Vous êtes sur la page 1sur 36

PENATALAKSANAAN DAN CARA

PEMBERIAN KEMOTERAPI
YANG AMAN

Ns. Awatiful Azza, M.Kep.sp.Kep.Mat

1
Tatalaksana penderita kanker

Dokter lain/konsultan

patologis
penderita Dokter

radiologis

laboratorium

diagnosis and treatment patient depend on one clinician only


Tatalaksana penderita kanker saat ini

penderita

Medical Team (teamwork)


Standard Facility
Standard Protocol
Medical Record
Better Communication
Unity of work rhythm

Minimal mistake
Maximal patient service
Oncology aspect

Patients & family aspect

Outcome & Side Effect Monitoring


Oncology Aspect
Diagnose:- pathology :* morphologic class : adenoCa ?
* histologic grade
* pattern of invasion
- tumor biology ? : Her2Neu, CD20, p53, Bcl2
proliferation indeces

Diagnose: Staging
Medical Status: Risk group
- Anamnesa (co-morbid)
- Physic, Laboratory, ECG
- Performance status (Karnosfky-ECOG)
Patients & family Aspect

Information about :
- indication chemotherapy
- regimen & cycle of Chemotherapy
- Side effect of drug
- living with chemotherapy
- informed consent
Outcome & Side Effect Monitoring

Outcome Side Effect

Survival Diagnose
Objective & management
& Subjective Outcome
 Mechanism chemotherapy in cellular level
 Reduction of tumor after Chemotherapy
 Rational , patient financial ?
Kemoterapi dapat diberikan sebagai :

 Prioritas utama
 Adjuvan setelah radiasi/pembedahan
 Neoadjuvan sebelum radiasi/pembedahan
 Radiosensitizer disuntikkan segera
sebelum atau bersama penyinaran
Tujuan pemberian kemoterapi
 Mencapai kesembuhan
 Mencapai masa bebas penyakit yang
lama, memperbaiki kualitas hidup
 Meningkatkan efek terapi lain misalnya
pasca bedah,radioterapi (adjuvan)
 Memperkecil massa tumor sebelum
pembedahan atau radioterapi
(neoadjuvan)
Resiko pemberian kemoterapi

Pemberian kemoterapi merupakan tanggung


jawab dokter dan perawat untuk
meminimalkan resiko. Sehingga resiko
akibat terpapar sitostatika, terutama dalam
jangka panjang dapat terjadi baik pada
pasien, dokter,maupun tenaga perawat
Dampak merugikan kemoterapi
Dapat terjadi pada staff perawatan melalui :
 Aerosol obat
 Percikan/kontak dengan kulit
 Makan ditempat pencampuran
 Rokok terkena debu/percikan
 Tumpahan/percikan saat menarik jarum dari vial
 Memindahkan ampul dan mengeluarkan udara
dari spuit
 Mengganti iv line,slang infus dan cairan infus
CARA PEMBERIAN YANG BENAR
DAN AMAN
Tujuan
 Melindungi petugas dan lingkungan dari
paparan obat kanker
 Memberikan kemoterapi pada penderita
dengan prosedur yang benar
 Memberikan dosis kemoterapi secara optimal
 Menghindari/mengatasi ekstravasasi
Rute pemberian
Kemoterapi dapat diberikan dalam berbagai
rute menurut keperluan:
- Topikal
- Oral
- Subkutan
- Intramuskular
- Intra vena
- Intra arterial
- Intra kavitas
- Intra peritonial
- Intra tekal
PROSEDUR PRE KEMOTERAPI

1. PEMERIKSAAN PASIEN
2. RIWAYAT DAN GEJALA PENYAKIT
TERDAHULU
3. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
4. PEMERIKSAAN RADIOLOGI
PENJELASAN PEMBERIAN KEMOTERAPI

 Kepada keluarga
- obat kemo yang akan diberikan pada pasien
- efek samping kemo terhadap jar./organ
- informed consent
 Kepada pasien, bila sudah cukup mengerti
- efek obat kemo yang akan diberikan
- afek samping terhadap jar./organ
- catat data dasar sebelum pemberian
kemo;nama,sex,umur,alamat,status
performance,diagnosis,derajat keganasan/stadium,lab
Preparasi sitostatika
Sedapat mungkin oleh petugas farmasi
1.Preparasi sebaiknya menggunakan
ruangan kecil,dengan aliran udara keluar
jauh dari pernafasan (labu
tertutup/laminary air flow).

2.Gunakan alat pelindung;lab


jas,masker,tutup kepala,sepasang sarung
tangan
Perawat terkait kemoterapi
 Perawat khusus yang ditunjuk
melaksanakan pemberian kemoterapi
adalah yang telah memperoleh pelatihan

 Gunakan perlengkapan pelindung


Persiapan pemberian kemoterapi
 Perlengkapan pengaman; lengan
 panjang,topi,masker,sarung tangan , kacamata, dll

 Peralatan penyuntikan; disposibel,jarum sunti,set


infus

 Siapkan ; obat kemo,cairan D51/2S,D51/4 S,larutan


antiseptik kapas steril,betadin.

 Pembuangan yang aman sampah


sitostatika; harus dibungkus aman dan pada tempat yang
khusus
Pemilihan vena dan tempat
penusukan
 Vena yang sering dipakai :
- v. basilica, v cephalica, dan metacarpal
 Vena yang lembut di bagian lengan bawah
 Hindari fossa antecubital dan pergelangan
tangan
ekstravasasi di daerah ini dapat
mengakibatkan kerusakan saraf dan
jaringan sebab hilangnya fungsi
Prosedur pemberian kemoterapi

 Periksa pasien,jenis obat,dosis obat,jenis cairan,banyak


cairan,cara pemberian,waktu pemberian, dan akhir
pemberian
 Pakailah proteksi seperti layaknya
 Pasang pengalas plastik yg dilapisi kertas penyerap
 Lakukan teknik antiseptik
 Beri antiemetik iv ½ jam sebelum kemo
 Masukkan sitostatika secara pelan sesuai program
 Alat yang sudah dipakai dimasukkan kantong plastik,
diikat dan diberi tanda
 Buka baju pelindung,topi direndam dengan ditergen
 Catat semua prosedur
EKSTRAVASASI
Adalah peristiwa keluarnya obat kemo yang
vesikan dari vena ke jar. Sekitar tempat kanul
penusukan jarum infus.
Ekstravasasi dapat dihindari terutama melalui
akses vena besar.

Bila terjadi ekstravasasi,paparan terhadap


sitostatika dapat berakibat nekrosis sel/jar.lunak
ditempat itu. Nekrosis sebenarnya ditujukan
terhadap sel ganas. Nekrosis pada jar.
selanjutnya memudahkan infeksi dan gangguan
gerak
Derajat nekrosi berkaitan dengan obat;
jenis,konsentrasi,tempat penusukan,teknik
pemasangan kanul,respon jar. Lama paparan
Obat non vesikan
- L-asp - metotreksat - bleomisin
- carboplatin - ifosfamid - sitarabin
Obat resiko tinggi vesikan
- Doksorubisin – vinblastin - dekarbasin
- Epirubisin - vinkristin - daunorubisin
- Daktinomisin
Obat resiko tinggi iritan
- Etoposid - vindesin - teniposid
- karmusin
Menghindari ekstravasasi
 Oplos obat dengan jumlah pelarut yang sesuai
 Gunakan vena yang lurus
 Hindari punksi berulang pada vena yang sama
 Pererat kateter dengan plester yang kuat.pastikan
plester tidak menutup sekitar luka
 Suntikkan 5 cc cairan fisiologis dan aspirasi sedikit untuk
memeriksa integritas letak jarumn/tusukan untuk
menjaga dari ekstravasasi
 Jika ekstravasasi cairan fisiologis terjadi, gunakan vena
lain
 Suntikkan obat perlahan,periksa kembali letak
jarum.Apakah ada rasa nyeri,rasa panas sekitar tusukan
Tatalaksana ekstravasasi
 Hentikan infus ,cabut jarum
 Lakukan aspirasi 3-5 ml darah untuk mengisap sebanyak
mungkin sitostatika
 Berikan kortikosteroid untuk mengurangi reaksi inflamasi
 Cabut wing nedle atau scalpvein/abocath
 Hindari melakukan perabaan pada daerah yang mengalami
ekstravasasi
 Balut rapat-rapat dengan pembalut
 Kompres hangat pada pemberian vinkristin,kompres dingin
pada doksorubisin
 Istirahatkan ekstremitas dan diganjal tinggi dengan bantal
selama 48 jam,setelah itu aktivitas boleh normal
 Beritahukan doketr
 Observasi tempat secara teratur terhadap
nyeri,bengkak,kemerahan,kekerasan,nekrosis.
 Berikan anti nyeri/analgesik
KEMOTERAPI
Balls dkk (2002)
Kemoterapi : cara pengobatan dgn obat sitostatik yang
berkhasiat sitotoksis tinggi terhadap sel-sel sasaran /sel
ganas, & ES yg rendah thd sel normal
bertujuan mematikan sel patologis
Dasar mekanisme

terletak pada perbedaan tingkat proliferasi sel.

Sel yg N dgn tgkt proliferasi tinggi → peka yaitu: epitel


GIT, dan foll rambut & kulit
Sitostatik ada yang bekerja spesifik pada suatu siklus
sel, ada pula yang non spesifik.

Gambar 1. Siklus kehidupan sel


dikutip dari Fischer PM, Glover DM, Lane PD. Targeting the cell cycle.2.
Vinkristin,vinblastin,
vindemisin

Bleomisin, Siklo
Aktinomisin D,5 FUdR Ara C, Mtx
C,hidroksiurea,5FU, 6 MP,aktinomisin D,6
thioguanin, hidrocort

Antagonis purin,antagonis
pirimidin,mtx,siklofosfamid,
5FUdR,AraC, Daunomisin,6 thioguanin
Gambar 2. Siklus kehidupan sel
dikutip dari Fischer PM, Glover DM, Lane PD. Targeting the cell cycle.2.
Obat Kemoterapi

Monfardani (1987) ada tiga sifat sitostatik:


1. Cell cycle-nonspesific drugs (A)
membunuh sel yang masih dalam siklus maupun tidak.

2. Cell cycle-(phase-) spesific drugs (B)


membunuh sel yang sedang dalam siklus. >>banyak
membunuh sel yang berproliferasi secara cepat.

3.Cell cycle-(-nonphase-)spesific (C).


Golongan obat ini akan membunuh >> banyak sel bila
dosisnya dinaikkan & sel yang berproliferasi lambat
kurang sensitif dp yg berproliferasi cepat.
DNA replication
P33 cdc2Cyclin A

S
Start/Restriction point
G1 Control
P33 cdc7, p34 cdc4, p33cdc6
MAP kinase
Cyclin E & D
P53
Synthesis enzyme for DNA
G1 G2

MAP kinase G2 control


P34cdc2 cyclin A& B
M

Mitosis/Miosis
P34 cdc2 Cyclin B

Taxan : microtubulin, m’blok mitosis dg m’aktivasi p34 cdc2


Doxo : merangsang p53
Vinblastine
Vincristine
5 FU Colchicine
Phleomycin
Griseofulvin
Bleomycin
Cyclophosphamide
0,5-1h
Actinomycin 0.5-1h Differentiation

G2 M Hydrocortisone
2-10h Chalones
Purin antagonis
Hydroxy urea
Actinomycin D
S G1
Cyclophosphamide Mytomycin
6-20h 18-30h
6-Marcaptopurine
Doxorubicin
6-Thioguanine

5 Fudr .5FU, Ara C. 5 Fudr


Mitomycin,Doxorubicin ara C
Thioguanine 6-Hydroxyurea
5 FU
Alkylating agent METHOTREXATE
Antimetabolic
Mitotic inhibitor, Antibiotic
Tepat indikasi : kemoterapi tepat dipilih berdasar
titik tangkap kerjanya berdasar patogenesis kanker 
sehingga dapat tercapai tujuan :
1.kuratif
2.mencapai bebas penyakit (DFI) yang lebih lama
3.neoadjuvant (mengecilkan volume tumor
preoperasi- down staging)
4.mempertahankan atau meningkatkan quality of
life (terapi paliatif)
Tepat jenis obat : sebaiknya lebih spesifik, selektif, mem-
punyai Response rate tinggi, established,
dan dapat dijangkau oleh penderita

Tepat dosis obat : sesuai Maximum Tolerated Dose


( Risk group )

Tepat cara pemberian obat : oral, IV, bolus, infusion dsb


yang penting : penderita nyaman , tidak takut dan
dengan kesadaran sendiri ingin melanjutkan kemoterapi

Tepat monitoring efek obat :


- penilaian hasil / respons terapi
- kemampuan hidup (quality of life) dan
- efek samping obat
1. Onset of SE :
- Immediately ( < 1 Hour post Chemotx)  Anaphylaxsis
- early (1- 48 hours )  Nausea-Vomiting profuse
- delayed (2 days -2 months )  leucopenia
- Late (after 2 months )  myopathy, neuropathy

2.Organ Target : CNS, Cardiovascular, Respiratory,


Gastroentestinal System
Better Communication
Unity of work rhythm
Minimal mistake
Maximal patient service

Vous aimerez peut-être aussi