Vous êtes sur la page 1sur 13

Atrial Septal Defect

( ASD )

Oleh:
Abu Salam Hamzah, S.Ked
NIM: 10542 0257 11
Pendahuluan
Pada dasarnya kelainan jantung kongenital dikelompokkan atas dua
kelompok besar yaitu PJB tanpa sianosis dan yang disertai sianosis. PJB
sianotik biasanya memiliki kelainan struktur jantung yang lebih kompleks
dan hanya dapat ditangani dengan tindakan bedah. Sedangkan PJB non
sianotik umumnya memilki lesi (kelainan) yang sederhana dan tunggal,
namun tetap saja lebih dari 90 % di antaranya memerlukan tindakan
bedah jantung terbuka untuk pengobatannya. Sepuluh persen lainnya
adalah kelainan seperti kebocoran sekat bilik jantung yang masih mungkin
untuk menutup sendiri seiring dengan pertambahan usia anak.
Salah satu kelainan jantung congenital asianosis yang banyak terjadi
adalah Atrial Septal Defect (ASD) yang ditandai dengan adanya lubang
yang persisten pada septum antar atrial yang disebabkan oleh karena
kegagalan pembekuan sekat, yang menyebabkan adanya hubungan antara
atrium kanan dan atrium kiri.
ETIOLOGI
• Faktor genetik
Resiko penyakit jantung kongenital meningkat 2 sampai 6% jika terdapat riwayat keluarga yang
terkena sebelumnya. Selain itu, 5-8% penderita penyakit jantung kongenital mempunyai
keterkaitan dengan kelainan kromosom.

• Faktor lingkungan
Penyakit jantung kongenital juga dihubungkan dengan lingkungan ibu selama kehamilan.
Seringnya terpapar dengan sinar radioaktif dipercaya dapat menjadi faktor pencetus terjadinya
penyakit jantung kongenital pada bayi.

• Obat-obatan
Meliputi obat-obatan yang dikonsumsi ibu selama masa kehamilan, misalnya litium, busulfan,
reinoids, trimetadion, thalidomide, dan agen antikonsulvan, antihipertensi, eritromicin, dan
clomipramin.

• Kesehatan Ibu
Beberapa penyakit yang di derita oleh ibu hamil dapat berakibat pada janinnya, misalnya diabetes
melitus, fenilketouria, lupus eritematosus siskemik, sindrom rubella kongenital.5
Yang terjadi pada ASD?
Pada Atrial Septal Defect, aliran darah yang ada di atrium sinistra
bocor ke atrium dextra karena ada defect di septum interatrial-nya yang
disebabkan oleh gagalnya menutup sebuah septum maupun karena adanya
gangguan pertumbuhan. Karena tekanan di ventrikel sinistra yang notabene
memompa darah ke seluruh tubuh lebih besar maka darah dari atrium dextra
tidak dapat masuk ke atrium sinistra sehingga dapat dikatakan darah jalan dari
tekanan tinggi ke tekanan rendah (dari Atrium Sinistra ke Atrium Dextra).
Di atrium dextra dan ventrikel dextra terjadi overload darah yang
mengakibatkan hipertrofi atrium dan ventrikel dextra. Darah kemudian masuk
ke arteri pulmonalis melewati katup pulmonal, yang otomatis terlalu sempit
untuk jalan darah yang begitu banyak. Hal ini disebut stenosis pulmonal
relative. Akibatnya arteri pulmonalis menjadi dilatasi. Selanjutnya terjadi
turbulensi disana yang menyebabkan terjadinya bunyi murmur systole.
DIAGNOSIS
Manifestasi Klinis
Sebagian besar asimptomatik, terutama
pada bayi dan anak kecil. Sangat jarang
ditemukan gagal jantung pada defek septum
atrium. Bila pirau cukup besar, pasien
mengalami sesak napas, sering mengalami
infeksi paru, dan berat badan akan sedikit turun.
Jantung umumnya normal, atau hanya sedikit
membesar.
PEMERIKSAAN FISIK
Pada pemeriksaan fisis dapat ditemukan pulsasi ventrikel kanan pada
daerah para sterna kanan, wide fixed splitting bunyi jantung kedua
walaupun tidak selalu ada, bising sistolik tipe ejeksi pada daerah pulmonal
pada garis sterna kiri atas, bising mid diastolik pada daerah tricuspid, dapat
menyebar ke apeks. Bunyi jantung kedua mengeras di daerah pulmonal, oleh
karena kenaikan tekanan pulmonal, dan perlu diingat bahwa bising-bising
yang terjadi pada DSA merupakan bising fungsional akibat adanya beban
volume yang besar pada jantung kanan. Sianosis jarang ditemukan, kecuali
bila defek besar atau common atrium, defek sinus coronarius, kelainan
vascular paru, stenosis pulmonal, atau bila disertai anomaly Ebstein.
EKG
EKG menunjukkan aksis ke kanan, blok bundel kanan, hipertrofi
ventrikel kanan, Interval PR memanjang, aksis gelombang P abnormal, aksis
ke kanan secara ekstrim biasanya akibat defek ostium primum.

Perekaman pada anak umur 3 tahun dengan Atrial Septal Defect (ASD)
RADIOLOGI
 Jantung mungkin membesar. Penentuan CTR yaitu dengan
membandingkan lebar thorax dan lebar dari pada jantung. Jika diameter
jantung lebih besar daripada diameter thorax, itu adalah pembesaran
jantung.
 Perhatikan bentuk jantung.pertama, perhatikan apexnya yang mana sering
terjadi pembesaran pada ventrikel kanan dan kadang-kadang terlihat jelas
diafragma terangkat. Selanjutnya lihat batas dari jantung kanan. Karena
atrium kanan membesar, batas dari jantung kanan terlihat lebih lebar dari
normalnya.
 Perhatikan posisi dari jantung dengan membandingkan pada posisi dari
vertebra. Pada ASD, jantung kadang bergeser ke kiri dan terlihat juga ke
tepi kanan dari columna vertebra.
 Perhatikan tonjolan dan lengkungan aorta. Itu sering mengecil jika ASD
ada, karena darah dialirkan melalui atrium kanan, tidak melalui aorta.
EKOKARDIOGRAFI
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi