Vous êtes sur la page 1sur 32

Laporan Kasus

Bagian/ SMF Ilmu Kesehatan Mata


RSUD dr.Zainoel Abidin Banda Aaceh
Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

AGE RELATED MACULAR


DEGENERATION
MUNAWARRAH
1607101030117
Pembimbing :
dr.Lia Meuthia Zaini, Sp. M
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Berdasarkan WHO perkiraan Di Indonesia


pada tahun 2002, salah satu
sendiri, hingga saat
penyebab terbanyak
kebutaan di dunia adalah ini belum ada data
degenerasi makula terkait pasti tentang
usia yang menempati urutan insidens dan angka
ke-4 sebesar 8,7%. morbiditas AMD

Diagnosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan hasil pemeriksaan


mata. Sejauh ini belum ada terapi untuk degenerasi makula tipe kering.
Beberapa suplemen makanan seperti omega-3 long chain polyunsaturated
fatty acids (LCPUFAs:docohexaechonoic acid [DHA], dan eicosapentaenoic
acid [EPA]),

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Situasi dan Analisis Glaukoma. Jakarta: Pusat data dan informasi Kemenkes RI; 2015.
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI
LAPISAN RETINA
AMD

Definisi

Berdasarkan American Academy of Opthalmology, degenerasi


makula terkait usia adalah gangguan pada makula yang
dikarakteristikkan dengan satu atau lebih dari tanda-tanda
berikut: (1) terbentuknya drusen, (2) abnormalitas dari
epitelium pigmen retina seperti hipopigmentasi ataupun
hiperpigmentasi, (3) atrofi geografik dan koriokapiler, dan (4)
neovaskular makulopati.4 National Health and Nutrition Eye
Study, mendefinisikan degenerasi makula terkait usia sebagai
suatu keadaan dimana hilangnya refleks makular, dispersi dan
penggumpalan dari pigmen retina, dan terbentuknya drusen
yang berhubungan dengan ketajaman penglihatan
ETIOLOGI
PATOFISIOLOGI
AMD merupakan penyakit retina yang diturunkan secara
autosomal dominan dan juga dipengaruhi oleh faktor genetik
maupun faktor lingkungan. Patofisiologi pasti dari AMD
masih relatif sulit untuk dipahami, dimana beberapa penelitian
terbaru meningkatkan pemahaman kita mengenai AMD.
Penelitian-penelitian terbaru memusatkan perhatian pada
kompleks epitel pigmen retina, fotoreseptor dan membran
bruch. Epitel pigmen retina merupakan lapisan metabolisme
aktif yang menyokong fungsi dari fotoreseptor retina. Sel pada
pigmen ini memfagositosis lapisan luar dari sel fotoreseptor
dan mengganti ulang secara bertahap serta memproses bahan-
bahan metabolisme yang digunakan untuk fungsi fotoreseptor.
KLASIFIKASI

Klasifikasi AMD berdasarkan etiologi adalah


sebagai berikut:
A. Degenerasi Makula tipe non-eksudatif
(tipe kering)
B. Degenerasi Makula tipe eksudatif (tipe
basah)
DIAGNOSIS

1. Anamnesis
Pasien dengan AMD sering mengeluhkan penurunan penglihatan sentral penglihatan
yang tidak disertai nyeri yang dpat terjadi secara akut ataupun perlahan-lahan

2. Pemeriksaan fisik
AMD biasanya terjadi bilateral tetapi sering asimetris. Ketajaman
penglihatan akan menurun. Test yang dapat dilakukan adalah test Amsler
grid dan tes penglihatan warna

3. Pemeriksaan laboratorium
Tidak ada dari hasil laboratorium yang dapat menegakkan diagnosa dari
AMD

Angiografi flouresens (Flourescein Angiography, FA)


FA merupakan pemeriksaan yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adanya kelainan pada makula oleh karena AMD
PENATALAKSANAAN

Mikronutrien, beberapa penelitian


menunjukkan kegunaan dari
konsumsi mikronutrien. The Age-
Tatalaksana AMD Related Eye Diseases Study
noneksudatif meliputi (AREDS) telah melakukan
edukasi dan follow up, penelitian pada pasien dengan
mikronutrien, AMD noneksudatif ringan dan
perubahan gaya hidup, sedang yang diberikan suplemen
antioksidan (15 mg betakaroten,
dan laser fotokoagulasi 500 mg vitamin C, vitamin E 400
IU, seng 80 mg, dan tembaga 2
mg)
PROGNOSIS

 Perkembangan kehilangan penglihatan pada AMD


noneksudatif bervariasi dan harus dievaluasi secara
individual. Gambaran oftalmoskopik dari makula tidak
berkorelasi langsung dengan derajat kehilangan
penglihatan
LAPORAN KASUS
IDENTITAS PASIEN

Identitas Pasien
Nama : Ny. Faridah Chalidin
Umur : 70 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Suku : Aceh
Alamat : LAmpineng
CM : 0-04-81-83
Tanggal Pemeriksaan : 11 Oktober 2017
ANAMNESIS

KU Kedua mata kabur

KT Keluar sekret dari kedua mata


ANAMNESIS

Pasien datang ke poli mata RSUDZA dengan


keluhan kedua mata kabur sejak sekitar 10
tahun yang lalu. Pasien juga mengeluhkan
RPS
mata sering keluar sekret sejak beberapa
minggu yang lalu, tapi tidak disertai dengan
nyeri ataupun perih
RPD DM + sejak 10 tahun dan terkontrol

Riwayat operasi katarak OS 5 bulan SMRS,


RPO riwayat laser PRP 6 kali OS dan 3 kali OD,
Riwayat pro avastin satu kali ODS

Tidak ada anggota keluarga yang


RPK
memiliki riwayat sakit mata, Diabetes
mellitus (-), Hipertensi (-)
PEMERIKSAAN FISIK
STATUS PRESENT

• GCS : 15
Kesadaran • Compos mentis

Tekanan Darah • 120/80 mmHg

Nadi • 88x/menit

Pernafasan • 18 x/menit

Suhu • 36,5 C
Lanjutan Pemeriksaan

VOD: VOS:
5/30
5/30
5/60 1/300
5/30

 Pemeriksaan TIO : - TIO OD = 14,6 mmHg


- TIO OS = 12,2 mmHg
OD Bagian Mata OS

Tenang Palpebra Superior Tenang

Tenang Palpebra Inferior Tenang

Tenang Conjungtiva Tarsal Tenang


Superior

Tenang Conjungtiva Tarsal Tenang


Inferior

Injeksi Siliar (-) Conjungtiva Bulbi Injeksi Siliar (-)


Bleb konjungtiva (-) Bleb Konjungtiva (-)

JErnih Kornea Jernih

Dalam COA Dalam

Bulat, sentral, RC + Iris/Pupil Bulat, sentral,


RC +

IOL Lensa IOL


PEMERIKSAAN PENUNJANG

PERIMETRI OD PERIMETRI OS

FUNDUSKOPI OS
FOTO KLINIS PASIEN
Diagnosa
• AMD OS, Pseudofakian ODS

Tatalaksana
• Isotic adretor 6 dd gtt 1 ODS
• Hyaloph tetes mata 6 dd gtt 1 ODS
• Citicolin tab
PROGNOSIS

 Quo ad vitam : Bonam


 Quo ad fungsionam : Malam
 Quo ad Sanactionam : Malam
ANALISA KASUS
Kasus Teori

Degenerasi makula terkait usia 1Degenerasi makula terkait usia ( Age


sebagai suatu keadaan dimana related Macular Degeneration, AMD)
hilangnya refleks makular, dispersi merupakan penyebab utama hilangnya
dan penggumpalan dari pigmen ketajaman penglihatan pada satu atau
retina, dan terbentuknya drusen dua mata pada orang berusia di atas 50
yang berhubungan dengan tahun di Amerika Serikat. Diperkirakan 15
ketajaman penglihatan.6 juta warga negara Amerika Utara
Berdasarkan WHO perkiraan pada menderita AMD. Prevalensi AMD adalah 85-
tahun 2002, salah satu penyebab 90% pada AMD non eksudatif dan 10 – 15 %
terbanyak kebutaan di dunia pada eksudatif AMD. Di Indonesia sendiri,
adalah degenerasi makula terkait hingga saat ini belum ada data pasti
usia yang menempati urutan ke-4 tentang insidens dan angka morbiditas.
sebesar 8,7%.
Kasus Teori

Degenerasi makula dapat 90 % dari degenerasi makula adalah


diklasifikasikan menjadi dua yaitu degenerasi makula noneksudatif yang
degenerasi makula eksudatif dan ditandai dengan adanya drusen, yang
degenerasi makula noneksudatif merupakan endapan putih kuning, bulat,
diskret, dengan ukuran bervariasi di
belakang epitel pigmen dan tersebar di
seluruh makula dan kutub posterior.
Sedangkan 10 % lainnya adalah makula
degenersi eksudatif yang sering ditandai
dengan adanya neovaskularisasi dari
koroid.
Kasus Teori

Tatalaksana pada degenerasi Berbeda dengan tatalaksana AMD


makula tergantuk dari noneksudatif, pada AMD eksudatif diterapi
klasifikasi noneksudatif dengan medikamentosa, thermal laser
maupun eksudatif. photocoagulation, photodynamic therapy, dan
Tatalaksana AMD terapi pembedahan. Terapi medikamentosa
noneksudatif meliputi yang menjadi sorotan sekarang adalah anti
edukasi dan follow up, VEGF seperti Pegaptanib sodium,
mikronutrien, perubahan Ranibizumab, Bevacizumab, Aflibercept
gaya hidup, dan laser
fotokoagulas
Terimaksih

Vous aimerez peut-être aussi