FILOSOFI SETTING PENGAMAN TRAFO

PT. PLN (PERSERO)

PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
2006
Peristiwa yang tidak perlu terjadi
Peristiwa yang tidak perlu terjadi
KOORDINASI SETTING PENGAMAN TRAFO
DAN PENYULANG

PT. PLN (PERSERO)

PENYALURAN DAN PUSAT PENGATUR BEBAN JAWA BALI
2006
 Pola Operasi dan Konfigurasi Sistem

Pola operasi sistem :

 Secara normal dioperasikan radial,
 Netral sistem ditanahkan (Tabel-3.1),
 Panjang saluran baku sesuai SPLN 59 : 1985
(tentang keandalan pada sistem distribusi 20 kV
dan 6 kV) adalah 32 km/total.

PT. PLN (Persero) P3B

 Filosofi Penyetelan Proteksi Trafo-Penyulang

Faktor-faktor teknis yang harus diperhatikan :

1. Kemampuan trafo terhadap beban lebih

2. Ketahanan trafo terhadap gangguan hubung
singkat eksternal
3. Kemampuan trafo arus untuk relai proteksi
4. Pentanahan sistem dan konfigurasi belitan trafo
5. Ketahanan kabel terhadap gangguan hubung
singkat tanah
6. Kecepatan buka dari PMT
 Kemampuan Trafo Terhadap Beban Lebih

 Standar IEC 354/1991, trafo diijinkan dibebani > nilai

pengenalnya (di name plate)
 Pembebanan lebih dapat mengurangi umur trafo
 Faktor suhu sekitarnya  kemampuan trafo menurun

Meskipun pembebanan lebih terhadap trafo tenaga

menurut IEC diijinkan namun hendaknya hal tersebut
sejauh mungkin dihindari dan bila terpaksa
dilakukan harus dengan persetujuan pemilik instalasi
(PLN P3B UPT terkait).
KETAHANAN TRAFO TERHADAP GANGGUAN HUBUNG SINGKAT
EKTERNAL
• Walaupun ketahanan trafo terhadap arus hubung singkat
eksternal dalam standar international ditetapkan 2 detik,
dengan mempertimbangkan hal tersebut maka waktu
kerja relai OCR di sisi incoming untuk gangguan pada rel
20 kV ditentukan 0.7-1 detik, namun tetap
memperhatikan selektifitas dengan pengaman penyulang.
• relai momen di penyulang untuk gangguan fasa-fasa
harus diaktifkan. Nilai 4 kali dari arus seting dapat dipakai
sebagai batas atas dalam menentukan setelan arus.
 Ketahanan Trafo Thd Gangguan H.S Eksternal

 Menurut IEC, trafo baru tahan terhadap gangguan

eksternal selama 2 detik.
 Waktu kerja relai OCR di incoming ditentukan
  0.7 - 1 detik.
 Relai momen di penyulang untuk gangguan fasa-fasa
harus diaktifkan.
 Nilai 50% dari arus gangguan terbesar dapat dipakai
sebagai batas atas dalam menentukan setelan arus
untuk relai momen di penyulang dengan faktor 0,8
(mempertimbangkan kesalahan relai).

Imbatasatas = 0.8 x [0.5xIntrafox(1/Xt)]

 Trafo Arus (CT) untuk Relai Proteksi

 Trafo arus untuk relai proteksi pada penyulang 20 kV

menggunakan kelas P, misal 5P20. Nilai P20
menunjukkan jika arus yang melalui trafo arus 20 kali
arus nominal, maka faktor kesalahan dari trafo arus
sebesar 5 persen.
Imbatasbawah= 0.8 x [20 x (InCT)]

 Bila batas bawah tidak sama dengan batas atas setelan

arus relai momen tsb, maka yang dipilih adalah yang
terkecil.

PT. PLN (Persero) P3B

 SISTEM PROTEKSI TRAFO 25/6 kV, 30/6
kV dan 70/6 kV
Sisi Primer

OCP

Keterangan :

OCP : Over Current sisi Primer

OCS : Over Current sisi Sekunder
OCS
OCPy : Over Current sisi Penyulang
OVG : Over Voltage Ground Relay
Sisi Sekunder

GPT
OCPy

OVG
 SISTEM PROTEKSI TRAFO DENGAN
Sisi Primer PENTANAHAN SOLID

OCP/GFR
CT ACT

REF
NCT
T
TRAFO NCT SBEF DIFF
Keterangan :

ACT OCP : Over Current sisi Primer

OCS : Over Current sisi Sekunder
CT
OCS/GFR DIFF : Differential Relay
REF : Restricted Earth Fault
Sisi Sekunder
SBEF : Stand by Earth Fault
OCPy: Over Current sisi Penyulang
DGR : Directional Ground Relay
CT OCPy/GFR
 SISTEM PROTEKSI TRAFO DENGAN
Sisi Primer PENTANAHAN TAHANAN RENDAH ( 40 Ω )

OCP
CT ACT

REF
NCT
T
TRAFO SBEF DIFF

NCT NGR Keterangan :

40 Ω
OCP : Over Current sisi Primer
ACT REF
OCS : Over Current sisi Sekunder
CT
OCS DIFF : Differential Relay
REF : Restricted Earth Fault
Sisi Sekunder
SBEF : Stand by Earth Fault
OCR/GFR : Over Current dan
. Ground Fault Relay
OCR/
CT
GFR
 SISTEM PROTEKSI TRAFO DENGAN
Sisi Primer
PENTANAHAN TAHANAN TINGGI ( 500 Ω )

P51
CT ACT

NP51
NCT
T
TRAFO NCT NS51 T87
Keterangan :
NGR
500 Ω
ACT P51 : Over Current sisi Primer
S51 : Over Current sisi Sekunder
CT
S51 T87 : Differential Relay
NP51 : Netral OCR sisi Primer
Sisi Sekunder
NS51 : Netral OCR sisi Sekunder
F51 : Over Current sisi Penyulang
GPT F67G : Directional Ground Relay
CT F51

ZCT F67G
 KOORDINASI SETTING OCR TRAFO
Sisi Primer
DISTRIBUSI

OCP OCP :
CT ACT
I > : 1.1 - 1.2 x In Trafo sisi Primer
REF t > : 1.2 detik ( pada gangguan 2 fasa
NCT . di Sisi Bus sekunder Trafo )
T
TRAFO SBEF DIFF I >> : 1.5 x Arus hubung singkat 2 fasa di
. Sisi Sekunder Trafo
NCT NGR
500 Ω t >> : Instant

ACT
CT
OCS
OCS :
Sisi I > : 1.1 - 1.2 x In Trafo sisi Sekunder
Sekunder
t > : 0.7 detik ( pada gangguan 2 fasa
. di Sisi Bus Sekunder Trafo

OCPy I >> : - - - - - -
CT
 Keuntungan sistem pentanahan dengan Tahanan
Tinggi.
 Arus Gangguan satu fasa ke tanah relatif kecil ( < 25 Ampere ).
 Losses gangguan relatif kecil.

Kelemahan sistem pentanahan dengan Tahanan Tinggi.

 Memerlukan Trafo dengan kelas isolasi yang sesuai dengan

sistem pentanahan tahanan tinggi.
 Diperlukan Rele pengaman gangguan tanah yang pesifik.
 KOORDINASI SETTING GFR DENGAN PENTANAHAN
Sisi Primer
TAHANAN TINGGI ( 500 Ω )

SBEF :
OCP Trip Incoming :
CT ACT Io > : 30 – 40 % x In NGR ( =23 Amp )

REF t> : 25 % x t maksimum kemampuan

NCT .. NGR ( = 30 detik )
T
TRAFO I >> : ----
NCT SBEF DIFF
t >> : ----
NGR
500 Ω Trip sisi Primer :
ACT t (primer) : t > + 4 detik
CT
OCS

DGR :
Sisi Sekunder
Io > : 5 - 10 % x In NGR ( =23 Amp )
Vo > : 5 Volt
GPT
Ө : + 45 °
CT OCPy
t> : 1 detik
ZCT DGR
 KOORDINASI SETTING GFR DENGAN PENTANAHAN
Sisi Primer
TAHANAN 40 Ω

SBEF :
OCP Trip Incoming :
CT ACT Io > : 30 – 40 % x In NGR ( =300 A )

REF t> : 25 % x t maksimum kemampuan

NCT .. NGR ( = 30 detik )
T
TRAFO I >> : ----
NCT SBEF DIFF
t >> : ----
NGR
40 Ω Trip sisi Primer :
ACT t (primer) : t > + 4 detik
CT
OCS
GFR :
Sisi Sekunder Io > : 5 - 10 % x In NGR ( =23 Amp )
t> : 1 detik

CT OC/GFR
 KOORDINASI SETTING OCR TRAFO
DISTRIBUSI (Kesepakatan Rapat tgl
Sisi Primer 23 Nopember 2004 dengan Distribusi
JATIM)

OCP OCP :
CT ACT
I > : 1.2 x In Trafo sisi Primer
REF t > : 1.2 detik ( pada gangguan 2 fasa di
NCT . Sisi Bus sekunder Trafo )
T
TRAFO SBEF DIFF I >> : 1.5 x Arus hubung singkat 2 fasa di
. Sisi Sekunder Trafo
NCT NGR t >> : Instant
500 Ω

ACT
CT
OCS
OCS :
Sisi
Sekunder I > : 1.2 x In Trafo sisi Sekunder
t > : 0.7 detik ( pada gangguan 2 fasa
. di Sisi Bus Sekunder Trafo )
I >> : 4 x In sisi Sekunder Trafo.
CT OCPy
t >> : 0.4 Detik
 DIRECTIONAL GROUND RELAYS (67G)
Sistem Seimbang

Trafo
A
150/20
kV 20 20
kV kV
B

20
kV
C
NGR
500 Ω 20 kV 20 kV 20 kV
V3 V3 V3

Vresidual ( Vres ) : ∑ VA + VB + VC =
0
 DIRECTIONAL GROUND RELAYS (67G)
Sistem tidak seimbang

Trafo
A
150/20
kV 20 20
kV kV
B

20
kV
C
NGR
500 Ω
20 20 0 kV
kV kV

Vresidual ( Vres ) : ∑ VA + VB + VC ≠
0
 DIRECTIONAL GROUND RELAYS (67G)
Sistem tidak seimbang

Dari sistem yang tidak seimbang 3Vo yang timbul

dapat dihitung dengan rumus :
3V
o

V a b VB 3Vo = √ {(a√3)² + (b√3)² + 2 (a√3) (b√3) COS Ө}

A

a√3 c b√3
Ө
VC
 DIRECTIONAL GROUND RELAYS (67G)
Sistem tidak seimbang

Contoh :
Diketahui :
Tiga buah PT 20 kV yang sisi tersiernya dihubungkan Open Delta,
pengukuran pada sisi tersier PTmasing-masing fasa adalah :
3V
o
VA = VB = VC = 20 Volt.
Apabila sisi 20 kV fasa C hubung singkat dengan ground secara
V a b VB langsung ( Solid Grounded ), Hitung tegangan 3Vo pada keluaran
A
sisi Open delta .
a√3 c b√3
Ө Jawab :
VC
3Vo = √ {(VA√3)² + (VB√3)² + 2 (VA√3) (VB√3) COS 60°}
= √ {(20√3)² + (20√3)² + 2 (20√3) (20√3) 0.5}
= √ {1200 + 1200 + 1200}
3Vo = √ 3600 = 60 Volt , Jadi 3Vo = 60 Volt
 DIRECTIONAL GROUND RELAYS (67G)

Penyulang 20 kV
Bus 20 kV
A
B
C

VA-G VB-G VC-G

PMT
GP
T

OC CT
G1 G2 G3 G4 R
Vres

G A1 A1 ZC
G
4 1 A2 A2 T

A B C
 DIRECTIONAL GROUND RELAYS (67G)

Penyulang 20 kV
Bus 20 kV
A
B
C

VA-G VB-G VC-G Rasio GPT :

22.000/110/110 Volt PMT
V3 / V3 / 3

OCR CT
G1 G2 G3 G4

Vres

G4 A1 A1 ZC
G1 A2 A2 T

A B C
 DIRECTIONAL GROUND RELAYS (67G)

Penyulang 20 kV

GFR
(NS51)

A
B
C

OC OCR
R G1 G2 G3 G4

Vres
DGR DGR

ICA
ICB
 Pola Pengaman Kaskade

• Pola pengaman saat ini (pola kaskade) ada kalanya tidak

memberikan pengamanan yang optimal terhadap trafo,
terutama dalam selektifitas dan clearing time.
• Selektifitas dapat dicapai bila relai momen di sisi 20 kv trafo
(incoming) dinon-aktifkan, hal ini akan menyebabkan
gangguan pd rel 20 kV di-clearkan dalam waktu relatif lama.
• Kondisi ini menyebabkan peluang kerusakan trafo oleh
gangguan eksternal menjadi relatif besar.
• Relai dengan teknologi baru dapat memberikan penyelesaian
terhadap masalah di atas, dan untuk memudahkan dalam
melakukan investigasi gangguan relai-relai tersebut harus
sudah dilengkapi dengan event dan distrubance fault
recorder.
 Pola Kaskade

Saat ini (pola kaskade) tidak memberikan pengaman

an optimal dari segi : selektivitas dan clearing time

Jika pola kaskade tidak dapat lagi memberikan solusi

untuk keaman trafo, maka penggunaan pola non-
kaskade perlu diterapkan.
 POLA PENGAMAN NON KASKADE
(Buku Pegelolaan Sistem Proteksi Trafo - Penyulang 20 kV sub bab 3.11)

Untuk meningkatkan keamanan peralatan dan

sekaligus meningkatkan keandalan pasokan
daya ke sistem 20 kV
 POLA NON KASKADE

Sumber Data Investigasi Gangguan

Hirarki-1 : - DFR (Digital Fault Recorder)

- SCADA di UPDS atau UPB
- Rekaman gangguan berupa Oscilography rele atau
besaran yang diukur rele.

Hirarki-2 : Indikasi Rele yang bekerja

Hirarki-3 : Laporan Operator

 Tripping Logic Pola non Kaskade

t>
OCR I >>
Incoming tCBFPy
& OR

t >> Trip
& Incoming

OCR
Penyulang
t> OR

t >>
Trip
Penyulang
 KOORDINASI SETTING OCR TRAFO
Sisi Primer
DISTRIBUSI ( POLA NON KASKADE )

OCP OCP :
CT ACT
I > : 1.2 x In Trafo sisi Primer
REF t > : 1.2 detik ( pada gangguan 2 fasa di
NCT . Sisi Bus sekunder Trafo )
T
TRAFO SBEF DIFF I >> : 1.5 x Arus hubung singkat 2 fasa di
. Sisi Sekunder Trafo
NCT NGR t >> : Instant
500 Ω

ACT OCS :
CT
OCS I > : 1.2 x In Trafo sisi Sekunder
t > : 0.7 detik ( pada gangguan 2 fasa di
Sisi Sekunder . Sisi Bus Sekunder Trafo
I >> : 4 x In Trafo sisi Sekunder
t >> : Instant
Comm
CT OCPy
Temuan hasil Investigasi gangguan yang
mengakibatkan PMT Incoming 20 kV

 Mekanik PMT Penyulang macet

 Rele Penyulang tidak bekerja
 Rangkaian tripping penyulang loss contact
 Rangkaian PT dari Open delta terjadi loss contact
 Catu daya DC pada penyulang hilang
 Gangguan pada rel 20 kV
 Gangguan tidak jelas

Catatan :
Investigasi gangguan dilakukan bersama antara
UPT dan Distribusi
 Trafo Rusak karena gangguan
penyulang 20 kV

Tahun 2001 2002 2003 2004

Jml Trafo rusak 1 1 5 3
 Statistik TRIP PMT Incoming 20 kV
akibat gangguan Penyulang

Tahun 2001 2002 2003 2004

Jml penyulang trip 10860 10675 11685 11093
Jml Incoming trip 35 59 61 67
% 0.32 0.55 0.52 0.6
 DIAGRAM RANGKAIAN PENGAWATAN OCR
NON KASKADE (OCR MERK SEG TIPE MRI3)

D5 Alarm
D1 E5 S51
Trip
E1 D6 Alarm OCR
E6 Non Kaskade
E8 B3
D8 B5
B7
E9 B1
C9
D9 B4
B6
B8
P N B2

I I I
>> >> >>

Setting Arus Moment

Penyulang :
I >> : 3 x I >
t >> : Inst.
 DIAGRAM RANGKAIAN PENGAWATAN OCR
NON KASKADE (OCR MERK ABB TIPE SPAJ-140C)

Switch Group Setting :

65 68 Alarm Fung SGB1 SGF1 SGF

Trip sisi Sekunder
66 69 S51/NS51 si 2
74 80 Alarm OCR
Trip sisi Primer 1 0 1 1
75 81 Non Kaskade
2 1 1 1
10 1
11 4 3 0 0 1
7 NGR
62 2 4 0 0 1
61 5 5 0 0 0
63 8
25 6 0 0 0
P N 26
7 0 0 0

8 0 0 0

Fung SGR1 SGR2 SGR

si 3

1 0 0 0

2 1 1 0

I I I 3 0 1 0
>> >> >> 4 1 0 0

5 0 0 0

6 1 1 0

7 0 0 0
Setting Arus Moment
Penyulang : 8 1 1 1

I >> : 3 x I >
t >> : Inst.
 SUWUN
YO RÈK !!