Vous êtes sur la page 1sur 28

Marasmus, Kwashiorkor,

Marasmus – Kwashiorkor
Dasar Diagnosis
• Anamnesis
• Tanda Klinis
Sifat yang membedakan Marasmus Kwarsiorkor

Faktor Penyebab Kekurangan kalori Kekurangan protein


(utama) dan protein (terutama) dan kalori

Lama perkembangan Beberapa bulan – tahun Beberapa minggu

Tanda fisik Kurus, atrofi otot Biasa


Penurunan BB Ada Tidak ada / sedikit sekali

Edema Ada Tidak ada


Rambut Normal Mudah di cabut, rambut
jagung
Albumin, serum, Normal Rendah
transferrin/prealbumin
KWASHIORKOR

Etiologi : Defisiensi protein bernilai biologik tinggi dlm


waktu yg lama
Insidens : umur 1-3 tahun

Gejala-gejala :
1. Wujud umum :
 Pucat, kurus, atrofi tungkai bawah + bokong
 Edema (pedis/pretibial) ascites
 Moon face
2. Retardasi pertumbuhan :
 Tidak khas
 BB kurang atau menurun
3. Perubahan mental + motorik

Mental : cengeng, kesadaran menurun, pasif

Motorik : ggn fungsi-fungsi statis

4. Edema

 Pedis, pretibial, ascites, anasarka

 Bersifat pitting

 Koreksi edema :

 Laten + pedis + pretibial : 10-15 %

 Ascites ringan : 15-20 %

 Ascites berat : 20-25 %


 Kausa edema :
 Hipoalbuminemia
 Ggn dinding kapiler
 Hormonal (ggn eliminasi ADH)
 Fe bebas dlm serum  katalis rx peroksidasi
 membran endotel rusak
5. Kelainan rambut
 Kelainan bentuk : mudah dicabut, lurus, kering,
halus, rapuh
 Kelainan warna : hipopigmentasi, depigmentasi,
flag-sign
 Bulu mata : panjang, lentik
6. Kelainan kulit & mukosa
 Kulit
 Crazy-pavement dermatosis
- Gejala spesifik/patognomonik
- Pd kwashiorkor dgn edema berat
- Pd bagian tubuh yg tertekanan
- Penyembuhan cepat dgn protein
- Hipopigmentasi, hiperpigmentasi
- Deskuamasi, mosaic sign, pellagra-like
dermatitis
- Purpura, sianosis
 Mukosa : akibat def. Vit. B2 yg menyertai
kwashiorkor
7. Kelainan gigi + tulang

Tulang : dekalsifikasi, osteoporosis, hambatan

pertumbuhan

Gigi : karies

8. Kelainan hati

 Fisik : hepatomegali

 PA : perlemakan, nekrosis, fibrosis

 Fungsi : hipoproteinemia ringan – berat ( < 29/dl),

albumin , globulin normal atau 

 Kausa : perlemakan akibat def. faktor lipotropik


9. Kelainan darah + sumsum tulang

 Anemia ringan – berat

Etiologi ganda :

- Def. protein

- Def. mineral, terutama Fe

- Def. Vit. B kompleks (B12, folat, B6)

- Infestasi parasit (ankilostomiasis, amubiasis)

- Infeksi berulang
 Darah perifer
- Lekosit : normal
lekositosis + shift to the left
lekopeni
vakuolisasi + granulasi toksik
- Fe serum menurun
- Kolesterol menurun
 Respon imunologik
- defek imunitas seluler
- ggn sistem komplemen
- defek IgA
10. Kelainan pankreas + kelenjar lain
 Pankreas : - perlemakan, fibrosis, atrofi
- lipase, tripsin, amilase menurun
 Parotis, lakrimalis, saliva, usus halus :
perlemakan + hipoplasi
11. Kelainan jantung
 Miodegenerasi jantung
 Ggn fungsi jantung krn hipokalemia +
hipomagnesmia
 Peny. jantung anemia
 Perlu pem. foto toraks, EKG & elektrolit serum
12. Kelainan GI

Diare berulang :

 infeksi/infestasi usus

 intoleransi laktose (def. laktase)

 malabsorpsi lemak

 def. lipase pankreas

 def. garam empedu konyugasi hati

 atrofi villi mukosa usus halus


Kelainan/penyakit yg menyertai kwashiorkor
1. Diare / gastroenteritis berulang
2. Infeksi – infeksi berulang :
 Sal. kemih (ISK)
 Sal. napas (bronkopneumoni/KP)
 THT
3. Penyakit def. gizi :
 Def. vit. A
 Def. Fe
 Def. vit. B kompleks (terutama B2)
Pengobatan
1. Diitetik
 Tujuan : makanan TKTP = 1½ x kebutuhan normal
0-3 thn = 150-175 kcal/kg BB/hr
 Bertahap 1½ - 2 x normal
Mgg I : - Fase stabilisasi
 ½ TKTP
 Kalori 80 % kal. normal
Mgg II : - Fase transisi
 1 – 1½ TKTP
 Kalori 100-150 % normal
Mgg III : - Fase rehabilitasi
 1½ – 1 TKTP
 Kalori 150-175 % normal
 Makanan sesuai keadaan sal. cerna (intoleransi
laktose/malabsorpsi lemak)
 Dalam bentuk mudah diterima
Bila perlu per sonde, nutrisi parenteral
2. Suplementasi vitamin & mineral
Vitamin : • Vit. A oral dosis tinggi
- 200.000 SI > 1 thn
- 100.000 SI 6 bln – 1 thn
- 50.000 SI < 6 bln
• Vit. D + B kompleks + C
Mineral :
• KCl : Minggu I : 2-4 mEq/kgBB/hr
Minggu II + III : 1-2 mEq/kgBB/hr
1 mEq = 75 mg
• MgCl2 : 2-3 mEq/kgBB/hr, 2-3 mgg
• Zn Sulfat : 1 mg/kgBB/hr
• Fe bila ada anemia def. Fe  3 mg/kgBB/hr Fe
elemental/peroral dimulai minimal 1 mgg bebas
diare
• Chek glukose darah sejak MRS
• Cairan ReSoMal
3. Berantas infeksi/infestasi, dll

• Sal. napas, THT, saluran kemih, saluran cerna

• Sepsis

• Hipotermi, hipoglikemi

4. Penyuluhan gizi + kesehatan

Penyebab kematian

 Diare dehidrasi + ggn keseimbangan elektrolit

 Infeksi berat/sepsis

 Hipotermi, hipoglikemia

 Gagal jantung, koma


MARASMUS

Etiologi : defisiensi kalori


Gejala : 1. BB sangat rendah
2. Degenerasi hebat jar. Lemak subkutan &
atrofi otot (wasting hebat)
3. Ekspresi wajah orang tua (old man’s face)
4. Rasio BB/TB rendah
5. Tidak ada edema
6. Kelainan kulit/rambut ringan & jarang
7. Diare berulang tetapi lebih ringan
8. Resistensi tubuh rendah
Laboratorium :
 Protein serum normal/subnormal
 Anemia tdk ada/ringan. Bila berat  ankilostomiasis,
amubiasis
 Kadar enzim pencernaan normal
 Biopsi hati/pankreas tak ada kelainan
Pengobatan :
 Prisnsip sama kwashiorkor
 Bila tak ada diare, TKTP penunh mgg I
 KCl : mgg I : 2-4 mEq/kgBB/hr
mgg II + III : 1-2 mEq/kgBB/hr
Pencegahan
• Penundaan penyapihan pada pasien oleh ibunya
• Memberikan menu yang seimbang pada asupan gizi
• Peran posyandu, puskesmas dalam pendeteksian pasien
gizi buruk
• Pemantauan yang teratur (pada daerah yang endemis
kurang gizi) dengan melakukan penimbangan BB tiap bulan
• Pemberian Imunisasi
• Penyuluhan gizi
• Pemberian makanan tambahan bergizi
• Pemberian (ASI) yang merupakan energi paling baik,
sampai umur 2 tahun
• Pencegahan penyakit infeksi dengan meningkatkan
kebersihan lingkungan atau perorangan
• Mengikuti KB untuk mencegah kehamilan terlalu kerap
Komplikasi
• Hipoglikemi
• Hipotermi
• Dehidrasi
• Gagal Hati
• Gagal jantung
• Refeeding syndrome
Refeeding syndrome
Refeeding syndrome

Gambaran klinis dini refeeding syndrome :


 Gambaran klinis akibat gangguan distribusi cairan
 Gambaran klinis gangguan metabolisme glukosa
dan lemak
 Defisiensi Tiamin (Vitamin B1)
 Hipofosfatemia
 Hipomagnesemia
 Kematian
PENATALAKSANAAN
MARASMUS KWASHIORKOR

• Marasmus Kwashiokor Ringan


tidak memerlukan perawatan di RS
mengubah menu makan :2-3 gr protein dan 100-150
kkal/kgBB
• Marasmus Kwashiokor Berat
perlu perawatan untuk mencegah komplikasi
Berdasarkan tanda bahaya dan tanda penting, dibagi:
Tatalaksana rawat inap penderita Marasmus Kwashiokor di
Rumah Sakit terdapat 5 aspek penting, yang perlu
diperhatikan :

A. Prinsip dasar pengobatan rutin Marasmus


Kwashiokor (10 langkah utama).
1. Penanganan hipoglikemi
2. Penanganan hipotermi
3. Penanganan dehidrasi
4. Koreksi gangguan keseimbangan elektrolit
5. Pengobatan infeksi
6. Pemberian makanan
7. Fasilitasi tumbuh kejar
8. Koreksi defisiensi nutrisi mikro
9. Melakukan stimulasi sensorik dan perbaikan
mental
10.Perencanaan tindak lanjut setelah sembuh
B. Pengobatan penyakit penyerta
• Defisiensi vitamin A
• Dermatosis
• Parasit/cacing
• Tuberkulosis

C. Kegagalan pengobatan
Kegagalan pengobatan tercermin pada angka
kematian dan kenaikan berat badan tidak
adekuat pada fase rehabilitasi
D. Penderita pulang sebelum rehabilitasi tuntas
• Dirumah harus diberi makanan tinggi energi (150
Kkal/kgBB/hari) dan tinggi protein (4-6
gr/KgBB/hari).
• Beri anak makanan yang sesuai (energi atau
protein) dengan porsi paling sedikit 5 kali sehari
• Makanan selingan diantara makanan utama
• Suplementasi vitamin dan mineral/elektrolit
• Teruskan ASI.
E. Tindakan pada kegawatan
Syok  cairan intravena

Cairan intravena : Dekstrosa 5 % : NaCl 0,9 %


(1:1) atau larutan Ringer dengan kadar
dekstrose 5 % sebanyak 15 ml/KgBB dalam
satu jam pertama. Evaluasi setelah 1 jam.

Vous aimerez peut-être aussi