Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Oleh :
IRFAN EFENDI
Pengertian Dasar
GANGGUAN OKSIGENASI
* Hipoksemia yang berat
* Memerukan PEEP
* Kerja pernafasan yang meningkat
Indikasi VM
KEPENTINGAN LAIN
Sebagai penunjang pada pasien yang memerlukan
sedasi
Mengurangi kebutuhan oksigen tubuh atau otot
jantung
Menurunkan tekanan intra kranial
Mencegah atelektasis alveoli paru
PARAMETER VM
1. RR > 35X / MN
2. Kapasitas vital < 10 ml /kg
3. PaO2 < 60 mmHg dengan PH < 7,35
4. PaCO2 > 50 mHg dengan PH < 7,35
5. Hilangnya reflek muntah dan batuk
TUJUAN VM
Normal : 12 – 24 x / mnt
berdasar hasil PCO2
RR awal x (hasil PCO2): PCO2 yg di harapkan
Setting Ventilator
PEEP
(Possitive End Expiratory Pressure)
fisiologis : 0-5 cm
fungsi : mencegah kolap paru – paru
memperbaiki oksigensasi
PEEP tinggi dpt mempengaruhi hemodinamik ( aliran
balik vena /venous return )
Setting Ventilator
OKSIGEN /FiO2 %
TRIGER FLOW
Adalah jumlah aliran udara untuk merangasang
mesin memberi bantuan napas pasien
Normal : 3.5 – 4 liter/menit
Untuk : di gunakan pada pasien yg belum ada
usaha napas (knock down ).
Setting Ventilator
TRIGER SENSITIF
Adalah Rangsangan mesin untuk membantu
pasien bernapas sendiri
TRIGER PRESSURE
Adalah jumlah tekanan negatif untuk merangasang
mesin memberi bantuan napas pasien
Normal : - 2 cm
Untuk : di gunakan pada pasien yg sudah ada
usaha napas sendiri
Setting Ventilator
FLOW PATTERN
Adalah Pola aliran penyebaran gas (O2 DAN
CO2 )
a. Penyebaran gas terjadi merata
dalam alveoli
• Volume Control
• Prinsip dasar ventilator ini adalah cyclusnya
berdasarkan volume.
• Inspirasi berhenti pada saat volume yang
diberikan tercapai
• Volume yg di berikan konstan
Mode Ventilator
• Pressure Control
Prinsip dasar ventilator type ini adalah cyclusnya
menggunakan tekanan.
Inspirasi berhenti pada saat tekanan yang di berikan tercapai
Jumlah udara (tidal volume ) tergantung ada tidaknya resistensi
jalan napas dan komplain paru pasien
Baik di gunakan pada pasien dengan gangguan paru.
Nursing Management
• VM, membantu untuk meminimalkan
usaha nafas dan meningkatkan
keefektifan pertukaran gas (oksigen
dan ventilasi). Untuk itu dibutuhkan
kemantapan jaloan nafas artificial
(intubasi ETT) dan penggunaan
ventilator tekanan positif
Lanjutan.....
• ETT, umumnya terbuat dari polivinyl choride
yang dimasukkan ke dalam trakhea melalui oral
atau nasal, biasanya masuk hingga karina.
Intubasi oral banyak digunakan untuk
menejemen airway jangka pendek. Intubasi nasal
umumnya lebih aman dan diyakinilebih nyaman
bagi pasien, tetapi banyak institusi yang tidak
menggunakan intubasi nasal karena beresiko
terhadap sinusitis. Jika pasien membutuhkan
intubasi untuk jangka panjang, biasanya
dilakukan trakheostomi
Memasukkan Tube
• Intubasi adalah suatu tindakan yang sangat
beresiko terhadap aspirasi, hipoksia, fagal
refleks bahkan kematian. Selama dilakukan
intubasi pastikan oksigenasi tetap
dipertahankan, pantau monitor saturasi
oksigen. Jika sulit intubasi, reoksigenasi dan
usaha intubasi kembali. Intubasi memakan
waktu kurang lebih 30 detik
Nursing Menejemen
• Menejemen pada pasien dengan VM adalah
tanggung jawab perawat. Perawat berkoordinasi
dengan tim kesehatan lain untuk mensupport
pasien dan keluarga yang menggunakan VM,
memonitor dan memfasilitasi sehingga tujuan
pengunaan tercapai dengan baik hingga pasien
lepas dari VM.
• Cek kepatenan Tube segera setelah intubasi, cek
kepatenan ETT dengan auskultasi dan X-ray.
Catat panjang ETT pada ukuran di bibir di chart
keperawatan.
• Gunakan plester yang baik untuk menempelkan
tube agar letaknya aman. Cegah iritasi pada
wajah tempat menempelnya tube
• Perawatan cuff tube
cuff tube memfasilitasi tek positif ventilasi dan
mencegah aspirasi, cek jumlah udara yang
dibutuhkan terefleksi dengan tekanan cuff yaitu
biasanya 20mmHg. Disain ETT umunya
menggukan Cuff dengan plastik lembut
sehingga volume udara tinggi tekanan rendah.
Tekanan rendah pada cuff penting untuk
mencegah kerusakan mukosa trakhea.
• Tekanan arterial pada dinding trakhe kira-kira
20-25mmHg sedangkan tekanan vena 18-
20mmHg. Jika tekanan cuff > 18-20mmHg
maka akan mengganggu sirkulasi mukosa
trakhea dan terjadi nekrosis. Tekanan cuff dikaji
setiap 8jam.
Jika cuff harus dikempeskan, perhatikan hal
berikut ini :
1. Suction trakhea
2. Bersihkan sekret pada daerah atas cuff dengan
suction secara lembut kedalam orofaring
3. Kempiskan cuff sewaktu suction sehingga sekret
dapat diangkat semua
4. Ulangi suction faringeal
• Cegah kebocoran cuff
ketika kebocoran cuff terjadi dapat diketahui
dari balon cuff tidak terisi waktu udara
dimasukkan ke dalam cuff, pasien dapat
berbicara ketika cuff diisi dan terdengan udara
bocor selama bernafas dengan tekanan positif.
ganti ETT jika cuff bocor
• Lakukan suction dengan teknik yang benar
• Komunikasi yang terapeutik
• Oral hygine
Askep
• Beberapa masalah keperawatan yang dapat muncul pada pasien
VM
1. gangguan fungsi respirasi
2. tidak efektifnya bersihan jalan nafas
3. gangguan pertukaran gas
4. tidak efektifnya pola nafas
5. kecemasan
6. resiko komplikasi
7. resiko infeksi
8. gangguan nutrisi
Weaning
• Dokter menentukan kapan weaning
dilakukan. Hal ini berdasarkan
pengkajian yang dilakukan oleh
perawat atau respiratory therapist.
Keberhasilan weaning tergantung dari
status kesehatan pasien dan proses saat
menggunakan VM.
Kriteria Weanning
• Beberapa kriteria weanning :
a. Peningkatan kesembuhan penyakit pasien
b.Status nutrisi dan cairan yang baik
c. Kekuatan fisik dan mental yang adekuat
d. Afebril, bebas dari infeksi
e. Status kardvast, renal dan cerebral yang stabil
f. Pemeriksaan lab AGD, elektrolit, HB dalam level
normal
Ekstubasi
• Ekstubasi mengakhiri penggunaan VM
• Weanning yang sukses menentukan
kesuksesan ekstubasi dan nafas
spontan
• Cegah terjadinya reintubasi