Vous êtes sur la page 1sur 34

ANALISIS AMONIA, NITRAT,

DAN NITRIT
ANALISIS AMONIA

 Amonia merupakan senyawa tidak berwarna,


beraroma tajam dan menusuk. Amonia dalam wujud
gas dan lebih ringan dari udara, mudah mendidih dan
bercampur, serta mudah larut di dalam air menjadi
NH4OH dan mengalami proses ionisasi menjadi NH4+
dan OH-.

 Amonia dapat mengalami bermacam-macam reaksi


menghasilkan NOx dan aerosol, seperti ammonium
sulfat dan nitrat. Amonia merupakan bentuk senyawa
nitrogen yang biasanya ditemukan di perairan.
 Amonia dalam air permukaan berasal dari air seni,
tinja, dan dari oksidasi zat organik secara mikrobiologis,
yang berasal dari air alam atau air buangan penduduk

 Amonia yang berasal dari penghancuran senyawa


nitrogen organik yang dilakukan oleh mikroba dikenal
dengan istilah amonifikasi

 Konsentrasi amonia 280 mg/L di udara menyebabkan


iritasi tenggorokan, dan pada konsentrasi yang lebih
tinggi dapat menyebabkan batuk, sukar bernafas serta
mempengaruhi sistem syaraf
 Dampak amonia terhadap lingkungan diantaranya:
amonia di dalam air merupakan racun bagi ikan dan
plankton, dan dapat menaikkan pH larutan sehingga
dapat menyebabkan kematian hewan dan tumbuhan
air
 Konsentrasi amonia yang tinggi di dalam suatu limbah
cair dapat meningkatkan nilai BOD (Biochemical
Oxygen Demand), hal ini disebabkan oksigen yang
tersedia selain digunakan untuk mengoksidasi bahan
organik juga digunakan untuk mengoksidasi amonia
dan nitrit
 Senyawa amonia banyak digunakan dalam bidang
pengobatan, industri, dan lebih luas lagi untuk bahan
pupuk seperti urea, pupuk jenis garam amonium, dan
pupuk hasil buangan kotoran kandang
 Senyawa nitrogen dari pupuk maupun kotoran
kandang tersebut dalam tanah dapat berubah menjadi
amonia, lalu berubah menjadi nitrat dan nitrit
Prinsip Analisis
 J. Nessler pada tahun 1856 pertama kali mengusulkan
larutan basa dan merkuri iodida dalam kalium iodida
untuk digunakan sebagai pereaksi pada penetapan
amoniak secara kolorimetri.

 Pereaksi Nessler ini telah lama dicobakan pada ion – ion


tertentu, tetapi ketika pereaksi Nessler ditambahkan pada
larutan garam amonium yang encer, ammonia bebas
bereaksi dengan pereaksi relatif lebih cepat dan
membentuk warna orange sampai coklat. Reaksi dengan
pereaksi Nessler dapat dinyatakan sebgai berikut :
2K2 [HgI4] + 2NH3 NH4HgI3 + 4 KI + NH4I
 Jika terdapat dua senyawa pengganggu maka yang
terbaik adalah dengan menyuling ammoia terlebih
dahulu

 Pereaksi Nessler dibuat dengan cara melarutkan 50 gram


KI dalam 50 ml air dingin. membuat larutan jenuh Raksa
(II) klorida ( ± 22 gram HgCl2 dalam 350 ml air ).
meneteskan larutan jenuh Raksa (II) klorida ini ke dalam
larutan KI, sehingga terjadi endapan. menambahkan 500
ml larutan NaOH 5 M dan encerkan dengan biar sampai
volume 1 liter. Menyaring , dan mengambil larutan yang
jernih. Kemudian menyimpan dalam botol coklat.
Pembuatan reagensia
1. Pembuatan reagensia Nessler
( Larutan basa dari kalium tetraiodomerkurat (II)/K2[HgI])
Reagensia dibuat dengan melarutkan 10 g kalium iodida
dalam 10 mL air bebas amonia, lalu tambahkan larutan
merkurium (II) klorida jenuh (60 g/L) sedikit demi sedikit,
sambil dikocok, sampai terbentuk endapan yang sedikit
dan tetap.
Ditambahkan 80 mL larutan kalium hidroksida 9 M dan
diencerkan sampai 200 mL. Didiamkan semalam, dan
didekantasi dan cairan yang jernih dipisah dari endapan.
2. Pembuatan larutan standar ZnSO4 0.56 M
Ke dalam labu ukur 100 mL, dilarutkan 10 g ZnSO4. H2O
(Mr = 179) dengan akuades, diencerkan hingga tanda
batas dan dikocok sampai homogen.

3. Pembuatan larutan induk amonia 1000 mg L-1


Dilarutkan 3,147 g amonium klorida (NH4Cl) yang telah
dikeringkan pada temperatur 100oC selama 2 jam
dengan 100 mL akuades dalam labu ukur 1000 mL,
diencerkan hingga tanda batas dan dikocok sampai
homogen.

4. Pembuatan larutan NaOH 6 N


Dilarutkan 24 gram NaOH dengan 25 mL akuades dalam
labu ukur 100 mL, diencerkan hingga tanda batas.
METODE PENENTUAN AMONIA ADA 3 CARA
1. Metode Spektrofotometri dengan menggunakan
reagen Nessler
2. Metode Potensiometri dengan elektroda
membran selektif ion (ISE)
3. Metode khromatografi cair kinerja tinggi
(HPLC)
Prosedur Penentuan Amonia dg Nessler
1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum
Dipipet sebanyak 4 mL larutan induk amonia 10 mg.L-1
ke dalam labu ukur 50 mL untuk membuat larutan
standar amonia dengan konsentrasi 0,8 mg.L-1.
Ditambahkan 2 mL reagen Nessler lalu diencerkan
hingga tanda batas, dikocok sampai homogen, dan
didiamkan selama 10 menit. Absorbansi larutan diukur
pada rentang panjang gelombang 400–700 nm dengan
spektrofotometer sinar tampak. Panjang gelombang yang
menghasilkan absorbansi maksimum merupakan panjang
gelombang maksimum.
2. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Larutan standar amonia dibuat dengan konsentrasi
0,4; 0,8; 1,2 ; 1,6; 2 mg L-1. Larutan induk amonia 10
mg.L-1 dimasukkan sebanyak 2, 4, 6, 8 dan 10 mL ke
dalam 5 labu ukur 50 mL. Ditambahkan 2 mL reagen
Nessler lalu diencerkan hingga tanda batas, dikocok
sampai homogen, dan didiamkan selama 10 menit.
Diukur absorbansi larutan dengan spektrofotometer
sinar tampak pada panjang gelombang maksimum.
3. Penentuan kadar amonia sampel
Amonia ditentukan menurut APHA (1995), Dipipet sampel
sebanyak 100 ml ke dalam labu erlenmeyer 250 mL.
Ditambahkan 1 mL ZnSO4 0,56 M diaduk, lalu
ditambahkan NaOH 6 N sampai pH menjadi 10,5.
Dibiarkan Selama 20-40 menit sampai flok-flok yang
terbentuk mengendap.

Ditambahkan 1 tetes EDTA lalu disaring. Dipipet 25 mL


sampel yang telah diolah ke dalam labu ukur 50 mL dan
ditambahkan 2 mL reagen Nessler, diencerkan sampai
tanda batas, dikocok dengan membolak-balik labu, dan
dibiarkan selama 10 menit sampai homogen.

Diukur absorbansinya pada panjang gelombang maksimum


(λ = 430 nm).
ANALISIS NITRAT
 Ion nitrat (NO3-) adalah ion anorganik alami,
yang merupakan bagian dari siklus nitrogen.
 Aktifitas mikroba di tanah atau air
menguraikan sampah yang mengandung
nitrogen organik pertama-pertama menjadi
amonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit
dan nitrat.
 Oleh karena nitrit dapat dengan mudah
dioksidasikan menjadi nitrat, maka nitrat adalah
senyawa yang paling sering ditemukan di dalam
air tanah maupun air yang terdapat di
permukaan.
 Nitratdibentuk dari asam nitrit yang berasal
dari amonia melalui proses oksidasi katalitik.

 Pada kondisi yang normal, nitrat adalah


komponen yang stabil tetapi dalam suhu yang
tinggi dan tekanan yang besar nitrat tidak stabil
dan dapat meledak

 Nitrat
merupakan hasil dari proses nitrifikasi
dalam buangan dari perairan alami yang
didapatkan melalui reduksi gas nitrogen secara
mikrobiologi
 Nitrifikasi merupakan proses dimana NH4+ diubah
menjadi NO3-. Proses ini hanya terjadi pada kondisi
aerobik.
 Organisme yang mentransformasi NH4+ menjadi NO3-
adalah nitrosomonas dan nitrobacter.
 Bakteri Nitrosomonas merubah amonia menjadi nitrit
sedangkan bakteri nitrobacter merubah nitrit menjadi nit
Nitrifikasi terdiri atas dua tahap yaitu:
a. Oksidasi amonia menjadi nitrit oleh bakteri nitrit
(nitrosomonas atau nitrosococcus). Proses ini
dinamakan nitritasi.
Nitrosomonas atau Nitrosococcus
NH3 + H2O NH4OH NH4+ + OH- + energi

2NH4  3O2   2NO-2  2H 2O  4H 


Nitrosomonas atau NitrosococcuS
b.Oksidasi senyawa nitrit menjadi nitrat oleh
bakteri nitrat (nitrobacter). Proses ini
dinamakan nitratasi.
2NO2- + O2 nitrobacter
NO3- + energi
 Dampak negatif nitrat terhadap manusia
diantaranya dapat menyebabkan penyakit
methenoglobinaemia yaitu penghambatan
terhadap pengangkutan oksigen di dalam aliran
darah
 menyebabkan iritasi terhadap lendir pada
saluran pernafasan, pencernaan, kulit dan mata
serta jika bergabung dengan senyawa amino
dalam pencernaan dapat membentuk
nitrosoamin yang bersifat karsinogenik
 Nitrat
dapat menyebabkan eutrofikasi terhadap
lingkungan dan mempercepat pertumbuhan
tanaman air seperti ganggang yang dapat
memakan oksigen dalam jumlah cukup banyak
sehingga dapat mengganggu atau mematikan
kehidupan makhluk air
Pembuatan larutan Pereaksi
1. Pembuatan larutan induk nitrat 1000 mgL-1
Dilarutkan 1,629 gram kalium nitrat (KNO3) dengan 10
mL akuades dalam labu ukur 1000 mL dan diencerkan
hingga tanda batas.
2. Larutan standar nitrat
Untuk membuat larutan standar nitrat dengan
konsentrasi 2, 4, 8, 16 dan 20 mg L-1, dipipet masing-
masing 2, 4, 8, 16 dan 20 mL larutan induk nitrat 1000
mgL-1 kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam
labu ukur 100 mL dan ditambahkan akuades hingga
tanda batas.
3. Pembuatan larutan brucin 1,24 x 10-4
Dilarutkan 1 gram brucin dengan 10 mL kloroform dalam
labu ukur 50 mL dan diencerkan hingga tanda batas.
METODE PENENTUAN NITRAT ADA 3 CARA
1. Metode Spektrofotometri dengan menggunakan
reagen brucine dan asam sulfat pekat
2. Metode Potensiometri dengan elektroda
membran selektif ion (ISE)
3. Metode khromatografi cair kinerja tinggi
(HPLC)
PROSEDUR ANALISIS NITRAT

1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum


Dipipet sebanyak 5 mL larutan induk nitrat
konsentrasi 4 mg.L-1 ke dalam labu ukur 25 mL.
Ditambahkan 0,3 mL Brucin dan 5 mL asam sulfat
pekat, dibiarkan membentuk warna kuning.

Kemudian diencerkan hingga tanda batas, dikocok


sampai homogen. Diukur absorbansi larutan pada
rentang panjang gelombang 400–500 nm dengan
spektrofotometer sinar tampak. Panjang gelombang
yang menghasilkan absorbansi maksimum merupakan
panjang gelombang maksimum.
2. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Dibuat larutan standar nitrat dengan konsentrasi 2, 4,
8, 16 dan 20 mg.L-1. Dipipet sebanyak 5 mL larutan
standar nitrat ke dalam 5 labu ukur 25 mL.
Ditambahkan 0,3 mL Brucin dan 5 mL asam sulfat
pekat. Dibiarkan sampai membentuk warna kuning,
lalu diencerkan hingga tanda batas. Diukur
absorbansinya dengan spektrofotometer sinar tampak
pada panjang gelombang maksimum.
3. Penentuan Kadar Nitrat Sampel
Nitrat ditentukan menurut APHA (1995), dipipet
sebanyak 5 mL sampel yang telah disaring kedalam
labu ukur 25 mL. Ditambahkan 0,3 mL Brucin dan 5
mL asam sulfat pekat, dibiarkan membentuk warna
kuning lalu diencerkan hingga tanda batas, dan dikocok
sampai homogen. Absorbansinya diukur dengan
spektrofotometer sinar tampak pada panjang gelombang
maksimum (λ = 404 nm).
ANALISIS NITRIT
 Ion nitrit (NO2-) merupakan bentuk nitrogen yang
mempunyai tingkat oksidasi +3 dan relatif tidak stabil.
 Nitrit (NO2-) adalah ion-ion anorganik alami, yang
merupakan bagian dari siklus nitrogen. Aktivitas
mikroba di tanah atau air menguraikan sampah yang
mengandung nitrogen organik pertama-pertama menjadi
amonia, kemudian dioksidasikan menjadi nitrit dan
nitrat.
 Oleh karena nitrit dapat dengan mudah dioksidasikan
menjadi nitrat
 Nitrit (NO2-) terjadi pada tahap intermediate (transisi)
dalam dekomposisi biologis senyawa organik yang
mengandung nitrogen
 Bakteri merubah Amonia menjadi nitrit pada kondisi
aerob. Bakteri pereduksi nitrat dapat menghasilkan nitrit
pada kondisi anaerobik.
(N-organik) NH4+ NO2- NO3-
 Nitrit di dalam air dapat juga terjadi karena reduksi
nitrat oleh mikroorganisme dengan reaksi sebagai
berikut:
2 NO3- + (CH2O)n 2 NO2- + n H2O + n CO2

 Nitrit yang dihasilkan merupakan spesies yang beracun.


Denitrifikasi dilakukan oleh banyak bakteri, terutama
anggota marga Pseudomonas dan Thiobacillus
denitrificans. Bakteri mereduksi NO3- menjadi NO2- dan
kembali lagi ke bentuk gas-gas molekular N2
 Nitrit umumnya hanya dapat dideteksi dalam jumlah
kecil di perairan karena merupakan senyawa yang tidak
stabil dan dapat langsung berubah menjadi nitrat atau
tergantung aktivitas mikroorganisme
 Ikatan nitrit dengan hemoglobin (Hb) membentuk
methemoglobin (metHb)
 Dalam jumlah yang melebihi normal methemoglobin akan
menimbulkan methemoglobinaemia.
 Pada bayi methemoglobinaemia sering dijumpai karena
pembentukan enzim untuk menguraikan metHb menjadi
Hb masih belum sempurna
 Sebagai akibat methemoglobinaemia, bayi akan
kekurangan oksigen, maka mukanya akan tampak
membiru dan karenanya penyakit ini juga dikenal
sebagai penyakit blue babies
 Dampak negatif nitrit terhadap lingkungan antara lain
dapat menyebabkan eutrofikasi.

 Manfaat nitrit dalam bidang industri antara lain


digunakan sebagai pencegah korosi dan pendingin boiler.

 Khusus dalam industri makanan, nitrit dimanfaatkan


sebagai pengawet daging
Pembuatan larutan Pereaksi
1. Pembuatan larutan induk nitrit 1000 mg L-1
Dilarutkan 1,5 g natrium nitrit (NaNO2) yang sudah
dikeringkan pada temperatur 105 -110 oC selama 2 jam
dengan 100 mL akuades dalam labu ukur 1000 mL dan
diencerkan hingga tanda batas.

2. Larutan standar nitrit


Untuk membuat larutan standar nitrit 0,02; 0,04; 0,08;
0,16; dan 0,20 mg L-1; dipipet masing-masing 0,2; 0,4; 0,8;
1,6 dan 2 mL larutan standar nitrit 10 mg L-1 kemudian
masing-masing dimasukkan ke dalam labu ukur 100 mL
dan diencerkan dengan akuades hingga tanda batas lalu
dikocok sampai homogen.
3. Pembuatan larutan asam sulfanilat 0,058 M
Dilarutkan 1 gram asam sulfanilat dengan 25 mL
akuades dalam labu ukur 100 mL, diencerkan hingga
tanda batas, dan dikocok sampai homogen.

4. Pembuatan larutan NED dihidroklorida 0,0386 M


Dilarutkan 1 gram NED dihidroklorida dengan 25 mL
akuades dalam labu ukur 100 mL, diencerkan hingga
tanda batas dan dikocok sampai homogen.
METODE PENENTUAN NITRIT ADA 3 CARA
1. Metode Spektrofotometri dengan menggunakan reagen
N-(1-Naftil etilen diamin) dan asam sulfanilat
2. Metode Potensiometri dengan elektroda membran
selektif ion (ISE)
3. Metode khromatografi cair kinerja tinggi (HPLC)
Prosedur Analisis Nitrit

1. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum

Dipipet 10 mL larutan induk nitrit konsentrasi 0,04


mg.L-1 kedalam labu ukur 25 mL. kemudian ditambahkan
0,4 mL asam sulfanilat dan 0,4 mL NED dihidroklorida,
dibiarkan sampai terbentuk warna merah muda. Diukur
absorbansi larutan pada rentang panjang gelombang 400–
700 nm dengan spektrofotometer sinar tampak. Panjang
gelombang yang menghasilkan absorbansi maksimum
merupakan panjang gelombang maksimum.
2. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Dibuat larutan standar nitrit dengan konsentrasi
0,02; 0,04; 0,08; 0,16 dan 0,20 mg.L-1. Larutan standar
nitrit dimasukkan ke dalam 5 labu ukur 50 mL
sebanyak 10 mL. Ditambahkan 0,4 mL asam
sulfanilat dan 0,4 mL NED dihidroklorida, dibiarkan
sampai terbentuk warna merah muda. Kemudian
diukur absorbansinya dengan spektrofotometer sinar
tampak pada panjang gelombang maksimum.
3. Penentuan Kadar Nitrit Sampel
Nitrit ditentukan menurut APHA (1995), dipipet
sebanyak 10 mL sampel yang sudah disaring ke dalam
labu ukur 25 mL. Ditambahkan 0,4 mL asam sulfanilat
dan 0,4 mL NED dihidroklorida dibiarkan sampai
terbentuk warna merah muda. Kemudian diukur
absorbansinya dengan spektrofotometer sinar tampak
pada panjang gelombang maksimum (λ = 544 nm).
TERIMA KASIH

Vous aimerez peut-être aussi