Vous êtes sur la page 1sur 25

pengeluaran atau ekstraksi janin atau embrio

yang berbobot 500 gram atau kurang, dari


ibunya yang kira – kira berumur 20 sampai 22
minggu kehamilan
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan
(Mochtar Rustam, 1998).

(Moore, 2001)
Patologis
• Faktor Janin
• Faktort ibu
• Pemakainan obat dan faktor lingkungan
• Faktor Imunologis
non-patologis misalnya : aborsi karena
permintaan wanita yang bersangkutan
• Amenorea.
• Sakit perut dan mulas-mulas.
• Perdarahan yang bisa sedikit atau banyak, dan
biasanya seperti stolsel (darah beku).
• Sudah ada keluar fetus atau jaringan.
• Sering terjadi infeksi

Mochtar Rustam
(1998) :
kelainan alat-alat reproduksi ibu, gangguan
sirkulasi plasenta dan penyakit-penyakit ibu
yang dapat menyebabkan gangguan
pertumbuhan kromosom. Kelainan alat-alat
reproduksi ibu juga mengakibatkan terjadi
kelainan pertumbuhan kromosom. Kelainan
pertumbuhan kromosom ini dapat
menyebabkan terlepasnya jaringan placenta.
Gangguan sirkulasi placenta juga menyebabkan
terlepasnya jaringan placenta. Penyakit ibu
seperti anemia dapat mengakibatkan gangguan
peredaran darah dalam placenta sehingga
menyebabkan terlepasnya jaringan placenta.
Sedangkan penyakit ibu seperti infeksi dapat
mengakibatkan kelainan pada placenta, sehingga
placenta tidak dapat berfungsi dan
mengakibatkan terlepasnya jaringan placenta
menyebabkan keluarnya sebagian hasil konsepsi
dalam uterus, sehingga menyebabkan nyeri.
Penanganan abortus imminens :

– Tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total.


– Jangan melakukan aktifitas fisik berlebihan atau hubungan seksual.
– Jika perdarahan :
» Berhenti : lakukan asuhan antenatal seperti biasa, lakukan penilaian jika
perdarahan terjadi lagi.
» Terus berlangsung : nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG).Lakukan
konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.
» Perdarahan berlanjut, khususnya jika ditemukan uterus yang lebih
besar dari yang diharapkan, mungkin menunjukkan kehamilan ganda
atau mola.
» Tidak perlu terapi hormonal (estrogen atau progestin) atau tokolitik
(misalnya salbutamol atau indometasin) karena obat obat ini tidak
dapat mencegah abortus.
Penanganan abortus insipiens :

– Jika usia kehamilan kurang 16 minggu, lakukan evaluasi uterus dengan


aspirasi vakum manual. Jika evaluasi tidak dapat, segera lakukan :
» Berikan ergometrin 0,2 mg intramuskuler (dapat diulang setelah 15 menit
bilaperlu) atau misoprostol 400 mcg per oral (dapat diulang sesudah 4 jam
bilaperlu).
» Segera lakukan persiapan untuk pengeluaran hasil konsepsi dari uterus.
- Jika usia kehamilan lebih 16 minggu :
» Tunggu ekspulsi spontan hasil konsepsi lalu evaluasi sisa-sisa hasil
konsepsi.
» Jika perlu, lakukan infus 20 unit oksitosin dalam 500 ml cairan intravena
(garam fisiologik atau larutan ringer laktat) dengan kecepatan 40 tetes
permenit untuk membantu ekspulsi hasil konsepsi.
» Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
Penanganan abortus inkomplit :

– Jika perdarahan tidak seberapa banyak dan kehamilan kurang 16 minggu,


evaluasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks. Jika perdarahan
berhenti, beri ergometrin 0,2 mg intramuskuler atau misoprostol 400
mcg peroral.
– Jika perdarahan banyak atau terus berlangsung dan usia kehamilan
kurang 16 minggu, evaluasi sisa hasil konsepsi dengan :
» Aspirasi vakum manual merupakan metode evaluasi yang terpilih.
Evakuasi dengan kuret tajam sebaiknya hanya dilakukan jika aspirasi
vakum manual tidak tersedia.
» Jika evakuasi belum dapat dilakukan segera, beri ergometrin 0,2 mg
intramuskuler (diulang setelah 15 menit bila perlu) atau misoprostol 400
mcg per oral (dapat diulang setelah 4 jam bila perlu).
» Jika kehamilan lebih 16 minggu :

• Berikan infus oksitosin 20 unit dalam 500 ml cairan intravena


(garam fisiologik atau ringer laktat) dengan kecepatan 40
tetes per menit sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi.
• Jika perlu berikan misoprostol 200 mcg per vaginam setiap 4
jam sampai terjadi ekspulsi hasil konsepsi (maksimal 800
mcg).
• Evaluasi sisa hasil konsepsi yang tertinggal dalam uterus.
Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah
penanganan.
Penanganan abortus komplit :

– Tidak perlu evaluasi lagi.


– Observasi untuk melihat adanya perdarahan banyak.
– Pastikan untuk tetap memantau kondisi ibu setelah penanganan.
– Apabila terdapat anemia sedang, berikan tablet sulfas ferrosus 600 mg
per hari selama 2 minggu. Jika anemia berat berikan transfusi darah.
– Konseling asuhan pasca keguguran dan pemantauan lanjut.
• Proses pengkajian gawat darurat dibagi
menjadi dua bagian yaitu pengkajian primer
(primer assessment) dan pengkajian sekunder
(secondary assessment).
1. Airway : Kaji kepatenan jalan nafas dengan look, listen, feel serta
kaji suara nafas apakah snoring, gurgling, stridor, wheezing atau
ronchi.

2. Breathing : Kaji pola nafas apakah bernafas spontan/tidak, nafas


cepat/lambat. Kaji apakah ada sesak nafas/tidak, gerakan dinding
dada simetris/asimetris, pola nafas teratur/tidak, auskultasi bunyi
nafas normal/tidak, kaji frekuensi nafas serta penggunaan otot
bantu pernafasan.

3. Circulation : pada pasien abortus terdapat perdarahan pervaginam


yang banyak sehingga dapat menimbulkan syok, pasien tampak
pucat, akral dingin, tekanan darah mungkin menurun, nadi teraba
cepat dan kecil, pasien tampak meringis atau kesakitan karena nyeri

4. Disability : pada pasien abortus kemungkinan terjadi kesadaran


menurun, syncope, pasien tampak lemah.
Keluhan Utama :perdarahan pervagina disertai
dengan keluarnya bekuan darah atau jaringan,
rasa nyeri atau kram pada perut, mengeluhkan
terasa ada tekanan pada punggung,
mengatakan bahwa hasil test kencing positif
hamil, merasa lelah dan lemas serta mengeluh
sedih karena kehilangan kehamilannya.
Sekunder Assessment

» Eksposure : Pasien tampak pucat


» Five intervention : Tekanan darah menurun, nadi cepat dan
kecil, suhu meningkat
» Give Comfort : Nyeri perut yang hebat, kram atau rasa
tertekan pada pelvic
» Head to toe : Meliputi pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
ginekologi, menanyakan riwayat kehamilan, umur
kehamilan, riwayat penggunaan kontrasepsi, riwayat
pemeriksaan kehamilan (ANC), riwayat penyakit kronis atau
akut, riwayat pengobatan serta riwayat alergi.
1. Gangguan rasa nyaman: Nyeri berhubungan dengan
kerusakan jaringan intrauteri
2. Defisit Volume Cairan berhubungan dengan
perdarahan
3. Gangguan Aktivitas berhubungan dengan kelemahan,
penurunan sirkulasi
4. Resiko tinggi Infeksi berhubungan dengan
perdarahan, kondisi vulva lembab

Intervensi :
1. Kaji kondisi nyeri yang dialami klien
Rasional : Pengukuran nilai ambang nyeri dapat dilakukan
dengan skala maupun deskripsi.
2. Terangkan nyeri yang diderita klien dan penyebabnya
Rasional : Meningkatkan koping klien dalam melakukan
guidance mengatasi nyeri
3. Kolaborasi pemberian analgetika
Rasional : Mengurangi onset terjadinya nyeri dapat dilakukan
dengan pemberian analgetika oral maupun sistemik dalam
spectrum luas/spesifik
Intervensi :
1. Ukur pengeluaran cairan
Rasional : Jumlah cairan di tentukan oleh pengeluaran/
perdarahan pervaginal.
2.Berikan sejumlah cairan pengganti
Rasional : Transfusi mungkin diperlukan pada perdarahan
massif.
3. Kaji status hemodinamika
Rasional : Pengeluaran cairan pervaginal sebagai akibat
abortus memiliki karekteristik bervariasi.
4. Evaluasi status hemodinamika
Rasional : Penilaian dapat dilakukan secara harian melalui
pemeriksaan fisik
Intervensi :
1.Kaji tingkat kemampuan klien untuk beraktivitas
Rasional : Mungkin klien tidak mengalami perubahan
berarti, tetapi perdarahan masif perlu diwaspadai untuk
menccegah kondisi klien lebih buruk
2.Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan aktivitas sehari-hari
Rasional : Mengistiratkan klien secara optimal
3.Evaluasi perkembangan kemampuan klien melakukan aktivitas
Rasional : Menilai kondisi umum klien
Intervensi :
Kaji kondisi keluaran/dischart yang keluar ; jumlah, warna, dan
bau
Rasional : Perubahan yang terjadi pada dishart dikaji setiap
saat dischart keluar. Adanya warna yang lebih gelap disertai
bau tidak enak mungkin merupakan tanda infeksi
Terangkan pada klien pentingnya perawatan vulva selama masa
perdarahan
Rasional : Infeksi dapat timbul akibat kurangnya kebersihan
genital yang lebih luar
Lakukan perawatan vulva
Rasional : Inkubasi kuman pada area genital yang relatif
cepat dapat menyebabkan infeksi.

Vous aimerez peut-être aussi