Vous êtes sur la page 1sur 37

ASFIKSIA MEKANIK

SHARIFAH KHALIDAH BINTI SYED KHALID 112017267


UN GERRY NAMYU 112017200
RIZKA CHAIRANI 112016263
NOOR SYUHAILA BINTI MAZLAN 112016246
JOSEPHINE ANGELA 112016160

Pembimbing:
dr. Cornelius Bambang Widhiatmoko, Sp. F
LATAR BELAKANG

Asfiksia merupakan kondisi kekurangan oksigen


akibat gangguan dalam pengangkutan O2 ke
jaringan tubuh yang bersifat mengancam jiwa.
Keadaan ini bila dibiarkan dapat mengakibatkan
hipoksemia dan hiperkapnia yang disertai dengan
metabolik asidosis.
RUMUSAN MASALAH

1. Pengertian Asfiksia
2. Jenis-jenis Asfiksia
3. Gambaran Post Mortem
DEFINISI

• Keadaan yang ditandai dengan terjadinya


gangguan pertukaran udara pernafasan
• Oksigen darah berkurang(hipoksia)
• Peningkatan CO2(hiperkapnia)
• Organ tubuh mengalami kekurangan oksigen
• Kematian
KLASIFIKASI ASFIKSIA
• Tidak ada atau tidak cukup oksigen
Anoksia anoksik • Hambatan mekanik dari luar maupun
dari dalam jalan nafas

• Darah tidak dapat mengikat


Anoksia anemik oksigen

• Darah tidak mampu membawa


Anoksia stagnan oksigen ke jaringan

• Jaringan tidak mampu menyerap


Anoksia oksigen seperti pada keracunan
histotoksik sianida
ETIOLOGI

• Penyakit yang menyumbat saluran


Alamiah pernapasan

• Trauma yang mengakibatkan


Trauma mekanik sumbatan saluran napas, penekanan
leher atau dada

• Keracunan bahan kimiawi yang


Keracunan menimbulkan depresi pusat pernapasan
ASFIKSIA MEKANIK

Mati lemas akibat udara pernapasan


terhalang memasuki saluran pernapasan oleh
berbagai kekerasan yang bersifat mekanik.
FASE – FASE ASFIKSIA

Fase • terjadi karena kekurangan O2 disertai


CO2 meningkat
• napas cepat dan berat, nadi cepat, TD
Dispnea meningkat
• Durasi sekitar 4 menit

• CO2 yang meningkat  SSP 


Fase kejang/konvulsi (awalnya klonik  tonik 
spasme opistotonik)

Konvulsi • Pupil dilatasi, nadi melambat, TD perlahan


turun akibat paralisis pada pusat saraf
• Durasi sekitar 2 menit
FASE – FASE ASFIKSIA
• depresi pusat pernafasan hebat

Fase
• Otot pernapasan lemah, kesadaran
menurun, TD semakin menurun, napas
dangkal dan memanjang  berhenti

Apnea • terjadi relaksasi sfingter yang dapat


terjadi pengeluaran cairan sperma, urin
dan tinja secara mendadak
• Durasi sekitar 1 menit

Fase
• Paralisis pusat pernapasan
• Durasi dari asfiksia sampai timbulnya
kematian tergantung tingkat obstruksi

Akhir O2, bila tidak 100% maka waktu


kematian akan lebih lama dan tanda –
tanda asfiksia lebih jelas dan lengkap
TANDA – TANDA ASFIKSIA PADA
JENAZAH
1. Sianosis
2. Lebam mayat :
• lebih gelap
• Lebih luas
• Lebih cepat terbentuk

3. Busa halus :
• Depan hidung mulut
• Saluran napas
4. Pelebaran pembuluh darah  bintik – bintik perdarahan
/ tardieu spot / ptechiael hemorrhage
5. Perbendungan / kongesti
6. Oedem pulmoner
7. Darah lebih encer dan gelap
8. Kelainan yang berhubungan dengan kekerasan seperti
fraktur laring langsung atau tidak langsung
Buih halus pada paru-paru

Buih halus pada hidung


JENIS – JENIS ASFIKSIA MEKANIK

• Pembengkapan (Smothering)
• Penyumbatan (Choking/ Gagging)
• Penjeratan (Strangulation by Ligature)
• Gantung (Hanging)
• Pencekikan (Manual Strangulation)
• Penekanan dinding dada dari luar (asfiksia traumatik)
PEMBENGKAPAN
(SMOTHERING)
Definisi :

→ PENUTUPAN LUBANG HIDUNG DAN MULUT YANG


MENGHAMBAT PEMASUKAN UDARA KE PARU-PARU

Gambaran Post Mortem

• TERGANTUNG JENIS BENDA YANG DIGUNAKAN


• LUKA MEMAR
• TANDA-TANDA ASFIKSIA
PENYUMBATAN
(CHOKING/ GAGGING)
Definisi:

→ asfiksia yang disebabkan karena blokade jalan


nafas oleh benda asing yang datangnya dari luar
atau dari dalam tubuh (muntah, bekuan darah,
makanan, dsb)

Gejala khas dimulai dengan batuk-batuk secara tiba-


tiba → cyanosis → kematian

gagging : Sumbatan pada orofaring,


choking : sumbatan terdapat lebih dalam →
laringofaring
Gambaran Post Mortem

Tanda-tanda asfiksia

Dalam rongga mulut ditemukan sumbatan


PENJERATAN
(STRANGULATION BY
LIGATURE)
DEFINISI:

→ PENEKANAN BENDA ASING


BERUPA TALI, IKAT
PINGGANG, RANTAI,
STAGEN, KAWAT, KABEL,
KAOS KAKI DSB MELINGKARI
ATAU MENGIKAT LEHER YANG
MAKIN LAMA MAKIN KUAT
SEHINGGA SALURAN
PERNAFASAN TERTUTUP.
GAMBARAN POST MORTEM

Pemeriksaan luar:
1. Leher
a. Jejas jerat: - tidak sejelas gantung
- arah horisontal
- kedalaman sama
- tinggi kedua ujung jejas
jerat tidak sama
b. Lecet/memar

2. Kepala
a. Tanda-tanda asfiksia
b. Kongesti dan bintik-bintik perdarahan pada daerah
di atas jejas
Pemeriksaan dalam:
1. Leher bagian dalam
- resapan darah pada otot dan jaringan ikat
- fraktur tulang rawan
- kongesti pada jaringan ikat, kel.limfe, & pangkal
lidah
2. Paru-paru:
- edema paru-paru
- buih halus pada jalan nafas.
GANTUNG (HANGING)
Penggantungan adalah metode penjeratan
leher dengan ikatan, dimana memanfaatkan
gravitasi terhadap berat badan tubuh atau
bagian dari tubuh. Seluruh atau sebagian
tubuh seseorang ditahan di bagian lehernya
oleh sesuatu benda dengan permukaan yang
relatif sempit dan panjang (biasanya tali)
sehingga daerah tersebut mengalami
tekanan
TIPE PENGGANTUNGAN
Berdasarkan cara kematian

Suicidal Hanging • paling sering dijumpai (sekitar 90%


(gantung diri) dari seluruh kasus)

Accidental • banyak ditemukan pada anak-


Hanging anak utamanya pada umur antara
(kecelakaan) 6-12 tahun

Homicidal • Pembunuhan yang dilakukan


Hanging dengan metode menggantung
(Pembunuhan) korban
MEKANISME KEMATIAN
Penyebab kematian pada korban penggantungan
1. Asfiksia
2. Iskemia otak
3. Refleks vagus
4. Fraktur servikal  menekan medullla oblongata  depresi pusat
pernapasan
Refleks vagus
Penekanan Carotid body Perlambatan
Penggantungan ganglion saraf reflex (refleks denyut
arteri carotis vagus) jantung

Jarang
didapatkan, Kematian Cardiac Aritmia
karena dibutuhkan segera arrest jantung
tekanan yang kuat
MEKANISME KEMATIAN

Darah dari otak Kongesti


Penekanan
ke jantung pembuluh darah
vena jugularis
tersumbat otak

Penumpukan
Darah dari otak
Suplai oksigen ke darah di
tidak bisa
otak berkurang pembuluh darah
mengalir keluar
otak

Depresi pusat
Korban tidak
pernapasan Kematian
sadarkan diri
(asfiksia)
PEMERIKSAAN POSTMORTEM

Bekas jeratan • Di bagian atas leher, berwarna kecoklatan, kadang disertai luka
(ligature mark) lecet dan vesikel kecil di pinggir jeratan

• Darah terdeoksigenasi dalam sistem vena yang terkongesti 


Sianosis biru pada kulit

• Kompresi leher  hambatan aliran darah ke jantung  kulit


Kongesti wajah tampak kemerahan pada wajah dan kepala

• Hipoksia & peningkatan tekanan intrakapiler  perubahan


Ptekie permeabilitas kapiler  ptekie

• Lidah terjulur/tergigit, lebam mayat didapati di kaki dan tangan


Lainnya bagian bawah, penis tampak ereksi akibat terkumpulnya darah
PEMERIKSAAN POSTMORTEM

Fraktur • karena mengalami tekanan langsung ataupun

os hyoid karena tekanan tidak langsung

• Hematom sepanjang jeratan


• Kongesti saluran pernapasan
Lainnya • Tardieu spot di permukaan paru, jantung
dan otak
• Darah berwarna gelap dan encer
PENCEKIKAN
(STRANGULATION)
Pencekikan atau manual strangulation
merupakan jenis strangulasi yang selalu
dikaitkan dengan pembunuhan adalah
penekanan pada leher dengan tangan atau
lengan bawah, yang menyebabkan dinding
saluran nafas bagian atas tertekan dan terjadi
penyempitan saluran nafas sehingga udara
pernafasan tidak dapat lewat.
PEMERIKSAAN POSTMORTEM

Kepala • Perdarahan pinpoint atau ptekie terlihat


pada mata

• Memar yang bentuknya bulat atau lonjong

Leher akibat tekanan jari-jari pelaku


• Lecet berbentuk bulan sabit akibat kuku pelaku
• Fraktur tulang rawan hyoid

Paru-paru • Edema paru-paru terjadi jika noksia


berlangsung lama
PEMERIKSAAN POSTMORTEM

Petechiae Pada Sklera dan Kelopak mata

Memar dan Bekas Kuku Pada


Manual Strangulasi
PENEKANAN DINDING
DADA DARI LUAR
(ASFIKSIA TRAUMATIK)
DEFINISI:

→ KARENA DADA DAN PERUT MENDAPAT TEKANAN


SECARA BERSAMAAN OLEH SUATU KEKUATAN

PEMERIKSAAN POST MORTEM

DITEMUKAN TANDA-TANDA ASFIKSIA


KESIMPULAN
• Asfiksia adalah keadaan dimana terjadinya gangguan pertukaran udara
pernapasan, sehingga O2 darah berkurang dan CO2 meningkat dan dapat
menyebabkan kematian. Secara mekanik asfiksia dapat disebabkan oleh
berbagai kekerasan seperti pembekapan, penyumbatan, penjeratan,
pencekikan, gantung, dan asfiksia traumatik.

• Pada pemeriksaan luar jenazah dapat ditemukan sianosis pada bibir, ujung-
ujung jari dan kuku. Perbendungan sistemik maupun pulmoner dan dilatasi
jantung kanan (berupa wajah sembab, kebiruan/kemerahan, dan vena
juguler lebih prominen). Warna lebam mayat kebiruan gelap, terdapat busa
halus pada hidung dan mulut, dan tampak pembendungan pada mata
berupa pelebaran pembuluh darah atau bintik perdarahan pada konjungtiva
bulbi dan palpebra.

• Pada pemeriksaan dalam jenazah dapat ditemukan darah berwarna lebih


gelap dan lebih encer, busa halus dalam saluran pernapasan,
pembendungan sirkulasi pada seluruh organ dalam tubuh, ptekie, edema
paru terurtama yang berhubungan dengan hipoksia, adanya fraktur laring,
perdarahan faring terutama yang berhubungan dengan kekerasan.

Vous aimerez peut-être aussi