Vous êtes sur la page 1sur 26

REFERAT

RHINOSINUSITIS

Oleh :
TUTI SELI SUGIARTI
NIM. 10101023

PEMBIMBING
Dr. YUHANA, Sp.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


ILMU KESEHAAN THT-KL RSUD SIAK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS ABDURRAB
PEKANBARU
2015
BAB I
PENDAHULUAN
Sinusitis umumnya disertai atau dipicu oleh rinitis
sehingga sering disebut rinosinusitis

tahun 2007 di Amerika Serikat, dilaporkan angka kejadian


rinosinusitis mencapai 26 juta individu. setiap tahun 6
miliar dolar dihabiskan untuk pengobatan rinosinusitis.

data DEPKES RI tahun 2003 menyebutkan penyakit


hidung dan sinus berada pada urutan ke-25 dari 50
pola penyakit peringkat utama atau sekitar 102.817
penderita
ANATOMI
FISIOLOGI
muara :
• S. maksilaris, etmoid
anterior, frontalis
(meatus media)
• S.etmoid posterior,
sfenoid (meatus
superior)
KOM :
• Infundibulum etmoid
• Resesus frontalis
• Ostium maksilaris
DEFINISI

Sinusitis didefinisikan sebagai inflamasi mukosa sinus


paranasal. Umumnya disertai atau dipicu oleh rinitis
sehingga sering disebut rinosinusitis.

Sinusitis diberi nama sesuai dengan sinus yang


terkena. Bila mengenai beberapa sinus disebut
multisinusitis. Bila mengenai semua sinus paranasalis
disebut pansinusitis.
EPIDEMIOLOGI
Rinosinusitis : dampak
pada kualitas hidup dan
dampak ekonomi

Pada tahun 2007 di Amerika Serikat,


dilaporkan angka kejadian rinosinusitis
mencapai 26 juta individu.

data DEPKES RI tahun 2003 menyebutkan penyakit hidung


dan sinus berada pada urutan ke-25 dari 50 penyakit
peringkat utama atau sekitar 102.817 penderita..
infeksi
ISPA tonsil infeksi
gigi
polip
hidung FAKTOR rinitis
RISIKO alergi
deviasi
septum sumbatan
hipertrofi KOM
konka
ETIOLOGI

Virus : Rhinovirus, virus parainfluenza,


dan virus influenza

Bakteri : Streptococcus pneumoniae,


Haemophilus influenzae, dan
moraxella catarralis.

Jamur : Rhizopus, rhizomucor, Mucor,


Cunninghamella, Aspergillus, dan Fusarium.
PATOGENESIS
Watch this !!!
https://www.youtube.com/watch?
v=SPtJnv-a7do
KLASIFIKASI

• Akut : < 12 minggu.


• Kronis : > 12 minggu.

berdasarkan total skor visual


analogue scale (VAS) (0-10cm):
- Ringan = VAS 0-3
- Sedang = VAS >3-7
- Berat = VAS >7-10
DIAGNOSIS

ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIK

PEMERIKSAAN PENUNJANG
DIAGNOSIS BANDING

Polip Nasal Benda Asing

Rinitis Alergika Tension Headache

Rinitis Vasomotor Cluster Headache

Neoplasma Meningitis
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan Foto Kepala :

1. Posisi Anterior-posterior
2. Posisi Lateral
3. Posisi Waters

Pemeriksaan Pemeriksaan CT-Scan


transluminasi
PEMERIKSAAN RADIOLOGI

Anterior- Posterior

WATERS

LATERAL
PENATALAKSANAAN

Tujuan utama penatalaksanaan sinusitis


adalah:
• Mempercepat penyembuhan
• Mencegah komplikasi
• Mencegah perubahan menjadi kronik.
Skema Penatalaksanaan Rinosinusitis Akut Pada Dewasa Untuk Pelayanan
Kesehatan Primer
Skema penatalaksanaan rinosinusitis akut pada
dewasa untuk dokter spesialis THT
Skema Penatalaksanaan Rinosinusitis Kronik Dengan Atau Tanpa Polip Hidung
Pada Dewasa Untuk Pelayanan Kesehatan Primer Dan Dokter Spesialis NON THT
Skema Penatalaksanaan Rinosinusitis Kronik Tanpa Polip Hidung Pada
Dewasa Untuk Dokter Spesialis THT
KOMPLIKASI
1. Komplikasi lokal
a) Mukokel
b) Osteomielitis

2. Komplikasi orbital
a) Inflamatori edema
b) Abses orbital
c) Abses subperiosteal
d) Trombosis sinus cavernosus.

3. Komplikasi intrakranial
a) Meningitis
b) Abses Subperiosteal
PROGNOSIS

Sekitar 40 % kasus sinusitis akut membaik


secara spontan tanpa antibiotik. Perbaikan
spontan pada sinusitis virus adalah 98 %.
Tingkat kekambuhan setelah pengobatan
yang sukses adalah kurang dari 5 %.
sinusitis dengan komplikasi menyebabkan
morbiditas dan dalam kasus yang jarang
dapat menyebabkan kematian.
KESIMPULAN
• Rhinosinusitis adalah suatu peradangan
pada sinus yang terjadi karena alergi atau
infeksi virus, bakteri maupun jamur.
• Gejala umum rhinosinusitis yaitu hidung
tersumbat diserai dengan nyeri/rasa tekanan
pada muka dan ingus purulen dan post
nasal drip
• Tatalaksana yang adekuat dan pengetahuan
dini mengenai sinusitis dapat memberikan
prognosis yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
1. Mangunkusumo E, Soetjipto D. Sinusitis. Buku ajar ilmu kesehatan telinga, hidung, tenggorok,
kepala dan leher. Edisi ketujuh. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2012
2. Arivalagan, Privina. The Picture Of Chronic Rhinosinusitis in RSUP Haji Adam Malik in Year 2011. E
– Jurnal FK-USU Volume 1 No. 1 Tahun 2013
3. Damayanti dan Endang. Sinus Paranasal. Buku ajar ilmu kesehatan telinga, hidung, tenggorok,
kepala dan leher. Edisi ketujuh. Jakarta : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2012
4. Anonim, Sinusitis, dalam ; Arif et all, editor. Kapita Selekta Kedokteran, Ed.3, Penerbit Media
Ausculapius FK UI, Jakarta 2001, 102 – 106
5. Snell, Richard S. Anatomi Klinik Edisi 7. Jakarta:EGC. 2010
6. Guyton AC, Hall JE. Textbook of Medical Physiology. Dalam : Rachman LY, editor. Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran. Edisi 11. Jakarta :EGC ; 2008
7. Adams GL, Boies LR, Higler PH. Hidung dan sinus paranasalis. Buku ajar penyakit tht. Edisi
keenam. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC; 1994.h.173-240
8. Katzung, B.G., 2008. Farmakologi Dasar dan Klinik. 6th ed. Jakarta: Appleton and Lange.
9. Gunawan, S. G dkk. Farmakologi Dan Terapi, Edisi 5. Departemen Farmakologi Dan Terapeutik
FKUI. 2007
10. Posumah, AH . Gambaran Foto Waters Pada Penderita Dengandugaan Klinis Sinusitis Maksilaris Di
Bagian Radiologi Fkunsrat/Smf Radiologi Blu Rsup Prof. Dr. R. D. Kandou Manadoperiode 1 Januari
2011–31 Desember 2011. Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 1, Nomor 1, Maret 2013, hlm. 129-
134.
TERIMA KASIH
PERTANYAAN
• Kenapa pada penegakan diagnosis,
pemeriksaan penunjang tidak
direkomendasikan?
• Kapan dilakukan operasi pada sinusitis?
Kenapa operasi bukan pilihan utama?
• Kenapa sinus etmoid dianggap penting
padahal kejadiannya jarang?

Vous aimerez peut-être aussi