Vous êtes sur la page 1sur 21

BST

Pembimbing : dr. Fadil Rulian, Sp.A


1
• Nama : An. Rama bin Musa

2 • Umur : 9 tahun

3 • Gender : Laki-laki

4
• Pekerjaan: Pelajar

5 • Alamat : RT 06 Ds.Pasar Minggu

• MRS : 20 Februari 2018


6
• BB : 24 kg
• TB : 143 cm
Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Raden Mattaher 2
Keluhan Utama: Os rujukan dari RS ahmad ripin
dengan suspek meningoensepalitis + tyhpoid fever

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :


Sejak ± 7 hari SMRS Raden Mattaher, pasien mengeluhkan demam. Demam
dirasakan terus menerus, demam turun sebentar setelah pasien minum obat
penurun panas (paracetamol), mengigil (-) berkeringat dingin (+), demam
disertai nyeri kepala, beberapa hari sebelum demam os juga mengeluhkan
mudah lelah. Batuk (-) pilek (-) ± 6 hari pasien juga mengeluhkan nyeri perut
(+) mual (+) muntah (+) berisi cairan sebanyak 1 gelas belimbing ampas
makanan (-) darah (-) , pasien juga mengeluhkan nafsu makan menurun (+)
semenjak demam. BAK lancar warna kekuningan, BAB lancar konsistensi
padat warna kuning kecoklatan darah (-). Perdarahan di kulit, gusi, dan
hidung disangkal. Bintik kemerahan dikulit (-), kejang (-) keluarga pasien
mengatakan pasien mulai meracau saat dibawa ke RS Ahmad Ripin.
Riwayat Penyakit Dahulu Riwayat Penyakit Keluarga

• Riwayat keluhan serupa • Riwayat keluhan serupa (-)


sebelumnya (-) • Riwayat TB (-) minum OAT (-)
• Riwayat batuk lama (-) • Riwayat kelainan darah (-)
• Riwayat kontak tb (-) makan OAT (-)
• Riwayat penurunan BB (-)
• Riwayat malaria (-)
• Riwayat Kejang (-)
Riwayat Sosial Ekonomi Riwayat Kebiasaan

• BPJS kelas 3 • Merokok (-)


• Konsumsi alkohol (-)
Pemeriksaan Fisik

• Keadaan umum
Tampak sakit sedang

• Kesadaran
Apatis

• Tanda-tanda Vital
• Tekanan darah : 110/60 mmHg Nadi : 68 kali/menit isi cukup
• Suhu : 38,3 ºC Pernafasan : 22 kali/menit
 Kulit :Sawo matang, ikterik (-), hiperpigmentasi (-), pucat ()
 Kepala dan Wajah :Normocephal, deformitas (-)
 Mata :
• Konjungtiva : Anemis (-/-)
• Skelera : Ikterik (-/-)
• Pupil : Isokor kiri-kanan, refleks cahaya (+/+)
 Pemeriksaan Hidung :
• Bentuk : Dalam batas normal, deformitas (-)
• Pernapasan : Normal, napas cuping hidung (-)
• Sekret : (-)
 Pemeriksaan Mulut :
• Bibir : bibir kering (-), sianosis (-), pucat (-)
• Lidah :Dalam batas normal, tidak kotor, tepi tidak hiperemi
• Tonsil : Dalam batas normal, pembesaran (-)
• Faring : Dalam batas normal, hiperemi (-)
 Pemeriksaan Telinga :
• Bentuk :Dalam batas normal
• Sekret : (-)
 Pemeriksaan Leher : pembesaran KGB (-) pembesaran kelenjar tiroid (-), peningkatan JVP (-)
Thoraks
 Paru :
• Inspeksi : Bentuk simetris
• Palpasi : fremitus taktil dada kanan sama dengan dada kiri
• Perkusi : Sonor pada kedua paru
• Auskultasi : Vesikuler (+/+) normal, Ronkhi (-/-) Wheezing (-/-)

 Jantung :
• Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
• Palpasi : Ictus cordis teraba di ICS V agak medial dari linea
midclavicula sinistra, kuat angkat (-)
• Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
• Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, Murmur (-), Gallop (-)
 Status Neurologis :

Kesadaran Apatis E4 M6 V3
Kekuatan Otot Superior 5|5
Inferior 5|5
Refleks Fisiologis : Bisep :+
Trisep :+
Patella :+
Achilles :+
Refleks patologis : Babinski :-
oppenheim :-
Chaddock :-
Gordon :-
 Rangsangan meningeal :
Kaku Kuduk : +
Brudzinski I : +
Brudzinski II : -
Lasegue Sign : -
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan apusan darah
tebal /DDR (DrikeDrupple) :
Urinalisis positif (+) falciparum
• Protein : (-)
Darah Perifer Lengkap
• Glukosa : (-)
• Sel leukosit : 0-1 Faal Ginjal
• WBC : 6,83 x 109/l
• Lym# : 2,04 x 109/l • Sel eritrosit : 1-2 • Ur : 19 mg/dl
• Mxd# : 0,63 x 109/l • Sel epitel : 6-1 • Cr : 0,6 mg/dl
• Neut# : 4,16 x 109/l • Warna : kuning muda Kesan : dalam batas
• RBC : 4,85 x 1012/l • Berat Jenis : 1010
normal
• HGB : 11,7 mg/dl
• MCV : 73 fL • pH :7
• MCH : 24,1 pg Elektrolik
• MCHC : 331 g/L • Na : 132,66 mmol/L
• HCT : 35,4 % • K : 4,33 mmol/L
• PLT : 207 x 109/l
• Cl : 93,67 mmol/L
• GDS : 79 mg/dl
Dalam batas normal • Ca : 1,24 mmol/L
Kesan : dalam batas normal 10
Diagnosis Kerja :
Meningitis + Malaria
Tatalaksana :
Non Farmakologi :
Istirahat

Farmakologi :
• IVFD RL 0,9% 16 tt/menit makro
• Nasal kanul 02 2 liter/mnt
• Inj. Cefriaxone 1 gr, 2x1
• Paracetamol inf 20 cc/4 jam
• Artesunat 30 mg iv (hr ii-vi)
Pemeriksaan Anjuran

01 02 03 04
Lumbal Pemeriksaan
pungsi BTA I,II,III

Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Raden Mattaher 13


Prognosis

Quo ad vitam : Dubia ad bonam

Quo ad functionam : Dubia ad bonam

Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Raden Mattaher 14


Analisa Kasus

Bagian Ilmu kesehatan Anak RSUD Raden Mattaher


Sejak ± 7 hari SMRS Raden Mattaher, pasien mengeluhkan demam.
Demam dirasakan terus menerus, berkeringat dingin (+), demam
disertai nyeri kepala,

Teori Meningitis :
Demam mencerminkan suatu keadaan suhu tubuh diatas normal sebagai akibat
peningkatan pusat pengatur suhu di hipotalamus yang dipengaruhi oleh
interleukin-1 (IL-1). Demam pada meningitis disertai nyeri kepala disebabkan
karena adanya suatu infeksi selaput meningen disertai peradangan yang
mengenai piameter dan arakhnoid
beberapa hari sebelum demam os juga mengeluhkan mudah lelah.
Pasien juga mengeluhkan nyeri perut (+) mual (+) muntah (+) berisi
cairan sebanyak 1 gelas belimbing, pasien juga mengeluhkan nafsu
makan menurun (+) semenjak demam. keluarga pasien
mengatakan pasien mulai meracau saat dibawa ke RS Ahmad Ripin
Pemeriksaan Fisik
Status Neurologis :
Tanda rangsangan meningeal (+)
Teori meningitis

Proses iritasi meninges yang menimbulkan meningismus (kaku kuduk) terjadi akibat refleks
spasme otot-otot paravertebral. Posisi medulla spinalis yang terletak di bagian belakang vertebra
membuat medulla spinalis meregang apabila terjadi gerakan fleksi.
Batang otak relative terfiksir  hanya medulla spinalis dan menginges yang inflamasi semakin
tertarik keatas.

Analisis Kasus

Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Raden Mattaher 18


Pada pasien inflamasi dan iritasi
meningesperegangan struktur
inflamasi memberikan stimulasi pada
radiks nervus afferent dan pusat refleks
intraspinal  impuls tonik pada
muskulus aksialis posterior  spasme
muskulus ekstensor sebagai mekanisme
protektif. Manifestasi klinis dari spasme
otot inilah yang disebut kaku kuduk,
Analisis Kasus

Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Raden Mattaher


Manuver yang meregangkan elemen
neural dan meninges pada canalis
spinalis memberikan mekanisme
protektif untuk meminimalisir tekanan
pada struktur yang terinflamasi.
Sebagai contoh, spasme otot servikal
menimbulkan kaku kuduk, dan spasme
otot-otot lumbal bermanifestasi
sebagai Kernig’s sign.
Thank You!

Bagian Ilmu Kesehatan Anak RSUD Raden Mattaher

Vous aimerez peut-être aussi