Vous êtes sur la page 1sur 37

PATOFISIOLOGI DAN

PENATALAKSANAAN ASIDOSIS DAN


ALKALOSIS RESPIRATORIK

Cleopas Martin Rumende

Subbagian Pulmonologi
Bagian Ilmu Penyakit Dalam
FKUI/RSUPNCM, J a k a r t a
Fungsi pernapasan normal memerlukan
kerjasama beberapa sistem organ :
- Sistem saraf (pusat dan perifer)
- Sistem muskuloskeletal ( otot-otot dinding
toraks, diafragma, vertebrae, kosta)
- Sistem traktur respiratorius (trakea,
bronkus/bronkiolus, paru)
- Sistem kardiovaskuler
PROSES PERNAFASAN

1. Ventilasi
2. Difusi
3. Perfusi
Transport CO2 dalam darah

• Larut dalam plasma (5-10%)


• Berikatan dengan Hb (carbamino
compounds) (5-10%)
• Ion Bicarbonat (80-90%)
Transport CO2 yang utama

ca
CO2+ H2O  H2CO3  H+ + H2CO3

CA : Carbonic Anhidrase
Bohr effects dan Haldane effect

H+Hb + O2 H+ HbO2
Proses “chloride shift” dalam sel eritrosit
Asidosis Respiratorik
Patogenesis

-Terjadi akibat gangguan ventilasi alveolar - -


Peningkatan CO2 menyebabkan darah bersifat asam
sehingga terjadi penurunan pH
- Respon pernapasan Meningkatkan ventilasi
alveolar. Rangsanganion H+ dalam cairan
Liquor Cerebro Spinalis (LCS)
Persamaan
Henderson-Hasselbach

pH = pK + log HCO3
PCO2
Asidosis Respiratorik
Patogenesis

- Setiap peningkatan 10 mmHg paCO2 akan


didapatkan peningkatan HCO3 1 mmol/L.
- Peningkatan PaCO2 yang akut akan
meningkatkan kadar HCO3 hanya 4-5
mmol/L hingga maksimal 30-32 mmol/L .
- Jika asidosisnya terjadi secara akut, pH
harus menurun 0,08 u untuk setiap
Asidosis Respiratorik
Patogenesis

- Pada asidosis respiratorik kronik HCO3


akan meningkat 3,5 mmol/L untuk setiap
peningkatan 10 mmHg PaCO2.
- Pada asidosis respiratorik kronik PH
akan turun 0,03 unit untuk setiap
peningkatan 10 mmHg PaCO2.
ETIOLOGI

Penyebab asidosis respiratorik akut yang


sering adalah obstruksi saluran napas,
depresi pusat pernapasan, gangguan
neuro muscular dan gangguan paru.
Table 1—Etiologies of Respiratory Acidosis
______________________________________________________________
A. Airway obstruction
Foreign body
Tongue displacement
Laryngospasm
Obstructed endotracheal tube
Severe bronchospasm
Obstructive sleep apnea
B. Respiratory center depression
General anesthesia
Sedative, narcotic drugs
Cerebral injury, ischemia
C. Increased CO2 production
Malignant hyperthermia
Shivering
Hypermetabolism
High carbohydrate diet
D. Neuromuscular disorders
Drugs or toxins
Electrolyte disorders
Spinal cord injury
Guillain-Barre syndrome
Myasthenia gravis
Polymyositis
E. Lung conditions
Restrictive disease
Obstructive disease
Hemothorax or pneumothorax
Flail chest
Acute lung injury
Obesity-hypoventilation syndrome
Inappropriate ventilator settings
Penatalaksanaan

- Mengetahui penyebab dasar


asidosis respiratorik dan
memberi pengobatan yang sesuai.
- Perlu intubasi + Pemakian
ventilator mekanik
Penatalaksanaan

- Pemberian NaHCO3 pada asidosis


respiratorik akut tidak dianjurkan
karena NaHCO3 akan dimetabolisme
menjadi CO2 sehingga dapat
memperberat asidosis.
- Pada asidosis respiratorik kronik akibat retensi
CO2 yang kronis tubuh telah menyesuaikan diri
dengan keadaan tersebut.
Alkalosis Respiratorik
Patogenesis

Terjadi hiperventilasi alveolar


sehingga terjadi penurunan PaCO2
yang menyebabkan peningkatan pH.
Persamaan
Henderson-Hasselbach

pH = pK + log HCO3
PCO2
Alkalosis Respiratorik
Patogenesis

- Pada alkalosis respiratorik akut HCO3 akan menurun 2


mmol/L untuk setiap penurunan PaCO2 10 mmHg. –
- pH akan meningkat 0,08 unit untuk setiap penurunan
PaCO2 10 mmHg.
- Pada alkalosis -- respiratorik kronik pH meningkat
0.03 mmol/L untuk setiap penurunan paCO2 10 mmHg.
Alkalosis Respiratorik
Patogenesis

Kadar HCO3 plasma akan menurun


5 mmol/L untuk setiap penurunan
PaC02 10 mmHg.
Table 2—Etiologies of Respiratory Alkalosis
_____________________________________________________
A.Hypoxemic drive
Pulmonary disease with arterial-alveolar gradient
Cardiac disease with right-to-left shunt
Cardiac disease with pulmonary edema
High altitude
B.Mechanical overventilation
C.Stimulation of respiratory center
Neurologic disorders
Pain
Psychogenic
Liver failure with encephalopathy
Sepsis/infection
Salicylates
Progesterone
Pregnancy
Fever
Terapi

- Atasi kelainan/penyakit dasar


- Atasi hipoksemia
- Beri penenang pada
serangan panik
- Air rebreathing
Gangguan asam basa yang kompleks

- pH yang normal (kecuali untuk alkalosis


respiratorik),
- Perubahan pada PaCO2 dan HCO3
dalam arah yang berlawanan,
- perubahan pH dengan arah yang
berlawanan terhadap gangguan
primernya.
Table 3—Mixed Acid-Base Disorders
Acid-Base Disorder Clinical Syndromes
Respiratory acidosis with metabolic acidosis Cardiopulmonary arrest
Intoxication with ethanol, methanol,ethylene
glycol
COPD with lactic acidosis, diabetic
ketoacidosis, etc.
Severe hypophosphatemia
Respiratory failure with renal failure, diarrhea,
etc.
Respiratory alkalosis with metabolic alkalosis Cirrhosis with diuretic use, vomiting Pregnancy
with hyperemesis Overventilation in COPD
patient
Respiratory acidosis with metabolic alkalosis COPD with diuretic use, vomiting, gastric
suction Severe hypokalemia
Respiratory alkalosis with metabolic acidosis Sepsis
Salicylate intoxication
Renal insufficiency with congestive heart
failure, pneumonia
Advanced liver disease with lactic acidosis
Metabolic acidosis with metabolic alkalosis Uremia or ketoacidosis with vomiting, gastric
suction, diuretics, etc.
Kompensasi yang diharapkan pada gangguan asam basa primer

Gangguan primer Respon Besar respon kompensasi yang diharapkan


kompensasi

Asidosis respiratorik HC03  Akut :


Penurun pH =0,08 x (PaCO2- 40)
10
Peningkatan HCO3 =  PaC02
10
Kronik :
Penurunan pH = 0,03 x (PaCO, - 40 )
10
Peningkatan HC03 = 3,5 x

PaCO
10

Alkalosis respiratorik HC03 Akut :


Peningkatan pH = 0,08 X
(40-PaCO2)
10
Penurunan HCO3 = 2 x  PaCO2
10
Kronik :
Peningkatan PH : 0,03 x (40-
PaCO2)
10
Penurunan HCO3 : 5x  PaCO2
10
Analisis status asam basa :

1. Lihat nilai pH
pH > 7,44 (alkalosis) bisa menunjukan adanya
gangguan primer pada respirasi atau pada
metabolik atau pada keduanya.
pH < 7,36 (asidosis) bisa menunjukkan adanya
gangguan primer pada respirasi atau gangguan
pada metabolik atau keduanya
PH normal (7,36-7,44) bisa menunjukan status
asam basa yang normal atau gangguan asam
basa campuran (kompleks)
Analisis status asam basa :
2. Lihat PaCO2.
- PaCO2 > 44 mmHg menunjukan asidosis
respiratorik,
- PaCO2  36 mg menunjukan alkalosis
respiratorik.--Perhatikan perubahan pH apakah
sesuai dengan arah perubahan PaCO2. Bila
sesuai
pH dengan PaCO2 , pH  dengan PCO2 
maka gangguan primernya adalah pada
respirasi. Sebaliknya jika perubahan pH tidak
sesuai dengan arah perubahan PCO2 maka
kelainannmya adalah pada gangguan
metabolik
Analisis status asam basa :
3. Bila gangguan primernya ada pada respirasi maka perubahan PH
yang terjadi adalah sbb :

Asidosis respiratorik
Akut : pH akan menurun 0,08 untuk setiap peningkatan PaCO2
sebesar 10 mmHg
Kronik : pH akan menurun 0,03 untuk setiap peningkatan PaCO2
sebesar 10 mmHg
Alkoholik respiratorik :
Akut : pH akan meningkat 0,08 unit untuk setiap penurunan PaCO2
sebesar 10 mm Hg
Kronik :pH akan meningkat 0,03 unit untuk setiap penurunan PaCO2
sebesar10 mm Hg
Analisis status asam basa :

4. Bila perubahan PH tidak sesaui


dengan perubahan PaCO2 maka
kelainan primernya adalah
metabolik
Tabel Interpretasi analisis gas darah

pH PaCO2 HCO3
Normal N N N
Tidak terkompensasi (akut)
Asidosis respiratori   N
Alkalosis respiratori   N
Asidosis Metabolik  N 
Alkalosis Metabolik  N 
Terkompensasi sebagian
Asidosis respiratori   
Alkalosis respiratori   
Asidosis Metabolik   
Alkalosis Metabolik   
Terkonpensasi penuh (Kronik)
Asidosis respiratori N  
Alkalosis respiratori N  
Asidosis Metabolik N  
Alkalosis Metabolik N  
Campuran respiratori & metabolik
Asidosis   
Alkalosis   
Kesimpulan :
Pemeriksaan analisa gas darah
merupakan pemeriksaan penunjang yang
dapat membantu dalam mendiagnosis
penyakit serta dapat digunakan sebagai
pedoman dalam mengatasi gangguan
asam basa.
Kesimpulan :

Dalam menginterpretasikan hasil


analisa gas darah pertama-tama
harus diketahui dulu keadaan klinis
pasien, kemudian dianalisa hasil
analisa gas darah tersebut secara
sistematis dan mengkaitkannya
dengan kondisi pasien.

Vous aimerez peut-être aussi