Vous êtes sur la page 1sur 14

MANAJEMEN NYERI PADA PASIEN

DENGAN PERITONIAL DIALISIS

– RINI RIZKIHAYATI
– VISKA MIFTAKHUL J
– OKTAVIA BRYAN TRIANITA
– PAWITI LEJARING TYAS KELOMPOK 3
– VINCENICIA DESY AYUNINGTYAS
– RIZKI SWASTIKA PUTRI
– RIZKY APRI FAJRIANI
– NAUVAL FAHLAN ALIN
– PERMANA PUTRA
– SITI NUR KHOLIFAH
NYERI?
Nyeri diartikan sebagai suatu sensasi yang tidak
menyenangkan baik secara sensori maupun
emosional yang berhubungan dengan adanya
suatu kerusakan jaringan atau factor lain,
sehingga individu merasa tersiksa, menderita
yang akhirnya akan mengganggu aktivitas
sehari-hari, psikis dan lain-lain.
KLASIFIKASI NYERI

Nyeri berdasarkan tempatnya; Nyeri berdasarkan sifatnya;

1. Pheriperal pain 1. Incidental pain


2. Deep pain
2. Steady pain
3. Refered pain
4. Central pain
3. Paroxysmal pain
Nyeri berdasarkan berat-ringannya; Nyeri berdasarkan waktu lamanya serangan;

1. Nyeri rendah 1. Nyeri akut


2. Nyeri sedang 2. Nyeri Kronis
3. Nyeri berat
ETIOLOGI NYERI

1. TRAUMA MEKANIK : BENTURAN, LUKA ATAU GESEKAN


2. Trauma thermal : panas atau dingin
3. Trauma kimiawi : zat asam atau basa
4. Neoplasma : Kerusakan atau tekanan jaringan
5. Nyeri pada peradangan : peradangan atau
pembengkakan
TUJUAN PAIN
MANAGEMENT
– Mengurangi intensitas dan durasi keluhan nyeri.
– Menurunkan kemungkinan berubahnya nyeri akut menjadi gejala
nyeri kronis yang persisten.
– Mengurangi penderitaan dan ketidakmampuan akibat nyeri.
– Meminimalkan reaksi tak diinginkan atau intoleransi terhadap
terapi nyeri.
– Meningkatkan kualitas hidup pasien dan mengoptimalkan
kemampuan pasien untuk menjalankan aktivitas sehari-hari.
PERITONIAL
DIALISIS

Peritoneal Dialisis adalah Metode pencucian darah


dengan mengunakan peritoneum (selaput yang
melapisi perut dan pembungkus organ perut).
Cairan dimasukkan melalui sebuah selang kecil yang
menembus dinding perut ke dalam rongga perut.
Cairan harus dibiarkan selama waktu tertentu
sehingga limbah metabolic dari aliran darah secara
perlahan masuk ke dalam cairan tersebut,
kemudian cairan dikeluarkan, dibuang, dan diganti
dengan cairan yang baru.
Komplikasi dialisis peritonial

1. Nyeri abdomen hebat


Nyeri hebat mendadak mungkin disebabkan ruptura peritoneum bila mengikuti
drainase isi kembali ruang abdomen dengan sebagian dialisa.
2. Penyumbatan drain
3. Hipokalsemia
4. Hidrasi berlebihan
5. Hipovolemial
6. Hipokalemia
7. Infeksi dicurigai bila cairan dialisat yang dikeluarkan keruh atau berwarna.
8. Hiperglikemia
ETIOLOGI

Adapun penyebab dilakukan tindakan hemodialisis dan dialyisis peritoneal:


– Pembuangan cairan yang berlebihan, toksin atau obat karena tidak
adekuatnya osmotik dialisat
– Kehilangan darah aktual (heparinisasi sitemik atau pemutusan aliran darah.
– Distensi abdomen atau konstipasi.
– Penurunan area ventilasi dimana bunyi nafas adventisius menunjukkan kelebihan
cairan, tertahannya sekresi dan infeksi. dimana bunyi nafas adventisius
menunjukkan kelebihan cairan, tertahannya sekresi dan inspeksi.
– Penggunaan dialisat hipertonik dengan pembuangan cairan yang berlebihan dari
volume sirkulasi.
Manifestasi klinik

Dialisis Peritoneal
HEMODIALISIS
Penurunan aliran darah akan mengakibatkan Adanya keluhan nyeri dikarenakan
“kedinginan” pada akses vascular. Penurunan pemasukan kateter melalui dinding
tekanan hemodinamik menunjukkan kekurangan abdomen atau iritasi kateter dan
cairan yang dapat mengakibatkan terjadi penempatan kateter yang tidak tepat.
hipotensi dan takikardi. Kelebihan cairan atau Takipnea, dispnea, nafas pendek dan
hipervolemia dapat berpotensi terjadinya edema nafas dangkal selama dialysis diduga
serebral (sindrom disekuilibrasi), hipertensi dan karena tekanan disfragmatik dari
takikardi. Destruksi sel darah merah (hemolisis) distensi tongga peritoneal. Penuruna
oleh dialysis mekanikal dapat mengakibatkan area ventilasi dapat menunjukkan
anemia berat atau progesif. adanya atelektasis.
MACAM MACAM DIALISIS
PERITONIAL
1. Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD)
2. Automated Peritoneal Dialysis (APD)
3. Continous Cyclic Peritoneal Dialysis (CCPD)
4. Intermittent Peritoneal Dialysis (IPD)
5. Nightly Peritoneal Dialysis (NPD)
PENATALAKSANAAN MEDIS
DAN PERAWAT

1. PERSIAPAN
2. PERALATAN
Sebelum penambahan obat, larutan dialisat dihangatkan hingga mencapai suhu
tubuh untuk mencegah gangguan rasa nyaman, nyeri abdomen, serta
menyebabkan dilatasi pembuluh-pembuluh darah peritoneum.
3. PEMASANGAN KATETER
4. PROSEDUR
PAIN MANAGEMENT

Managemen Nyeri Farmakologikal Managemen Nyeri Non Farmakologikal

OBAT ANALGESIK DISTRAKSI


OBAT-OBAT NON STEROID RELAKSASI
MESSAGE
AKUPUNTUR
TERAPI MUSIK
TERIMAKASIH

Vous aimerez peut-être aussi