Vous êtes sur la page 1sur 16

 Penyebabnya adalah Mycobacterium

tuberculosis
 kuman batang, keadaan “dormant”
pada tubuh host
 terdiri dari asam lemak (lipid).
 Lebih tahan terhadap asam, gangguan
kimia dan fisika.
 Sifat aerob. menyenangi jaringan tinggi
kadar oksigen
 Disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis
(tuberkulum bacillus)
 Menyebar melalui udara dengan inhalasi
droplet nuklei
 Membutuhkan kontak yang lama untuk
transmisi
 Penularan dapat terjadi dari kasus TB menular
melalui batuk, bersin, tertawa, atau bernyanyi
 TB paling umum di paru-paru (85%), namun
dapat terjadi di bagian lain dari tubuh (paru)
 Droplet nuclei partikel 1-10 μ mengandung
kuman TBC
 Airbone infection, Inflamasi respiratory
bronchial / alveoli
 Perjalanan penyakit tuberkulosiss
 TB primer. belum pernah kena infeksi. 3-8
minggu sensitasi dan test PPD (+).
sembuh sendiri meninggalkan kalsifikasi.
 TB post primer. mendapat infeksi lagi,
anak muda dan orang tua. kumannya
masih tetap hidup dalam fokus
 Penurunan berat badan, demam,
keringat malam
 Batuk lama, sputum, hemoptisis, nyeri
dada, ronkhi di puncak paru, sesak
nafas dan wheezing lokal.
 Gambaran radiologis awal lesi bercak
seperti awan
 Kriteria BTA positif
 Tes tuberculin
 Batuk berkepanjangan (berdahak)
 Nyeri dada
 hemoptisis
 demam
 panas dingin
 keringat malam
 kelelahan
 Kehilangan nafsu makan
 Berat badan / kegagalan untuk
menambah berat badan
 Tes Mantoux/ PPD tes
 Pemeriksaan rontgen paru
 Pemeriksaan darah
 Sputum BTA
 Dasar terapi TB :
a. kombinasi
b. kontinyu
c. lamanya
d. bila obat pertama sdh diganti,
dianggap telah resisten thd obat tsb
e. semua obat sebaiknya diberikan dlm
dosis tunggal, kec pirazinamid
 Pengobatan individu (tuberkulosis aktif)
memerlukan waktu lama
 Terapi : kombinasi empat obat
 uji kulit tuberkulin positif  antibiotik
selama 6-9 bulan
 Pengobatan terdiri atas 2 tahap :
 tahap intensif : 2 bln
 tahap lanjutan :4-6 bln
 FIRST LINE DRUGS
 Isoniazid (INH)
 Rifampin (RIF)
 Pyrazinamide (PZA)
 Ethambutol (EMB)

 SECOND LINE DRUGS


KAPREOMISIN, SIKLOSERIN,
ETHIONAMIDE, VIOMISIN, KANAMISIN
M. M. Bovis
Tuberkulosis

Tertiup melalui
udara

Menempel pada
bronchiole atau
WOC TUBERCULOSIS

alveolus

Proliferasi sel epitel disekeliling basil dan


membentuk dinding antara basil dan organ yang
terinfeksi (tuberkel)

Basil menyebar melalui kelenjar getah bening


menuju kelenjar regional

Inflamasi /infeksi <-- Lesi primer menyebabkan


kerusakan jaringan
- Demam
-
Anoreksia Meluas keseluruh paru-paru (bronchiolus atau
- Malaise pleura)
-Batuk
- BB turun Erosi pembuluh darah - Nyeri
- Pucat -Dada
MK : - -Haemaptue
Perubahan Anemia - keletihan
nutrisi - Lemah Basil menyebar
kedaerah yang dekat
dan jauh
MK: Ggn pertukaran
- Demam
MK : Risiko tinggi gas
- Kerusakan
infeksi Pola nafas tak
jaringan
efektif
Defisit perawatan
diri
DX: Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan obstruksi jalan nafas
Defenisi: ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernafasan
guna mempertahnkan jalan nafas yang bersih.
Batasan Karakteristik:
Subjektif: Dispnea
Objektif:
 Bunyi nafas tambahan ( Misalnya, ronki basah halus, ronki basah kasar, dan ronki

kering).
 Perubahan pada irama dan frekuensi pernafasan

 Batuk tidak ada atau tidak efektif

 Sianosis

 Kesulitan untuk bersuara

 Penurunan bunyi nafas

 Ortopnea

 Kegelisahan

 Sputum

 Mata terbelalak( melihat)

Faktor yang berhubungan


 Lingkungan: merokok, menghirup asap rokok, dan perokok pasif.

 Obstruksi jalan nafas: spasme jalan nafas, pengumpulan sekresi, mukus

berlebih, adanya jalan nafas buatan, terdapat benda asing pada jalan nafas,
sekresi pada bronki, dan eksudat pada alveoli.
 Fisiologis: disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkial, PPOK

( penyakit paru obstruktif kronis), infeksi, asma, alergi jalan nafas dan trauma.
Hasil yang disarankan NOC

 Kontrol pernafasan
 Status pernafsan: kepatenan jaln
nafas
 Status pernafasa: pertukaran gas
 Sattus pernafasan: ventilasi
NIC (INTERVENSI)
• Oxygen theraphy

Definisi: perintah terhadap Oksigen dan


pemeriksaan terhadap keefektifannya.
 
aktivitas:
• kendalikan kepatenan jalan nafas
• Monitor jumlah aliran Oksigen
• Periksa tingkat kecemasan pasien
berhubungan dengan kebutuhan terapi
oksigen
• Konsultasi dengan tim perawatan kesehatan
lain tentang menggunakan tambahan
oksigen ketika beraktivitas dan atau tidur
 Respiratory monitoring
Definisi: Kesimpulan dan analis dari data pasien untuk kepatenan
jalan nafas dan pertukaran gas yang adekuat. 
Aktivitas
 Periksa jumlah, irama, kedalaman, kuat dari pernafasan
 Periksa bunyi pernafasan, seperti kokok atau dengkuran
 Periksa bentuk pernafasan: bradipneu, takhipneu,
hiperventilasi, pernafasan kussmaul, pernafasan Cheyne Stoke,
Apneu BIOT, dan bentuk ataxic.
 Palpasi kesamaan ekspansi paru
 Perkusi bagian anterior dan posterior torak dari apikal sampai
batas bilateralnya
 Auskultasi bunyi pernafasan
 Auskultasi bunyi paru setelah pengobatan untuk catatan hasil
 Periksa kemampuan klien dalam bentuk batuk efektif
 Periksa sekresi pernafasan klien
 Periksa laporan. Hasil X-ray dada
 Tempatkan pasien di posisi yang baik, sebagai indikasi. Untuk
mencegah aspirasi.

Vous aimerez peut-être aussi