Vous êtes sur la page 1sur 9

ASUHAN KEPERAWATAN

PADA PASIEN PRE-INTRA-


POST OP CAESAREA

KELOMPOK
A. DEFENISI
Sectio caesarea adalah suatu persalinan buatan,
dimana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada
dinding perut dan dinding rahim dengan sayatan rahim
dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram
(Sarwono, 2005, hal. 133).
Dalam operasi caesar ada tujuh lapisan yang
diiris pisau bedah, yaitu lapisan kulit, lapisan lemak,
sarung otot, otot perut, lapisan dalam perut, lapisan
luar rahim, dan rahim. Setelah bayi dikeluarkan, lapisan
itu kemudian dijahit lagi satu-persatu, sehingga
jahitannya berlapis-lapis.
B. ETIOLOGI
Indikasi sectio caesarea (Cuningham, F Garry, 2005:
595)
• Riwayat sectio caesarea
Uterus yang memiliki jaringan parut dianggap
sebagai kontraindikasi untuk melahirkan karena
dikhawatirkan akan terjadi rupture uteri. Resiko ruptur
uteri meningkat seiring dengan jumlah insisi
sebelumnya, klien dengan jaringan perut melintang
yang terbatas disegmen uterus bawah,
kemungkinan mengalami robekan jaringan parut
simtomatik pada kehamilan berikutnya. american
collage of obstetrician and ginecologistc (1999)
Sambungan …
• Distosia persalinan
kelainan persalinan terdiri dari :
1) Ekspulsi (kelainan gaya dorong)
2) Panggul sempit
3) Kelainan presentasi, posisi janin
4) Kelainan jaringan lemak saluran reproduksi yang
menghalangi turunnya janin

• Gawat janin

• Letak sungsang
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
• Pemeriksaan Penunjang

Untuk mengetahui panggul sempit dapat dilakukan


pemeriksaan, diantaranya (Smeltzer 2001 : 339) :

a) Darah rutin (mis Hb)

b) Urinalisis : menentukan kadar albumin/glukosa

c) Pelvimetri : menentukan CPD

d) USG abdomen

e) Gula darah sewaktu


DIAGNOSA DAN INTERVENSI
1. PRE OP
 Takut, Cemas b/d kurangnya pengetahuan, ancaman
kegagalan operasi
• DS :
Ps. Mengatakan takut menghadapi operasi
Ps/keluarga sering bertanya tentang operasi
• DO :
Ps. Kelihatan tegang
Kulit teraba dingin
Tremor atau gemetar
TD : 123/89 mmHg
N : 92 x/mnt
RR : 22 x/mnt
S : 36’ C
Sambungan …
Tujuan dan kriteria hasil :
• Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
takut,cemas ps. Berkurang atau hilang dengan KH :
Ps. Terlihat rileks
• - TTV dalam batas normal
Intervensi :
1. Kaji tingkat kecemasan Ps. (berat, sedang, ringan)
2. Kaji TTV
3. Beri dukungan emosional
4. Ajarkan teknik relaksasi (tarik nafas dalam, imajinasi dll)
5. Beri pengetahuan tentang jalannya operasi sectio
2. Intra op
 Resiko gangguan pola nafas b/d posisi klien
• DS : -
• DO :
- Tidak ada batuk
- posisi ps. Supinasi, kaki
• Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan diharapkan
resiko gangguan pola nafas dapat dihindari dengan KH :
- Pola nafas pasien normal (16-24 x/mnt)
- TTV dalam batas normal
• Intervensi :
- Kaji pola nafas ps. (dalam, dangkal)
- Monitor TTV
- Beri ps. Posisi kaki lebih rendah dari kepala
- Beri terapi O2
3. Post op
 Resiko injury b/d efek anestesi, immobilisasi, Kelemahan fisik
• DS : -
• DO :
- ps. dengan posisi supinasi, kaki lebih rendah dari kepala
- ps. terlihat terbaring dengan spinal anestesi (ps. sadar,
ekstremitas bawah tidak bisa bergerak)
• Tujuan dan kriteria hasil :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 10 menit
diharapkan resiko injury dapat dihindari dengan KH :
- Fisik kembali normal
- Ekstremitas bawah dapat mobilisasi kembali ( dengan
score < 2)
Intervensi :
- Anjurkan ps. untuk menggerak-gerakkan ekstremitas
bawah
- memasang penghalang samping bed

Vous aimerez peut-être aussi