Vous êtes sur la page 1sur 26

YENI FARIDA S.FARM.

, APT
PENGATURAN KADAR GLUKOSA
DARAH
 HATI
Makanan glukosa vena porta ke hati  di hati
sebagian diubah menjadi glikogen (glukosa vena porta >
vena hepatik) setelah absorbsi selesai, glikogen
dipecah lagi (glukosa vena hepatik > vena porta)
* Hati berfungsi sebagai glukostat
Lanjutan….
 PANKREAS
Hormon lain yang ikut mengatur metabolisme
karbohidrat adalah glukagon yang berperan dalam
pemecahan glikogen.
 KERJA FISIK
Kontraksi otot  glukosa lebih banyak masuk ke dalam
sel.
INSULIN VS GLUCAGON
INSULIN
 Polipeptida BM ± 6000, tersusun dari 2 rantai yang
dihubungkan jembatan disulfida. Rantai A 21 AA,rantaiB
30 AA.
SEKRESI INSULIN

 Dihasilkan oleh sel β pankreas di pulau Langerhans


dari proinsulin.
Faktor-faktor yang berperan
 Glukosa
 Neurotransmiter otonom
 Asam amino
 Asam lemak
 Benda keton
 Hormon pankreas
EFEK INSULIN
 Metabolisme karbohidrat
- Aktivitas enzim yang berperan dalam glikolisis:
glukokinase, fosfofruktokinase, piruvatkinase.
- Aktivitas enzim yang berperan dalam
glukoneogenesis : glukosa 6-fosfatase,
fruktosadifosfatase, fosfoenolpiruvatkinase,
piruvatkarboksilase.
- Transport melalui membran
Lanjutan…
 Metabolisme Lemak
- Mengaktivasi piruvat dehidrogenase  oksidadi piruvat
menjadi asam lemak
- Mengaktivasi lipoprotein lipase  asam lemak dari
lipoprotein meningkat
 Metabolisme Protein
- Merangsang penggabungann asam amino menjadi protein
Diabetes Melitus
 Sindrom metabolik yang ditandai dengan
peningkatan kadar gula darah yang disebabkan oleh
gangguan dalam sekresi insulin, aksi insulin maupun
keduanya.
Kriteria Diagnosis DM
 A1c ≥ 6.5% - NEW!
OR
 •Fasting plasma glucose (FPG) ≥ 126 mg/dl (7.0
mmol/l) – no caloric intake for at least 8 hours
OR
 •Two-hour plasma glucose ≥ 200 mg/dl (11.1 mmol/l)
during an oral glucose tolerance test (OGTT)
OR
 •A random plasma glucose ≥ 200 mg/dl (11.1 mmol/l)
KLASIFIKASI ETIOLOGIS DM
 DM tipe 1 (IDDM)
 DM tipe 2 (NIDDM)
 Type specifik
 gangguan genetik dr fungsi sel beta
 gangguan genetik pada fungsi insulin
 penyakit eksokrin pankreas (pancreatitis,
pancreatectomy, neoplasia, cystic fibrosis, dll))
 Endocrinopathy (acromegaly, cushing’s syndrome,
glucagonoma, hyperthyroidisme, dll)
KLASIFIKASI ETIOLOGIS DM
 drug or chemical induced (glukokortikoid, hormon
tyroid, fenitoin, β-adrenergik antagonist, dll)
 Infeksi (congenital rubella, cytomegalovirus)
 bentuk diabetes yg diperantarai imun (anti-insulin
reseptor antibodi)
 sindrom genetik
 Diabetes Melitus Gestasional
Preparat Insulin
 Rapid acting insulin : Reguler (Actrapid, Lispro)
 Intermediet acting : Insulatard, Lente
 Long acting : Ultralente, Glargine
 Kombinasi: NPH (intermediet)+Reguler (rapid)
Antidiabetika Oral
Sulfonilurea
 Merangsang sekresi insulin
 Generasi 1 : memiliki waktu paruh dan masa kerja
yang sangat panjang
Contohnya: tolbutamid, chlorpropamid
 Generasi 2 : memiliki waktu paruh dan masa kerja
yang lebih singkat.
Contohnya: Glibenclamid, Glipizid, Gliklazid,
Gliquidon, Glimepirid
Farmakokinetik Sulfonilurea
 Diabsorbsi dengan baik di usus halus
 Terdistribusi dalam plasma dan terikat protein
sebanyak 70-90%
 Waktu paruh berbeda pada masing-masing obat
 Dimetabolisme dihati dan diekskresikan melalui
ginjal, dan empedu.
Glinid
 Bekerja dengan meningkatkan sekresi insulin.
 Diabsorbsi secara cepat setelah pemberian oral (onset
cepat)
 Diekskresikan cepat terutama di ginjal (durasi
pendek)
 Ada 2 macam :
- Turunan asam benzoat : Repaglinid
- Turunan fenilaalanin: Nateglinid
Biguanid
 Bekerja dengan meningkatkan sensitivitas reseptor
insulin dan menurunkan produksi glukosa hepar.
 Tidak merangsang perubahan glukosa menjadi lemak
 pilihan pada pasien DM yang obese.
 Diekskresikan melalui ginjal
 Kontraindikasi pada pasien gagal ginjal, gangguan
hati.
 Contoh obatnya Metformin
Thiazolidindion
 Berikatan pada peroxisome proliferator activator receptor-γ
(PPAR-γ ) yang ada pada sel lemak dan sel otot.
 Meningkatkan sensitifitas insulin pada otot, hepar dan
jaringan lemak secara tidak lagsung
 Dikontraindikasikan pada pasien gangguan hati dan gagal
jantung
 Tidak dapat digunakan sebagai agen tunggal
 Memiliki onset yang lambat, efeknya dapat terlihat dalam
waktu 3 sampai 4 bulan terapi
 Contoh obatnya : Pioglitazon, Rosiglitazon
α- glukosidase inhibitor
 Bekerja menghambat enzim α-glukosidase yang
terdapat pada dinding usus halus
 dapat diberikan sebagai obat tunggal atau dalam
bentuk kombinasi.
 Dikontraindikasikan pada pasien dengan malabsorpsi,
inflammatory bowel disease, dan gangguan ginjal yang
parah.
 Contoh obatnya : Acarbose, Miglitol
Glucagon-Like Peptide (GLP)-1
 Improving postprandial glucose excursions by
stimulating insulin secretion, reducing hepatic glucose
production, slowing the transit of food from the
stomach to the small intestine.
 Exenetide
 Liraglutide  longer duration of action allows for
efficacy as a once-daily injection
DPP (Dipeptidyl peptidase) IV
INHIBITOR
 Enzyme DPP IV inactivated incretin hormon.
 Incretin increase insulin synthesis and release from
pancreatic β cells and reduce glucagon secretion.
 DPP IV inhibitor prolongs incretin hormon activity
 Vidagliptin, sitagliptin
 vildagliptin suppressed endogenous glucose
production in both the postprandial state and during
the overnight hours
OBAT-OBAT TERKINI
 The US Food and Drug Administration (FDA) has approved
dapagliflozin (Farxiga) for the treatment of type 2 diabetes (Tucker,
2014, FDA Approval: Dapagliflozin for Type 2 Diabetes,
http://www.medscape.org/viewarticle/818575?src=cmemp).
 The mechanism of action of dapagliflozin is as an inhibitor of sodium
glucose cotransporter 2 (SGLT2). By blocking resorption of glucose in
the kidney, dapagliflozin causes increased urinary glucose excretion,
resulting in reduction of plasma glucose levels and body weight. The
first SGLT2 inhibitor to be licensed in the United States was
canagliflozin, in March 2013, and dapagliflozin is the second.
 It is indicated as an adjunct to diet and exercise to improve glycemic
control in adults with type 2 diabetes mellitus as monotherapy, as
initial therapy with metformin, or as an add-on to other oral glucose-
lowering agents, including metformin, pioglitazone, glimepiride,
sitagliptin (Januvia), and insulin
TERIMA KASIH
TUGAS
 1-9 : Studi efektivitas dan keamanan Obat-obat baru
DM
 10-18 : studi efektivitas obat-obat antihipertensi
 19-27 : studi efektivitas dan keamanan obat
antiansietas (sedatif-hipnotik)
 28-36 : Studi tentang efek samping obat
 37-45 : studi tentang antibiotik
 Cari jurnal full text diatas tahun 2005  review

Vous aimerez peut-être aussi