Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
DISKUSI KELOMPOK 3
Ketika
diperbesar
1. c). Fisiologi Pendengaran
C. TELINGA DALAM
Mekanisme konduksi gelombang suara:
1. Gelombang suara membentur membran timpani. Sistem osikular
melakukan suara ini. Faceplate stapes bergerak ke dalam ke media scala
di jendela oval. Jadi cairan bergerak ke dalam menjadi media scala. Hal
itu menyebabkan getaran membran basilar. Ketika membran basilar
membungkuk ke atas sampai scala vestibuli, sel rambut mendepolarisasi
dan menghasilkan potensial aksi pada serabut saraf saraf koklea.
2. Prinsip tempat menentukan frekuensi suara dengan menentukan posisi
sepanjang membran basilar yang paling terstimulasi. Suara frekuensi
rendah menyebabkan stimulasi maksimal membran basilar di dekat
puncak koklea. Suara frekuensi tinggi menyebabkan stimulasi maksimal
membran basilar di dekat pangkal koklea. Suara frekuensi menengah
menyebabkan stimulasi maksimal membran basilar di tengah koklea.
1. c). Fisiologi Pendengaran
Bagian sentral penganalisis pendengaran:
• Sel rambut adalah sel sensitif sekunder, yang memberi potensi reseptor pada
neuron ganglion spiral Corti. Kemudian urat impuls ke inti nuklei saraf
vestibulokoklear dan ventral di medulla bagian atas - tubuh trapesium -
superior olivary nucleus - lateral lemniscus. Kemudian serat dibagi menjadi
tiga bagian, yang menuju ke:
- inti lemniscus lateral; - pusat yang lebih tinggi;
- colliculi inferior - inti geniculate medial
- korteks pendengaran melalui radiasi pendengaran.
• Korteks auditori terletak pada gyrus superior lobus temporal dan melakukan
pemrosesan akhir informasi pendengaran.
Persarafan Telinga
Indra pendengaran dan keseimbangan
khusus ditransmisikan oleh saraf
vestibulocochlear (VIII).
1 d faktor resiko
• Hipertensi
• DM
• Kolesterol
• Merokok
• Jenis kelamin dan usia
Prebiskusis
A. Definisi :
o berkurangnya ketajaman pendengaran akibat
perubahan degeneratif di telinga yang terjadi
terutama di usia lansia
Yamasoba, T., Lin, F. R., Someya, S., Kashio, A., Sakamoto, T., & Kondo, K.
(2013). Current concepts in age-related hearing loss: Epidemiology and
mechanistic pathways. Hearing Research, 303, 30–38.
http://doi.org/10.1016/j.heares.2013.01.021
Epidemiologi
Yamasoba, T., Lin, F. R., Someya, S., Kashio, A., Sakamoto, T., & Kondo, K. (2013).
Current concepts in age-related hearing loss: Epidemiology and mechanistic pathways.
Hearing Research, 303, 30–38. http://doi.org/10.1016/j.heares.2013.01.021
2. Presbiskusis
b. Etiologi dan faktor resiko
Etiologi
https://www.ihsinfo.org/IhsV2/Hearing_Professional/2003/060_November-December/
080_Presbycusis_A_Look_into_the_Aging_Inner_Ear.cfm
Lee, K. (2013). Pathophysiology of Age-Related Hearing Loss (Peripheral and Central).
Korean Journal of Audiology, 17(2), 45.
d. Patofisiologi
Proses degenerasi menyebabkan perubahan struktur
dan N.VIII. Pada koklea perubahan yang mencolok ialah
atrofi dan degenerasi ssel-sel rambut penunjang pada
organ korti. Proses atrofi disertai dengan perubahan
vaskular juga terjadi pada stria vaskularis. Selain itu
terdapat pula perubahan berupa berkurangnya jumlah
dan ukuran sel-sel ganglion dan saraf.
e. Patogenesis
• Degenerasi koklea
o Akibat adanya degenerasi koklea pada stria vaskularis. Awalnya bagian apeks
dan basis koklea mengalami degenerasi yang lama kelamaan mengenai koklea
bagian media seiring dengam bertambahnya usia. Akibat dari degenerasi pada
stria vaskularis menyebabkan menurunnya Na+-K+ ATPase dan berefek pada
penurunan potensial endolimfe yang dapat menurunkan kemampuan
mendengar.
• Degenerasi sentral
o Degenerasi sekundet yang terjadi akibat degenerasi organ korti dan saraf pada
bagian basis hingga apeks koklea, sehingga mengakibatkan terjadinya
asinkronisasi aktivitas daripada nervus auditoris. Keadaan ini mengakibatkan
penderita mengalami kurangnya pendengaran dan pemahaman bicara menjadi
buruk.
• Gangguan transduksi sinyal
o Pada bagian ujung organ korti terdapat sel-sel rambut (stereosilia) yang
berperan sebagai transduksi impuls mekanik yang nantinya merubah impuls
mekanik menjadi sinyal elektrokimia. Penyusun rambut koklea ini adalah
cadherin 23 (CDH23) dan protocadherin 15 (PCDH 15) yang saling berinteraksi
untuk transduksi mekanoelektrikal. Apabila terjadi kerusakan maka akan
menyebabkan gangguan pendengaran non sindrom autosomal- resesif
(DFNB12).
f. Diagnosis
• Anamnesis
o gejala yang timbul adalah penurunan ketajaman pendengaran pada usia lanjut,
bersifat sensorineural, simetris bilateral dan progresif lambat.
• Pemeriksaan fisik
o Biasanya normal setelah pengambilan serumen
o Membran timpani normal tampak transparan
• Pemeriksaan penunjang
o Audiometri nada murni
o Audiometri tutur
Diagnosis banding :
Meniere’s syndrome dan penggunaan obat ototoksisitas
G. Prognosis
Ad vitam : bonam
Ad sanatinam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad malam
1h. Tatalaksana dan Edukasi
Presbikusis
• Amplification devices
• Lip reading
• Assistive listening devices
• Implan kokleas
• Menghindari potensi sumber suara yang memperburuk
gangguan pendengaran sensorineural
• FM System
• Memilih tempat berbincang yang jauh dari keramaian
• Mematikan tv dan radio selama percakapan