Académique Documents
Professionnel Documents
Culture Documents
Asuransi Kerugian
Oleh: Giatri Bahar
Topik Pembahasan
1. Praktek Keuangan dan Akuntansi dalam
Asuransi Kerugian
2. Pelaksanaan Akuntansi Dan Penyusunan
Laporan Keyuangan Perusahaan Asuransi
Kerugian
3. Audit atau Financial Due Dilligence Issues
4. Taxation
Praktek Keuangan dan Akuntansi
Pada Asuransi Kerugian
Siklus Asuransi Kerugian:
Short period,
Kontrak asuransi fokus pada elemen selling dan
resiko,
Siklus terdiri dari contract event, contract cash flows
dan contract risks.
Praktek Keuangan dan Akuntansi
Pada Asuransi Kerugian
Contract Events
Occurrence risk
Contract Severity risk Contract Last
Terms Devlopment risk Terms Devlopment risk Claim
Begins Financial risk
End Financial risk
Paid
Praktek Keuangan dan Akuntansi
Pada Asuransi Kerugian
Neraca
° Aset disajikan dengan menepatkan akun investasi
pada urutan pertama diikuti dengan akun-akun Aset
lain yang disajikan berdasarkan urutan likuiditas
° Kewajiban disajikan dengan menempatkan akun
kewajiban kepada tertanggung pada urutan pertama
dan diikuti dengan akun-akun kewajiban lain yang
disajikan berdasarkan urutan jatuh tempo
° Pinjaman subordinasi disajikan setelah kewajiban
dan sebelum entitas
Praktek Keuangan dan Akuntansi
Pada Asuransi Kerugian
Investasi
° Perlakuan akuntansi untuk investasi mengacu pada PSAK
No. 50 dan PSAK No. 55
° Usaha asuransi kerugian tidak membedakan antara
investasi jangka pendek dan jangka panjang dalam
neraca, namun harus membuat suatu perbedaan untuk
tujuan pengukuran.
° Dana Jaminan: yaitu jumlah yang paling besar antara 20%
dari modal sendiri yang dipersyaratkan dan; hasil
penjumlahan 1% dari premi neto dengan 0,25% dari
premi reasuransi (PMK 158 th 2008 pasa; 36 (1))
Praktek Keuangan dan Akuntansi
Pada Asuransi Kerugian
Piutang Premi
° Tagihan premi yang belum dibayar oleh tertanggung /
agen / broker pada tanggal laporan
° Piutang premi disajikan dalam neraca sebesar nilai
nominal setelah setelah dikurangi dengan taksiran jumlah
yang tidak dapat diterima (piutang ragu-ragu)
Praktek Keuangan dan Akuntansi
Pada Asuransi Kerugian
Piutang Reasuransi
° Tagihan kepada reasuradur yang timbul dari transaksi
reasuransi.
° Piutang reasuransi tidak boleh dikompensasikan dengan
hutang reasuransi kecuali apabila kontrak reasuransi
menyatakan adanya upaya kompensasi.
° Apabila dalam kompensasi tersebut timbul resiko saldo
kredit, maka saldo tersebut harus disajikan pada
kelompok kewajiban sebagai hutang reasuransi.
Praktek Keuangan dan Akuntansi
Pada Asuransi Kerugian
Hutang Klaim
° Hutang yang timbul sehubungan dengan adanya
persetujuan atas klaim yang diajukan oleh
tertanggung baik secara langsung maupun melalui
leader koasuransi yang belum dibayar oleh
perusahaan.
° Kewajiban atas beban penyelesaian klaim yang
belum dibayar dapat dimasukkan ke dalam hutang
klaim.
Praktek Keuangan dan Akuntansi
Pada Asuransi Kerugian
Estimasi klaim retensi sendiri
° Taksiran jumlah kewajiban yang menjadi tanggungan
sendiri sehubungan dengan klaim yang masih dalam
proses penyelesaian, termasuk klaim yang terjadi
namun belum dilaporkan, disajikan dalam neraca
sebesar jumlah taksiran berdasarkan penelaahan
secara teknis asuransi.
° Perhitungan menurut KMK 424/2003 ps 29; metode
rasio klaim atau metode triangle, dilakukan secara
konsisten.
Praktek Keuangan dan Akuntansi
Pada Asuransi Kerugian
Premi yang belum merupakan pendapatan
° Bagian dari premi yang belum diakui sebagai
pendapatan karena masa pertanggungannya masih
berjalan pada tanggal laporan.
° Perhitungan premi yang belum merupakan
pendapatan masing-masing jenis pertanggungan
ditentukan dengan cara sebagai berikut:
a. Secara Agregat
b. Individual
Praktek Keuangan dan Akuntansi
Pada Asuransi Kerugian
Premi yang belum merupakan pendapatan – Lanj.
° Premi menurut KMK 424/2003 ps 28
a. 10% dari premi neto untuk periode polis < 1 bulan
b. 40% dari premi neto untuk periode polis > 1 bulan
Praktek Keuangan dan Akuntansi
Pada Asuransi Kerugian
Hutang Reasuransi
° Hutang Reasuransi adalah kewajiban kepada
reasuradur yang timbul dari transaksi reasuransi.
° Hutang reasuransi tidak boleh dikompensasikan
dengan piutang reasuransi, kecuali apabila kontrak
reasuransi menyatakan adanya kompensasi.
° Apabila dalam kompensasi tersebut timbul saldo
debet, maka saldo debet tersebut harus disajikan
dalam kelompok Aset sebagai piutang reasuransi.
Praktek Keuangan dan Akuntansi
Pada Asuransi Kerugian
Hutang Komisi
° Hutang Komisi adalah kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penutupan kontrak asuransi.
Praktek Keuangan dan Akuntansi
Pada Asuransi Kerugian
Laporan Laba Rugi
° Laporan disajikan dalam bentuk multiple step.
° Pendapatan premi disajikan sedemikian rupa,
sehingga menunjukkan jumlah premi bruto, jumlah
premi reasuransi dan kenaikan (penurunan) premi
yang belum merupakan pendapatan. Premi
reasuransi disajikan sebagai pengurang premi bruto.
Praktek Keuangan dan Akuntansi
Pada Asuransi Kerugian
Laporan Laba Rugi – Lanj.
° Bagian reasuradur atas klaim yang telah disetujui dan
atau dibayar, dan estimasi bagian reasuradur atas klaim
dalam proses penyelesaian , termasuk klaim yang terjadi
namun belum dilaporkan disajikan sebagai pengurang
beban klaim.
° Komisi yang diperoleh dari transaksi reasuransi
merupakan pengurang beban komisi. Dalam hal jumlah
komisi yang diperoleh lebih besar dari jumlah beban
komisi, maka selisih tersebut disajikan sebagai
pendapatan dalam laporan laba rugi.
Praktek Keuangan dan Akuntansi
Pada Asuransi Kerugian
Pendapatan Premi
° Premi yang diperoleh sehubungan dengan kontrak
asuransi dan reasuransi dikakui sebagai pendapatan
selama periode polis (kontrak) berdasarkan proporsi
jumlah proteksi yang diberikan.
° Premi neto < 300% modal sendiri periode berjalan.
Praktek Keuangan dan Akuntansi
Pada Asuransi Kerugian
Beban Klaim
° Klaim sehubungan dengan terjadinya peristiw kerugian
terhadap proyek asuransi yang dipertanggungkan
meliputi settled claim. Outstanding claim, IBNR (Incured
But Not Reported) dan biaya penyelesaian klaim, diakui
sebagai beban klaim pada saat timbulnya kewajiban
untuk memenuhi klaim. Hak Subrograsi diakui sebagai
pengurang beban klaim pada realisasi.
Praktek Keuangan dan Akuntansi
Pada Asuransi Kerugian
Beban Komisi
° Beban komisi pada usaha asuransi kerugian adalah
komisi yang diberikan kepada pialang asuransi, agen dan
perusahaan asuransi lain sehubungan dengan penutupan
pertanggungan. Komisi reasuransi adalah komisi yang
diterima dari perusahaan lain sehubungan dengan
transaksi reasuransi.
° Komisi yang diperoleh dari transaksi reasuransi merupakan
pengurang beban komisi. Dalam hal jumlah komisi yang
diperoleh lebih besar dari jumlah beban komisi, maka selisih
tersebut disajikan sebagai pendapatan dalam laporan laba
rugi.
Praktek Keuangan dan Akuntansi
Pada Asuransi Kerugian
Beban Underwriting Lainnya
° Beban underwriting lain pada usaha asuransi kerugian
adalah beban yang terjadi sehubungan dengan kegiatan
underwriting selain beban klaim dan beban komisi antara
lain biaya survey resiko, biaya jasa penilai (appraisal) dan
lain-lain.
° Beban underwriting lain diakui dan dicatat sebagai beban
pada periode berjalan sebesar beban sesungguhnya.
° Beban underwriting lain disajikan dalam laporan laba rugi
setelah diperhitungkan dengan hasil underwriting lainnya.
Pelaksanaan Akuntansi Dan Penyusunan Laporan
Keuangan Perusahaan Asuransi Kerugian
° Keandalan (reliabilty).
Penyajian yang jujur
Substansi mengungguli bentuk
Netralitas
Pertimbangan yang sehat
Kelengkapan
Susunan Laporan Penyusunan/urutan Aset dimulai Urutan Asset dimulai dari unsur
dari investasi yang paling liquid
Pelaksanaan Akuntansi Dan Penyusunan Laporan
Keuangan Perusahaan Asuransi Kerugian
General Journal
Nama Perkiraan Ref. Debit Kredit
1 Premi yang belum merupakan pendapatan
Provisi premi yang belum merupakan pendapatan I/S XXX
Premi yang belum merupakan pendapatan B/S XXX
(pembentukan provisi)
1/3/2009
Earned premium
1/1/2009
1/3/2010
31/12/2010 Unearned
Periode
Tutup Buku
akuntansi Premium
Taxation
1. Premi belum merupakan pendapatan – 40% dari
premi neto (premi bruto – premi reasuransi).
2. IBNR – pajak tidak mengakui sebagai bagian dari
beban klaim
3. Withhold PPh 26 atas premi reasuransi ke luar
negeri
4. Withhold PPh 21 dan 23 atas komisi agen/ broker