Vous êtes sur la page 1sur 17

ASKEP KEGAWATDARURATAN

MATERNAL “DIABETES
MELLITUS

KELOMPOK 7
DEFENISI

 Berdasarkan definisi ADA (2005) Diabetes mellitus


(DM) adalah suatu sindrom gangguan metabolisme
yang ditandai dengan hiperglikemia sebagai akibat
defisiensi sekresi insulin atau berkurangnya aktivitas
biologis insulin atau keduanya
KLASIFIKASI

KlasifikasiDM dibagi berdasarkan etiologinya.


Klasifikasi terbagi atas 4 kategori yaitu :
1. DM tipe 1
2. DM tipe 2
3. DM Gestasional
4. DM Tipe Lain
ETIOLOGI

 Faktor Genetik
 Faktor-faktor imunologi
 Faktor lingkungan
 Usia
 Gender
 Gestational DM
PATOFISIOLOGI

Pada diabetes tipe 2 terjadi penurunan sensitivitas


jaringan terhadap insulin (resistensi insulin). Hal ini
diperberat oleh bertambahnya usia yang
mempengaruhi berkurangnya jumlah insulin dari
sel-sel beta, lambatnya pelepasan insulin dan atau
penurunan sensitifitas perifer terhadap insulin.
Resistensi insulin berhubungan dengan faktor
eksternal seperti gaya hidup yang salah dan obesitas.
Gaya hidup utamanya pola makan yang tidak
seimbang dan pola latihan fisik yang tidak rutin dan
teratur
MANIFESTASI

 Banyak kencing
 Rasa haus
 Berat badan turun
 Rasa seperti flu dan lemah
 Mata kabur
 Luka sukar sembuh
 Rasa semutan
 Gusi merah dan bengkak
 Kulit kering dan gatal
 Mudah kena infeksi
Dampak Pada Kehamilan dan Persalinan

 Infertilitas dan abortus meningkat (2-3 kali) pada pasien-


pasien diabetes yng tidak terkontrol.
 Insiden polhidramnion 10 kali lipat lebih tinggi di banding
insiden umum
 Preeklampsi dan eklampsi jauh lebih sering terjadi (30-50%)
terutama jka pasien sudah memiliki sklerosis vascular dan
hipertensi sebelum hamil.
 Peningkatan kelainan congenital 3 kali lipat yang di temukan
pada keturunan penderita diabetes yang tidak terkendali juga
dapat di kurangi dengan pengendalian glukosa
 Persalinan dan kelahiran prematur umum terjadi pada kelas
yang lebih parah (> C) dan kemungkinan memiliki janin yang
sangat besar (> 4000 gram) lebih besar pada kelas A dan B.
 Resiko keamtian janin meningkat terutama setelah
minggu ke 36 karena ketidakstabilan glukosa ibu
(dengan kemungkinan asidosis) dan insufisiensi
plasenta
 Distosa dalam persalinan, dan persalinan dengan
tindakan paling sering terjadi dan akibatnya angka
kesakitan dan angka kematian janin meningkat.
 Insiden kematian dini neonatal akibat sindrom gawat
nafas atau hpoglikemia (karena hyperplasia pulau-pulau
langerhans janin) meningkat.
 Terjadi inersia atau atoniauteri karena kegiatan otot
rahim dan usaha meneran mengakibatkan pemakaian
glukosa lebih banyak, sehingga terjadi hipoglikemi.
 Pada masa nifas sering mengakibatkan infeksi nifas,
sepsis, dan menghambat luka jalan lahir, baik rupture
perinea maupun luka episiotomy.
Penatalaksanaan Pada Marternal

 Menjaga agar kadar glukosa (gula) dalam darah tetap


normal
 Agar tekanan darah dan kadar kolesterol di periksa
secara teratur oleh dokter.
 Diet BB rata-rata pada ibu hamil 1200-1800 kalori/hari,
terutama trimester I, insulin dikurangi kareana emesis
menyebabkan hipoglikemi, trimester II dan III
penggunaan insulin di tambah karena makan mulai
bertambah.
 Persalinan dan nifas insulin di kurangi karena cadangan
hidrat arang berkurang, anjurkan infus glukosa dan
insulin.
Pemeriksaan Diagnosis

 Pemeriksaan glukosa plasma puasa ≥126 mg/dl. Puasa


adalah kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8 jam.
 Pemeriksaan glukosa plasma ≥200 mg/dl 2-jam setelah
Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban
glukosa 75 gram
 Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu ≥200 mg/dl
dengan keluhan klasik.
 Pemeriksaan HbA1c ≥6,5% dengan menggunakan
metode yang terstandarisasi oleh National
Glycohaemoglobin Standarization Program (NGSP).
KASUS

 Ny. K, 29 tahun, Mengeluh sering merasa haus dan


lapar,merasakan kesemutan, sering BAK, dan klien
merasa sesak pada saat datang ke pelayanan
kesehatan masuk ke IGD RSUD X kepala pusing dan
badan terasa lemas. 1 minggu sebelumnya klien
mengalami sariawan sebelum keluhan lain nyang
dialaminya 3 hari yang lalu , pihak kelurga akhirnya
membawa NY. K ke IGD Rumah Sakit X.Setelah
diperiksa GDS klien tinggi 443 mg/dl. TD : 140/90
mmHg, N : 108x/ menit, S : 36 ºC dan RR: 28
x/menit.
Dan pemeriksaan lain yaitu Tinggi badan 157 cm. Berat badan sebelum
hamil 63 kg dan saat hamil : 72 kg.Ukuran lingkar lengan atas : 28 cm.
Pada pemeriksaan abdomen:
 Leopold I : TFU 3 jari diatas pusat (33 cm), besar dan tidak
melenting (bokong)
 Leopold II : Pada bagian kanan ibu teraba bagian-bagian
keras, memanjang dan
ada tahanan (punggung kanan).
 Leopold III : Pada bagian terbawah teraba bagian yang
keras, bundar dan
melenting (kepala)
 Leopold IV : Bagian terbawah teraba bagian yang keras,
bundar dan melenting
yaitu kepala, belum masuk pintu atas panggul. TBJ : 33- (12) x 155
= 3255 gram. DJJ normal jumlah 132x/i
 Pemeriksaan Laboratorium : Hb : 11,5 gr%, Golongan darah : B, Albumin
: Tidak dilakukan pemeriksaan, Reduksi : Positif (++).
PENGKAJIAN
DIAGNOSA

 Hiperglikemi
 Risiko injuri berhubungan dengan
kerusakanneuromuskuler
 Kelelahan berhubungan dengan ketidakberdayaan
 Nutrisi kurang dari kebutuhan b.d penyakit kronik
KLASIFIKASI
DS :
 Klien mengatakan sering haus dan lapar
 Klien mengatakan sering BAK
 Klien megatakan sesak nafas
 Klien mengatakan badannyalemas dan merasa lelah sekali
 Klien mengatakan haus inginminum terus
DO :
 Keadaan umum lemah
 Klien tampak lemas
 Klien minta minum terus
 Klien tampak gelisah, banyakgerak
 Klien mual dan muntah
 TTV : TD : 140/ 90 mmHg, N: 108x/menit, RR: 28x/menit,S: 36° C
 GDS: 443 mg/dl
 Kulit tampak pucat
 Kebutuhan klien tampak dibantu
INTERVENS DAN
IMPLEMENTASI
TERMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi