Vous êtes sur la page 1sur 22

Kelompok 4

Dian Anggraeni (1701006P)


R.A Leiza Cahyani (1701013P)
Trie Ayu Febriyani (170101P)
Welly Prestikasari (1701019P)
DEFINISI
Leukemia merupakan penyakit keganasan sel
darah yang berasal dari sum-sum tulang,
ditandai oleh proliferasai sel-sel darah putih,
dengan manifestasi adanya sel-sel abnormal
dalam darah tepi (Permono, 2006). Leukemia
adalah proliferasi patologi dari sel pembuat
darah yang bersifat sistemik dan biasanya
berakhir fatal (Fakultas kedokteran UI, 1998).
ETIOLOGI
Peneyebab yang pasti dari leukemiabelum diketahui, tetapi terdapat factor
predisposisi yang menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
 Factor genetic
Penderita sindrom Down memiliki insidensi leukimia akut 20 kali lebih
besar dari orang normal. Pada kembar identik bila salah satu menderita
leukemia maka kembarannya beresiko menderita leukemia pula dalam 5
tahun, dan insiden leukemia pada saudara kandung meningkat 4 kali bila
salah satu saudaranya menderita leukemia

 Radiasi
Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak ada laporan
mengenai hubungan antara radiasi dengan LLK. Beberapa laporan yang
mendukung :
Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukimia.
Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukimia.
Leukimia ditemui pada korban hidup kejadian bom atom Hiroshima dan
Nagasaki, Jepang.
Obat-obat imunusupresif, obat-obat karsinogenik seperti : dietilstildestro

 Virus
Virus tertentu yang dapat menyebabakan terjadinya perubahan struktur gen (T
cell luekimia lymphoma virus/HTLT)
MANIFESTASI KLINIS

 Pilek tidak sembuh-sembuh


 Pucat, lesu, mudah terstimulasi
 Demam dan anorexia
 Berat badan menurun
 Ptechiae, memar tanpa sebab
 Nyeri pada tulang dan persendian
 Nyeri abdomen
 Lumphedenopathy
 Hepatosplenomegaly
 Abnormal WBC (Suriadi & Yulianni, 2006)
KLASIFIKASI
 Leukemia Mielogenus Akut (LMA)
 Leukemia Mielogenus Krinis (LMK)
 Leukemia Limfositik Kronis (LLK)
PATOFISIOLOGI
 Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor
yang malignan, imaturnya sel blast. Adanya
proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet
terganggu sehingga akan menimbulkan anemia
dan trombositipenia.
 Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh dan
menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh
dan mudah mengalami infeksi.
 Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya
bone marrow dan infiltrasi organ, sistem saraf
pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme.
Depresi sumsum tulang yang akan berdampak
pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor
pembekuan dan peningkatan tekanan jaringan.
 Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan
berakibat terjadinya pembesaran hati, limfe,nodus
limfe, dan nyeri persendian (Suriadi, & Yulianni R,
2006).
DEFINISI
Thalassemia adalah suatu penyakit congenital
herediter yang diturunkan secara autosom
berdasarkan kelainan hemoglobin, di mana satu atau
lebih rantai polipeptida hemoglobin kurang atau
tidak terbentuk sehingga mengakibatkan terjadinya
anemia hemolitik (Broyles, 1997). Dengan kata lain,
thalassemia merupakan penyakit anemia hemolitik,
dimana terjadi kerusakan sel darah di dalam
pembuluh darah sehingga umur eritosit menjadi
pendek (kurang dari 120 hari). Penyebab kerusakan
tersebut adalah Hb yang tidak normal sebagai akibat
dari gangguan dalam pembentukan jumlah rantai
globin atau struktur Hb.
ETIOLOGI

Talasemia disebabkan oleh delesi


(hilangnya) satu gen penuh atau sebagian
dari gen (ini terdapat terutama pada
talasemia -a) atau mutasi noktah pada
gen (terutama pada talasemia - b),
kelainan itu menyebabkan menurunnya
sintesis rantai polipeptid yang menyusun
globin.
KLASIFIKASI
Saat ini dikenal sejumlah besar sindrom
thalasemia; masing-masing melibatkan
penurunan produksi satu atau lebih rantai
globin, yang membentuk bermacam-macam
jenis Hb yang ditemukan pada sel darah
merah. Jenis yang paling penting dalam
praktek klinis adalah sindrom yang
mempengaruhi baik atau sintesis rantai α
maupun β.
PATOFISIOLOGI
 Thalassemia adalah kelainan herediter dari sintesis Hb akibat
dari gangguan produksi rantai globin. Penurunan produksi
dari satu atau lebih rantai globin tertentu (α,β,γ,δ) akan
menghentikan sintesis Hb dan menghasilkan
ketidakseimbangan dengan terjadinya produksi rantai globin
lain yang normal.

 Karena dua tipe rantai globin (α dan non-α) berpasangan


antara satu sama lain dengan rasio hampir 1:1 untuk
membentuk Hb normal, maka akan terjadi produksi
berlebihan dari rantai globin yang normal dan terjadi
akumulasi rantai tersebut di dalam sel menyebabkan sel
menjadi tidak stabil dan memudahkan terjadinya destruksi
sel. Ketidakseimbangan ini merupakan suatu tanda khas
pada semua bentuk thalassemia. Karena alasan ini, pada
sebagian besar thalassemia kurang sesuai disebut sebagai
hemoglobinopati karena pada tipe-tipe thalassemia tersebut
didapatkan rantai globin normal secara struktural dan juga
karena defeknya terbatas pada menurunnya produksi dari
rantai globin tertentu
MANIFESTASI KLINIS
 Secara klinis talasemia dapat dibagi dalam beberapa
tingkatan sesuai beratnya gejala klinis mayor, intermedia
dan minor atau trait (pembawa sifat). Batas antara
tingkatan tersebut sering tidak jelas.
 Biasanya bersifat homozygot. Sinonim : Anemia Cooley,
Talasemia Beta Mayor Anemia Mediteranean, Talasemia
Homozygot. Gejala klinis berupa muka mogoloid,
pertumbuhan badan kurang sempurna (pendek),
pembesaran hati dan limpa, perubahan pada tulang
karena hiperaktivitas sumsum merah berupa deformitas
dan faktor spontan, terutama kasus yang tidak atau
kurang mendapat tranfusi darah. Deformitas tulang
disamping mengakibatkan muka mongoloid, dapat
menyebabkan pertumbuhan berlebihan tulang frontal dan
zigomatik serta maksila. Pertumbuhan gizi biasanya
buruk. Sering disertai retraksi tulang rahang. Sinusitis
(terutama maksilaris) sering kambuh, akibat kurang
lancarnya drainase pertumbuhan intelektual dan berbicara
biasanya tidak terganggu. IQ kurang baik apabila tidak
mendapat tranfusi darah secara teratur dan cukup
menaikkan kadar Hb.
DEFINISI
 Tubercolusis adalah penyakit menular yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium Tubercolusis. Kuman ini
biasanya menyerang paru-paru, tetapi dapat juga
menyerang bagian lain dari tubuh seperti ginjal, tulang,
dan otak. Jika tidak ditangani dengan baik akan
mengakibatkan kematian.
 Tuberkulosis (TB atau TBC) pada anak memang berbeda
dengan TB pada orang dewasa. TB pada anak
menginfeksi primer di parenkim paru yang tidak
menyebabkan refleks batuk, sehingga jarang ditemukan
gejala khas TB seperti batuk berdahak.Pada parenkim
paru ini juga kuman cenderung lebih sedikit, maka TB
tidak menular antara sesama anak. TB sangat mudah
menular dari orangtua ke anak, tapi TB tidak menular
dari anak ke anak.
ETIOLOGI
 Tubercolusis adalah penyakit menular yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium
Tubercolusis. Kuman ini biasanya menyerang
paru-paru, tetapi dapat juga menyerang bagian
lain dari tubuh seperti ginjal, tulang, dan otak.
Jika tidak ditangani dengan baik akan
mengakibatkan kematian.
 Tuberkulosis (TB atau TBC) pada anak memang
berbeda dengan TB pada orang dewasa. TB pada
anak menginfeksi primer di parenkim paru yang
tidak menyebabkan refleks batuk, sehingga jarang
ditemukan gejala khas TB seperti batuk
berdahak.Pada parenkim paru ini juga kuman
cenderung lebih sedikit, maka TB tidak menular
antara sesama anak. TB sangat mudah menular
dari orangtua ke anak, tapi TB tidak menular dari
anak ke anak.
MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis TB tergantung faktor pejamu (usia, status
imun, kerentanan) dan faktor agen (jumlah, virulensi). Gejala
TB pada anak yang umum terjadi adalah demam yang tidak
tinggi (subfebris), berkisar 38 derajad Celcius, biasanya
timbul sore hari, 2-3 kali seminggu dan belangsung 1-2
minggu dengan atau tanpa batuk dan pilek. Gejala lain
adalah penurunan nafsu makan, dan gangguan tumbuh
kembang. Batuk kronik yang merupakan gejala tersering
pada TB paru dewasa, tidak terlalu mencolok pada anak.
Mengapa? Sebab lesi primer TB paru pada anak umumnya
terdapat di daerah parenkim yang tidak mempunyai reseptor
batuk. Kalaupun terjadi, berarti limfadenitis regional sudah
menekan bronkus dimana terdapat reseptor batuk. Batuk
kronik pada anak lebih sering dikarenakan oleh asma.
Gejala-gejala yang tersebut di atas dikategorikan sebagai
gejala nonspesifik. Perlu dicatat bahwa gejala nonspesifik
dapat juga ditemukan pada kasus infeksi lain. Selanjutnya,
gejala spesifik tergantung dari organ yang terkena seperti
kulit (skrofuloderma), tulang, otak, mata, usus, dan organ
lain.
Atau secara singkat tanda dan gejala umum/nonspesifik
tuberkulosis pada anak dapat disebutkan sebagai berikut :
 Berat badan turun tanpa sebab yang jelas atau tidak naik
dalam 1 bulan dengan penanganan gizi
 Anoreksia dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik
secara adekuat (failure to thrive)
 Demam lama dan berulang tanpa sebab yang jelas (bukan
tifus, malaria, atau infeksi saluran napas akut), dapat disertai
keringat malam
 Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit dan
biasanya multipel
 Batuk lama lebih dari 30 hari
 Diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan diare
 Gejala spesifik sesuai organ terkena : TB
kulit/skrofuloderma; TB tulang dan sendi (gibbus, pincang);
TB otak dan saraf/meningitis dengan gejala iritabel, kuduk
kaku, muntah, dan kesadaran menurun; TB mata
(konjungtivitis fliktenularis, tuberkel koroid), dll.
KLASIFIKASI
Tuberkulosis menurut klasifikasinya dibagi
dalam 3 stadium, yaitu :
 Stadium Pertama
 Stadium pertama yang merupakan
kompleks primer dengan penyebaran
limfogen.
 Stadium ke dua yaitu Pada waktu terjadi
penyebaran hematogen dan
 Stadium ketiga yaitu Tuberkulosis paru
menahun (crhonic pulmonary tuberculosis)
PATOFISIOLOGI
M.tuberculosis berbentuk batang, berukuran panjang
5µ dan lebar 3µ, tidak membentuk spora, dan
termasuk bakteri aerob. Mycobacteria dapat diberi
pewarnaan seperti bakteri lainnya, misalnya dengan
Pewarnaan Gram. Namun, sekali mycobacteria diberi
warna oleh pewarnaan gram, maka warna tersebut
tidak dapat dihilangkan dengan asam. Oleh karena itu,
maka mycobacteria disebut sebagai Basil Tahan Asam
atau BTA. Beberapa mikroorganisme lain yang juga
memiliki sifat tahan asam, yaitu spesies Nocardia,
Rhodococcus, Legionella micdadei, dan protozoa
Isospora dan Cryptosporidium. Pada dinding sel
mycobacteria, lemak berhubungan dengan
arabinogalaktan dan peptidoglikan di bawahnya.
Struktur ini menurunkan permeabilitas dinding sel,
sehingga mengurangi efektivitas dari antibiotik.
Lipoarabinomannan, suatu molekul lain dalam dinding
sel mycobacteria, berperan dalam interaksi antara
inang dan patogen, menjadikan M. tuberculosis dapat
bertahan hidup di dalam makrofaga.
KOMPLIKASI
Komplikasi Yang dapat terjadi pada TBC
adalah sebagai berikut :
 1. Meningitis
 2. Spondilitis
 3. Pleuritis
 4. Bronkopneumoni
A. MALNUTRISI KURANG ENERGI PROTEIN (KEP)
PATOFISIOLOGI
KEP adalah manifestasi dari kurangnya
asupan protein dan energi, dalam makanan
sehari-hari yang tidak memenuhi angka
kecukupan gizi (AKG), dan biasanya juga diserta
adanya kekurangan dari beberapa nutrisi lainnya.
Disebut malnutrisi primer bila kejadian KEP
akibat kekurangan asupan nutrisi, yang pada
umumnya didasari oleh masalah sosial ekonomi,
pendidikan serta rendahnya pengetahuan
dibidang gizi.
GEJALA KLINIS
Secara klinis KEP terdapat dalam 3 tipe yaitu:
 Kwashiorkor, ditandai dengan: edema, yang dapat
terjadi di seluruh tubuh, wajah sembab dan membulat,
mata sayu, rambut tipis, kemerahan seperti rambut
jagung, mudah dicabut dan rontok, cengeng, rewel dan
apatis, pembesaran hati, otot mengecil (hipotrofi),
bercak merah ke coklatan di kulit dan mudah
terkelupas (crazy pavement dermatosis), sering disertai
penyakit infeksi terutama akut, diare dan anemia.
 Marasmus, ditandai dengan: sangat kurus, tampak
tulang terbungkus kulit, wajah seperti orang tua,
cengeng dan rewel, kulit keriput, jaringan lemak
sumkutan minimal/tidak ada, perut cekung, iga
gambang, sering disertai penyakit infeksi dan diare.
 Marasmus kwashiorkor, campuran gejala klinis
kwashiorkor dan marasmus.
DIAGNOSIS
 Klinik: anamnesis (terutama anamnesis makanan, tumbuh
kembang, serta penyakit yang pernah diderita) dan pemeriksaan
fisik (tanda-tanda malnutrisi dan berbagai defisiensi vitamin)
 Laboratorik: terutama Hb, albumin, serum ferritin
 Anthropometrik: BB/U (berat badan menurut umur), TB/U (tinggi
badan menurut umur), LLA/U (lingkar lengan atas menurut
umur), BB/TB (berat badan menurut tinggi badan), LLA/TB
(lingkar lengan atas menurut tinggi badan)
 Analisis diet
 Klasifikasi:
 a) KEP ringan : > 80-90% BB ideal terhadap TB (WHO-CD
 b) KEP sedang : > 70-80% BB ideal terhadap TB (WHO-
CDC)
 c) KEP berat : >70% BB ideal terhadap TB (WHO-CDC).
MALNUTRISI MINERAL
 Mineral merupakan nutrien penting dan 4% tubuh
manusia terdiri dari mineral. Mineral digolongkan
menjadi dua jenis, yaitu makromineral dan
mikromineral. Makromineral dibutuhkan lebih dari
100 mg perhari, antara lain kalsium (Ca), fosfor
(P), natrium (Na), dan kalium (K), magnesium (Mg),
sulfur (S), dan klorida (Cl). Mikromineral atau
elemen renik ialah mineral yang dibutuhkan
kurang dari 100 mg perhari, yaitu besi (Fe), seng
(Zn), iodium (I), dan selenium (Se). Masalah
terbesar pada mineral adalah terjadinya defisiensi,
teutama zat besi, kalsium, fosfor, magnesium,
dan zink. Kadar zink yang rendah dapat
menyebabkan gagal tumbuh aibat nutrisi.

Vous aimerez peut-être aussi