Vous êtes sur la page 1sur 13

Tension pneumothorax

OLEH
D R . FA H L E V I Y U S U F
DEFINISI

 Tension pneumothoraks adalah pengumpulan/


penimbunan udara di ikuti peningkatan tekanan di
dalam rongga pleura (Bosswick, 1988).
 Tension pneumothoraks adalah bertambahnya udara
dalam ruang pleura secara progresif, biasanya
karena laserasi paru-paru yang memungkinkan
udara untuk masuk ke dalam rongga pleura tetapi
tidak dapat keluar atau tertahan di dalam rongga
pleura.
EPIDEMIOLOGI

 Insidensi sulit untuk ditentukan.


 Dari 2000 insidens yang dilaporkan ke Australian
Incident Monitoring Study (AIMS), 17 merupakan
penderita atau suspect penumothorax, dan 4
diantaranya didiagnosis sebagai tension
pneumothorax.
 Data militer menunjukan bahwa lebih dari 5%
korban pertemburan dengan trauma dada
mempunyai tension pneumothorax saat kematian.
Etiologi

 Etiologi tersering tension penumothorax adalah


iatrogenik serta pneumothorax yang disebabkan
trauma
Klasifikasi Berdasarkan penyebab

Pneumothoraks Spontan Primer (PSP)


 Tidak ada riwayat penyakit paru sebelumnya
 Tidak ada riwayat trauma
 Biasanya terjadi pada umur 18-40 tahun
 Biasanya terjadi saat istirahat
Pneumothoraks Spontan Sekunder (PSS)
 Karena penyakit paru yang mendasari (TB, PPOK,
Asma bronchial, Pneumonia, tumor paru, dll)
Pneumothoraks Traumatik Iatrogenik
 Karena komplikasi tindakan medis (penggunaan
ventilator)
 Aksidental (tidak sengaja) parasintesis dada,
biopsy pleura, barotraumas, dll
 Artifisial (sengaja) mengisi udara pada cavitas
pleura, ex; pada terapi Tb
Pneumothoraks Traumatik Bukan Iatrogenik
 Karena jejas kecelakaan, ex; jejas dinding dada
baik terbuka maupun tertutup, barotraumas, dll.
Ada 2 mekanisme Penyebab

1. Paru yang mengalami pneumothoraks kolaps dan


paru sebelahnya terkompresi sehingga tidak bisa
melakukan pertukaran gas secara efektif, terjadi
hipoxemia yang selanjutnya menyebabkan
hipoksia.
2. Tekanan udara yang tinggi pada pneumothorax
mendesak jantung dan pembuluh darah besar.
Pendorongan vena cava superior dan inferior
menyebabkan darah yang kembali ke jantung
berkurang sehingga cardiac output juga berkurang.
akibatnya perfusi jaringan menurun dan terjadi
hipoksia.
Tanda dan gejala

 Sesak napas
 Nyeri dada
 Takikardia
 Takipneu
 Perkusi hipersonor
 Hilangnya suara nafas unilateral
 Penurunan kesadaran
 Trakea terdorong (deviasi trakea)
 Distensi vena leher
 Hipotensi
 Sianosis
DIAGNOSA

 Pemeriksaan Fisik
 Inspeksi

 Palpasi

 Perkusi

 Auskultasi

 Pemeriksaan Penunjang
 Lab

 Foto Rontgen

 Ct-Scan Thorak

 USG
Penatalaksanaan

 Primary Survey
 Airway dan cervikal Spine kontrol

 Breathing
 Needle Thoracostomy
 WSD
 Pemberian Oksigen

 Cirkulation
 Disability
 Rujuk ke RS terdekat
Komplikasi

 Gagal napas akut (3-5%)


 Komplikasi tube torakostomi lesi pada nervus
interkostales
 Henti jantung-paru
 Infeksi sekunder dari penggunaan WSD
 Kematian timbul cairan intra pleura, misalnya
 Pneumothoraks disertai efusi pleura : eksudat, pus.
 Pneumothoraks disertai darah : hemathotoraks.
 Syok (Alagaff, 2005)
Prognosis

 Baik, apabila segera dilakukan pertolongan dan


pengobatan intensif, terutama yang mengenai
penderita muda yang sehat.

Vous aimerez peut-être aussi