Vous êtes sur la page 1sur 25

Pendahuluan

Glaucoma primer sudut terbuka (POAG) adalah sekelompok gangguan


yang ditandai dengan hilangnya sel ganglion retina terkait dengan
degenerasi saraf optik dan kehilangan bidang visual. Hal ini merupakan
penyebab utama hilangnya penglihatan dan kebutaan di seluruh dunia.
Terjadi pada lebih dari 60 juta orang.

POAG berkaitkan dengan banyak tanda klinis, termasuk vertikal cup-to-


disc ratio (VCDR), ketebalan tengah kornea (CCT) dan tekanan
intraokular (TIO). Dilaporkan faktor risiko dari POAG termasuk
merokok, hipertensi, diabetes, dan riwayat keluarga. Meskipun studi
yang ada telah melaporkan hubungan antara merokok dan POAG, peran
merokok sebagai factor resiko POAG masih kontroversial.
Tujuan

Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan merokok dengan


glaucoma primer sudut terbuka (POAG), terkait dengan VCDR (Vertical
cup-to-disk ratio), CCT (central corneal thickness), dan IOP (intraocular
pressure) menggunakan studi kohort pada sampel penduduk di Cina
Selatan.
Metodologi

Subyek penelitian sebanyak 122 pasien POAG dan 126 kontrol direkrut pada Joint
Shantou International Eye Center di Shantou, Cina sejak bulan Maret 2008 hingga
November 2011.

Kedua kelompok sampel (pasien POAG dan kontrol) dilakukan pemeriksaan


komprehensif oftalmik. TIO tertinggi dari kedua mata sebelum pengobatan, VCDR
maksimum pada kedua mata, dan rata-rata CCT ketika pertama kali datang ke klinik
dicatat.

TIO tertinggi diukur menggunakan okuler Goldman tonometry. VCDR dan CCT
diukur dengan menggunakan protokol standar.
Sebelum pengukuran, semua sampel diberikan satu tetes proparacaine 1%
(Alcaine, Alcon Laboratories, Ft. Worth TX) pada kedua mata.
• VCDR diukur oleh seorang spesialis glaukoma yang berpengalaman, dan
kemudian dikonfirmasi oleh seorang spesialis glaukoma berpengalaman yang
lain.

• TIO diukur oleh spesialis glaukoma yang berpengalaman menggunakan


applanation Goldmann tonometry, dan dicatat rata-rata dari tiga pengukuran.

• CCT diukur secara ultrasonic (IOPac 20 Mhz pachymeter, Heidelberg


Engineering, Jerman).

Fungsi bidang visual dinilai menggunakan Glaukoma Hemifield test (Humphrey


Automated Perimetry, Carl Zeiss Meditec, Inc, Jerman).

Status merokok diperoleh dengan kuesioner. Perokok aktif didefinisikan dengan


merokok setidaknya 5 batang per hari dalam satu tahun atau lebih
• Secara gonioscopical bilik anterior sudut terbuka,
Shaffer grade III atau IV
• Karakteristik kerusakan optic disc dan / atau hilangnya
bidang khas visual
• TIO tertinggi > 21 mmHg
• Eksklusi penyebab sekunder, misalnya trauma, uveitis,
steroid induced atau exfoliation glaucoma

• Subyek kontrol direkrut dari pasien


rawat inap bedah katarak senilis
berusia 50 tahun atau lebih, tanpa
riwayat glaukoma pada keluarga.
• TIO < 21 mmHg
• VCDR < 0,5
• Tidak ada tanda-tanda kelainan
bidang visual.
Analisis Statistik

Hubungan dan analisis interaksi dilakukan menggunakan regresi berganda


diterapkan oleh R statistical Language versi 2.15.0. Hubungan antara
merokok dan penyakit dinilai pada kedua JOAG dan AOAG pada usia dan
jenis kelamin yang dikendalikan.

Regresi linier multiple digunakan untuk menganalisis efek merokok pada


VCDR, TIO dan CCT. Interaksi dua-faktor antara merokok dan usia / jenis
kelamin dievaluasi baik dalam regresi logistik dan linear.
Hasil

Pasien dan data klinis

Hasil ditunjukkan pada Tabel 1. Antara POAG pasien, 30 didiagnosis sebagai


Juvenil-onset POAG (JOAG), 92 sebagai Adult-onset POAG (AOAG).
Hipertensi ocular dan tanda-tanda neuropati disk optik ditemukan pada pasien

POAG, namun tidak ditemukan dalam semua kontrol 126 katarak senilis.
Hubungan antara merokok dan onset penyakit POAG
Seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2, dalam penelitian ini tidak ditemukan
ada hubungan dari merokok dengan onset penyakit JOAG setelah disesuaikan
dengan usia dan jenis kelamin (disesuaikan P = 0,692). Demikian pula, tidak
ditemukan ada hubungan antara merokok dalam onset penyakit AOAG
(disesuaikan P = 0.925). Tidak ada interaksi antara merokok dan usia / jenis
kelamin yang terdeteksi dalam asosiasi dengan onset penyakit (data tidak
ditampilkan).
Korelasi antara merokok dan biometrik parameter glaucoma
yang berhubungan
Diskusi

Menurut data WHO, merokok telah menjadi masalah kesehatan yang serius pada
masyarakat umum. Sekitar 1,3 miliar perokok di dunia, lebih dari 6 juta meninggal
setiap tahun akibat paparan tembakau.
Pada penelitian tentang hubungan antara merokok dan POAG tetap kontroversial.
Temuan bervariasi antara kelompok-kelompok etnis dan desain studi. Dan
sebagian besar penelitian difokuskan pada AOAG. Data terbatas dari studi
populasi di Cina.
Baru-baru ini dalam sebuah penelitian kohort pada wanita di Afrika-Amerika,
Wise L. A. et al. melaporkan bahwa merokok mungkin dikaitkan dengan
peningkatan risiko awal POAG. Kang, J. H. et al. juga melaporkan merokok
meningkatkan risiko POAG. Temuan serupa juga dilaporkan dalam penelitian
independen lain.
Tetapi beberapa penelitian lain melaporkan tidak ada hubungan antara merokok
dan POAG.
Selain onset penyakit, masih harus dijelaskan apakah merokok
berhubungan dengan TIO, CCT dan VCDR, yang merupakan faktor
risiko glaukoma. Pada tahun 2003, Yoshida M. et al. melaporkan bahwa
merokok memiliki hubungan positif yang signifikan dengan TIO pada
laki-laki di Jepang [21]. Lee A. J. et al. juga melaporkan hubungan
serupa.

Dalam penelitian saat ini, meskipun tidak ada hubungan yang


signifikan dengan TIO yang diamati, kami menemukan bukti bahwa
merokok dapat berkorelasi dengan penurunan CCT pada POAG.
Alasan yang tepat untuk ketebalan kornea menurun pada perokok POAG
masih belum jelas. Namun, merokok dapat menimbulkan efek ini
melalui hipoksia dan kolagen di kornea. Merokok telah dilaporkan
dapat menurunkan oksigen dan produksi kolagen dalam jaringan selama
penyembuhan luka. Pada hipertensi menyebabkan mata mengalami
kerusakan pada kornea. Merokok mungkin dapat memperburuk hipoksia
mata yang disebabkan oleh hipertensi okular, dan akibatnya dapat
mempengaruhi biosintesis kolagen dan pergantian matriks ekstraseluler,
yang bisa menjelaskan penurunan ketebalan kornea.
Dalam penelitian saat ini, merokok tidak ditemukan berhubungan dengan
onset penyakit POAG. Namun, hubungan merokok dengan penurunan
CCT pada POAG memerlukan perhatian lebih. CCT dalam tahap awal
POAG pada perokok untuk memperkirakan target TIO yang lebih tepat
dalam rangka untuk lebih mengurangi lesi saraf optic secara dini. Temuan
saat ini sehingga diperlukan studi lebih lanjut.
kesimpulan

Dalam studi ini, meskipun merokok tidak ditemukan menjadi faktor risiko
untuk timbulnya POAG, merokok berkorelasi dengan CCT di AOAG, dan
dengan demikian masih mungkin memainkan peran dalam perjalanan
penyakit, terutama untuk AOAG.

.
CRITICAL APPRAISSAL
No Kriteria Ya (+), Tidak (-)
1 Jumlah kata dalam judul, < 12 kata -
2 Deskripsi Judul Menggambarkan isi
utama penelitian dan
tanpa singkatan

3 Daftar penulis sesuai aturan jurnal +


4 Korespondensi penulis +
5 Tempat & waktu penelitian dalam judul Tempat (-), Waktu (-)
Abstrak

No Kriteria Ya (+), Tidak (-)


1 Abstrak 1 paragraf +
2 Mencakup IMRC +
3 Secara keseluruhan informatif +
4 Tanpa singkatan selain yang +
baku
5 Kurang dari 250 kata +
Pendahuluan
No Kriteria Ya (+), Tidak (-)
1 Terdiri dari 2 bagian atau 2 paragraf -
2 Paragraf pertama mengemukakan +
alasan dilakukan penelitian
3 Paragraf ke 2 menyatakan hipotesis -
atau tujuan penelitian
4 Didukung oleh pustaka yang relevan +
5 Kurang dari 1 halaman +
Bahan dan Metode
No Kriteria Ya(+), Tidak (-)
1 Jenis dan rancangan penelitian +
2 Waktu dan tempat penelitian Waktu +/tempat +
3 Populasi Sumber +
4 Teknik sampling -
5 Kriteria inklusi +
6 Kriteria eksklusi -
7 Perkiraan dan perhitungan besar -
sempel
8 Perincian cara penelitian +
9 Blind -
10 Uji Statistik +
11 Program komputer +
12 Persetujuan subjektif +
Hasil
No. Kriteria Ya (+) Tidak (+)
1 Jumlah Subjek +
2 Tabel Karakteristik +
3 Tabel Hasil Penelitian +
4 Komentar dan Pendapat Penulis +
ttg hasil
5 Tabel Analisis data dengan Uji +
Kesimpulan
No. Kriteria Ya (+) Tidak (+)
1 Pembahasan dan kesimpulan +
terpisah
2 Pembahasan dan kesimpulan +
di paparkan dengan jelas
3 Pembahasan mengacu dari +
penelitian sebelumnya
4 Pembahasan sesuai dengan +
landasan teori
5 Keterbatasan Penelitian -
6 Simpulan berdasarkan +
penelitian
7 Saran Penelitian +
8 Penulisan Daftar Pustaka +
sesuai aturan
PICO
PATIENT INTERVENTION
Pasien dengan glaukoma primer
sudut terbuka (POAG) Pemeriksaan oftalmologik meliputi :
• VCDR (Vertical cup-to-disk ratio)
• CCT (central corneal thickness)
• IOP (intraocular pressure)
Pemberian kuesioner merokok

COMPARISON OUTCOME
Kelompok kontrol Hubungan merokok dengan
kejadian glaukoma primer sudut
terbuka (POAG)

Vous aimerez peut-être aussi