Vous êtes sur la page 1sur 8

ASKEP SISTEM PERNAPASAN

KELOMPOK VI
1. AFDELLA MODESVI R
2. MARTINI LOVA
3. M. SYAIFURRAHMANI
4. QORRY AINA
5. WINDA AGUSTIN
1. PENGERTIAN

Asthma adalah suatu gangguan yang komplek dari bronkial yang


dikarakteristikan oleh periode bronkospasme (kontraksi spasme yang lama
pada jalan nafas).
Status asmatikus adalah asma yang berat dan persisten yang tidak
berespons terhadap terapi konvensional. Serangan dapat berlangsung lebih
dari 24 jam. Infeksi, ansietas, penggunaan tranquiliser berlebihan,
penyalahgunaan nebulizer, dehidrasi, peningkatan blok adrenergic, dan
iritan nonspesifik dapat menunjang episode ini. Epidsode akut mungkin
dicetuskan oleh hipersensitivitas terhadap penisilin.
Status asmatikus adalah suatu keadaan darurat medic berupa
seranganasam berat kemudian bertambah berat yang refrakter bila
serangan 1 – 2 jam pemberian obat untuk serangan asma akut seperti
adrenalin subkutan, aminofilin intravena, atau antagonisβ2 tidak ada
perbaikan atau malah memburuk.
B. PATOFISIOLOGI
Karakteristik dasar dari asma ( konstriksi otot polos
bronchial, pembengkakan mukosa bronchial, dan
pengentalan sekresi ) mengurangi diameter bronchial
dan nyata pada status asmatikus. Abnormalitas
ventilasi – perfusi yang mengakibatkan hipoksemia
dan respirasi alkalosis pada awalnya, diikuti oleh
respiratori asidosis.
Terhadap penurunan PaO2 dan respirasi alkalosis
dengan penurunan PaCO2 dan peningkatan pH.
Dengan meningkatnya keparahan status asmatikus,
PaCO2 meningkat dan pH turun, mencerminkan
respirasi asidosis.
C. ETIOLOGI
 Menurut mansjoer ( 1999 ) etiologi asma bronkhial dibagi menjadi empat golongan, yaitu
 1. Ekstrinsik / Imunologik
 a. Inhalan
Penderita alergi terhadap berbagai bahan yang dihisap / dihirup, seperti debu, bulu binatang dan
serbuk tumbuhan.
 b. Ingestan
Lewat makanan, obat-obatan, ( penisilin, aspirin ) ikan laut, ikan tawar, telur, dan kecenderungan
bila cuaca dingin
 c. Kontakan
Kecenderungan penderita mempunyai penyakit exim.
 2. Instrinsik / non Imunologik
Pada penderita ini, biasanya sering dijumpai adanya penyempitan saluran napas terutama
disebabkan oleh virus. Penderita biasanya batuk pilek dan bebrapa hari kemudian
merasakan sesak di dada.
 3. Kegiatan Jasmani
 4. Lingkungan Pekerjaan
D. MANIFESTASI KLINIK
 Mengenal suatu serangan suatu asma akut pada dasarnya sangat mudah. Dengan
pemeriksaan klinis saja diagnosis sudah dapat ditegakkan, yaitu dengan adanya
sesak napas mendadak disertai bising mengi yang terdengar diseluruh lapangan
paru. Namun yang sangat penting dalam upaya penganggulangannya adalah
menentukan derajat serangan terutama menentukan apakah asam tersebut
termasuk dalam serangan asma yang berat.
 Asma akut berat yang mengancam jiwa terutama terjadi pada penderita usia
pertengahan atau lanjut, menderita asma yang lama sekitar 10 tahun, pernah
mengalami serangan asma akut berat sebelumnya dan menggunakan terapi
steroid jangka panjang. Asma akut berat yang potensial mengancam jiwa,
mempuyai tanda dan gejala sebagai berikut.
- Bising mengi dan sesak napas berat sehingga tidak mampu menyelesaikan satu
kalimat dengan sekali napas, atau kesulitan dalam bergerak.
- Frekuensi napas lebih dari 25 x / menit
- Denyut nadi lebih dari 110x/menit
- Arus puncak ekspirasi ( APE ) kurang dari 50 % nilai dugaan atau nilai tertinggi yang
pernah dicapai atau kurang dari 120 lt/menit
- Penurunan tekanan darah sistolik pada waktu inspirasi. Pulsus paradoksus, lebih dari 10
mmHg.
E. EVALUASI DIAGNOSTIK
 1. Pemeriksaan fungsi paru adalah cara yang paling akurat dalam mengkaji
obstruksi jalan napas akut. Fungsi paru yang rendah mengakibatkan dan
menyimpangkan gas darah ( respirasi asidosis ), mungkin menandakan bahwa
pasien menjadi lelah dan akan membutuhkan ventilasi mekanis, adalah criteria lain
yang menandakan kebutuhan akan perawatan di rumah sakit.
 2. Pemeriksaan gas darah arteri
 dilakukan jika pasien tidak mampu melakukan maneuver fungsi pernapasan karena
obstruksi berat atau keletihan, atau bila pasien tidak berespon terhadap tindakan.
Respirasi alkalosis ( CO2 rendah ) adalah temuan yang paling umum pada pasien
asmatik. Peningkatan PCO2 ( ke kadar normal atau kadar yang menandakan
respirasi asidosis ) seringkali merupakan tanda bahaya serangan gagal napas.
Adanya hipoksia berat, PaO2 < 60 mmHg serta nilai pH darah rendah.
 3. Arus puncak ekspirasi
 Arus puncak ekspirasi mudah diperiksa dengan alat yang sederhana, flowmeter
dan merupakan data yang objektif dalam menentukan derajat beratnya penyakit.
LANJUTAN……
 4. Pemeriksaan foto thoraks
 Pemeriksaan ini terutama dilakukan untuk melihat hal – hal
yang ikut memperburuk atau komplikasi asma akut yang perlu
juga mendapat penangan seperti atelektasis, pneumonia, dan
pneumothoraks.
 5. Elektrokardiografi
 Tanda – tanda abnormalitas sementara dan refersible setelah
terjadi perbaikanklinis adalah gelombang P meninggi ( P
pulmonal ), takikardi dengan atau tanpa aritmea
supraventrikuler, tanda – tanda hipertrofi ventrikel kanan dan
defiasi aksis ke kanan.

Vous aimerez peut-être aussi