Mual sering kali di artikan sebagai keinginana untuk muntah atau
gejala yang dirasakan ditenggerokan dan di daerah sekitar lambung, yang menandakan kepada seseorang bahwa ia akan segera muntah. Muntah di artikan sebagai pengeluaran isi lambung melalui mulut, yang seringkali membutuhkan dorongan yang sangat kuat(Sukandar, 2008: 378). PATOFISIOLOGI
Muntah dikendalikan oleh pusat muntah pada dasar ventrikel otak
keempat. Pusat muntah terletak di bagian dorsal lateral dari formasio retikularis medula oblongata, yaitu pada tingkat nukleus motorik dorsal dari saraf vagus Pusat ini terletak dekat dengan pusat vasomotor, pernapasan dan salivasi. Pusat muntah menerima impuls dari CTZ(Chemoreceptor Trigger Zone), hipotalamus, korteks serebri dan areavestibular Alat keseimbangan dapat terserang akibat proses-proses sentral atau perifer. Peranan dari pusat muntah adalah untuk mengkoordinir semua komponen kompleks yang telibat dalam proses muntah. PATOFISIOLOGI
Stimulus psikologis, neurologik, refleks, endokrin, dan kimiawi dapat menyebabkan
muntah. Terjadinya muntah didahului oleh salivasi dan inspirasi dalam. Sfingter esofagus dan relaksasi, laring dan palatum mole terangkat, dan glotis menutup Selanjutnya diafragma akan berkontrasi dan menurun, dan dinding perut juga berkontraksi mengakibatkan suatu tekanan pada lambung, sehingga isinya dimuntahkan. Peristiwa ini didahului oleh stasis lambung dan kontraksi duodenum dan antrum lambung Muntah sering kali disertai dengan gejala-gejala dan tanda vasomotorik. Mual dirasakan sebagai sensasi tidak enak di epigastrium, di belakang tenggorokan dan di perut. Sensasi mual biasanya disertai dengan berkurangnya motilitas lambung dan peningkatan kontraksi duodenum Mual masih dapat terjadi bahkan setelah gastrektomi. Mual biasanya disusul muntah, namun keduanya tidak selalu harus terjadi bersama-sama. Mual kronik dapat terjadi tanpa adanya muntah, pada kasus-kasus muntah sentral, muntah terjadi tanpa didahului oleh mual.