budesonide, dan lainnya.
Pulmicort berisi budesonide.
.
.
✘ Bronkodilator  Salbutamol adalah Agonis
Reseptor Beta-2 Adrenergik untuk mendilatasikan
saluran nafas. Dosis pada pasien adalah
0.3mg/kgBB/x dalam 3-4 hari.
✘ Pada pasien dosisnya adalah 1.8mg/x, diambil
dosis 1.5 mg untuk 3 kali sehari sampai pasien
tidak alami sesak nafas.
Kriteria Rawat Inap

Bayi:
• saturasi oksigen ≤92%,sianosis
Memenuhi kriteria rawat inap ;
• frekuensi nafas > 60 x/menit RR ; 80 kali/ menitada distress
• Distres pernapasan, apnea intermiten, atau grunting
pernafasan.
• Tidak mau minum/menetek
• Keluarga tidak bisa merawat di rumah
Anak:
• saturasi oksigen ≤92%,sianosis
• Frekuensi napas >50 x/menit
• Distres pernapasan
• Grunting
• Terdapat tanda dehidrasi
• Keluarga tidak bisa merawat di rumah
Thankyou

Vous aimerez peut-être aussi