Vous êtes sur la page 1sur 26

AKUNTANSI LINGKUNGAN

KONSEP AKUNTANSI
LINGKUNGAN
Konsep akuntansi lingkungan mulai berkembang sejak tahun
1970-an di Eropa. Pada pertengahan tahun 1990-an komite
standar akuntansi internasional (The International Accounting
Standards Committee/IASC) mengembangkan konsep
tentang prinsip-prinsip akuntansi internasional, termasuk di
dalamnya pengembangan akuntansi lingkungan dan audit
hak-hak azasi manusia.

Penggunaan konsep akuntansi lingkungan Bagi perusahaan :


1. Environmental costs Untuk mendorong kemampuan untuk
meminimalisasi persoalan-persoalan lingkungan yang
dihadapinya.
2. Environmental protection untuk menghasilkan penilaian
kuantitatif tentang biaya dan dampak perlindungan
lingkungan (environmental protection).
Organisasi Internasional untuk
Standardisasi
Permasalahan Lingkungan dan Sosial
pada Dunia Bisnis di Indonesia
No Contoh Kasus Lokasi Permasalahan Lingkungan &
Sosial
1 PT Ajinomoto DKI Jakarta Penarikan distribusi dan
Indonesia penghentian
aktivitas produksi karena masalah
sertifikasi halal oleh MUI
2 PT. Kereta Api DKI Jakarta Serikat pekerja menolak
Indonesia kembalinya
dewan direksi lama karena
dianggap
bertanggungjawab atas beberapa
kasus kecelakaan kereta api yang
terjadi di Indonesia.
3 PT. Gudang Garam Kediri,Jawa Mogok kerja massal karena
Timur karyawan
menuntut perbaikan gaji dan
kesejahteraan pekerja.
Dampak Limbah Bagi
Lingkungan
Dampak Penerapan Green Acoounting

• Persepsi positif dari


kinerja finansial konsumen
perusahaan • Peningkatan
penjualan dan laba

• Dimensi
environmental
kinerja health
lingkungan • Dimensi
environment
vitality
Tujuan Penerapan Akuntansi
Lingkungan
Tujuan akuntansi lingkungan adalah untuk
meningkatkan jumlah informasi relevan yang
dibuat bagi mereka yang memerlukan atau
dapat menggunakannya

Tujuan dan maksud dikembangkannya


akuntansi lingkungan yaitu sebagai berikut :
1. Akuntansi lingkungan merupakan alat
manajemen lingkungan.
2. Akuntansi lingkungan sebagai alat
komunikasi dengan masyarakat.
Peranan Akuntan dalam Masalah
Lingkungan
Peranan akuntan dalam membantu manajemen mengatasi masalah
lingkungan melalui lima tahap, yaitu :
1. Sistem akuntansi yang ada saat ini dapat dimodifikasi untuk
mengidentifikasi masalah lingkungan dalam hubungannya dengan
masalah pengeluaran seperti biaya kemasan, biaya hukum, biaya sanitasi
dan biaya lain-lain yang berkenaan dengan efeklingkungan.
2. Hal-hal yang negatif dari sistem akuntansi saat ini perlu diidentifikasikan,
seperti masalah penilaian investasi yang belum mempertimbangkan
masalah lingkungan.
3. Sistem akuntansi perlu memandang jauh kedepan dan lebih peka
terhadap munculnya isu-isu lingkungan yang selalu berkembang.
4. Pelaporan keuangan untuk pihak eksternal dalam proses berubah, seperti
misalnya berubah ukuran kerja perusahaan di masyarakat.
5. Akuntansi yang baru dari sistem informasi memerlukan pengembangan
seperti pemikiran tentang kemungkinan adanya “eco balance sheet”.
Pengaruh dampak Lingkungan
terhadap Perusahaan
Pengaruh dampak Lingkungan
terhadap Perusahaan
Ketidaktepatan alokasi biaya lingkungan sebagai biaya tetap.
Karena secara biaya lingkungan tersembunyi dalam biaya
umum, pada saat diperlukan, akan menjadi sulit untuk
menelusuri biaya sebenarnya dari proses, produk atau lini
produksi tertentu. Jika biaya umum dianggap tetap, biaya
limbah sesungguhnya merupakan biaya variabel yang
mengikuti volume limbah yang dihasilkan berbanding lurus
dengan tingkat produksi.

Menerapkan Akuntansi Lingkungan, akan menghitung biaya


limbah sebagai biaya pengolahan ditambah biaya pembelian
bahan baku. Sehingga biaya limbah yang dikeluarkan lebih
besar (sebenarnya) daripada biaya yang selama ini
diperhitungkan.
Meminimalisirkan permasalahan
lingkungan
Biaya lingkungan dalam perusahaan sangat perlu di perhatikan
untuk meminimalisirkan permasalahan lingkungan yang
berakibat juga terhadap perusahaan. Diklasifikasikan mnjadi
empat kategori:

Biaya pencegahan (prevention cost)


Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk
mencegah diproduksinya limbah dan/atau sampah yang dapat
menyebabkan kerusakan lingkungan.

Biaya deteksi (detection cost)


Adalah biayabiaya untuk aktivitas yang dilakukan untuk
menentukan apakah produk, proses dan aktivitas lainnya di
perusahaan telah memenuhi standar lingkungan yang berlaku
atau tidak.
Meminimalisirkan permasalahan
lingkungan
Biaya kegagalan internal (internal failure cost)
Adalah biaya-biaya untuk aktivitas yang dilakukan
karena diproduksinya limbah dan sampah, tetapi
tidak dibuang ke lingkungan luar. Jadi, biaya
kegagalan internal terjadi untuk menghilangkan dan
mengolah limbah dan sampah ketika diproduksi.

Biaya kegagalan eksternal (external failure cost)


Adalah biaya biaya untk aktivitas yang dilakukan
setelah melepas limbah atau sampah ke dalam
lingkungan.
Pendekatan Dalam Sistem
Akuntansi Manajemen Lingkungan
Menganalisis biaya-biaya dan manfaat-manfaat yang berhubungan dengan
lingkungan, memberikan kontribusi terhadap pengakuan pertambahan modal
(capital) dan beban-beban operasi, alat pengendalian pencemaran, dan
kewajiban lingkungan. Yang pada keberadaan sistem akuntansi manajemen
konvensional tidak bisa menguraikan secara lengkap terhadap biaya-biaya
lingkungan dan sebagai hasilnya, biaya-biaya lingkungan diatributkan ke dalam
akun overhead (general overhead) secara sederhana.

Menentukan area-area penting untuk menerapkan


akuntansi lingkungan, yaitu:
1. The assessment of annual environmental costs/expenditures
2. Product pricing
3. Budgeting
4. Investment appraisal, dan
5. Savings of environmnetal projects, or setting quantified performance
targets.
Pendekatan Dalam Sistem
Akuntansi Manajemen Lingkungan
Pendekatan Dalam Sistem Akuntansi
Manajemen Lingkungan :
Ada 5 (lima) kombinasi pendekatan
yang dilakukan secara komprehensif, yaitu:
1. Reduce and Prevention for waste
2. Demand- side management
3. Design for Environment (DFE)
4. Product Stewardship
5. Full Cost Accounting.
Pendekatan Dalam Sistem
Akuntansi Manajemen Lingkungan
Reduce and Prevention for waste. Meminimalkan dan mencegah waste
merupakan perlindungan lingkungan yang efektif yang sangat
membutuhkan aktivitas pencegahan terhadap aktivitas yang tidak
berguna. Teknologi yang terkait dengan pencegahan polusi dalam
bidang manufaktur meliputi: penggantian bahan baku, modifikasi
proses, penggunaan kembali material, recycling materia dalam proses
selanjutnya, dan penggunaan kembali material dalam proses yang
berbeda (reuse).

Design for environment (DFE). Desain lingkungan merupakan bagian


integral dari proses pencegahan polusi dalam proses produksi.
Perusahaan selalu dihadapkan pada ineffisiensi dalam mendesain
produk, misalnya produk tidak dapat diraki kembali, di-upgrade
kembali, dan di-recycle. Design for environmental (DFE) dimaksudkan
untuk mengurangi biaya reprocessing dan mengembalikan produk ke
pasar secara lebih cepat dan ekonomis.
Pendekatan Dalam Sistem
Akuntansi Manajemen Lingkungan
Product stewardship. Pendekatan ini merupakan praktek-praktek yang dilakukan untuk
mengurangi resiko terhadap lingkungan melalui masalahmasalah dalam desain, manufaktur,
distribusi, pemakian dan penjualan produk. Dengan menggunakan lifecycle assessment (LCA)
dapat ditentukan cara-cara perusahaan dalam mengurangi atau mengeliminasi waste dalam
seluruh tahapan, mulai dari bahan mentah, produksi, distirbusi dan penggunaan oleh
konsumen. Alternatif produk yang memiliki less pollution dan alternative material, sumber
energi, metode pemrosesan yang mengurangi waste menjadi kebutuhan bagi perusahaan

Full Cost Accounting. Pendekatan ini merupakan konsep biaya lingkungan (environmental
cost) yang secara langsung akan berpengaruh terhadap individu, masyarakat dan lingkungan
yang biasanya tidak mendapat perhatian dari perusahaan. Full cost accounting berusaha
mengidentifikasi dan mengkuantifikasi kinerja biaya lingkungan sebuah produk, proses
produksi dan proyek dengan mempertimbangkan emapat macam biaya yaitu:
1. Direct Cost (Biaya langsung), seperti biaya tenaga kerja, biaya modal dan biaya
2. bahan baku.
3. Indirect Cos (Biaya tak langsung)t, seperti biaya monitoring dan reporting.
4. Uncertain Cost (Biaya tak terduga), misalnya biaya perbaikan.
5. Sunk Cost (Biaya tersembunyi), seperti biaya public relation dan goodwill.
Peran dan Fungsi Akuntansi
Lingkungan
Fungsi dan peran akuntansi lingkungan dibagi ke dalam dua bentuk. Fungsi
internal dan fungsi eksternal.

Fungsi internal merupakan fungsi yang berkaitan dengan pihak internal


perusahaan sendiri. Pihak internal adalah pihak yang menyelenggarakan
usaha, seperti rumah tangga konsumen dan rumah tangga produksi maupun
jasa lainnya. Fungsi internal memungkinkan untuk mengukur biaya konservasi
lingkungan dan menganalisis biaya dari kegiatan-kegiatan konservasi
lingkungan yang efektif dan efisien serta sesuai dengan pengambilan
keputusan.

Fungsi ekternal merupakan fungsi yang berkaitan dengan aspek pelaporan


keuangan. SFAC No. 1 menjelaskan bahwa pelaporan keuangan memberikan
informasi yang bermanfaat bagi investor dan kreditor, dan pemakai lainnya
dalam mengambil keputusan investasi, kredit dan yang serupa secara rasional.
Informasi tersebut harus tersebut harus bersifat komprehensif bagi mereka
yang memiliki pemahaman yang rasional tentang kegiatan bisnis dan ekonomis
dan memiliki kemauan untuk mempelajari informasi dengan cara yang rasional.
Peran dan Fungsi Akuntansi
Lingkungan
Biaya Biaya Lingkungan
Biaya Biaya Lingkungan
Biaya-biaya lingkungan (environmental costs)
dikelompokkan menjadi dua kategori yaitu :
1. Biaya lingkungan internal (internal environmental
cost)
2. Biaya lingkungan eksternal (external
environmental cost).

Biaya lingkungan internal perusahaan terdiri dari


biaya langsung (direct cost), biaya tak langsung
(indirect cost) dan biaya kontijen (contigent cost).
Biaya lingkungan eksternal adalah biaya kerusakan
lingkungan eksternal pada perusahaan.
Biaya Biaya Lingkungan
Pembagian atau pengklasifikasian biaya lingkungan internal dan biaya lingkungan eksternal
adalah melalui Implikasi Total Cost, Full Cost Dan Life-Cycle Assessment Pada Strategi Bisnis.

Total Cost Assessment (TCA)


Total cost assessment (TCA) mengacu pada jangka panjang, analisis keuangan yang
komprehensif terhadap seluruh biaya-biaya internal dan memelihara atau menyelamatkan
(saving) suatu investasi. Kerangka kerja (framework) teknik total cost assessment (TCA)
merupakan perluasan/ pengembangan dari pendekatan analisis keuangan tradisional. Total
cost assessment (TCA) merupakan alat yang memberikan fasilitas identifikasi dan analisis
biaya-biaya proyek internal dan pemeliharaan (savings) untuk mengatasi masalah-masalah
bisnis. Total cost assessment (TCA) mengembangkan model-model akuntansi biaya
konvensional yang meliputi:

•Biaya-biaya keuangan langsung dan tak langsung (direct and indirect financial costs)
•Biaya-biaya kontijen yang dikenali (recognized contingent costs).
•Biaya-biaya recognized contingent meliputi biaya future compliance, penalties dan fines, biaya
relasi (relationship costs), biaya release response, biaya remediation,dan nilai waktu dari uang
(time value of maney).
Biaya Biaya Lingkungan
Full Cost Assessment (FCA)/Full Cost Environmental Accounting (FCEA)
Dalam sistem akuntansi saat ini, full cost accounting mengukur semua biaya
yang dikeluarkan untuk kegiatan khusus organisasi. Full cost accounting terdiri
dari direct cost dan indirect cost.

•Direct cost adalah seluruh biaya yang dikorbankan untuk membuat suatu
barang atau produk yang merupakan kumpulan atau jumlah dari biaya-biaya
yang dibebankan secara langsung kepada produk tersebut.

•Indirect cost adalah biaya yang dikeluarkan bersama-sama selama proses


produksi tetapi tidak langsung dibebankan per unit produksi.

Adanya isu-isu lingkungan dan tuntutan pengelolaan lingkungan


mengharuskan manajemen mengukur, membebankan dan melaporkan
biayabiaya yang berhubungan dengan aktivitas konservasi lingkungan,
sehingga full cost accounting mengalami modifikasi menjadi full cost
environmental accounting.
Biaya Biaya Lingkungan
Life-cycle assessment merupakan pendekatan atau teknik yang ketiga dalam pengembangan strategi bisnis
karena biaya-biaya produk atau proses diseluruh life-cyle bisa menanggung atau menimbulkan biaya-biaya pada
perusahaan. Life-cycle assessment atau life-cycle costing merupakan suatu usaha untuk mengidentifikasi biaya-
biaya lingkungan internal dan eksternal yang berhubungan dengan produk, proses atau aktivitas dari seluruh
tahapan.

Tahapan-tahapan produk dalam proses life-cycle yaitu tahapan pembelian bahan-bahan mentah, tahapan
pengolahan (manufacturing); penggunaan (use), penggunaan kembali (reuse), dan pemeliharaan (maintenance),
dan tahapan recyling dan manajemen limbah (waste management).

Dalam menerapkan life-cycle assessment, manajemen dapat menggunakan analisis value chain atau supply
chain. Secara garis besar, tahapan proses life-cycle dalam value chain atau supply chain adalah sebagai berikut:
•Tahap 1. Design
Tahapan ini terdiri dari aktivitas penentuan kebutuhan dan penetapan sumber-sumber yang dibutuhkan.
Manajemen menentukan jenis produk yang akan diproduksi sesuai dengan kebutuhan dan menetapkan bahan-
bahan mentah yang sesuai dengan jenis produk tersebut.
•Tahap 2. Acquisition
Tahapan ini melibatkan aktivitas pembelian (purchasing), penyimpanan (storing) dan pengiriman (transporting)
sumber-sumber.
•Tahap 3. Consumption
Tahapan ini meliputi aktivitas penggunaan aktual dari sumber-sumber misalnya manufacturing proscess.
•Tahap 4. Disposition
Tahapan ini meliputi pemanfaatan kembali waste dan manajemen pembuangan waste/limbah.
Laporan Biaya Lingkungan
Biaya Lingkungan % dari biaya
operasi

1. BIAYA PENCEGAHAN
1.1 Pelatihan Karyawan $ 600,000
1.2 merancang produk 1,800,000
1.3 memilih peralatan 400,000 2,800,000 14%
2. BIAYA DETEKSI
2.1 memeriksa proses 2,400,000
2.2 mengukur perkembangan 800,000 3,200,000 1,6%
3. BIAYA KEGAGALAN INTERNAL
3.1 polusi operasi peralatan 4,000,000
3.2 mempertahankan peralatan polusi 2,000,000 6,000,000 3.00%
4. BIAYA KEGAGALAN EKSTERNAL
4.1 membersihkan danau 9,000,000
4.2 memulihkan tanah 5,000,000
4.3 menimbulkan klaim kerusakan properti 4,000,000 18,000,000 9%
Jumlah $ 30,000,000 15%
Laporan Keuangan Lingkungan
•PT Thamus
• Laporan Keuangan Lingkungan
•Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009

•Keuntungan Lingkungan
•Pengurangan biaya, pencemaran $
3.000.000
•Pengurangan biaya, pembuangan limbah yang berbahaya 4.000.000
•Pemasukan daur ulang
2.000.000
•Penghematan biaya konservasi energi
1.000.000
•Pengurangan biaya pengemasan 1.500.000

•Total keuntungan lingkungan $ 11.500.000

•Biaya Lingkungan
•Biaya pencegahan $
2.800.000
•Biaya deteksi
3.200.000
•Biaya kegagalan internal
6.000.000
•Biaya kegagalan eksternal
18.000.000
•Total Biaya Lingkungan $ 30.000.000

Sumber: Hansen Mowen (2007). Managerial Accounting. Eight Edition.


Thomson South-Western

Vous aimerez peut-être aussi