Vous êtes sur la page 1sur 22

LAPORAN KASUS

PERDARAHAN SUBKONJUNGTIVA

Gede Angga Janardana (1871121008)


Made Widya Wirayanti Puteri (1871121060)
BAB I
PENDAHULUAN
 Latar Belakang
Perdarahan subkonjungtiva adalah perdarahan akibat
rapuhnya pembuluh darah dibawah lapisan konjungtiva,
sehingga mata akan mendadak terlihat merah dan
mengkhawatirkan bagi pasien. Insiden perdarahan
subkonjungtiva dilaporkan sebesar 2,9% dari sebuah
penelitian yang memiliki sampel sebanyak 8726 pasien dan
kejadian meningkat seiring bertambahnya umur pasien
khususnya pada pasien yang berumur diatas 50 tahun.
Meningkatnya kejadian tersebut disebabkan oleh
meningkatnya kejadian hipertensi pada pasien berumur diatas
50 tahun
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 Definisi
Perdarahan subkonjungtiva adalah penyakit mata dengan
kondisi mata merah akut yang disebabkan oleh ruptur
pembuluh darah dibawah konjungtiva dan menghasilkan
ekstravasasi diantara jaringan subkonjungtiva dan episkleral.

 Etiologi
Traumati
Idiopatik Valsalva
k
Ganggua
Hiperten n
si perdarah
an
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 Epidemiologi
1. Perdarahan subkonjungtiva dapat terjadi di semua
kelompok umur, namun hal ini dapat meningkat
kejadiannya sesuai dengan pertambahan umur .
2. Pada perdarahan subkonjungtiva tipe spontan tidak
ditemukan hubungan yang jelas dengan suatu
kondisi keadaan tertentu (64.3%). Kondisi hipertensi
memiliki hubungan yang cukup tinggi dengan angka
terjadinya perdarahan subkonjungtiva (14.3%).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 Patofisiologi
Perdarahan
Subkonjungtiva

Spontan Traumatik

• Umur
• Hipertensi
• Arteriosklerosis
• Anemia
• Pemakaian
antikoagulan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 Tanda dan Gejala
1. Sangat jarang mengalami nyeri ketika terjadi perdarahan
subkonjungtiva pada permulaan.
2. Tampak adanya perdarahan di sklera dengan warna merah
terang (tipis) atau merah tua (tebal).
3. Tidak ada tanda peradangan, kalaupun ada biasanya
peradangan yang ringan.
4. Perdarahan akan terlihat meluas dalam 24 jam pertama
setelah itu kemudian ukurannya akan berkurang perlahan
karena diabsorpsi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 Diagnosis
1. Diagnosis perdarahan subkonjungtiva ditegakkan melalui
anamnesis dan pemeriksaan fisik. Apabila perdarahan
subkonjungtiva terjadi untuk pertama kalinya, langkah-
langkah diagnostik lebih lanjut biasanya tidak diperlukan.
Dalam kejadian kekambuhan, hipertensi dan kelainan
koagulasi harus dipikirkan.
2. Memeriksa ketajaman visus juga diperlukan, terutama
pada perdarahan subkonjungtiva traumatik.
3. periksa reaktivitas pupil dan mencari apakah ada defek
pupil. Curigai ruptur bola mata jika perdarahan
subkonjungtiva terjadi penuh pada 360°.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 Penatalaksanaan
1. Perdarahan subkonjungtiva umumnya tidak memerlukan
pengobatan dan akan hilang atau diabsorbsi dalam 1-2
minggu.
2. Pengobatan dini pada perdarahan subkonjungtiva adalah
dengan kompres dingin sebanyak 4 kali sehari selama 4
menit, terutama pada pasien yang datang dalam 48 jam
pertama setelah perdarahan terjadi.
3. Air mata buatan untuk iritasi ringan dan mengobati faktor
risikonya untuk mencegah risiko perdarahan berulang.
4. Asam treneksamat dan vasacon.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 Komplikasi
Perdarahan subkonjungtiva akan diabsorsi sendiri oleh
tubuh dalam waktu 1-2 minggu, sehingga tidak ada
komplikasi serius yang terjadi. Namun perdarahan
subkonjungtiva harus segera dirujuk ke dokter spesialis
mata jika ditemui 3:
1. Nyeri yang berhubungan dengan perdarahan
2. Perubahan penglihatan
3. Riwayat trauma pada mata
4. Riwayat gangguan perarahan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
 Prognosis
Secara umum prognosis dari perdarahan subkonjungtiva
adalah baik. Karena sifatnya yang dapat diabsorpsi sendiri
oleh tubuh. Namun untuk keadaan tertentu seperti sering
mengalami kekambuhan, persisten atau disertai gangguan
pandangan maka dianjurkan untuk dievaluasi lebih lanjut
lagi.
BAB III
LAPORAN KASUS
 Identitas Pasien
Nama : IMS
Umur : 57 tahun
Jenis Kelamin : Laki - laki
Alamat : Cacab Jangkahan Biaung, Penebel, Tabanan
Pekerjaan : Petani
Agama : Hindu
Suku Bangsa : Bali, Indonesia
No. CM : 173167
BAB III
LAPORAN KASUS
 Anamnesis
1. Keluhan Utama :
Mata kiri merah
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Pasien datang ke Poliklinik Penyakit Mata BRSUD Tabanan pada tanggal 25
April 2018 dengan keluhan mata merah sejak 1 hari yang lalu setelah
memotong rumput. Selain itu, pasien mengeluh mata kabur dan mata
berdarah.
3. Riwayat Penyakit Terdahulu :
Pasien mengatakan bahwa dulu waktu sekolah dasar pernah mengalami
mata merah seperti sekarang. Riwayat penyakit diabetes militus,
hipertensi dan penyakit kronis lainnya disangkal oleh pasien. Riwayat
alergi makanan dan obat-obatan juga disangkal oleh pasien.
4. Riwayat Sosial :
Pasien sehari harinya merupakan seorang petani, tinggal bersama istri
dan anak, aktivitas sehari-hari lebih banyak di padang. Riwayat
mengkonsumsi minum minuman beralkohol dan merokok disangkal oleh
pasien
BAB III
LAPORAN KASUS
 Pemeriksaan Fisik
3.3.1 Pemeriksaan Fisik Umum

 Kesadaran : compos mentis


 Tekanan darah : 110/80 mmHg
BAB III
3.3.2 Pemeriksaan
Oftalmologi LAPORAN KASUS
PEMERIKSAAN OCULI SINISTRA (OS)
OCULI DEXTRA (OD)
6/30 Visus 6/12
Tidak dilakukan Pinhole Tidak dilakukan
Gerak bola mata normal, enoftalmus (-), Gerak bola mata normal, enoftalmus (-),
Bulbus Okuli
eksoftalmus(-),strabismus (-) eksoftalmus(-),strabismus (-)
Edema (-), nyeri tekan (-), hiperemis (-) Edema (-), nyeri tekan (-), hiperemis (-)
Palpebra
kelopak mata atas dan bawah kelopak mata atas dan bawah
Edema (-), infiltrat (-), hiperemis (-), Edema (-), infiltrat (-), hiperemis (+), bleeding
Konjungtiva
bleeding (-) (+)
Putih Sklera Merah
Bulat, edema (-), ulkus (-), infiltrat (-), corpal Bulat, edema (-), ulkus (-), infiltrat (-),
(-) sikatriks (-), sensibilitas normal, arkus Kornea sikatriks (-), sensibilitas normal, arkus Senilis
senilis (+) (+)

Jernih, dalam Camera Oculi Anterior(COA) Jernih, dalam

Bulat, reguler, warna coklat, edema (-) Iris Bulat, reguler, warna coklat, edema (-)

Bulat, diameter ± 2mm, letak sentral, refleks Bulat, diameter ± 2mm, letak sentral, refleks
pupil langsung (+), refleks pupil tak langsung Pupil pupil langsung (+), refleks pupil tak langsung
(+) (+)
Jernih Lensa Jernih
Normal Lapang pandang Normal
Tidak dievaluasi TIO Tidak dievaluasi
BAB III
LAPORAN KASUS
 Pemeriksaan Fisik
Keadaan Mata Saat Diperiksa
BAB III
LAPORAN KASUS
 Diagnosis Banding
1. Subconjuctival Hemorrage
2. Konjungtivitis hemarogik akut
3. Skleretis

 Diagnosis Kerja
OS Subconjunctival Hemorrage

 Usulan Pemeriksaan Penunjang


Pemeriksaan darah lengkap
BAB III
LAPORAN KASUS
 Penanganan
1. Irigasi RL 1 Flash
2. Gentamycin ed 6x1
3. Cendo lytheers ed 6x1
4. Asam Mefenamat tab 3x100mg

 Prognosis
Ad bonam
BAB IV
PEMBAHASAN
 Pasien laki- laki dengan inisial IMS berusia 57
tahun datang ke poli mata BRSUD Tabanan pada
hari Rabu, 25 April 2018. Pasien mengeluhkan
mata kiri merah sejak 1 hari yang lalu setelah
memotong rumput. Selain itu, pasien juga
mengeluh mata kabur dan mengeluarkan darah.

 Pada kasus, dapat diketahui dari anamnesis


bahwa perdarahan subkonjungtiva yang dialami
bapak IMS adalah disebabkan karena traumatik.
Hal ini juga diperkuat dengan riwayat pasien yang
tidak memiliki penyakit hipertensi.
BAB IV
PEMBAHASAN
 Pada kasus pasien diberikan Irigasi RL 1 Flash
untuk membersihkan mata, gentamycin ed 6x1
sebagai antibiotik profilaksis, cendo lytheers ed
6x1 untuk pelumas atau irigasi mata, dan Asam
Mefenamat tab 3x100mg untuk mengurangi rasa
nyeri. Obat tersebut sesuai sebagai terapi
simptomatis dan profilaksis kasus tersebut,
namun teori juga menyarankan penggunaan obat
vasacon sebagai vasokonstriktor dan asam
treneksamat sebagai anti fibrinolitik.
BAB V
SIMPULAN
 Perdarahan subkonjungtiva adalah penyakit mata
dengan kondisi mata merah akut yang disebabkan
oleh ruptur pembuluh darah dibawah konjungtiva
dan menghasilkan ekstravasasi diantara jaringan
subkonjungtiva dan episkleral. Pada laporan kasus
ini, dari anamnesis, gejala dan tanda yang
ditunjukan sangatlah jelas sehingga diagnosis
dapat ditegakan tanpa pemeriksaan penunjang
lebih lanjut. Pengobatan yang diberikan sudah
cukup baik namun belum sepenuhnya maksimal
sesuai teori. Hal ini dikarenakan faktor lain seperti
faktor asuransi kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA
 Graham, R. K. Subconjuntival Hemorrhage. 1st Edition. 2009. Medscape’s
Continually Updated Clinical Reference. Diakses tanggal 26 April 2018, dari
http://emedicine.medscape.com/article/1192122-overview
 Kaimbo D, Kaimbo Wa. Epidemiology of traumatic and spontaneous
subconjunctival haemorrhages in Congo. Congo. 2008. Diakses pada tanggal 26
April 2018, dari http//pubmed.com/ Epidemiology of traumatic and spontaneous
subconjunctival haemorrhages in Congo/943iure
 Mimura T, Yamagami S et all. Contanc lens-Induced Subconjuntival Hemorrhage.
2010. Tokyo, japan. Diakses pada tanggal 26 April 2018, dari http//pubmed.com
 Ilyas, Sidarta. Ilmu Penyakit Mata. Edisi ketiga. 2008. FK UI. Jakarta
 American Academy. 2009. Subconjunctival Haemorrhages. Amerika
 Chern, K. C. Emergency Ophthalmology: A Rapid Treatment Guide. 1st ed. 2002.
McGraw-Hill, Massachusetts.
 Rifki, M. 2010. Perdarahan Subkonjungtiva. Jakarta Diakses pada tanggal 8
Februari 2012/www.medicastore/ Perdarahan Subkonjungtiva.3ii04308azs
 Indriasari, N.2013. Referat Perdarahan Subkonjungtiva. Jawa Tengah. Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Jenderal Soedirman.
 Tarlan, B., & Kiratli, H. (2013). Subconjunctival hemorrhage: risk factors .
Dovepress Clinical Opthalmology, 1163-1170.
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi