Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Pembimbing:
dr. Ranti Waluyan
Stase Emergency
RSUD dr. Abdul Aziz Singkawang
Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura
2018
1
1 Nama
Tn. F
2 Umur
27 Tahun
3 Agama
ISLAM
5 Pekerjaan
Tentara
6 Tanggal Masuk
16 April 2018
No. RM : 083040
2
Keluhan Utama
Keluhan Utama : Tn. F, Laki-laki, 27 tahun datang dengan keluhan Penurunan Kesadaran Post KLL
Epidurral Hematom 3
Primary Survey
Senin - 16/04/2018 – 19.00
Airway
Darah (-), Muntahan (-), Trauma wajah (+), Snoring (-), gargling (-), stridor (-), servikal pain (-), deviasi trakea (-)
Breathing
Napas spontan (+) teratur, pengembangan dada (+/+) dinding dada simetris pada saat keadaan statis maupun dinamis, frekuensi napas 24x/menit,
suara napas dasar vesicular (+/+) di kedua lapang paru, ronkhi (-/-), whezing (-/-), saturasi oksigen 98% tanpa nasal kanul
Circulation
Nadi teraba teratur, isi cukup, kuat angkat, laju 68 kali/menit, tekanan darah 110/70 mmHg, akral hangat, capillary refill time < 2 detik. Infus Ringer Laktat aliran 20 tetes/menit
Dissability
Glassgow Coma Scale E3V4M5 (Apatis), pupil anisokor diameter OD/OS 5mm/3mm, RCL (-/+), RCTL (-/+), kesan parese nervus III (+), lateralisasi ke kanan (+) GDS : 112
mg/dL
Exposure
Suhu tubuh 36,9OC, akral teraba hangat, pasang Folley Catheter, terdapat VE pada regio facial dextra UK 3 cm x 3 cm dasar epidermis, multiple VE
regio knee joint sinistra, ukuran 2 x 2 cm dasar epidermis , jejas (-)
Epidural Hematom 4
Secondary Survey
A (Alergi)
• Tidak ada
M (Medikasi)
• 6 jam SMRS pasien sudah mendapatkan perawatan luka lecet dan pemberian analgesik berupa drip tramadol kedalam RL 500 cc di RS Bengkayang
P (Previus illness)
L (Last meal)
E (Environment)
Epidural Hematom 6
Riwayat Penyakit Keluarga
Epidural Hematom 7
Pemeriksaan Fisik
Tanda Vital
Keadaan Umum : Tampak Lemah
Kesadaran : Apatis
GCS : (E3V4M5) (12)
Nadi : 68x/ menit, kuat angkat, regular
Respirasi : 24 kali / menit, reguler
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
SaO2 : 98 % dengan udara ruangan
Suhu : 36,9°C
Epidural Hematom 8
Status Generalis
Kulit Ikterik (-), sianosis (-), petekie (-), anemis (-)
Kepala Normosefal, wajah sembab (-), VE pada regio facial dextra UK 3 cm x 3 cm dasar epidermis
Mata Konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-), injeksi konjungtiva (-/-), refleks cahaya langsung (-/+), refleks cahaya tidak
langsung (-/+), pupil anisokor (5 mm/3mm), edema palpebra (-), mata cekung (-), racoon eye’s (-/-)
Telinga AS : sekret (-), meatus tidak eritem, tidak edem, membran timpani tidak dinilai
AD : sekret (-), meatus tidak eritem, tidak edem, membran timpani tidak dinilai
Battle Sign (-)
Hidung Rinorrhea (-), edema mukosa (-/-), pernapasan cuping hidung (-), mimisan (-), deviasi septum (-)
Mulut Stomatitis (-), typhoid tongue (-), bibir sianosis (-), bibir kering (-), bibir tampak pucat
Tenggorokan Faring hiperemis (-), tonsil (T1/T1) tidak hiperemis, detritus (-)
Leher Pembesaran kelenjar getah bening tidak ditemukan, JVP tidak meningkat, massa tiroid normal.
Epidural Hematom 10
Refleks fisiologis Refleks Patologis
• Bisep ++/+++ o Babinski -/+
Epidural Hematoma 11
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Darah Rutin
Senin, 16 / 034/ 2018
12
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen Schedel
Cranium tampak intak, tak tampak adanya fraktur, sinus paranasal tampak tenang
Epidural Hematom 13
Pemeriksaan Penunjang 1. Epidural Hemorrhage et regio parietotemporalis dextra dengan midline
shifting ke kiri.
CT-Scan Kepala 2. Edema Cerebri Difus
3. Estimasi Volume perdarahan 205 cc
Epidural Hematom 14
Diagnosis
Diagnosis Klinis
Cedera Kepala Sedang (CKS)
Diagnosis Topis
Epidural Hematoma 15
Tatalaksana
Non-Medikamentosa Medikamentosa
Head up 30o IVFD RL 20 tpm
Pro Craniotomy Cito Inj. Ceftizoxime 1 gr / 12 jam Skin Test
Rawat luka
Pasang Folley Catheter
Edukasi
Epidural Hematoma 16
Prognosis
Ad Vitam : Malam
Ad functionam : Malam
Epidural Hematoma 17
Kegawatdaruratan
Kasus
Airway: CLEAR
Breathing:
saturasi oksigen 98% tanpa nasal kanul
Circulation : Nadi teraba kuat angkat, regular, frekuensi nadi 68 x/menit, capillary refill time <
2”, tekanan darah 110/70 mmHg,
Terpasang IV Line Ringer Laktat 500 cc
Pasang kateter
Dissability: Glass gow Coma Scale E3V4M5 (Apatis), pupil isokor diameter OD/OS
4mm/3mm, RCL (-/+), RCTL (-/+), kesan parese nervus III (+), lateralisasi ke kanan(+),
refleks fisiologis normorefleks (+2)
Exposure
Suhu tubuh 36,9OC, akral teraba hangat, Terpasang Folley Catheter, terdapat multiple VE
pada regio facial, multiple VE regio knee joint sinistra.
Epidural Hematoma 18
Kegawatdaruratan
Teori
Epidural Hematom 19
Diagnosis (Kasus)
Epidural Hematoma 20
Cedera Kepala / Trauma Brain Injury
Mekanisme terjadinya trauma
adalah cedera akibat trauma tumpul Klasifikasinya berdasarkan Nilai
kepala dapat secara:
(blunt trauma) atau trauma tembus GCS :
1. Acceleration-Deceleration
(penetrating injury) atau tenaga TBI ringan : GCS 13-15
Forces
aselerasi / tenaga deselerasi yang TBI sedang : GCS 9-12
2. Static and Dynamic Loading
menyebabkan gangguan fungsi otak TBI berat : GCS 3-8
3. Contact Injury
sementara atau permanen.
4. Inertial Injury (Head motion
Injury)
Semua cedera yang terjadi baik contact injury maupun inertial injury
adalah suatu primary brain damage.
1. Primary Brain Injury
2. Secondary Brain Injury
Intrakranial hematoma, cerebral edema, hipoksia dan hipotensi sebagai
suatu bentuk secondary brain damage.
Epidural Hematoma 21
Glassgow Coma Scale
• Adalah perdarahan di ruang epidural. Bila hematoma lebih dari 1 cm, volumenya lebih dari 25 ml, Pada kasus-
kasus yang fatal, volume perdarahan paling tidak 100 ml.
• EDH terjadi 2% dari seluruh cedera kepala dan lebih dari 15% dari cedera kepala yang fatal.
• Bekuan darah paling banyak ditemukan di daerah temporoparietal (73%) dimana arteri menigea media dan
vena-vena mengalami kerusakan (putus) biasanya sebagai akibat fraktur tulang temporal.
• Sebelas persen (11%) dari hematoma didapatkan di fossa kranial anterior (anterior meningeal artery), 9%
didaerah para sagittal (sinus sagittalis), dan 7% di fossa posterior (occipital meningeal artery dan sinus-sinus
transversus dan sigmoid),
• 10% - 40% EDH merupakan perdarahan vena sebagai akibat robekan sinus duramater, vena emissaria atau
pelebaran vena (venous lakes) di duramater.
• Sering sekali cedera awal ringan kemudian penderita mengalami lucid interval (20% dari seluruh kasus).
Sepertiga bagian dari kasus EDH berhubungan dengan cedera jaringan otak seperti, akut SDH, kontusio dan
laserasi, sehingga pasien tidak mengalami lucid interval, dan sudah tidak sadar sejak kejadian trauma.
Epidural hematoma 23
Etiopatogenesis
Contact Injury
Fraktur Scalp
Cedera arteri
Cedera vena Ruptur Sinus
meningea media
diploica (7%) Venosus (3%)
(90%)
Pembuluh
Otak
Darah
CSF
Tengkorak
Mendorong
EDH (Temporal) jaringan otak ke Herniasi Uncus
medial
Aktivitas
Dilatasi Pupil serabut Nervus III
Ipsilateral simpatis tidak tertekan
terhambat
Pupil Anisokor
Menekan jaras
Herniasi Hemiparese
kortikospinal
Uncus Kontralateral
Asendens
Trias EDH
Lucid Interval (+)
Dilatasi pupil ipsilateral
Hemiparese kontralateral
Hindari batuk, mengejan dan suction jalan napas yang berlebihan Epidural Hematoma 31
Manajemen Cedera Kepala
Koreksi kelainan metabolik dan elektrolit
Hiperglikemia memperburuk Outcome cedera kepala
Atasi Hipoksia
PaCO2 dijaga pada 35 mmHg. Hiperkarbia akan menyebabkan vasodilatasi Meningkatnya TIK
Hiperventilasi terkontrol. Hiperventilasi berlebihan dapat menyebabkan vasokonstriksi Iskemik
Edema Cerebri Peningkatkan TIK
Osmoterapi
• Manitol 20% / 20 g manitol per 100 ml pelarut Dosisnya 0,25 – 1 g / KgBB (diulangi 2-6 jam
kemudian
• Salin Hipertonik (Alternatif manitol pada kondisi tertentu seperti gangguan fungsi Ginjal)
Antikonvulsan
Fenitoin 1 gr IV kecepatan 50 mg/menit, maintenance 100 mg/8 jam
Epidural Hematoma 32
Pemeriksaan Penunjang
Epidural Hematoma 34
Fraktur Linier
Gambaran Hiperdens
berbentuk bikonveks
Head CT-Scan
Normal vs. Abnormal Head CT
Scan
Gambaran Hiperintens
berbentuk bikonveks
Penatalaksanaan Intervensi Bedah Segera/CITO
Jika :
Indikasi Operasi :
Volume perdarahan > 30 cc
GCS < 8
Infark serebral
EDH
Herniasi ke bawah
Perdarahan Duret
batang otak