Vous êtes sur la page 1sur 16

Abortus

Apriyogi Dwi Jaya


11.2016.212
Pendahuluan

• Aborsi di dunia dan di Indonesia khususnya tetap menimbulkan banyak


persepsi dan bermacam interpretasi, tidak saja dari sudut pandang kesehatan,
tetapi juga dari sudut pandang hukum dan agama. Aborsi merupakan
masalah kesehatan masyarakat karena memberi dampak pada kesakitan dan
kematian ibu. Sebagaimana diketahui penyebab kematian ibu yang utama
adalah perdarahan, infeksi dan eklampsia.
Definisi

• Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin berkembang


sepenuhnya dan dapat hidup di luar kandungan dan sebagai ukuran
digunakan kehamilan kurang dari 20 minggu atau berat janin kurang
dari 500 gram.
• Menurut terjadinya dibedakan atas :
• abortus spontan
• Abortus provokatus
Menurut gambaran klinis abortus dibedakan
menjadi :

• Abortus imminens
• Abortus insipiens
• Abortus komplit
• Abortus inkomplit
• Missed abortion
• Abortus habitualis
• Abortus septik
Etiologi

Ada beberapa faktor penyebab terjadinya abortus yaitu :


Faktor genetik
• Ada banyak sebab genetik yang berhubungan dengan abortus. Sebagian besar abortus spontan
disebabkan oleh kelainan kariotipe dari embrio.
Faktor anatomi
• Penyebab terbanyak abortus kerana kelainan anatomik uterus adalah septum uterus akibat daripada
kelainan duktus Mulleri (40-80%), dan uterus bicornis atau uterus unicornis (10-30%).
Faktor endokrin
• Pada diabetes mellitus, perempuan dengan kadar HbA1c yang tinggi pada trimester yang pertama akan berisiko untuk
mengalami abortus dan malformasi janin.
• Kadar progesteron yang rendah juga mempengaruhi respitivitas endometrium terhadap implantasi embrio.
Faktor infeksi
• Ada berbagai teori untuk menjelaskan keterkaitan infeksi dengan kejadian abortus. Antaranya
adalah adanya metabolik toksik, endotoksin, eksotoksin, dan sitokin yang berdampak langsung pada
janin dan unit fetoplasenta
Patogenesis
• Abortus dimulai dari perdarahan ke dalam decidua basalis yang diikuti
dengan nekrosis jaringan disekitar perdarahan.
• Jika terjadi lebih awal, maka ovum akan tertinggal dan mengakibatkan
kontraksi uterin yang akan berakir dengan ekpulsi karena dianggap sebagai
benda asing oleh tubuh.
• Pada kehamilan di bawah 8 minggu, hasil konsepsi dikeluarkan seluruhnya,
sedangkan pada kehamilan 8-14 minggu
Gambaran klinis

• Gejala abortus berupa amenorea, sakit perut kram, dan mules-mules.


• Pada abortus yang sudah lama terjadi atau pada abortus provokatus sering terjadi
infeksi yang dilihat dari demam, nadi cepat, perdarahan, berbau, uterus membesar
dan lembek, nyeri tekan,dan luekositosis.
• Pada pemeriksaan dalam untuk abortus yang baru saja terjadi didapati serviks
terbuka, kadang-kadang dapat diraba sisa-sisa jaringan dalam kanalis servikalis atau
kavum uteri, serta uterus berukuran kecil dari seharusnya.
• Pada pemeriksaan USG, ditemukan kantung gestasional yang tidak utuh lagi dan
tidak ada tanda-tanda kehidupan dari janin.
Diagnosis

Diagnosis abortus ditegakkan berdasarkan :


• Anamnesis
3 gejala utama pada abortus adalah :
• Nyeri di perut bagian bawah terutamanya di bagian suprapubik yang bisa menjalar ke
punggung,bokong dan perineum
• Perdarahan pervaginam
• Demam yang tidak tinggi
Bentuk jaringan yang keluar juga ditanya apakah berupa jaringan yang lengkap seperti
janin atau tidak atau seperti anggur.
Pemeriksaan fisik pada kehamilan muda dapat dilihat dari table di bawah ini: 4

Perdarahan Serviks Uterus Gejala dan tanda Diagnosis


Pemeriksaan Fisis
Bercak sedikit hingga Tertutup Sesuai dengan usia gestasi Kram perut bawah, uterus Abortus immines
sedang lunak

Tertutup/terbuka Lebih kecil dari usia gestasi Sedikit/tanpa nyeri perut Abortus komplit
bawah,riwayat ekspulsi hasil
konsepsi

Sedang sehingga massif Terbuka Sesuai dengan usia kehamilan Kram atau nyeri perut bawah, Abortus insipien
belum terjadi ekspulsi hasil
konsepsi

Kram atau nyeri perut bawah, Abortus incomplit


ekspulsi sebahagian hasil
konsepsi

Terbuka Lunak dan lebih besar dari Mual/muntah, kram perut Abortus mola
usia gestasi bawah, sindroma mirip PEB,
tidak ada janin, keluar jaringan
seperti anggur
Pemeriksaan Penunjang

• Pemeriksaan laboratorium berupa tes kehamilan, hemoglobin, leukosit, waktu


bekuan, waktu perdarahan, trombosit, dan GDS. Pada pemeriksaan USG
ditemukan kantung gestasi tidak utuh, ada sisa hasil konsepsi dalam uterus.
Diagnosis banding
• kehamilan ektopik tertanggu
• perdarahan anovular pada wanita yang tidak hamil
• abortus mola hidatidosa
• polip endoserviks
• karsinoma serviks
Penatalaksanaan
Abortus Imminens
• Jika terjadi perdarahan berhenti, asuhan antenatal diteruskan seperti biasa dan
penilaian lanjutan dilakukan jika perdarahan terjadi lagi.
• Pada perdarahan berlanjut khususnya pada uterus yang lebih besar dari yang
diharapkan, harus dicurigai kehamilan ganda atau mola.
Abortus insipiens
• Jika usia kehamilan kurang dari 16 minggu, evakuasi uterus dilakukan dengan
aspirasi vakum manual. Jika evakuasi tidak dapat segera dilakukan maka, Ergometrin
0,2 mg IM atau Misopristol 400mcg per oral dapat diberikan.
• Jika usia kehamilan lebih dari 16 minggu, ekpulsi spontan hasil konsepsi ditunggu,
kemudian sisa-sisa hasil konsepsi dievakuasi.
Lanjutan...
Abortus inkomplit
• Jika perdarahan tidak beberapa banyak dan kehamilan kurang dari 16 minggu,
evakuasi dapat dilakukan secara digital atau dengan cunam ovum untuk
mengeluarkan hasil konsepsi yang keluar melalui serviks.
Abortus komplit.
• Pada kasus ini, evakuasi tidak perlu dilakukan lagi. Observasi untuk melihat adanya
perdarahan yang banyak perlu diteruskan dan kondisi ibu setelah penanganan tetap
dibuat. Apabila terdapat anemia sedang, tablet sulfas ferrosus 600mg/hari selama 2
minggu diberikan, jika anemia berat diberikan transfusi darah.
Lanjutan...
Abortus septik/infeksius
• Untuk tahap pertama dapat diberikan Penisillin 4x 1juta unit atau ampicillin
4x 1gram ditambah gentamisin 2x80mg dan metronidazol 2x1gram.
Selanjutnya, antibiotik dilanjutkan dengan hasil kultur.
• Tindakan kuretase dilaksanakan bila tubuh dalam keadaan membaik minimal
6 jam setelah antibiotika adekuat telah diberikan.
Komplikasi

Perdarahan
• Perdarahan dapat diatasi dengan pengosongan uterus dari sisa-sisa hasil konsepsi dan jika perlu
pemberian transfusi darah.
Perforasi
• Perforasi uterus pada kerokan dapat terjadi terutama pada uterus dalam posisi hiperretrofleksi.
Terjadi robekan pada rahim, misalnya abortus provokatus kriminalis.
Syok
• Syok pada abortus bisa terjadi karena perdarahan (syok hemoragik) dan karena infeksi berat.
Infeksi
• Umumnya pada abortus infeksiosa, infeksi terbatas pada desidua. Pada abortus septik virulensi
bakteri tinggi dan infeksi menyebar ke perimetrium, tuba, parametrium, dan peritonium.
Prognosis
• Prognosis keberhasilan kehamilan tergantung dari etiologi aborsi spontan
sebelumnya. Perbaikan endokrin yang abnormal pada wanita dengan abortus
yang rekuren mempunyai prognosis yang baik sekitar >90 %. Pada wanita
keguguran dengan etiologi yang tidak diketahui, kemungkinan keberhasilan
kehamilan sekitar 40-80 %. Sekitar 77 % angka kelahiran hidup setelah
pemeriksaan aktivitas jantung janin pada kehamilan 5 sampai 6 minggu pada
wanita dengan 2 atau lebih aborsi spontan yang tidak jelas.

Vous aimerez peut-être aussi