Vous êtes sur la page 1sur 32

REFERAT

ASMA BRONKIAL
OLEH

Dholla Zulmitra 1310070100161


Trisya Aurora Modhita 1310070100164
Tri Annisa 1310070100167
Diza Lorenza 13100701001
Fuji Rahmayedi 13100701001

PEMBIMBING : Dr. H. Taufiq Hidayat, Sp.P


Pendahuluan
2
Asma merupakan penyakit dengan karakteristik meningkatnya reaksi trakea dan
bronkus oleh berbagai macam pencetus disertai dengan timbulnya penyempitan
luas saluran nafas bagian bawah yang dapat berubah-ubah derajatnya secara
spontan atau dengan pengobatan

Asma merupakan diagnosis masuk yang paling sering di rumah sakit


anak dan berakibat kehilangan 5-7 hari sekolah secara
nasional/tahun/anak. Sebanyak 10-15% anak laki-laki dan 7-10% anak
wanita dapat menderita asma pada suatu saat selama masa kanak-
kanak.

Namun dengan pengobatan yang tepat, pengendalian gejala yang


memuaskan hampir selalu dimungkinkan
Tujuan Manfaat 3

Referat ini dibuat untuk


memenuhi Tugas Agar referat ini dapat
Kepaniteraan Klinik di RSUD Dr. digunakan sebagai referensi
Achmad Mochtar Bukittinggi, dalam pembelajaran,
dan juga sebagai bahan menambah ilmu
pengayaan materi agar pengetahuan dan agar
mahasiswa mengetahui dan pembaca lebih memahami
memahami lebih jauh tentang tentang Asma Bronkial
Asma Bronkial
ASMA BRONKIAL
4
Definisi

Asma adalah penyakit inflamasi kronis saluran


pernapasan yang dihubungkan dengan hiperresponsif,
keterbatasan aliran udara yang reversibel dan gejala
pernapasan

Asma bronkial adalah salah satu penyakit paru yang termasuk


dalam kelompok penyakit paru alergi dan imunologi yang
merupakan suatu penyakit yang ditandai oleh tanggap reaksi
yang meningkat dari trakea dan bronkus terhadap berbagai
macam rangsangan dengan manifestasi berupa kesukaran
bernapas yang disebabkan oleh penyempitan yang
menyeluruh dari saluran napas
Epidemiologi 5

Asma dapat ditemukan pada


Menurut WHO, hingga saat ini
laki – laki dan perempuan di segala
usia, terutama pada usia dini. jumlah penderita asma di
Perbandingan laki – laki dan dunia diperkirakan mencapai
perempuan pada usia dini adalah 2:1
300 juta orang dan
dan pada usia remaja menjadi 1:1.
Prevalensi asma lebih besar pada diperkirakan angka ini akan
wanita usia dewasa. Laki-laki lebih terus meningkat hingga 400
memungkinkan mengalami
juta penderita pada tahun
penurunan gejala di akhir usia remaja
dibandingkan dengan perempuan 2025
Faktor Resiko
6

Atopi

Hiperreaktivitas
bronkus

Jenis Kelamin

Ras

Obesitas
Faktor Pencetus 7

2. Faktor Lain

 Alergen makanan
1. Faktor Lingkungan  Alergen obat – obat
tertentu
 Bahan yang
• Alergen dalam
mengiritasi
rumah  Ekspresi emosi berlebih
• Alergen luar rumah  Asap rokok bagi
perokok aktif maupun
perokok pasif
 Polusi udara dari
dalam dan luar
ruangan
8
Klasifikasi

Asma diklasifikasikan atas asma saat tanpa serangan dan


asma saat serangan (akut) :
1. Asma saat tanpa serangan
 Intermitten
 Persisten ringan
 Persisten sedang
 Persisten berat
. Klasifikasi derajat asma berdasarkan gambaran klinis secara umum pada orang
dewasa 9
2. Asma saat serangan
10
Patogenesis 11
Mediator Sel Mast dan Pengaruhnya terhadap Asma

Mediator Pengaruh terhadap asma 12


 Histamin
 LTC4, D4,E4
 Prostaglandin dan Thromboksan A2
 Bradikinin Kontruksi otot polos
 Platelet-activating factor (PAF)
 Histamin
 LTC4, D4,E4
 Prostaglandin dan Thromboksan E2
 Bradikinin Udema mukosa
 Platelet-activating factor (PAF) Chymase
 Radikal oksigen
 Histamin
 LTC4, D4,E4
 Prostaglandin Sekresi mukus

 Hidroxyeicosatetraenoic acid
 Radikal oksigen
 Enzim proteolitik Deskuamasi epitel bronkial
 Faktor inflamasi dan sitokin
Diagnosis 13
Anamnesis dan gejala
klinis
Pemeriksaan fisik
Gejala yang episodik, Pemeriksaan fisik pada
gejala berupa batuk, pasien asma tergantung dari
sesak napas, mengi, rasa derajat obstruksi saluran napas.
berat di dada dan • Tekanan darah biasanya
variabiliti yang berkaitan meningkat
dengan cuaca. Faktor – • Frekuensi pernapasan dan
faktor yang denyut nadi meningkat
mempengaruhi asma, • Ekspirasi memanjang diserta
riwayat keluarga dan ronki kering, mengi
adanya riwayat alergi
Pemeriksaan Laboratorium
14
• Darah (terutama eosinofil, Ig E)
• sputum (eosinofil, spiral Cursshman, kristal Charcot Leyden).

Pemeriksaan Penunjang

• Spirometri
Alat yang digunakan untuk mengukur faal ventilasi paru. Ciri khas asma dapat dinilai
dengan peningkatan volume ekspirasi paksa detik pertama (VEP1) dan atau kapasiti vital paksa
(FVC) sebanyak 20% atau lebih sesudah pemberian bronkodilator.

• Uji Provokasi Bronkus


Merupakan cara untuk membuktikan secara objektif hiperreaktivitas saluran napas pada
orang yang diduga asma.

• Foto Toraks
Pada serangan asma yang ringan, gambaran radiologik paru biasanya tidak
memperlihatkan adanya kelainan
Diagnosis ASMA

15
Diagnosis Banding
16

Bronkitis kronik

Emfisema paru

Gagal jantung
kiri

Emboli paru
Penatalaksanaan
17
Tujuan penatalaksanaan asma :
•Tujuan utama • Menghilangkan dan mengendalikan
penatalaksanaan asma gejala asma
adalah meningkatkan dan • Mencegah eksaserbasi akut
mempertahankan kualitas • Meningkatkan dan
hidup agar penderita asma mempertahankan faal paru
dapat hidup normal tanpa seoptimal mungkin
hambatan dalam melakukan • Mengupayakan aktiviti normal
aktivitas sehari-hari. termasuk exercise
• Menghindari efek samping obat
• Mencegah terjadi keterbatasan
aliran udara (airflow limitation)
ireversibel
• Mencegah kematian karena asma
 Pengobatan non-  Pengobatan medikamentosa
medikamentosa  Pengontrol (Controllers) 18
 Penyuluhan Medikasi asma jangka panjang untuk
 Menghindari faktor pencetus mengontrol asma, diberikan setiap hari
untuk mencapai dan mempertahankan
 Pengendali emosi keadaan asma terkontrol pada asma
 Pemakaian oksigen persisten.

 Kortikosteroid inhalasi
 Kortikosteroid sistemik
 Sodium kromoglikat
 Nedokromil sodium
 Metilsantin
 Agonis beta-2 kerja lama, inhalasi
 Agonis beta-2 kerja lama, oral
 Leukotrien modifiers
 Antihistamin generasi ke dua (antagonis -
H1)
 Lain-lain
Glukokortikosteroid Inhalasi 19

Pengobatan jangka panjang yang paling efektif untuk


mengontrol asma. Penggunaan steroid inhalasi menghasilkan
perbaikan faal paru, menurunkan hiperesponsif jalan napas,
mengurangi gejala, mengurangi frekuensi dan berat serangan
dan memperbaiki kualiti hidup. Steroid inhalasi adalah pilihan
bagi pengobatan asma persisten (ringan sampai berat).
Glukokortikosteroid Sistemik 20

Cara pemberian melalui oral atau parenteral.


Harus selalu diingat indeks terapi (efek/ efek
samping), steroid inhalasi jangka panjang lebih
baik daripada steroid oral jangka panjang.
Kromolin (sodium kromoglikat dan 21

nedokromil sodium)
Pemberiannya secara inhalasi. Digunakan
sebagai pengontrol pada asma persisten ringan.
Dibutuhkan waktu 4-6 minggu pengobatan untuk
menetapkan apakah obat ini bermanfaat atau
tidak
Metilsantin 22

Teofilin adalah bronkodilator yang juga


mempunyai efek ekstrapulmoner seperti
antiinflamasi.Teofilin atau aminofilin lepas lambat
dapat digunakan sebagai obat pengontrol,
berbagai studi menunjukkan pemberian jangka
lama efektif mengontrol gejala dan memperbaiki
faal paru.
Agonis beta-2 kerja lama 23

Termasuk di dalam agonis beta-2 kerja lama


inhalasi adalah salmeterol dan formoterol yang
mempunyai waktu kerja lama (> 12 jam).
Leukotriene modifiers 24

Antiasma yang relatif baru dan pemberiannya


melalui oral. Mekanisme kerja menghasilkan efek
bronkodilator minimal dan menurunkan
bronkokonstriksi akibat alergen, sulfurdioksida dan
exercise. Selain bersifat bronkodilator, juga
mempunyai efek antiinflamasi.
 Pelega (Reliever)
25
Prinsipnya untuk dilatasi jalan napas melalui relaksasi otot polos,
memperbaiki dan atau menghambat bronkostriksi yang berkaitan
dengan gejala akut seperti mengi, rasa berat di dada dan batuk,
tidak memperbaiki inflamasi jalan napas atau menurunkan
hiperesponsif jalan napas. Termasuk pelega adalah :
 Agonis beta2 kerja singkat
 Kortikosteroid sistemik. (Steroid sistemik digunakan sebagai obat
pelega bila penggunaan bronkodilator yang lain sudah optimal
tetapi hasil belum tercapai, penggunaannya dikombinasikan
dengan bronkodilator lain).
 Antikolinergik
 Aminofillin
 Adrenalin
 Agonis beta-2 kerja singkat
26
Termasuk golongan ini adalah salbutamol, terbutalin, fenoterol, dan
prokaterol yang telah beredar di Indonesia. Merupakan terapi pilihan pada
serangan akut dan sangat bermanfaat sebagai praterapi pada exercise-
induced asthma .
 Metilsantin
Termasuk dalam bronkodilator walau efek bronkodilatasinya lebih lemah
dibandingkan agonis beta-2 kerja singkat.
 Antikolinergik
Termasuk dalam golongan ini adalah ipratropium bromide dan tiotropium
bromide. Pemberiannya secara inhalasi. Mekanisme kerjanya memblok efek
penglepasan asetilkolin dari saraf kolinergik pada jalan napas.
 Adrenalin
Sebagai pilihan pada asma eksaserbasi sedang sampai berat. Pemberian
secara subkutan harus dilakukan hati-hati pada penderita usia lanjut atau
Cara pemberian pengobatan
27

Dapat diberikan melalui


Kelebihan pemberian pengobatan
berbagai cara yaitu inhalasi, oral langsung ke jalan napas (inhalasi) adalah :
dan parenteral (subkutan,
intramuskular, intravena). • Lebih efektif untuk dapat mencapai
konsentrasi tinggi di jalan napas
• Efek sistemik minimal atau dihindarkan
• Beberapa obat hanya dapat diberikan
melalui inhalasi, karena tidak terabsorpsi
pada pemberian oral (antikolinergik dan
kromolin. Waktu kerja bronkodilator
adalah lebih cepat bila diberikan inhalasi
daripada oral.
Komplikasi
28

 Status asmatikus
 Atelektasis
 Hipoksemia
 Pneumothoraks
 Emfisema
Prognosis 29

Mortalitas akibat asma sedikit nilainya. Gambaran yang


paling akhir menunjukkan kurang dari 5000 kematian setiap
tahun dari populasi beresiko yang berjumlah kira-kira 10 juta.
Pada penderita yang mengalami serangan intermitten
angka kematiannya 2%, sedangkan angka kematian pada
penderita yang dengan serangan terus menerus angka
kematiannya 9%.
Kesimpulan
30
Asma adalah penyakit inflamasi kronis saluran pernapasan
yang dihubungkan dengan hiperresponsif, keterbatasan aliran
udara yang reversibel dan gejala pernapasan. Sampai saat ini
penyebab penyakit asma belum diketahui secara pasti. Secara
umum gejala asma adalah sesak napas, batuk berdahak dan
suara napas yang berbunyi ngik-ngik dimana seringnya gejala ini
timbul pada pagi hari menjelang waktu subuh, hal ini karena
pengaruh keseimbangan hormon kortisol yang kadarnya rendah
ketika pagi dan berbagai faktor lainnya.
Tatalaksana asma diluar serangan dapat dilakukan dengan
menghindari faktor pencetus asma serta penggunaan obat
pengendali ( kontroler) . diharapkan dengan dilakukannya
tatalaksana asma jangka panjang dapat mengurangi terjadinya
serangan asma, sehingga dapat meningkatkan quality of life dari
penderita asma
Saran 31

1. Perlunya pemahaman mengenai gejala klinis dan


kriteria diagnosis agar tidak terjadi kesalahan dalam
penegakan diagnosis.
2. Perlunya pemahaman mengenai penatalaksanaan
asma pada saat serangan dan tidak serangan
sehingga dapat meningkatkan quality of life pasien .
32

Vous aimerez peut-être aussi