KOKSIDIOIDOMIKOSIS

dr Monica, M.Biomed
 Sejarah
 1892 : Posadas & Wernicke di Argentina
 1920-1930 : Jamurnya ditemukan di tanah
 1987 : CDC (HIV)
 1991-1995 : Endemis di daerah San Joaquin
Valley
 Penyebab
Coccidioides immitis

Jamur dimorfik :
• Di Tanah & dalam Hifa jamur membentuk
biakan  koloni artrospora (inhalasi
filamen spora) paru
• Suhu 37°C
membentuk koloni :
sferul yang berisi
endospora
 Distribusi geografik

 Endemis di Benua Amerika & pernah

dilaporkan di Australia

 Belum pernah ditemukan di Indonesia

Siklus hidup
 Patologi & Gejala klinis

Koksidioidomikosis primer
• 60% asimptomatik
• Paru
• Ms inkubasi 1-4 mgu, demam, menggigil, sore throat, nyeri
dada, lesi nodular, g/napas non spesifik, komplikasi :
pneumonia, eff pleura

Koksidioidomikosis progresif
• 40%
• Fatal & Immuno-compromised (sputum mukopurulen/bloody)
• Demam rendah, tdk nafsu makan, BB turun, muscle aches &
stiffness, weakness, excessive sweating,
 Pemeriksaan langsung dengan
Diagnosis KOH 10% : sferul dg dinding
jelas & berisi endospora

Pemeriksaan histopatologik jar

dipulas HE :sferul di jar, dlm
sarang radang/abses

Biakan agar sabouraud pd suhu

Bahan : dahak, kamar : koloni filamen, hifa
CSS, nanah / jar membentuk artrospora
biopsi
Pemeriksaan serologi dg reaksi
presipitin & reaksi ikat-
komplemen ( IgG
anticoccidioidal antibodi) : titer
≥ 1:4= infeksi baru atau akan
datang
Titer ≥ 1: 32= Peningkatan
resiko ekstrapulmonal
 Pengobatan

 Koksidioidomikosis primer : dapat sembuh sendiri

 Koksidioidomikosis progresif : amfoterisin B IV,

Ketokonazol & der azol lain