Vous êtes sur la page 1sur 16

Asuhan Keperawatan pada

Ibu Hamil dengan Pre-


eklampsia

Kelompok 2
Ika Sugiyanti Pratiwi
Maheval Candra Kirana
DEFINISI

Hipertensi dalam kehamilan adalah suatu


kondisi dalam kehamilan dimana tekanan darah
sistol diatas 140 mmHg dan diastol diatas 90
mmHg yang mana diukur dalam dua keadaan
minimal dalam jangka waktu 6 jam (Reeder dkk,
2011).
Klasifikasi hipertensi dalam
kehamilan:
1. Hipertensi kronik
2. Preeklamsi
3. Eklamsi
4. Hipertensi kronik dengan superposed
preeklamsi
5. Hipertensi gestasional (transient hypertensi)
ETIOLOGI
Beberapa faktor risiko:
• Primigravida, primipaternitas
• Hiperplasentosis, misalnya : mola hidatidosa,
kehamilan multipel, diabetes melitus, hidrops fetalis,
bayi besar.
• Umur
• Riwayat keluarga pernah pre eklampsia/ eklampsia
• Penyakit- penyakit ginjal dan hipertensi yang sudah
ada sebelum hamil
• Obesitas
PATOFISIOLOGI
• Reeder (2011), menjelaskan patofisiologi hipertensi dalam
kehamilan terjadi karena adanya vasokonstriksi arteriol,
vasospasme sistemik, dan kerusakan pembuluh darah merupakan
karakteristik terjadinya hipertensi dalam kehamilan. Sirkulasi
arteri terganggu karena adanya segmen yang menyempit dan
melebar yang berselang-seling. Kerja vasospastik tersebut
merusak pembuluh darah akibat adanya penurunan suplai
darah dan penyempitan pembuluh darah di area tempat terjadinya
pelebaran. Apabila terjadi kerusakan pada endotelium pembuluh
darah, trombosit, fibrinogen, dan hasil darah lainnya akan
dilepaskan ke dalam interendotelium. Kerusakan pembuluh darah
akan mengakibatkan peningkatan permeabilitas albumin, dan
akan mengakibatkan perpindahan cairan dari ruang intravaskuler
ke ruang ekstravaskuler yang terlihat secara klinis sebagai
edema (Reeder, 2011)
MANIFESTASI KLINIS
• Spasme pembuluh darah ibu serta sirkulasi dan
nutrisi yang buruk
• Mengalami hipertensi diberbagai level
• Protein dalam urin berkisar dari +1 hingga +4.
• Gejala neurologi seperti pandangan kabur, sakit
kepala dan hiper refleksia mungkin akan terjadi
• Meningkatnya enzim hati
• Jumlah trombosit menurun
Pemeriksaan Diagnostik
• Uji urin kemungkinan menunjukkan proteinuria
• Pengumpulan urin selama 24 jam untuk pembersihan
kreatinin dan protein.
• Fungsi hati : meningkatnya enzim hati (meningkatnya
alamine aminotransferase atau meningkatnya aspartate).
• Fungsi ginjal: profil kimia akan menunjukkan kreatinin dan
elektrolit abnormal, karena gangguan fungsi ginjal.
• Tes non tekanan dengan profil biofisik.
• USG seri dan tes tekanan kontraksi untuk menentukan
status janin
• Evaluasi aliran doppler darah untuk menentukan status
janin dan ibu.
Penatalaksanaan

• Hipertensi ringan
• Hipertensi Berat
• Hipertensi kronis
Komplikasi
Pada ibu :
1. Eklampsia
2. Pre eklampsia berat
3. Solusio plasenta
4. Kelainan ginjal
5. Perdarahan subkapsula hepar
6. Kelainan pembekuan darah
7. Sindrom HELLP
Lanjutan

Pada janin :
1. Terhambatnya pertumbuhan janin
dalam uterus
2. Kelahiran premature
3. Asfiksia neonatorum
4. Kematian dalam uterus
5. Peningkatan angka kematian dan
kesakitan perinatal.
Konsep Asuhan Keperawatan
pada Kasus Hipertensi dalam
Kehamilan

1. Pengkajian
a. Anamnesa
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan Penunjang
Diagnosis Keperawatan
1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan
hipoventilasi
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan kurang suplai oksigen
ke jaringan
3. Nyeri berhubungan dengan agen cedera
biologis
INTERVENSI DAN IMPLEMENTASI
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan
dengan sindrom hipoventilasi
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
diharapkan partisipan menunjukkan keefektifan
dalam bernafas dan dengan indikator : Status
Pernafasan
NIC:
a. monitor vital sign
b. monitor pernafasan
c. Pengaturan posisi
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
berhubungan dengan kurang suplai oksigen ke
jaringan
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan,
diharapkan partisipan menunjukkan keefektifan
perfusi jaringan perifer dengan indikator : Perfusi
jaringan perifer
NIC:
a. Oxygen therapy (terapi oksigen)
b. Peripheral sensationManagement (menajemen
sensasi perifer)
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen
cedera biologis
NOC : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan, diharapkan partisipan mampu
menangani masalah nyeri dengan indikator :
kontrol nyeri
NIC : Manajemen nyeri :
THANK YOU

Vous aimerez peut-être aussi