Vous êtes sur la page 1sur 16

TEKNIK TENAGA LISTRIK

ARUS BOLAK-BALIK

Dosen : Ir. Ishak Kasim, MT


Disusun oleh :
Ilham Abirawa Prakoso : 073.12.092
M. Hafizudin : 073.12.107
Muhamad Handoko : 073.12.120
Mareki Wandik : 073.12.111
Arus Bolak-Balik
Arus bolak-balik adalah arus listrik dimana besarnya dan arahnya
arus berubah-ubah secara bolak-balik. Bentuk gelombang dari
listrik arus bolak-balik biasanya berbentuk gelombang sinusoida,
karena ini yang memungkinkan pengaliran energi yang paling
efisien.
Contohnya penyaluran listrik dari sumbernya (PLN) ke kantor-
kantor atau rumah-rumah penduduk.
Dasar-dasar Pembangkitan
Ada dua prinsip :
a. Jendela kawat yang berputar dengan putaran konstan dalam
suatu medan magnet yang homogen.
b. Jendela kawat dalam keadaan diam yang berada dalam medan
magnet yang berputar dengan putaran konstan.
(lanjutan)
Menurut Faraday :
𝑑ɸ
e=- e = ω.Φ.sin ωt
𝑑𝑡

Untuk N lilitan :
e.N = N.ω.Φ.sin ωt
e.N = ȇ sin ωt
Dengan ȇ = N.ω.Φ

Dari rumus tersebut dapat dilihat bahwa e merupakan vektor ȇ yang


berputar mengikuti gelombang sinus.
(lanjutan)

Tegangan bolak-balik dinyatakan oleh fluks yang berubah-ubah.


Oleh karena itu dapat juga diperoleh dengan jendela kawat yang
tidak bergerak yang berada dalam medan magnet yang berputar.
Dasar-dasar Pembangkitan Tegangan
Tiga Phasa
Medan putar magnet dapat dibangkitkan dengan :
a. Magnet permanent/elektromagnet yang berputar dimana dalam hal yang
kedua kita membutuhkan slip-ring (cincin gesek) sebagai kontak.
b. Tiga buah kumparan yang sama dan ditempatkan sedemikian rupa dan
sumbu dari ketiga kumparan masing-masing membuat sudut sebesar
2π/3 = 120° dengan sudut yang lainnya. Kumparan tersebut diberi
penguatan If dari kumparan penguat sehingga dibangkitkan tiga
tegangan bolak-balik dengan syarat :
1. Amplitudo sama.
2. Frekuensi sama.
3. Perbedaan phasa 2π/3 dengan yang lain.
(lanjutan)
Misalkan Iᵤ = ȋ.cos ωt → menginduksikan dalam kumparan u : Φᵤ
iᵥ = ȋ.cos (ωt-2π/3) → menginduksikan kumparan v : Φᵥ
iw = ȋ.cos (ωt-4π/3) → menginduksikan kumparan w : Φw
iᵤ = ȋ.cos ωt → menginduksikan kumparan u : Φᵤ

Sebagai hasilnya maka kumparan tersebut akan memberikan sebuah


medan magnet yang besarnya konstan dan berputar dengan frekuensi
sudut yang konstan pula. Medan magnet ini disebut medan magnet
putar circulair.
Hubungan Bintang (Y-Star) dan
Segitiga (Δ-Delta)

Ada tiga lilitan, ketiga lilitan ini disebut phasa yaitu lilitan : X - U
Y-V
Z-W
Dengan mengubah-ubah hubungan ketiga phasa ini maka kita akan mendapatkan 2
macam hubungan yang disebut hubungan bintang (Y) dan delta (Δ).
(lanjutan)
a. Hubungan bintang ( Y )

b. Hubungan segitiga ( Δ )
(lanjutan)
Pada generator yang dihubungkan secara bintang kita dapat
mengambil 3 atau 4 kawat penghantar, sedangkan dengan delta hanya 3
penghantar.
• Hubungan bintang ( Y )
(lanjutan)
• Hubungan segitiga ( Δ )

Tegangan antara U dan V, V dan W, W dan U disebut tegangan line.


Jadi Ul = √3 Uph dengan : Uph : tegangan phasa
Ul : tegangan line
il : arus line
iph : arus phasa
Hubungan Delta

Kalau pada Y arus phasa simetris, maka pada kawat nol I = 0


Bila Uph = 127 V → Ul = 220 V
Uph = 220 V → Ul = 380 V
Pada pemakaian 220 – 4400 V hanya dibutuhkan 2 kawat.
Daya Dari Sistem 3 Phasa
P = eᵤ iᵤ + eᵥ iᵥ + ew iw
Dalam perhitungan 3 phasa diusahakan beban simetris.

Daya nyata ( Watt ) = 3.U.I.cos φ


Di mana U.I adalah harga efektif dari tegangan dan arus
phasa.
Daya 3 Phasa Dengan Hubungan
Bintang.
 Hubungan bintang :

Iph = Il P = 3 Uph Iph cos φ

Uph = 1/3.√3 Ul P = √3 Ul Il cos φ

cos φ = faktor daya.


φ = sudut antara arus – tegangan.
(lanjutan)
 Hubungan segitiga :
Iph = 1/3.√3 Il P = 3 Uph Iph cos φ
Uph = Ul P = √3 Ul Il cos φ
Jadi baik hubungan bintang / delta dayanya sama.

Keuntungan pembangkitan sistem 3 phasa terhadap 1 phasa :


a. Daya tiap saat konstan / tidak berubah-ubah setiap waktu.
b. Untuk menyalurkan daya yang sama maka pemakaian bahan
konduktor lebih sedikit.
TERIMA
KASIH

Vous aimerez peut-être aussi