Vous êtes sur la page 1sur 50

CURRICULUM VITAE

Nama : Dr. Abdul Khalis, Sp.B(K)KL,FICS.


TTL : Bone, 10 Juni 1963
Agama : Islam
Pendidikan : Spesialis Bedah. Konsultan Bedah Kepala Leher
Pekerjaan : Dokter Spesialis Bedah dan Konsultan Bedah Kepala Leher RSUD
H. Andi Sulthan Dg. Radja Bulukumba
Alamat : Jl. Serikaya No. 17 Komp. Perumahan Dokter RSUD Bulukumba
Riwayat Pendidikan
1. Fakultas Kedokteran Unhas Makassar, Tahun 1981-1988
2. Spesialis Bedah FK Unhas Makassar, Tahun 1995-2001
3. Konsultan Bedah Kepala Leher FK Unhas Makassar, Tahun 2010
Riwayat Pekerjaan
1. Kepala Puskesmas Tanjung Aru Kab. Pasir Kaltim, Tahun 1989-1991
2. Kepala Puskesmas Batu Kajang Kab. Pasir Kaltim, Tahun 1991-1994
3. Dokter Spesialis Bedah RSUD H. Andi Sulthan Dg. Radja Bulukumba, Tahun
2001-Sekarang
4. Kepala Instalasi Bedah SentralbRSUD Bulukumba sejak Tahun 2002 - sekarang
Kondisi emergensi
pada fraktur maksilofasial

aBAbdul Khalis
• Penderita datang dengan trauma

 ditangani dengan prinsip ATLS


Penanganan emergensi
• Bebaskan jalan napas
• Kontrol perdarahan
• Cegah dan kontrol syok
• Stabilisasi servikal
• Kontrol trauma yang mengancam jiwa
– Cedera otak, trauma toraks, fraktur
ekstremitas terbuka, intra-abdominal bleeding
Kondisi emergensi yang berkaitan
dengan fraktur maksilofasial

• 1. obstruksi jalan napas

• 2. perdarahan
1. Obstruksi jalan napas

• Gejala

• Frekwensi napas > 24/menit


• Suara napas tambahan
• Gelisah
• Retraksi supraklavikula, suprasternal
• Sianosis
• Sumbatan oleh :

• Saliva
• Darah
• Benda asing ( gigi palsu )
• Inflamasi sekunder akibat trauma
• Ekstravasasi darah dalam jaringan lunak
• Etiologi
• 1. fraktur parasimfisis mandibula bilateral
• 2. fraktur maksila impresif
• Penanganan
• Rongga mulut bersihkan dari darah, lendir, benda
asing
• Palpasi apakah masih ada benda asing yang
tertinggal
• Chin lift/ jaw trust
• Darah dan lendir dalam rongga hidung/ mulut
dihisap secara frekuen dan gentle
Fraktur parasimfisis mandibula bilateral
• Lidah ditarik kearah depan
–Jari tangan
–Jepit jemuran
–Peniti besar
–Jahit
• Pipa nasofaring
Fraktur maksila impresif

– Reposisi manual, maksila ditarik ke anterior


– Pipa nasofaring bilateral
• Hisap frekuen daerah orofaring
• Intubasi endotrakeal
– Intubasi orotrakeal
– Trakeostomi

Dalam keadaan sangat gawat


 krikotoroidotomi
 insersi jarum no.12-14
Krikotiroidotomi
Intubasi Insuflasi oksigen
dengan tuntunan jari Lewat krikotiroidotomi
Krikotiroidotomi
ANATOMI
Membrana Krikotiroid
• Terletak pada leher
depan, diantara
kartilago Tiroid dan
Krikoid

Cricothyroid
Membrane
LANDMARKS

• Tentukan ujung superior


dari kartilago Tiroid
(bagian paling menonjol
dari leher anterior)

• Ikuti ke bawah pada


garis tengah untuk
mengidentifikasi
membrana Krikotiroid
IDENTIFIKASI CARA LAIN
• Tentukan sternal notch

• Gerakkan jari2 ke
cranial sepanjang garis
tengah untuk
menemukan tonjolan
kartilago Cricoid
Struktur di sekitarnya

• Kartilago Tiroid

• Kelenjar Tiroid

• Kelenjar Paratiroid
• Arteri Karotis,
Vena Jugularis

• Arteri dan vena


yang keluar/masuk
ke kelenjar Tiroid
Esophagus

• Hati-hati !! Cartilage

– Kartilago Trakea
berbentuk “C”
– Hanya terdapat
“membrana” yang
membatasi Trakea
dan Esofagus
• Perforasi Esofagus
merupakan
komplikasi yang
sering terjadi
Macam Krikotiroidotomi
• Krikotiroidotomi dengan Jarum
• Krikotiroidotomi Perkutan
• Krikotiroidotomi Terbuka
Needle Krikotiroidotomi
Alat-alat yang diperlukan :
• Perlindungan ( Sarung Tangan, Gaun,dsb)
• Emergency Transtracheal Airway Catheter
• ENK Flow Modulator
• 10 cc syringe
• Kapas Alkohol
• Tabung 0ksigen, dg tekanan 30-60 psi
• plester
EQUIPMENT
• Emergency
Transtracheal
Airway Catheter
– The ribbing on the
catheter keeps it
from collapsing or
kinking
• ENK Flow
Modulator
and pressure
adapter
• If no trauma-
extend the
neck
• Follow midline down to
the soft cricothyroid
membrane
(approximately 1 cm)
– feels like a slight dip in
the neck
• Stabilize the larynx
by holding the
cartilage between
your fingers

• Direct the needle at


a 90o angle to the
patient

• Slowly advance the


needle 1/2” - 3/4”
with plastic catheterr
• Attempt to aspirate
free air as you
advance
– if unable to aspirate
free air, back the
needle up about 1cm
at a time while
aspirating
• you may have
inserted the needle
too far and entered
the esophagus
• Attach the catheter
to the ENK Flow
Modulator

• DO NOT LET GO
OF THE
CATHETER
• Attach the catheter
to the ENK Flow
Modulator

• DO NOT LET GO
OF THE
CATHETER
• Have an
assistant attach
the distal end of
the ENK Flow
Modulator to
15 L of 02
Krikotiroidotomi Seldinger
• Krikotiroidotomi dengan guide wire atau
teknik Seldinger adalah melewatkan
kawat lunak melalui jarum untuk
memasang kanul trakea melalui membran
krikotiroid kedalam trakea

• Dilakukan jika semua cara untuk


mendukung jalan nafas dan ventilasi
sudah tidak memungkinkan lagi.

• Diindikasikan pada skenario “can’t


intubate, can’t oxygenate”
Guide-wire technique

• Insisi kulit pada garis


medial sepanjang
membran krikotiroid

• Pungsi-kan jarum
dengan posisi sudut
450 kearah kaudal
melalui membran
krikotiroid kedalam
trakea
• Lewatkan kawat
melalui jarum (teknik
Seldinger) kedalam
trakea dan kemudian
mengangkat jarum

• Masukkan kawat ke
lubang dilator dan
dekatkan dilator pada
tempat insisi.
• Masukkan dilator dan
tube ke dalam trakea
dengan panduan
guide wire

• Yakinkan posisi tube


dengan auskultasi
paru dan deteksi CO2

• Fiksasi tube dengan


baik
Surgical
Krikotiroidotomi
• Insisi kulit secara
vertikal dan pada garis
tengah.

• Singkirkan jaringan
subkutis secara tumpul
dengan menggunakan
gunting Metzenbaum

• Insisi transversa pada


membrane krikotiroid
dengan menggunakan
pisau no 11
• Insersi endotrakeal
tube dengan bantuan
spekulum Killian

• Insersi dilakukan
perlahan dan tube
didorong kearah
kaudal.

• Selama insersi
spekulum Killian
diangkat secara
perlahan untuk
memberikan area
insersi yang lebih luas
Komplikasi
• Insidens komplikasi pada krikotirotomi
emergency dapat melebihi 40%

• Komplikasi fatal dapat berupa kegagalan


insersi kanul trakea dan perdarahan.

• Teknik Perkutan /Guide wire mempunyai


komplikasi perdarahan yang lebih sedikit
dibanding dengan teknik terbuka.
KOMPLIKASI

• Cidera tembus pada struktur sekitar


(esophagus)
• Emfisema Subkutis
• Pembengkaan / hematom
• Bleeding
• Kerusakan laring
• Cidera pada Kelenjar Tiroid dan
Paratiroid
Trakeostomi
• Indikasi :

1.Fraktur maksilofasial dengan perdarahan yang sulit


dikontrol
2.Fraktur maksilofasial dengan obstruksi/potensial
obstuksi jalan napas
a. fraktur mandibula anterior segmental
b. fraktur maksila impresif
3.Disertai trauma penyerta yang memerlukan respirator
- flail chest, kontusio paru, shock lung, emboli
lemak, cedera otak berat
Trakeostomi
dipertahankan sampai operasi definitif

• Memudahkan anaestesi
• Lapangan operasi tak terganggu pipa endotrakeal
• Menghindari edema pasca ekstubasi
• Menghindari aspirasi pasca bedah
2. Perdarahan

• Mengatasi perdarahan
– Mekanik
• Penekanan
• Klem dan ligasi
• Klem dan bebat tekan
• Packing
– Posisi kepala lebih tinggi
– Sedatif & analgesik
• Sumber perdarahan

– 1. a. palatinus
– 2. a. fasialis
– 3. a. etmoidalis
– 4. a. maksilaris interna
– 5. pleksus Haselbach
• Perdarahan hidung
– Biasanya berhenti spontan
– Bila tidak berhenti
• 2 kateter Foley untuk nasal posterior
• Tampon nasal posterior + anterior
• Ligasi a.karotis eksterna & a.etmoidalis
Tampon nasal
• Perdarahan rongga mulut
– Laserasi intraoral
• Pembuluh darah besar diklem dan ligasi
• Luka didebrideman dan dijahit
– A. palatinus majus
• Jahit mukoperiosteal
• Bone-wax pada foramen palatinum major
• Angiografi dan embolisasi

• Bila perdarahan tidak berhenti dan sumbernya sulit


diketahui

• Fraktur maksilofasial akibat luka tembak


Terima kasih

Vous aimerez peut-être aussi