Vous êtes sur la page 1sur 28

ANTIELMENTIK

Antielmentik
Obat untuk memberantas atau mengurangi
infestasi cacing dalam lumen usus atau
jaringan tubuh
Jenis-jenis infestasi cacing
• Cacing tambang (ankilostomiasis)
• Cacing kremi (enterobiasis)
• Cacing gelang (askariasis)
• Cacing Pita (taeniasis)
• Filaria (W bancrofti, B malayi, Loa loa (filariasis
Mebendazol
INDIKASI :

• Spektrum paling luas, obat terpilih untuk enterobiasis & trichuriasis,


dengan penyembuhan 90-100% untuk enterobiasis pada dosis tunggal
dan trichuriasis angka penyembuhan mencapai 94%
Mekanisme kerja :
• Menyebabkan kerusakan struktur subseluler & menghambat sekresi
asetilkolinesterase cacing.
• Menghambat ambilan glukosa secara irreversibel  sehingga terjadi
pengosongan ( deplesi ) glikogen pada cacing
FARMAKOKINETIK
• Waktu paruhnya  berkisar 2-6 jam
• Ekskresi  melalui urine
• Ditemukan metabolit dakam bentuk konyugasi yang diekskresikan 
bersama empedu
• Absorpsi Mebendazol meningkat  diberikan bersama makanan
berlemak
KONTRAINDIKASI

• Bersifat teratogenik  Tidak dianjurkan diberikan pada wanita hamil


“ trimester pertama”
• Pada pasien yang alergi Mebendazol
• Mebendazol harus digunakan hati-hati pada  pasien Sirosis
EFEK SAMPING
• Mual dan muntah
• Diare
• Sakit perut ringan ( bersifat
sementara )
SEDIAAN
• Mebendazol  Tablet 100mg , Syrup 20mg

DOSIS
• Anak & Dewasa  2 x 100mg sehari ( selama 3 hari ) untuk askariasis
trikuris dan infestasi cacing tambang dan S. Chostoronglyus
• Untuk Taeniasis  2 x 300mg sehari ( selama 3-4 hari )
• Untuk kista hidatid  50mg/kgbb/ hari yang terbagi menjadi 3 ( selama 3
bulan )  diberikan bila tindakan operasi tidak memungkinkan
2. PIRANTEL PAMOAT
INDIKASI

• Obat terpilih untuk  Askariasis , Ankilosyomiasis dan Enterobiasis


Mekanisme kerja :
Depolarisasi otot cacing dan meningkatkan frekuensi impuls

Cacing mati dalam keadaan spastis


• Pariental pamoat 

Berefek menghambat enzim kolinesterase

Terbukti pada askaris meningkatkan konraksi ototnya


FARMAKOKINETIK
• Absorpsi  sedikit melalui usus
• Bersifat selektif terhadap cacing
• Ekskresi Bersama dengan tinja , < 15% diekskresikan bersama urine
KONTRAINDIKASI
• Tidak dianjurkan pada wanita hamil dan anak-anak < 2 tahun
• Hati-hati  pada pasien riwayat penyakit hati karena obat dapat
meningkatkan SGOT
EFEK SAMPING
• Keluhan saluran cerna
• Demam
• Sakit kepala
SEDIAAN
• Pirantel pamoat  Tablet 125mg & 250mg , Syrup 50mg
• Dosisi tunggal yang dianjurkan  10mg/kgBB
3. PIPERAZIN
INDIKASI :
• Efektif terhadap A. lumbricoides & E vermiculari
Mekanisme kerja :
• Cacing mudah dikeluarkan oleh peristaltik usus,cacing keluar 1-3 hari
setelah pengobatan.

• Piperazin  bekerja sebagai agonis GABA pada otot cacing


- pada otot cacing askaris dapat mengganggu premeabilitas
membran sel terhadap ion-ion  berperan mempertahankan potensial
isirahat menyebabkan hiperpolarisasi dan supresi implus spontan
disertai paralisis
FARMAKOKINETIK

• Penyerapan piperazin  melalui saluran cerna


• Kadar puncak plasma dicapai  2- 4 jam
• Ekskresi  melalui urine selama 2-6 jam
KONTRAINDIKASI
• Tidak dianjurkan diberika pada pasien dengan “ epilepsi”  dapat
memperkuat efek kejang
• Gangguan faal hati dan ginjal  dapat terjadi inkoordianasi otot
• Pemberian obat pada pasien malnutrisi dan anemia berat
EFEK SAMPING
• Mual dan muntah
• Diare
• Nyeri perut
• Sakit kepala
• Pusing
• Alergi
Pada akumulasi obat karena gangguan faaal ginjal --< dapat terjadi
inkoordinasi otot atau kelemahan otot , vertigo dan kesulitan berbicara
Sediaan
• Sirup 1g/5ml

DOSIS
• DEWASA : pada askarisis  3,5 g ( 1x1 )
• ANAK : 75 mg/kgBB

Untuk cacing kremi ( enterobiasis )


• Dewasa & Anak -> 65mg/kgBB ( MAX : 2,5g) sekali sehari ( selama 7 hari berturut-turut

Terapi diulangi sesudah 1-2 minggu


4. ALBENDAZOL
5. DIETILKARBAMAZIN
• INDIKASI
Obat pilihan pertama untuk filariasis- Dapat menghilangkan
mikrofilaria W bacrofti, B malayi, loa loa dari peredaran darah.
MEKANISME KERJA

1.Menurunkan aktivitas otot cacing  paralisis

2.Menyebabkan perubahan pada permukaan membran mikrofilaria


sehingga mudah dihancurkan.
FARMAKOKINETIK
• Absorpsi  paling capt diabsorpsi di usus
• Kadar puncak dicapai  dalam 4 jam
• Waktu paruh  10-12jam
• Ekskresi  melalui ginjal  dalam bentuk metabolit
Relatif aman pada dosis terapi
• Pusing,gangguan sal cerna, sakit kepala

• Reaksi alergi  karena matinya parasit


dan substansi yang dilepaskan oleh
mikrofilaria yang hancur.
• SEDIAAN
Tablet 50mg

• DOSIS
 dosis oral untuk anak dan dewasa terkena infestasi W.Bancorfti , Bmalayi dan
Loa-loa  2mg/kgBB 3 kali sehari

• Pemberian dimulai dosis terendah 


HARI I  diberikan 50mg ( pada anak 1mg/kgBB
HARI II 3x50mg/kgBB
Hari III 3x100mg ( 2mg/kgBB pada anak)
Selanjutnya 3x2mg/KgBB/hari

Vous aimerez peut-être aussi