Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Nakes lain
Paradigma trtm : DOKTER.
PERAWAT dimulai
dari Calon PROFESOR
PERAWAT
SPESIALIS SARJANA
Strata III : Doktor
Ners: Ns.
SARJANA ( Profesional ) DIPLOMA
SARJANA
Strata II : 1990 III / IV 1
Strata I 9
Megister ( Vocasional )
S Kep. 8
4
SEKOLAH PERAWAT
SEKOLAH PENGATUR Tahun 1979 KESEHATAN.
RAWAT. ( SPR )
( SPK )
Min. DOKTER
NERS
/ RN
syarat
PERAWAT
SEBAGAI KLIEN SEBAGAI
DPJP
PPJP
NAKES
LAIN
Mengapa anamnesa dibutuhkan ?
The first step RIWAYAT
PENYAKIT
SEKARANG
Tujuan
Adalah RIWAYAT
BIO DATA PENYAKIT
menegakkan KELUARGA
Diagnosa
The second step Keperawatan
KOLABORASI
Asuhan Keperawatan
DIABITUS MILLITUS
a. Anatomi
Letak : - Melintang dibagian atas abdomen
dibelakang gaster,
- Didalam ruang retroperitoneal.
Pankreas terdiri dari dua jaringan utama yaitu :
1) Asinus : Mengekskresikan pencernaan ke
dalam duodenum.
2) Pulau Langerhans : Tidak mempunyai alat
untuk mengeluarkan getahnya namun
sebaliknya mensekresi insulin dan
glukagon langsung kedalam darah.
Vaskulerisasi :
Arteri dan Vena mesentrika superior
berada dileher pankreas bagian kiri
bawah kaput pankreas ini disebut
processus unsinatis pankreas.
Pulau langerhans.
Pulau langerhans mengandung tiga jenis sel utama, yakni :
- Sel Alfa,
- Sel Beta
- Sel Delta.
Sel alfa yang mencakup kirakira 25 % dari seluruh sel.
Fungsi : Mengsekresikan glukagon ( menghasilkaan
energi dalam sel ).
9. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses
auotoimmun yang menimbulkan destruksi sel beta.
Patofisiologi
Sebagian besar gambaran patologik dari DM
dapat dihubungkan dengan salah satu efek utama
akibat kurangnya insulin berikut:
1. Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel
tubuh yang mengakibatkan naiknya
konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200
mg/dl.
2. Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah
penyimpanan lemak yang menyebabkan
terjadinya metabolisme lemak yang abnormal
disertai dengan endapan kolestrol pada
dinding pembuluh darah.
3. Berkurangnya protein dalam jaringan , tubuh akan
mengalami defisiensi insulin, sehingga tidak
dapat mempertahankan kadar glukosa plasma
puasa yang normal atau intoleransi protein
sesudah makan.
Pada hiperglikemia berat ( melebihi ambang ginjal
normal dimana konsentrasi glukosa darah :
160 – 180 mg/100 ml ), akan timbul glikosuria
karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa.
Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis osmotik
yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan :
- Sodium,
- Klorida,
- Potasium,
- Pospat.
Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi.
Glukosa yang keluar bersama urine, maka tubuh akan
mengalami gangguan keseimbangan protein
negatif dan berat badan menurun serta cenderung
terjadi polifagi ( sel merasa lapar ).
Akibat lain adalah astenia atau kekurangan energi
( Karbohidrat dan Protein )sehingga menjadi cepat
lelah dan mengantuk .
Hiperglikemia yang lama akan menyebabkan
arteriosklerosis ( penebalan membran pembuluh
darah basalis ),
Perubahan pada saraf perifer dikarenakan kurangnya
suplai akibat dari penumpukan kadar glukosa
dalam darah, dan kejadian ini akan memudahkan
terjadinya Ulcus Diabit Foot ( UDF ) dan menyebabkan
mudahnya luka menjadi ulkus dan ganggraen.
Manifestasi klinis
AKUT
• HIPOGLEKIMIA : Gula darah dibawah normal : < 80 mg/dl )
Tanda :
- Badan terasa lemas.
- Gemetar.
- Keringat dingin.
- Sulit kosentrasi
- Irritabillity
- Bicara gagap
- Mata berkonang – konang dan merupakan tanda
terjadinya coma hipoglikemia.
• KetoAsidosis Diabitika : KAD
Adanya benda keton dalam darah maupun
urin : tinggi,
Benda keton dalam darah yang abnormal
meneyababkan meningkatnya osmotik
diurisis dan menggangu metabolisme yang
dapat menyebabkan asidosis ( gangguan
pertukaran gas : sama dan basa dalam darah)
dan menggangu kebutuhan oksigen.
URINE : Phisik
Kimia : Reduksi
Sedimen
Benda Keton
Pemeriksaan Gula darah standar WHO 1994 :
Tes Toleransi Glukosa Oral ( TTGO ).
- Persiapkan selama 3 hari dengan kegiatan
biasa.
- Puasakan paling sedikit 8 jam ( air putih
diijinkan ).
- Periksa gula darah puasa.
- Berikan glukosa 75 gr orang dewasa dan 1.75 gr/
BB anak – anak.
- Periksa kembali kadar glukosa.
- Selam pemeriksaan klien dalam keadaan istirahat
dan tidak merokok.
• CARDIC STUDY
- EKG
- ECHO DLL.
Diagnosa Keperawatan
• Gangguan pemenuhan nutrisi berhubungan
dengan penurunan metabolisme karbohidrat
akibat defisiensi insulin.
• Defisit volume cairan tubuh berhubungan dengan
diuresis osmotic dari hiperglikemia, poliuria,
berkurangnya intake cairan
• Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
penurunan sensasi sensori, gangguan sirkulasi,
penurunan aktivitas/mobilisas.
• Gangguan pemenuhan aktivitas sehari-hari
berhubungan dengan kelemahan akibat
penurunan produksi energi
• Resiko tinggi terhadap perubahan persepsi sensori
berhubungan dengan ketidakseimbangan
glukosa/insulin dan atau elektrolit.
• Resiko infeksi berhubungan dengan hyperglikemia.
• Kelelahan berhubungan dengan penurunan produksi
energi metabolik.
• Ketidakberdayaan berhubungan dengan penyakit
jangka panjang/progresif yang tidak dapat diobati,
ketergantungan pada orang lain.
• Kurang pengetahuan tentang penyakit, prognosis dan
kebutuhan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya pemajanan/mengingat, kesalahan
interpretasi informasi.
PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
“ DIABITUS MILLITUS TAK BISA DISEMBUHKAN
AKAN TETAPI BISA DIKENDALIKAN “
Tujuan tindakan keperawatan :
1. Menghilangkan keluhan dan gejala.
2. Mencegah komplikasi akut :
- Hipoglicemia
- KAD.
- HONK
3. Mencegah komplikasi kronis
4. Mengusahakan tercapainya Usia Harapan Hidup
( UHH ) yang sama dengan UHH non diabitika
4 pilar tindakan keperawatan :
Lebih berorientasi pada Edukasi.
Pilar ke 1. : Penjelasan tentang :
- Definisi DM,
- Filosofi DM.
4 pilar tindakan keperawatan :
Lebih berorientasi pada Edukasi.
Pilar ke 2. :
Pola makan dengan 3 J
a. Jadwal Makan,
b. Jenis Makanan,
c. Jumlah yang dimakan.
Perencanaan makan : 3 J
a. Jadwal makan :
Anjurkan Jadwal makan dengan
kedisiplinan waktu.
Pagi : jam 06. 00
Exstra : jam 10.00
Siang : Jam 12. 00
Extra : jam 16.00
Malam : Jam 18.00
b. Jenis Makanan :
Konsultasi : Dietist
- Hindari sumber karbohidrat yang dominan manis
Misal : Beras berkwalitas bagus, Gula.
- Ganti kebutuhan sumber karbohidrat dengan Nabati :
Misal : Sayur – sayuran :
Brokholi, Jipang baby, Buncis, Wortel dll.
Buah – buahan :
Melon, Water melon, Pepaya dll.
- Kurangi konsumsi buah yang sangat manis :
Misal : Sawo, Klengkeng dll.
- Jelaskan kebutuhan lemak dan protein
Usahakan lemak berasal dari sumber
asam lemak tidak jenuh (MUFA, Mono
Unsaturated Fatty Acid), dan membatasi
PUFA (Poly Unsaturated Fatty Acid) dan
asam lemak jenuh.
Kecuupan Jumlah kandungan serat,
diutamakan makanan yang mengandung
serat larut.
c. Jumlah Makanan :
Komposisi makanan yang seimbang :
- Karbohidrat : 60 - 70%,
- Protein : 10 - 15%,
- Lemak : 20 - 25%
Jumlah kalori sesuai dengan :
- Pertumbuhan,
- Status gizi, umur,
- Adanya stress akut
- Kegiatan jasmani
Jumlah makanan ssuai deengn kalori yang
dikeluarkan, agar supaya tercapainya dalam
mempertahankan berat badan ideal.
Komposisi Jumlah Makanan
- Karbohidrat : 70 – 75 % masih
memberikan hasil yang
baik.
- Kolesterol : < 300 mg / hari.
- Berserat larut : ± 25 gr / hari.
Untuk penentuan status gizi, dapat dipakai
Indeks Massa Tubuh (IMT) : Rumus Broca.
Metode penghitungan Indeks massa :
IMT = BB (kg) / TB(m2)
Klasifikasi IMT
- BB Kurang : < 18,5
- BB Normal : 18,5 – 22,9
- BB Lebih : > 23,0
- Dengan risiko : 23,0 – 24,9
- Obes I : 25,0 – 29,9
- Obes II : > 30
Metode penghitung kebutuhan kalori, dengan
Rumus Broca:
Berat Badan Idaman (BBI) = ( TB – 100) - 10%.
BB aktual x 100%/TB(cm) – 100.
Status gizi
- BB kurang bila : BB < 90% BBI
- BB normal bila : BB 90 – 110% BBI
- BB lebih bila : BB 110 – 120% BBI
- Gemuk bila : BB > 120% BBI
Manfaat Pola makan pada DM :
Klien DM type 2 yang mempunyai
pengelolaan pola makan ( diit ) baik,
condong 4 kali untuk berhasil
dibandingkan dengan yang tidak baik
Pilar ke 3. : 3 O
Pengeloaan pilar ini condong :
Menekan stressor
a. Olah Jiwa :
- Suport untuk lebih mendekatan dengan Tuhan.
- Hilangkan rasa keputusasaan diakrenakan
banyak batasan – batasan yang harus diataati.
- Berikan penjelasan tentang filosfi DM :
“ DM tidak dapat disembuhkan tetapi
dapat dikendalikan “.
b. Olah SENI :
Anjurkan menyalurkan Hobby /
kesenangan kemampuan seni ang dimiliki.
Kegembiraan menambah semangat
kehidupan
c. Olah raga : Latihan Jasmani.
Kegiatan olah raga / latihan jasmani
secara teratur :
Waktu : 3 - 4 kali seminggu,
Waktu : 30 ‘.
Macam : - jalan / Jogging,
- Gowes,
- Berenang.
Latihan jasmani sebaiknya disesuaikan dengan
umur dan status kesegaran jasmani.
Metode / prinsip dalam latihan jasmani :
1. CRIPE :
- Continuous,
- Rhytmical,
- Interval,
- Progressive,
- Endurance training),
2. Rekeratif non Kompetitif.
Parameter :
- Sedapat mungkin Nadi mencapai 75 -85%
maksimal (220-usia)
- Sesuaikan dengan kemampuan dan kondisi
penyakit penyerta.
Pilar ke 4 : Taat Therapi Medis
Prinsip : Ubah paradigma klien berhubungan dengan
fungsi obat yang dikonsumsi ( Pharmaco Kinetik
dan Pharmaco Dinamik ).
Th/ pada DM type : 1 : Insulin Dependen Diabites Millitus
( Tergantung Insulin ).
Insulin merupakan elemen utama kelangsungan
hidup penderita DM tipe-1.
Terapi insulin dengan injeksi, pertama kali
digunakan pada tahun 1922, berupa insulin regular,
diberikan sebelum makan dan ditambah sekali pada
malam hari.
Namun saat ini telah dikembangkan beberapa jenis
insulin yang memungkinkan pemberian insulin dalam
berbagai macam regimen.
Faktor – faktor yang menentukan keberhasilan dalam
pengelolaan Insulin :
- Awitan,
- Puncak kerja,
- Lama kerja.
Faktor Respons klinis terhadap insulin tergantung pada :
• Umur individu,
• Tebal jaringan lemak,
• Status pubertas,
• Dosis insulin,
• Tempat injeksi,
• Kepekatan, jenis, dan campuran insulin,
• Suhu ruangan dan suhu tubuh,
• Latihan (exercise).
1. Obat Hipoglikemi Oral ( OHO ).
Berdasaran kerjanya OHO di bagi 3 golongan :
A. Pemicu sekresi Insulin :
Sulfonilurea : - Meningkatkan sekresi insulin
- Menstimuli penglepasan Insulin yang
tersimpan
Kontra Indikasi : - DM Type 1
- DM Gestasional
- Infeksi berat.
- Stress
Glinid : Merupakan obat generasi baru yang cara
kerjanya sama dengan sulfoniluria, dengan
meningkatkan sekresi insulin fase pertama.
Obat ini diabsorbsi dengan cepat setelah
pemberian secara oral dan dieksresinsecara
cepat melalui hati.
B. Penambah sensisitivitas terhadap insulin :
Metformin : Terutama dipakai pada pasien DM gemuk
Obat ini mempunyai efek
- Utamana mengurangi produksi glukosa hati,
- Memperbaiki ambilan glukosa perifer,
Biquidid : - Menurunkan kadar glukosa tapi tak sampai
normal.
- ↑ jumlah reseptor Insulin
- Memperbaiki ambilan glukosa dari perifer.
Kontra indikasi :
- DM type 1,
- Gangguan funsi ginjal dan hepar,
- Penyakit paru dan jantung.
Tiazilidindion golongan baru.
Kontra Indikasi :
- Penyakit Payah Jantung
C. Penghambat Glukosaidase Alfa ( Acarbose )
Obat ini bekerja dengan mengurangi
absorbs glukosa di usus halus, sehingga
mempunyai efek menurunkan kadar
glukosa darah sesudah makan.
Efek samping Acarbose :
- Hipoglikemi,
- Kembung dan flatulen
Kontra Indikasi :
- Penyakit Gagal Jantung.
- DM dengan Komplikasi akut.
2. Insulin : DM tipe 1
Indikasi
- DM dengan ↓BB cepat.
- KAD, Coma Hiperosmoler.
- DM dengan stress berat, Infeksi berat,
Operasi berat.
- DM Gastesional yang tak terkendali
- DM dengan OHO tak berhasil.
• Kontra Indikasi :
- Hipoglekemia
- Hiperglikemia Pagi.
- Lipidosrofi ( lekiuan atau lemak di sub
cutis akibat suntikan )
- Reaksi alergi terhadap insulin.
THANKS
A
LOT
Apakah MHC itu?. Bagi kita yang sedang belajar
imunologi tentu akan bertemu dengan istilah
MHC. Awal mula pengetahuan tentang Major
Histocompatibility Complex (MHC) / Human
Leucocyt Antigen (HLA) adalah dari pengamatan
reaksi penolakan.