Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
HIPERBILIRUBINEMIA
Tahun 2003 terdapat sebanyak 128 kematian neonatal (8,5%) dari 1509
neonatus yang dirawat dengan 24% kematian terkait hiperbilirubinemia.
Bilirubin dalam
3) Gangguan darah terikat pada
albumin kemudian
transportasi diangkut oleh
hepar.
Obstruksi
4) Gangguan dalam hepar
dalam eksresi atau diluar
hepar.
Patofisiologi
Gejala
1. Pada permulaan tidak jelas, tampak mata berputar-putar
2. Letargi
3. Kejang
4. Tidak mau menghisap
5. Dapat tuli, gangguan bicara, retardasi mental
6. Bila bayi hidup pada umur lanjut disertai spasme otot, kejang, stenosis yang
disertai ketegangan otot
7. Perut membuncit
8. Pembesaran pada hati
9. Feses berwarna seperti dempul
10. Muntah, anoreksia, fatigue,
11. Warna urin gelap.
1) Pembentukan bilirubin secara berlebihan
• Hemoglobin abnormal ( hemoglobin S pada animea
sel sabit)
• Sel darah merah abnormal ( sterositosis herediter )
• Anti body dalam serum ( Rh atau autoimun )
• Pemberian beberapa obat-obatan, dan
• Beberapa limfoma atau pembesaran ( limpa dan
peningkatan hemolisis )
• Peningkatan destruksi sel darah merah atau
prekursornya dalam sum-sum tulang ( talasemia,
anemia persuisiosa, porviria ). Proses ini dikenal
sebagai eritropoiesis tak efektif Kadar bilirubin tak
terkonjugasi yang melebihi 20 mg / 100 ml pada bayi
dapat mengakibatkan Kern Ikterus.
Kern Ikterus
3. Gangguan Ikterus fisiologis penimbunan
kurang matangnya bilirubin tak
konjugasi enzim glukoronik terkonjugasi pada
bilirubin transferase. daerah basal ganglia
yang banyak lemak.
4) Penurunan
eksresi bilirubin
terkonjugasi
Obstruksi Fungsional
• Ikterus fisiologis : terjadi setelah 24
jam pertama. Pada bayi cukup bulan nilai
puncak 6-8 mg/dL biasanya tercapai pada
hari ke 3-5. Pada bayi kurang bulan nilainya
Klasifikasi 10-12 mg/dL, bahkan sampai 15 mg/dL.
Peningkatan/akumulasi bilirubin serum < 5
ikterus mg/dL/hr.
a. Imunoglobulin intravena
b. Fenobarbital
c. Metalloprotoprophyrin adalah analog sintesis heme.
d. Tin – Protoporphyrin ( Sn – Pp ) dan Tin –
Mesoporphyrin ( Sn – Mp )
e. Pemberian inhibitor b - glukuronidasi seperti asam L –
aspartikdan kasein holdolisat dalam jumlah kecil ( 5
ml/dosis – 6 kali/hari )
Fototerapi
• Sinar yang digunakan pada fototerapi adalah suatu sinar tampak
yang merupakan suatu gelombang elektromagnetik yang
menghasilkan spektrum elektromagnetik.
• Spektrum dari sinar tampak ini terdiri dari sinar merah, oranye,
kuning, hijau, biru, dan ungu. Masing masing dari sinar memiliki
panjang gelombang yang berbeda beda.
• Panjang gelombang sinar yang paling efektif untuk menurunkan
kadar bilirubin adalah sinar biru dengan panjang gelombang 425-
475 nm.
• Sinar biru lebih baik dalam menurunkan kadar bilirubin
dibandingkan dengan sinar biru-hijau, sinar putih, dan sinar hijau.
• Intensitas yang diberikan menentukan efektifitas fototerapi,
semakin tinggi intensitas sinar maka semakin cepat penurunan
kadar bilirubin serum
Tabel 2.1. Rekomendasi AAP penanganan hiperbilirubinemia
pada neonatus sehat dan cukup bulan.
Usia ( jam ) Pertimbangan Terapi sinar Transfusi tukar Transfusi tukar dan terapi
terapi sinar sinar
1501-2000 g 10 17 8-10 15
>2000 g 10-12 18 10 17
Komplikasi Fototerapi
Peningkatan “insensible water loss” pada bayi
Timbulnya kelainan kulit yang sering disebut “flea bite rash” di daerah muka, badan dan
ekstremitas.
Gangguan retina
Gangguan pertumbuhan
Kenaikan suhu
Beberapa kelainan yang sampai saat ini masih belim diketahui secara pasti adalah
kelainan gonad, adanya hemolisis darah dan beberapa kelainan metabolisme lain.
Tranfusi Tukar
Suatu tindakan pengambilan sejumlah kecil darah yang
dilanjutkan dengan pengembalian darah dari donor
dalam jumlah yang sama yang dilakukan berulang-ulang
sampai sebagian besar darah penderita tertukar
Darah Donor Untuk Tranfusi Tukar
1. Darah yang digunakan golongan O.
2. Gunakan darah baru (usia < style="">whole blood. Kerjasama dengan dokter
kandungan dan Bank Darah adalah penting untuk persiapan kelahiran bayi yang
membutuhkan tranfusi tukar.
3. Pada penyakit hemolitik rhesus, jika darah disiapkan sebelum persalinan,
harus golongan O dengan rhesus (-), crossmatched terhadap ibu. Bila darah
disiapkan setelah kelahiran, dilakukan juga crossmatched terhadap bayi.
4. Pada inkomptabilitas ABO, darah donor harus golongan O, rhesus (-) atau
rhesus yang sama dengan ibu dan bayinya. Crossmatched terhadap ibu dan bayi
yang mempunyai titer rendah antibodi anti A dan anti B. Biasanya menggunakan
eritrosit golongan O dengan plasma AB, untuk memastikan bahwa tidak ada
antibodi anti A dan anti B yang muncul.
5. Pada penyakit hemolitik isoimun yang lain, darah donor tidak boleh berisi
antigen tersensitisasi dan harus di crossmatched terhadap ibu.
6. Pada hiperbilirubinemia yang nonimun, darah donor ditiping dan
crossmatched terhadap plasma dan eritrosit pasien/bayi.
7. Tranfusi tukar biasanya memakai 2 kali volume darah (2 volume exchange) ---
- 160 mL/kgBB, sehingga diperoleh darah baru sekitar 87%.
Teknik Transfusi Tukar
Pelaksanaan Tranfusi Tukar:
1. Personel. Seorang dokter dan minimal 2 orang perawat untuk
membantu persiapan, pelaksanaan dan pencatatan serta pengawasan
penderita.
2. Lokasi. Sebaiknya dilakukan di ruang NICU atau kamar operasi
dengan penerangan dan pengaturan suhu yang adekuat, alat monitor dan
resusitasi yang lengkap serta terjaga sterilitasnya.
3. Persiapan Alat :
a. Alat dan obat-obatan resusitasi lengkap
b.Lampu pemanas dan alat monitor
c. Perlengkapan vena seksi dengan sarung tangan dan kain penutup steril
d.Masker, tutup kepala dan gaun steril
e. Nier bekken (2 buah) dan botol kosong, penampung darah
f. Set tranfusi 2 buah
g. Kateter umbilikus ukuran 4, 5, 6 F sesuai berat lahir bayi atau abbocath
h. Three way stopcock semprit 1 mL, 5 mL, 10 mL, 20 mL, masing-masing 2 buah
i. Selang pembuangan
j. Larutan Calsium glukonas 10 %, CaCl2 10 % dan NaCl fisiologis
k.Meja tindakan
Tabel 2. Indikasi Transfusi Tukar Berdasarkan
Kadar Bilirubin Serum
Hari ke-1 15 13
Hari ke-2 25 15
Hari ke-3 30 20
1000-1500 12-15
1500-2000 15-18
2000-2500 18-20
Persiapan Tindakan Tranfusi
Tukar:
a. Berikan penjelasan tentang tujuan dan risiko tindakan, mintakan persetujuan
tertulis dari orang tua penderita
b. Bayi jangan diberi minum 3 – 4 jam sebelum tindakan. Bila tranfusi harus
segera dilakukan isi lambung dikosongkan dengan sonde dan menghisapnya
c. Pasang infus dengan tetesan rumatan dan bila tali pusat telah mengering
kompres dengan NaCl fisiologis
d. Bila memungkinkan 2 jam sebelumnya berikan infus albumin terutama jika
kadar albumin <>
e. Pemeriksaan laboratorium pra tranfusi tukar antara lain semua elektrolit,
dekstrostik, Hb, hematokrit, retikulosit, trombosit, kadar bilirubin indirek,
albumin, golongan darah, rhesus, uji coombs direk dan indirek, kadar G6PD dan
enzim eritrosit lainnya serta kultur darah
f. Koreksi gangguan asam basa, hipoksia, dan hipotermi sebelum memulai
tranfusi tukar
g. Periksa ulang apakah donor yang diminta telah sesuai dengan permintaan
(cek label darah).
Komplikasi Transfusi Tukar