Vous êtes sur la page 1sur 43

Isu-Isu dalam Penelitian Pemberdayaan

Masyarakat
By Budi Widiyanto
Ledwith (2005) mengemukakan ada empat
dimensi dalam pemberdayaan masyarakat,
1. Pemberdayaan personal yang meliputi
pembelajaran secara individual, pengetahuan, kepercayaan diri dan skill;
2. Aksi positif mencakup kegiatan yang berhubungan dengan kemiskinan,
kesehatan, ras, gender, ketidakmampuan dan berbagai aspek
diskriminasi struktur kekuasaan yang dominan;
3. Organisasi kemasyarakatan, mencakup jarak, kualitas dan keefektifan
kelompok masyarakat, hubungan satu sama lain serta dengan lingkungan
yang lebih luas lagi; dan
4. Partisipasi serta keikutsertaan dalam mensukseskan perubahan
dalam masyarakat.
120
111 109 110 112 111 110 108
104 104
100 100 99 96 94
85 83 85
84 84
80 81
77
76 77 74 76 74
70 73
60 59
58 61 59 58 59 61 61

40

20

0
1995 2000 2002 2003 2004 2005 2006

Thailand Malaysia Phillippine Indonesia China


PROGRAM ASKESKIN

Th. 2005 : 36,1 juta jiwa (semester 1)


60 juta jiwa (semester 2)
Th. 2006 : 60 juta jiwa
Th. 2007 : 76,4 juta jiwa
PEMANFAATAN PROGRAM ASKESKIN
TAHUN 2005 DAN 2006
(dalam ribuan)

2006 2006
120,000 7,000

100,000 6,000
6,921
80,000 5,000
4,000
60,000 2005 109,859
3,000
40,000 2005
2,000
20,000
32,910 1,000
0 1,453
Kunjungan Rajal I di Puskesmas 0
Kunjungan RJTL di RS

2006

1,600,000 12,000 2006


1,400,000
10,000
1,200,000 1,580
1,000,000 8,000 10,347
800,000 2005 6,000
600,000 2005
4,000
400,000
200,000 526,000 2,000
0 2,764
0
Pemanfaatan RITL di RS Rujukan Askeskin
PENURUNAN HARGA OBAT

• Harga 157 item/jenis obat generik telah dapat diturunkan


sampai dengan 70%
• Harga 1.418 item / jenis obat esensial generik bermerk
dapat diturunkan antara 10 – 80 %
• Telah dilakukan labelisasi obat generik pada kemasan
dan pencantuman Harga Eceran Tertinggi (HET)
• Nilai penggunaan obat generik terus meningkat dari Rp
604,5 Miliar pada tahun 2004 menjadi Rp 2,6 Triliun pada
tahun 2006.
• Obat murah/Obat paket seribu & Apotek Rakyat.
HASIL PENANGGULANGAN
PENYAKIT MENULAR

 Tidak ada lagi kasus baru polio sejak Februari 2006.


 Angka kematian (CFR) penyakit DBD dapat diturunkan dari
1,2% pada tahun 2004 menjadi 1,04% pada tahun 2006.
 Angka kematian Flu Burung pada manusia dapat diturunkan
dari 65% pada tahun 2005 menjadi 60% pada tahun 2007.
 Dengan peningkatan active case finding, kasus AIDS yang
diobati meningkat dari 2.682 pada tahun 2004 menjadi 8.194
pada tahun 2006, melalui pelayanan komprehensif HIV/AIDS
dari 25 RS pada tahun 2004 menjadi 153 RS pada tahun 2006.
 Menurunnya incidence rate penyakit TB dari 110/100.000
penduduk pada tahun 2004 menjadi 107/100.000 penduduk
pada tahun 2005.
 Malaria di Jawa-Bali sejak tahun 2005 sudah tidak menjadi
masalah kesehatan masyarakat.
HASIL PENANGGULANGAN MASALAH
GIZI DAN KRISIS KESEHATAN AKIBAT
BENCANA

• Prevalensi gizi kurang pada balita telah dapat


diturunkan dari 25,8% pada tahun 2004 menjadi
23,6% pada tahun 2006.
• Krisis kesehatan akibat bencana telah dapat
ditanggulangi secara cepat dan tepat melalui sistem
penanggulangan gawat darurat terpadu dengan
pembangunan 9 Pusat Regional Penanggulangan
Krisis Kesehatan.
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Jenis Pencapaian Sasaran
UKBM
2004 2005 2006 2007 2008 2009
Posyandu 206.971 228.659 248.358 260.000 270.000 280.000

Polindes 26.975 27.538 18.238 0***) 0 0


**)

Poskesdes *) *) 12.942 42.000 58.000 70.000

Poskestren *) *) 200 600 1.000 1.400

Mushola *) *) 229 629 1.029 1.429


Sehat
*) Baru dibentuk pada tahun 2006
**) 9.300 Polindes di Jawa Timur dan Jawa Tengah menjadi Poskesdes
***) Semua Polindes telah menjadi Poskesdes
MASALAH
PEMBANGUNAN KESEHATAN

1. Sumberdaya kesehatan (SDM, Anggaran, Sarana/prasarana) yang


terbatas, belum merata, dan belum efisien.
2. Disparitas status sosial-ekonomi, pendidikan, lingkungan
pemukiman dan PHBS
3. Sistem Pelayanan Kesehatan (UKM dan UKP) belum terpadu
4. Meningkatnya beban penyakit: Emerging epidemics and Persistent
Problems. Berbagai penyakit menular seperti malaria, demam
berdarah, TBC, dan HIV/AIDS masih belum dapat diatasi, sementara
angka kesakitan penyakit tidak menular dan degeneratif seperti
penyakit pembuluh darah dan jantung, kanker, dan diabetes
mellitus telah meningkat, serta munculnya permasalahan mendesak
serta akut dan mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan
masyarakat, seperti: bencana alam dan masalah kesehatan akibat
konflik sosial dan kecelakaan transportasi dan timbulnya penyakit2
baru.
5. Status kesehatan masyarakat Indonesia masih rendah yang
ditunjukkan oleh masih tingginya angka kematian bayi (AKB) dan
angka kematian ibu maternal (AKI).
RPJMN

SKN RENSTRA RENBANGKES

PENYELENGGARAAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN
TUJUAN PEMBANGUNAN KESEHATAN

MENINGKATKAN KESADARAN, KEMAUAN, DAN


KEMAMPUAN HIDUP SEHAT BAGI SETIAP ORANG
AGAR TERWUJUD DERAJAT KESEHATAN
MASYARAKAT YANG SETINGGI-TINGGINYA
• Kesehatan Ibu dan Anak
• Pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin
• Penanggulangan masalah kesehatan akibat bencana
• Penanggulangan penyakit menular dan masalah gizi
• Pemerataan sarana pelayanan kesehatan dan
pendayagunaan tenaga kesehatan
SASARAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN 2004-2009

Pencapaian Sasaran
NO INDIKATOR
2004 2005 2006 2007 2008 2009

1 IMR (PER 1.000 LH) 35 32 30,8 29,2 27,6 26

2 MMR (PER 100.000 LH) 307 262 253 244 235 226

3 GIZI KURANG 25,8 24,7 23,6 22,5 21,4 20


BALITA (%)

4 UHH (TAHUN) 66,2 67,8 69,4 69,8 70,2 70,6


• PENINGKATAN JUMLAH JARINGAN DAN KUALITAS
PUSKESMAS
• PENINGKATAN KUALITAS DAN KUANTITAS TENAGA MEDIS
• PENGEMBANGAN JAMINAN KESEHATAN BAGI PENDUDUK
MISKIN
• PENINGKATAN SOSIALISASI KESEHATAN LINGKUNGAN DAN
POLA HIDUP SEHAT
• PENINGKATAN PENDIDIKAN KESEHATAN PADA MASYARAKAT
SEJAK USIA DINI
• PEMERATAAN DAN PENINGKATAN KUALITAS KESEHATAN
DASAR
PRIORITAS PEMBANGUNAN NASIONAL
TAHUN 2008

• Peningkatan Investasi, Ekspor, dan Kesempatan Kerja;


• Revitalisasi Pertanian, Perikanan, Kehutanan, dan
Pembangunan Perdesaan;
• Percepatan Pembangunan Infrastruktur dan Peningkatan
Pengelolaan Energi;
• Peningkatan Akses dan Kualitas Pendidikan dan
Kesehatan;
• Peningkatan Efektivitas Penanggulangan Kemiskinan;
• Pemberantasan Korupsi dan Percepatan Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi;
• Penguatan Kemampuan Pertahanan dan Pemantapan
Keamanan Dalam Negeri;
• Penanganan Bencana, Pengurangan Risiko Bencana, dan
Peningkatan Pemberantasan Penyakit Menular.
SASARAN PENINGKATAN AKSES & KUALITAS
KESEHATAN
1.Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin secara cuma-cuma di
Puskesmas dan kelas III rumah sakit mencakup 100 persen;
2.Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan di 28.000 desa;
3.Meningkatnya persentase desa yang mencapai Universal Child Immunization (UCI)
mencakup 95 persen;
4.Meningkatnya case detection rate tuberkulosis (TBC) mencakup lebih dari 70
persen;
5.Meningkatnya persentase penderita demam berdarah dengue (DBD) yang
ditemukan dan ditangani mencakup 100 persen;
6.Meningkatnya persentase penderita malaria yang ditemukan dan diobati mencakup
100 persen;
7.Meningkatnya persentase orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang ditemukan dan
mendapat pertolongan anti retroviral treatment (ART) mencakup 100 persen;
8.Meningkatnya persentase ibu hamil yang mendapat tablet zat besi (Fe) mencakup
80 persen;
9.Meningkatnya persentase bayi yang mendapat ASI Eksklusif mencakup 65 persen;
10.Meningkatnya persentase balita yang mendapat Vitamin A mencapai 80 persen;
11.Meningkatnya persentase peredaran produk pangan yang memenuhi syarat
keamanan mencakup 70 persen;
12.Meningkatnya cakupan pemeriksaan sarana produksi dalam rangka cara
pembuatan obat yang baik (CPOB) mencakup 45 persen;
13.Menurunnya TFR menjadi sekitar 2,17 per wanita;
SASARAN PENINGKATAN
EFEKTIVITAS
PENANGGULANGAN KEMISKINAN

Meningkatnya Akses Masyarakat


Miskin Kepada Pelayanan Dasar
SASARAN PENANGANAN BENCANA, PENGURANGAN RISIKO BENCANA,
DAN PENINGKATAN PEMBERANTASAN PENYAKIT MENULAR

1. Meningkatnya kinerja penanganan pasca bencana,


baik pada tahap tanggap darurat maupun
pemulihan, khususnya dalam penyelesaian
rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana di
wilayah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan
Kepulauan Nias, serta di Daerah Istimewa
Yogyakarta dan Jawa Tengah;
2. Meningkatnya kesiapsiagaan dalam menghadapi
bencana melalui penerapan Rencana Aksi Nasional
Pengurangan Resiko Bencana, di antaranya dengan
pendayagunaan penataan ruang wilayah,
koordinasi kelembagaan antardaerah, dan
pemanfaatan berbagai teknologi yang terkait upaya
pengurangan risiko bencana;
3. Meningkatnya pemberantasan penyakit menular,
khususnya flu burung.
A. HIRARKHI PERENCANAAN
B. ISU STRATEGIS
C. GRAND STRATEGY
D. KEBIJAKAN PERENCANAAN DAN ANGGARAN
Nasional Kementerian Daerah

RPJP
NASIONAL RPJPK RPJPD

RPJM RENSTRA RENSTRA


NASIONAL KL (Depkes) SKPD

RK-KL RKPD &


RKP
(Depkes) RKSKPD
TENTATIVE AGENDA
PAGU  Pagu Indikatif (Maret - April)
INDIKATIF – Pagu untuk RKP dan Renja-KL
– Exercise di tingkat pemerintah.
– SEB Menneg PPN/Kepala Bappenas dan
Menkeu.
PAGU  Pagu Sementara (Juli-Agustus)
SEMENTARA – Pagu untuk penyusunan RAPBN (Nota
Keuangan) dan RKA-KL.
– Hasil pembahasan pembicaraan pendahuluan
RAPBN dengan DPR.
– Disusun berpedoman pada RKP berikut Pagu
Indikatif-nya.
– Ditetapkan dengan SE Menkeu.
PAGU
 Pagu Definitif (Oktober)
DEFINITIF – Pagu APBN dan RKA-KL untuk penyusunan
DIPA.
– Hasil pembahasan RAPBN dengan DPR.
ISU STRATEGIS NASIONAL ISU STRATEGIS KES

1. Banyak masalah kesehatan


seharusnya dapat dideteksi dan
1. KEMISKINAN diatasi secara dini pada tingkat
2. KEADAAN DAN paling bawah (“GRASS ROOT”)
KEMAMPUAN ANTAR 2. Jumlah, kualitas dan penyebaran
DAERAH YG SANGAT tenaga kesehatan
BERBEDA 3. Aksessibilitas dan mutu sarana
pelayanan kesehatan
3. DESENTRALISASI
KESEHATAN YG BELUM 4. Pembiayaan kesehatan belum fokus
OPTIMAL dan belum sinkron.
4. PROSES PEMBELAJARAN 5. ASKESKIN : TT kelas 3 RS kurang;
DEMOKRATISASI sistem pengelolaan (Planning &
Governance) belum optimal
5. BENCANA ALAM DAN KLB
PENYAKIT 6. Kesadaran masarakat thd phbs
masih sangat rendah
MENINGKATKAN MENGGERAKKAN
SISTEM SURVEILANS, & MEMBERDAYAKAN M
MONITORING & MASY UTK A
INFORMASI KES HIDUP SEHAT S
Y
A
R
MENINGKATKAN A
MENINGKATKAN AKSES MASY THD K
PEMBIAYAAN YANKES YANG A
KESEHATAN BERKUALITAS T

BAMBANG H
GRAND STRATEGI DAN SASARAN DEPKES
1.Seluruh Desa Menjadi Desa Siaga
Menggerakkan Dan 2.Seluruh Masyarakat Berperilaku Hidup Bersih Dan Sehat
Memberdayakan 3.Seluruh Keluarga Sadar Gizi
Masyarakat Untuk 1.Setiap Orang Miskin Mendapat Pelayanan Kesehatan Yang
Hidup Sehat Bermutu
2.Setiap Bayi, Anak, Ibu Hamil Dan Kelompok Masyarakat
Risiko Tinggi Terlindungi Dari Penyakit.
Meningkatkan Akses 3.Di Setiap Desa Tersedia Sdm Kesehatan Yang Kompeten
Masyarakat Terhadap 4.Di Setiap Desa Tersedia Cukup Obat Esensial Dan Alat
Pelayanan Kesehatan Kesehatan Dasar
Yang Berkualitas 5.Setiap Puskesmas Dan Jaringannya Dapat Menjangkau Dan
Dijangkau Seluruh Masyarakat Di Wilayah Kerjanya
6.Pelayanan Kesehatan Di Setiap Rumah Sakit, Puskesmas Dan
Jaringannya Memenuhi Standar Mutu
1. Setiap Kejadian Penyakit Terlaporkan Secara Cepat Kepada Kepala
Desa/Lurah Untuk Kemudian Diteruskan Ke Instansi Kesehatan Terdekat
Meningkatkan 2. Setiap Kejadian Luar Biasa (Klb) Dan Wabah Penyakit Tertanggulangi Secara
Sistem Cepat Dan Tepat Sehingga Tidak Menimbulkan Dampak Kesehatan
Surveillance, Masyarakat
Monitoring & 3. Semua Sediaan Farmasi, Makanan Dan Perbekalan Kesehatan Memenuhi
Inf. Kesehatan Syarat
4. Terkendalinya Pencemaran Lingkungan Sesuai Dengan Standar Kesehatan
5. Berfungsinya Sistem Informasi Kesehatan Yang Evidence Based Di Seluruh
Indonesia
1. Pembangunan Kesehatan Memperoleh Prioritas Penganggaran Pemerintah
Meningkatkan Pusat Dan Daerah
Pembiayaan 2. Anggaran Kesehatan Pemerintah Diutamakan Untuk Upaya Pencegahan Dan
Kesehatan Promosi Kesehatan.
3. Terciptanya Sistem Jaminan Pembiayaan Kesehatan Terutama Bagi Rakyat
Miskin.
V. SASARAN RPK 2008 (1)

1. Meningkatnya persentase rumah tangga berperilaku hidup


bersih dan sehat.
2. Meningkatnya persentase keluarga menghuni rumah yang
memenuhi syarat kesehatan mencakup 50%; persentase
keluarga menggunakan air bersih mencakup 61%; dan
persentase keluarga menggunakan jamban yang
memenuhi syarat kesehatan mencakup 66,5%.
3. Meningkanya persentase tempat-tempat umum yang
memenuhi syarat kesehatan mencakup 80%.
4. Meningkatnya cakupan rawat jalan mencakup 15%.
5. Meningkatnya cakupan persalinan yang ditolong oleh
tenaga kesehatan mencakup 85%.
6. Meningkatnya cakupan pelayanan antenatal (K4)
mencakup 87%; cakupan kunjungan neonatus (KN2)
87%.
7. Meningkatnya pelayanan kesehatan bagi keluarga miskin
secara cuma-cuma di Puskesmas dan kelas III Rumah
Sakit mencakup 100%.
SASARAN RPK 2008 (2)
8. Meningkatnya persentase rumah sakit yang memiliki
pelayanan gawat darurat yang memenuhi standar mutu
mencakup 50%; persentase rumah sakit yang
melaksanakan pelayanan obstetri dan neonatal emergensi
komprehensif mencakup 70%; meningkatnya persentase
rumah sakit yang terakreditasi mencakup 70%.
9. Terpenuhinya kebutuhan tenaga kesehatan di 28.000
desa.
10. Meningkatnya persentase desa yang mencapai Universal
Child Immunization (UCI) mencakup 95%.
11. Meningkatnya Case Detection Rate TB mencakup > 70%.
12. Menurunnya angka Acute Flaccid Paralysis menjadi ≤ 1
per 100 ribu anak usia kurang dari 15 tahun.
13. Meningkatnya persentase penderita demam berdarah
(DBD) yang ditangani mencakup 100%.
14. Meningkatnya persentase penderita malaria yang diobati
mencakup 100%.
SASARAN RPK 2008 (3)

15. Menurunnya Case Fatality Rate diare saat KLB


mencakup < 1,2%.
16. Meningkatnya persentase orang dengan HIV/AIDS
(ODHA) yang mendapat pertolongan Anti Retroviral
Treatment (ART) mencakup 100%.
17. Meningkatnya persentase penderita flu burung yang
ditangani mencakup 100%.
18. Meningkatnya persentase ibu hamil yang mendapat
tablet Fe mencakup 80%.
19. Meningkatnya persentase bayi yang mendapat ASI
Eksklusif mencakup 65%.
20. Meningkatnya persentase balita yang mendapatkan
Vitamin A mencapai 80%.
SASARAN RPK 2008 (4)
21. Meningkatnya persentase guru, dosen dan instruktur
bidang kesehatan yang ditingkatkan kemampuannya
mencakup 12%.
22. Meningkatnya persentase peredaran produk pangan yang
memenuhi syarat mencakup 70%.
23. Meningkatnya cakupan pemeriksaan sarana produksi
dalam rangka cara pembuatan obat yang baik (CPOB)
mencakup 45%.
• Peningkatan Aksesibilitas
Prioritas dan Kualitas Pelayanan
2008
Kesehatan
• Arahan Presiden (dlm sidang kabinet):

Bidang kesehatan :
murah/gratis dan
berkualitas (World
Class)
A. PENGUATAN SISTEM PERENCANAAN KESEHATAN
B. PENINGKATAN EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS
C. PENATAAN ALOKASI DAN UTILISASI DANA
PEMERINTAH:
a) Pemanfaatan SPM
b) Pro-equity Basis Formula
D. PENGEMBANGAN SISTEM PERENCANAAN TERPADU
E. PENINGKATAN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
DALAM PEMBIAYAAN KESEHATAN
F. PELAKSANAAN KAJIAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN
KESEHATAN
INPUT PROSES OUTPUT OUTCOME

PEMBIAYAAN PEMBERDAYAAN
MASY
KES

DINKES R.S
PEMBANGUNAN DERAJAD
KES MASY
SEDIAAN UPAYA KES YG YG
FARMASI & KESEHATAN BERMUTU & SETINGGI-
PERBEKALAN BERKEADILAN TINGGINYA
KES UPT

SDM KES
MANAJEMEN KES
Status Keseh
•DALE Upaya
Indikator 106/ kesehatan
Pencapaian 191 P’biayaan
Tkt Ketanggpn
kesehatan
(Respsvness)
Sumber
daya
manusia
SKP kesehatan

Distribusi Obat dan


Tgkt Keseh perbekalan
kesehatan
P’berdayaan
Indikator Distrbs Tgkt 92/ masyarakat
Kinerja Ketanggapan
191 Manajemen
kesehatan
Distrbs Tgkt
Pembiayaan
PERENCANAAN
“How to allocate the • KEJELASAN ARAH
Scarcity of resources” EFISIENSI & DAN TUJUAN
• SISTEM BERJALAN DG
“Priority Setting EFEKTIVITAS BAIK
• MOBIISASI SUMBER
PROGRAM DAYA
• RESULT BASED
PELAKSANAAN
LEADERSHIP

• Integratif
• Systemic

PENINGKATAN
PENGENDALIAN

• Pengembangan SIK
• Pengembangan Sistem Perencanaan & Evaluasi Anggaran
Terpadu
• RAPAT KOORDINASI PENGENDALIAN OPERASIONAL
PROGRAM (Rakor POP) berdasar PP 39/2006
PENATAAN ALOKASI DAN UTILISASI
DANA PEMERINTAH
IMUNISASI
KOMPO APBN PHLN APBD APBD
NEN PROP KAB/
KOTA
Vaksin
v
PEMAN- Cold
FAATAN chain v v
SPM Pelatih
an v v
Operas
MENJALIN KESEPAKATAN
ANTARA MENKES DG GUBERNU ional V
DAN BUPATI/WALIKOTA Sos-
TTG “COSTING”
PEMBIAYAAN KESEHATAN
mob v v
PENATAAN ALOKASI DAN UTILISASI
DANA PEMERINTAH

I. UMUM:
Pro-equity a. Fiscal Capacity daerah
Basis b. Alokasi APBD untu Kes
Formula c. Manajemen Kes Daerah
II.KHUSUS:
MEMENUHI PRINSIP
“HOW TO ALLOCATE Eppidemiological
THE SCARCITY OF
RESOURCES”
Burden of Disease
FISCAL CAPACITY
KAYA MISKIN

I. III.
BESAR Capacity  Peningkatan
ALOKASI Building Alokasi APBN
APBD  Pengendalian  Cap. Build
UNT
KES II. IV.
KECIL ADVOKASI Peningkatan
Alokasi APBN
 Pendampingan
KEMBANGKAN
SISTEM
PERENCANAAN &
EVALUASI
TERPADU

PI
PI PI
ROREN
GAR
PI PI
PI
PAGU APBN (DEFINITIF) TAHUN 2008
Program Pengelolaan SDM Aparatur 51.978.000
Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat 231.000.000

Program Kebijakan dan Manajemen Pembangunan Kesehatan 1.000.848.567

Program Peningkatan Pengawasan dan Akuntabilitas 61.000.000


Aparatur Negara
Program Upaya Kesehatan Masyarakat 2.264.608.996
Program Perbaikan Gizi Masyarakat 539.605.372
Program Upaya Kesehatan Perorangan 9.037.126.236
Program Lingkungan Sehat 305.000.000
Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit 862.937.005

Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 1.200.580.448


Program Penelitian dan Pengembangan Kesehatan 290.280.077
Program Sumber Daya Kesehatan 801.181.891
Program Pendidikan Kedinasan 85.000.000
Program Penerapan Kepemerintahan yang Baik 2.973.030.000

JUMLAH 19.704.176.592
MEKANISME RUJUKAN DESA SIAGA
DASA WISMA KASUS POSYANDU
PEMANTAUAN
KESGA FORM DS 1

LAPOR PKD
FORM DS 1
PELACAKAN KASUS
FORM DS 2

PKD FORUM
DESA SIAGA

LAPOR HASIL BAHAS HSL


PELACAKAN PELACAKAN
FORM DS 3
SUSUN RTL

PUSKESMAS FORUM KEC

LAPOR HASIL BAHAS LAP &


PELACAKAN & TINDAKAN PENINJAUAN
YG SDH DILAKSANAKAN LAPANGAN

DKK FORUM KAB/ KOTA


SEHAT

Vous aimerez peut-être aussi