Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
OLEH :
KELOMPOK 7
1. AFFIFAH PUTRI YUSRA (1601085)
2. ALIFYA OCTARI (1601086)
3. AMALIA DWITASARI (1601087)
4. MERY SILVIA (1601076)
Karsinoma
Limfoma
Leukimia
Sarkoma
Glioma
Karsinoma in situ
Faktor –Faktor Penyebab Kanker
Faktor
Zat fisika
karsinogen
Virus
Hormon
Obat Anti Kanker
1. Alkilator
2. Antimetabolit
3. Produk Alamiah
4. Hormon dan Antagonis
5. Lain-lain
1. Agen Pengalkilasi
Agen pengalkilasi mengeluarkan efek sitotoksiknya melalui pengikatan secara kovalen
dengan kelompok nukleofilik pada berbagai komponen sel. Alkilasi DNA mungkin
merupakan reaksi sitotoksik yang penting sekali bersifat letal bagi sel-sel tumor. Agen
pengalkilasi tidak membedakan antara sel-sel yang bersiklus dan beristirahat. Tetapi
agen ini paling toksik bagi sel-sel yang membelah secara cepat (Harvey, 2013).
a. Metotreksat
MK :
Antagonis folat membasmi sel dalam fase S, terutama pada fase pertumbuhan
yang pesat dengan cara menghambat dihidrofolat reduktase dengan kuat .
• Dihidrofolat reduktase ialah enzim yang mengkatalisis dihidrofolat (FH2)
menjadi tetrahidrofolat (FH4).
• Tetrahidrofolat merupakan metabolit aktif dari asam folat yang berperan
sebagai kofaktor penting dalam berbagai reaksi transfer satu atom carbon pada
sintesis protein dan asam nukleat.
Lanjutan ….
• Texorate (Fahrenheit)
• Cytosar (Phamacia)
• Cytosar – U (Pfizer)
c. Gemsitabin
MK :
Gemsitabin mengalami fosforilasi oleh enzim deoksisitidin kinase -> oleh
nukleosida kinase -> nukleotida di- dan trifosfat yang dapat menghambat
sintesa DNA.
Gemsitabin difosfat dapat menghambat ribonukleotida reduktase sehingga
menurunkan kadar deoksiribonukleotida trifosfat yang penting untuk
sintesis DNA.
Lanjutan ….
Indikasi : kanker paru, pankreas, dan ovarium.
Efek samping : flu-like syndrome, asthenia , dan gangguan fungsi hati.
Kontraindikasi : pada pasien dengan suatu gizi buruk, leukopenia berat atau
trombositopenia.
Penggunaan : secara IV
Dosis : 1000 mg/m2 IV tiap minggu selama 7 minggu diikuti istirahat 1
minggu.
Lanjutan ….
Nama Dagang Obat :
• Gemzar (eli lilly)
• Cytogem (Ferron)
Analog Purin
a. Merkaptopurin (6-MP)
MK :
• Merkaptopurin merupakan antagonis kompetitif dari enzim yang
menggunakan senyawa purin sebagai substrat.
• Mekanisme kerjanya ialah pembentukan 6-metil merkaptopurin (MMPR), yang
menghambat biosintesis purin, akibatnya sintesis RNA, CoA, ATP dan DNA
dihambat.
Lanjutan ….
Indikasi : leukimia limfositik akut dan kronik, leukimia mieloblastik akut dan
kronik, koriokarsinoma.
Efek samping : Anemia, granulositopenia dan trombositopenia .
Kontraindikasi : pada pasien dengan suatu gizi buruk, leukopenia berat atau
trombositopenia.
Penggunaan : secara oral
Dosis : 2,5 mg /kg/ hari per oral
Lanjutan ….
Nama Dagang Obat :
• Purinetol
ANTIBODI
MONOKLONAL
Pengertian Antibodi Monoklonal
Jenis antibodi ini dikombinasikan dengan berbagai jenis obat, toksin dan materi-
materi radioaktif. Obat ini hanya berperan sebagai “pengantar” molekul obat
langsung menuju sel kanker. Pada 2002, FDA menyetujui radiolabeled untuk
terapi kanker yakni Ibritumomab tiuxetan (Zevalin). Obat ini digunakan untuk
terapi kanker B lymphocytes.
Cara Kerja Antibodi Monoklonal
Tidak seperti kemoterapi dan radioterapi, yang bekerja secara kurang spesifik, tujuan
pengobatan antibodi monoklonal adalah untuk menghancurkan sel-sel limfoma non
Hodgkin secara khusus dan tidak mengganggu jenis-jenis sel lainnya.
Semua sel memiliki penanda protein pada permukaannya, yang dikenal sebagai antigen.
Hal ini memicu sel untuk menghancurkan diri sendiri atau memberi tanda pada si induk
kekebalan tubuh untuk menyerang dan membunuh sel kanker.
Sebagai contoh, rituximab, antibodi monoklonal yang dipakai dalam pengobatan limfoma
non Hodgkin, mengenali penanda protein CD20. CD20 ditemukan di permukaan Sel B
abnormal yang ditemukan pada jenis-jenis limfoma non Hodgkin yang paling umum.
Pembuatan Antibodi Monoklonal
Terdiri dari beberapa tahap, yakni;
1. Imunisasi Mencit
Sistem immun akan aktif jika terdapat musuh (antigen) dalam tubuh, wes enaknya
sistem immun ini adalah tentaranya tubuh. Sekali sistem immun mengenali adanya
musuh tubuh, maka ia akan memanggil teman-temannya untuk melawan musuh ini. Tapi
tidak selamanya sistem immun bisa mengenali sel kanker sebagai musuh, lha obat-
obatan golongan antibody monoclonal seperti Rituximab bekerja agar sistem immun
lebih kenal dengan sel kanker sehingga sistem pertahanan tubuh bisa bekerja lebih
efektif dalam rangka menghajar sel kanker.
2. Menghambat Faktor-Faktor Pertumbuhan Sel Kanker
Jika sebuah zat kimia yang disebut sebagai Growth Factor menempel pada sel
kanker, maka pertumbuhan sel kanker yang ditempeli akan meningkat drastis, kalo
pertumbuhan sel kankernya tambah banyak kan secara otomatis kankernya
semakin menggila. Didasarkan fakta inilah, obat-obatan Antibody Monoclonal
seperti Cetuximab bekerja menghambat ikatan antara growth factor dengan
reseptor pada sel D.
3. Menghantarkan Radiasi ke Sel Kanker
Trastuzumab dikembangkan oleh perusahaan biotek Genentech dan memperoleh persetujuan FDA pada
bulan September 1998. Obat ini pertama kali ditemukan oleh para ilmuwan termasuk Dr Axel Ullrich
dan Dr H. Michael Shepard. Di UCLA Jonsson Comprehensive Cancer Center.
Penelitian menunjukkan bahwa Trastuzumab meningkatkan kelangsungan hidup pada
tahap akhir metastasis kanker payudara HER2 sekitar 20,3-25,1 bulan. Pada tahap awal
kanker payudara HER2, obat ini mengurangi risiko kanker 9,5% kembali setelah
operasi.
..\Desktop\bioteknologi\Cancer-
Herceptin (Trastuzumab).MP4
Reseptor HER2
Kombinasi pertuzumab dan trastuzumab dipercaya dapat saling melengkapi. Keduanya akan
menempel pada reseptor HER2 tetapi pada bagian yang berbeda. Dengan melakukan hal ini
dihipotesakan bahwa kedua antibodi ini secara kombinasi dapat secara lebih komprehensif
menghambat jalur sinyal HER2 dari pada jika digunakan masing-masing secara terpisah.
EFGR adalah protein yang terikat pada Epidermal Growth Factor. Dalam
keadaan normal, ikatan ini EGFR dengan Epidermal Growth Factor akan
merangsang aktivitas enzim tirosin kinase dan kemudian mengaktifasi
sejumlah molekul dalam sel, sehingga akan mengendalikan
pertumbuhan sel. EGFR banyak ditemukan pada permukaan sel-sel
kanker tertentu.
Oleh sebab itu, EGFR dianggap sebagai komponen yang penting bagi pertumbuhan dan
perkembangan sel kanker atau tumor.
Mekanisme kerja nimotuzumab pada dasarnya sama dengan anti-EGFR
lainnya, dimana obat ini bekerja mengeblok ikatan antara EGFR dengan EGF
(Epidermal Growth Factor).
Sebagai contoh, rituximab, antibodi monoklonal yang umum digunakan dalam pengobatan
NHL diberikan intravena, melalui jarum yang masuk ke dalam pembuluh darah, biasanya
di lengan.
Rituximab diberikan sebagai ‘tetesan’ yang berarti obat dimasukkan dulu ke dalam
kantong infus, kemudian cairan menetes perlahan ke dalam pembuluh darah dengan
mengandalkan kekuatan gravitasi.
Sebelum tetesan infus diberikan, obat lain untuk mencegah beberapa efek samping
antibodi monoklonal diberikan contohnya parasetamol untuk mengurangi demam dan
anti-histamin untuk mengurangi kemungkinan reaksi alergi.
Meski demikian, efek samping antibodi monoklonal umumnya ringan dan
sementara serta dapat diatasi dengan mudah.
Jika terjadi efek samping saat obat diberikan, tetesan infus dapat diperlambat atau
bahkan dihentikan hingga efek samping berakhir.
Pengobatan lanjutan biasanya lebih cepat dan efek sampingnya lebih sedikit.
Kebanyakan orang dapat mendapat pengobatan lanjutan ini sebagai rawat-jalan
dan pulang ke rumah pada hari itu juga.
Efek Samping Antibodi Monoklonal :
Contohnya untuk rituximab, efek samping umumnya ringan dan bersifat sementara,
hanya berlangsung selama pengobatan atau beberapa jam setelahnya.
Efek samping terjadi paling sering selama masa pengobatan mingguan pertama,
dan biasanya berkurang dengan dosis selanjutnya.
Hal ini disebabkan lebih banyak sel limfoma selama pengobatan pertama yang
harus diserang oleh antibodi monoklonal dan dihancurkan oleh si induk kekebalan
tubuh.
Beberapa pasien mengalami mual (mual) atau muntah. Obat anti muntah
(anti-muntah) umumnya sangat efektif dalam mencegah maupun meringankan
gejala-gejala ini sehingga lebih dapat ditoleransi.
Kadang-kadang, pasien merasakan nyeri pada bagian tubuh yang merupakan lokasi
limfoma. Nyeri biasanya ringan dan dapat diatasi dengan obat anti-nyeri biasa.
Rituximab dapat menyebabkan reaksi alergi. Gejalanya dapat berupa:
• Gatal atau mendadak muncul warna kemerahan
• Batuk, mengi atau sesak napas
• Lidah bengkak atau rasa bengkak di tenggorokan
• Edema, atau pembengkakan karena kelebihan cairan dalam jaringan tubuh
• Reaksi alergi berat terhadap rituximab jarang ditemukan dan pasien diamati
selama masa pengobatan akan munculnya gejala-gejala ini.
* Perdarahan hebat
* Gangguan jantung
* Reaksi anafilaksis (hipersensitif)
* Penurunan jumlah hitung darah
• Beberapa cara antibodi monoklonal mengatasi sel kanker:
(ADEPT)
Adalah cara penggunaan antibodi monoklonal sebagai pengantar
enzyme dan obat-obatan untuk sampai ke sel kanker.
• Kegunaan antibodi monoklonal lainnya yaitu: