Vous êtes sur la page 1sur 35

Efusi Pleura ec TB Paru

Disususun Oleh :
Reza Oktarama Putra

Pembimbing :
dr. Nurfitriani Usman, Sp.P
PENDAHULUAN

Disebabkan oleh
infeksi atau non
infeksi

Efusi
Pleura
Cairan pleura sesak nafas, nyeri
melebihi batas dada, kesulitan
normal bernafas
PENDAHULUAN

Sering
bermanifestasi ke
organ-organ lain

Tuberkulosis

Penyebab
Problem keshatan tersering efusi
dunia pleura di negara
berkembang
PENDAHULUAN

Sepertiga penduduk dunia telah


terinfeksi kuman tuberkulosis.

Jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia tenggara


yaitu 33 % dari seluruh kasus TB di dunia.

2 juta kematian akibat tuberkulosis pada tahun 2002.


Jumlah terbesar kematian akibat TB terdapat di Asia
tenggara yaitu 625.000 orang atau angka mortaliti
sebesar 39 orang per 100.000 penduduk.
TINJAUAN PUSTAKA

• Efusi pleura adalah


penimbunan cairan didalam
rongga pleura akibat transudasi
DEFINISI atau eksudasi yang berlebihan
dari permukaan pleura.

• Negara-negara yang sedang


berkembang, seperti Indonesia,
Penyebab lazim diakibatkan oleh infeksi
tuberkulosis.
TINJAUAN PUSTAKA

Sesak napas

Demam
ringan dan
Nyeri dada
berat badan
yang menurun

GAMBARAN
KLINIS
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA
Tatalaksana

 Pada dasarnya pengobatan efusi pleura tuberkulosis sama


dengan efusi pleura pada umumnya.
 Torakosentesis
 WSD
 Pengobatan dengan obat-obat antituberkulosis (Rimfapisin,
INH, Pirazinamid/Etambutol/Streptomisin) memakan waktu
6-12 bulan.
 kortikosteroid secara sistematik (Prednison 1 mg/kgBB
selama 2 minggu, kemudian dosis diturunkan).1
LAPORAN KASUS

 Identitas Pasien
 Nama : Tn. M H H
 Umur : 64 tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Pekerjaan : Pensiunan PNS
 Suku : Aceh
 Agama : Islam
 Alamat : Darul Imarah, Aceh Besar
 No. RM : 0-93-18-25
 Tanggal Pemeriksaan : 12 Desember 2014
ANAMNESIS
 Keluhan utama
Sesak nafas
 b. Keluhan tambahan
Batuk berdahak, demam, nyeri di dada kanan bawah, lemas dan lelah, demam
 c. Riwayat penyakit sekarang
Pasien datang dengan keluhan sesak nafas yang dirasakan memberat sejak 2 hari sebelum
masuk rumah sakit Pasien mengeluhkan dadanya sesak seperti berat dan sulit bernafas. Keluhan
ini tidak dipengaruhi oleh aktifitas maupun cuaca. Namun pasien mengaku sesak nafas berkurang
saat pasien berbaring dalam keadaan miring dan duduk. Sesak nafas membuat pasien hanya bisa
berbaring ditempat tidur saja.
Pasien juga mengeluhkan sering batuk-batuk sejak 6 bulan terakhir, batuk diakui pasien
kadang berdahak dan kadang tidak. Apabila berdahak, dahaknya berwarna kuning. Batuk tidak
dialami terus menerus namun sering. Batuk tidak dipengaruhi oleh cuaca maupun suhu. Riwayat
penurunan berat badan selama sakit (+), nafsu makan menurun (+). BAB dan BAK tidak ada
keluhan.
ANAMNESIS

 d. Riwayat penggunaan obat


Parasetamol dan obat batuk (pasien lupa nama obatnya) yang dibeli di
warung dan apotik
 e. Riwayat penyakit dahulu
Penyakit yang berhubungan dengan kondisi pasien saat ini disangkal.
Riwayat Hipertensi, Diabetes Melitus, penyakit jantung dan Riwayat asma
disangkal. Riwayat pengobatan TB sebelumnya disangkal.
ANAMNESIS

 f. Riwayat penyakit keluarga


Tidak ada anggota keluarga pasien yang mengalami keluhan
yang sama dengan pasien. Tidak ada anggota keluarga yang
menderita batuk lama
 g. Riwayat kebiasaan sosial
Pasien merupakan pensiunan PNS. Tidak ada warga maupun
tetangga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien,
maupun riwayat menderita TB paru
Pemeriksaan Fisik

Vital Sign
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 88 kali/menit
RR : 24 kali/menit
Temperatur : 36,7° C
Pemeriksaan Fisik/
Kepala : Normocephali
Mata : Konjungtiva palpebra inferior pucat (+/+), sklera
ikterik (-/-). RCL (+/+), RCTL (+/+)
Telinga : Normotia, serumen (-)
Hidung : NCH (-), sekret (-)
Pemeriksaan Fisik

Mulut : Mukosa bibir lembab (+), sianosis sentral (-)


Leher : Pembesaran KGB (-), JVP R-2 cmH2O, retraksi suprasternal
(+), pembesaran KGB (-)
Thoraks :
I : simetris, retraksi SS, IC dan epigastrium (-)
P : fremitus taktil kiri = kanan
P : sonor (+/+)
A : vesikuler (+/+), rhonki (+/+), wheezing (-/-)
Pemeriksaan Fisik

Cor :I : pulsasi ictus kordis (+),


P : ictus cordis di ICS 5 linea midclavicularis sinistra
P : batas kanan di linea parasternal kanan
Batas kiri di linea mid calivicular sinistra
Batas atas di ICS 2 linea midclavicularis sinistra
A : HR 82x/menit, regular, bising (-)
Abdomen: I : Simetris, jejas (-), distensi (-)
P : Soepel, organomegali (-)
P : Timpani, asites (-), shifting dullness (-)
A : peristaltik usus normal.
Ekstremitas : edema ekstremitas superior dan inferior (-)
Pemeriksaan Penunjang

Jenis Pemeriksaan 1 Desember 2014 12 Desember 2014 Nilai rujukan


Hemoglobin 10,8 9,7 14,0 – 17,0 gr/dl
Leukosit 7,4 5,6 4.5-10.5 x 103/mm3
Trombosit 195 233 150-450 x 103/ul
Hematokrit 30 27 45-55 %
Eritrosit 3,5 3,2 4.7-6.1 x 103/mm3
Eosinofil 0 1 0–6
Basofil 0 0 0–2
Netrofil segemen 75 70 60 – 70
Limfosit 13 16 20 – 40
Monosit 12 13 2–6
Jenis 1 Desember
12 Desember 2014 Nilai rujukan
Pemeriksaan 2014
LED 80 60 10- 25 ml/ jam
Natrium 130 136 135-145 mmol/dl

Kalium 4,5 4,5 3.5-4.5 mmol/dl

Clorida 108 108 90-110 mmol/dl


Ureum 35 35 13—43mg/dL
Kreatinin 0,82 0,82 0,51-0,95mg/dL
Roentgen Thorax 3 Desember 2014

Pulmo : Perselubungan pada hemithorax kanan.


Kesimpulan : Perselubungan hemithorax kanan yang mengesankan efusi pleura
dextra
USG Thorax 7 Desember 2014

Kesimpulan : Efusi Pleura Dextra


Pemeriksaan sitologi cairan pleura :
tanggal 22 November 2014
 Kesimpulan : Suatu proses radang kronis

Analisa cairan pleura : tanggal 25


November 2014
 Hasil : cairan eksudat berwarna kuning keruh, bekuan (-),
protein 5,8 gr/dl, Glukosa 96 mg/dl, PMN 5%, MN 95%
CT- Scan Thorax dengan Kontras 13 Desember 2014
CT- Scan Thorax dengan Kontras 13 Desember 2014

Kesimpulan : Tidak tampak adanya massa


dan pembesaran kelenjar
Pemeriksaan Penunjang

 Sputum BTA (10 Desember 2014)


 Sewaktu :-
 Pagi : 2+
 Sewaktu : 1+
Diagnosis Banding

 TB Paru BTA positif dengan Efusi Pleura Dextra


 Efusi pleura ec TB Paru
 Efusi Pleura ec Malignansi

Diagnosis Kerja
 TB Paru BTA positif dengan efusi pleura Dextra
Tatalaksana
 Bedrest
 O2 2-4L/i nasal kanul
 IVFD NaCl 0,9 % 20 gtt/I
 Multivitamin B1, B6, B12 (Sohobion) 1x1 tablet
 Asam Mefenamat 3x500mg
 Curcuma 3 x 1 Tab
 N Acetyl-cystein 3 x 200mg
 Isoniazid 1 x 300mg, Rifampisin 1 x 450mg, Pirazinamid 1 x 1000mg,
Etambutol 1 x 1000mg
Prognosis
Quo ad vitam : dubia ad bonam
Quo ad sanactionam : dubia ad bonam
Quo ad functionam : dubia ad bonam
BAB III

Analisa
Kasus
KASUS TEORI

Efusi pleura TB biasanya memberikan


Pasien  keluhan sesak nafas yang
gambaran klinis yang bervariasi
disertai nyeri dada dan dirasakan
berupa gejala respiratorik, seperti
memberat sejak 2 hari SMRS.
nyeri dada, batuk, sesak nafas. Gejala
-sesak nafas dan nyeri dirasakan
umum berupa demam, nafsu makan
berkurang dengan posisi berbaring
menurun, rasa lelah dan lemah juga
dalam keadaan miring.
bisa dijumpai.

Batuk pada efusi pleura mungkin


Pasien juga mengeluh batuk yang
disebabkan oleh rangsangan pada
berlangsung sepanjang hari, kemudian
pleura oleh karena cairan pleura yang
memberat sejak munculnya keluhan
berlebihan, proses inflamasi ataupun
sesak nafas
massa pada paru-paru.
DISKUSI
Kasus Teori
Dari pemeriksaan fisik didapatkan Kelainan yang dapat dijumpai pada
palpasi vokal fremitus sama kiri pemeriksaan fisik sangat tergantung
dan kanan, perkusi sonor dan pada banyaknya penumpukan cairan
auskultasi terdapat suara napas pleura yang terjadi. Pada inspeksi
dada bisa dilihat kelainan berupa
tambahan berupa rhonki pada dada
bentuk dada yang tidak simetris,
kanan dan ronkhi minimal pada
penonjolan pada dada yang terlibat
dada kiri sela iga melebar, pergerakan
tertinggal pada dada yang terlibat.
Pada palpasi stem fremitus melemah
sampai menghilang, perkusi dijumpai
redup pada daerah yang terlibat, dari
auskultasi akan dijumpai suara
pernafasan vesikuler melemah sampai
menghilang, suara gesekan pleura
TEORI

Diagnosis efusi pleura TB ditegakkan


berdasarkan :
1. gejala klinis
2. pemeriksaan fisik
3. pemeriksaan radiologi torak,
4. pemeriksaan bakteri tahan asam
sputum
5. cairan pleura dan jaringan pleura,
6. uji tuberculin
7. biopsi pleura dan analisis cairan
pleura.
 Sputum BTA (10 Desember 2014)
 Sewaktu : +0
 Pagi : +2
 Sewaktu : +1

Diagnosis pasti dari efusi pleura TB dengan ditemukan basil TB


pada sputum, cairan pleura dan jaringan pleura. Dalam hal ini
ditemukan basil M.TB pada pemeriksaan sputum. Sehingga efusi
pleura pada pasien ini disebabkan adanya proses infeksi oleh M.TB.
TATALAKSANA
KASUS KASUS

• WSD merupakan suatu sistem drainage yang


• Pada pasien ini dilakukan pemasangan menggunakan water seal untuk mengalirkan
WSD cairan dari cavum pleura
• O2 2-4L/i nasal kanul • 02  Mengurangi sesaknya
• IVFD NaCl 0,9 % 5 gtt/i • Asam mefenamat  Mengatasi nyeri
• Asam Mefenamat 3x500mg • Rimstar 1x3 tab  OAT (BB pasien 50 kg,
• Curcuma 3 x 1 Tab diberikan 1x3 tablet)
• N Acetyl-cystein 3 x 200mg • N Acetyl-cysteine  mengatasi batuk
• Rimstar 1x3 tab • Curcuma  membantu menambah nafsu
makan dengan keadaan intake sulit.

Vous aimerez peut-être aussi