Vous êtes sur la page 1sur 37

ANALISA KASUS

Ricky J.E. Mewengkang, M.Si., MM


PENGAWAS PEMERINTAH MADYA
INSPEKTORAT KHUSUS – ITJEN
KEMENDAGRI
KONSEP DAN
PENGERTIAN
• Jeffrey Liker : Analisa adalah waktu untuk
mengumpulkan bukti, waktu untuk
berulangkali bertanya mengapa? Dan untuk
menemukan sumber suatu masalah, yaitu akar
masalah
• Gorys Keraf : Analisa merupakan suatu proses
memecahkan sesuatu kedalam bagian-bagian
yang saling berhubungan
<--- Kamus Besar Bahasa Indonesia, Edisi III (2001) --->
Analisis :
• (1) penelitian suatu peristiwa atau
kejadian(karangan, perbuatan, dsb) untuk
mengetahui keadaan yg sebenarnya (sebab-
musabab, duduk perkaranya, dsb);
• (2) penguraian suatu pokok atas berbagai
bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri
serta hubungan antarbagian untuk
memperoleh pengertian yg tepat dan
pemahaman arti keseluruhan
PENGERTIAN KASUS
• Kesatuan kondisi yang didalamnya terkandung
satu atau sejumlah masalah yang dialami oleh
seorang individu (atau
kelompok,keluarga,lembaga).
• Masalah tsb dapat berkenan dengan berbagai
aspek perkembangan dan kehidupan individu
dalam kaitannya dengan dimensi
kemanusiaannya.
• Keadaan yg sebenarnya dari suatu urusan atau
perkara; Keadaan atau kondisi khusus yg
berhubungan dengan seseorang atau suatu hal;
soal; perkara
Hal
tertentu

Peristiwa/
Kejadian
kisah Kasus tertentu
tertentu

Urusan
tertentu
CIRI-CIRI KASUS
• Tidak disukai adanya
• Ingin dihilangkan keberadaannya
• Dapat menimbulkan kerugian dan/ atau
kesulitan
ANALISA KASUS
• Analisa terhadap suatu Kesatuan kondisi
yang didalamnya terkandung satu atau
sejumlah masalah yang dialami oleh
seorang individu (atau
kelompok,keluarga,lembaga).
• Yang dapat menimbulkan kerugian dan
hambatan.
ANALISA KASUS
PENYIKAPAN
PEMAHAMAN
PENANGANAN
PENYIKAPAN KASUS
• Mengandung unsur-unsur kognisi, afeksi, dan
perlakuan terhadap subjek dan objek masalah
yang disikapi.
• Unsur kognisi mengacu pada wawasan, ideologi,
dan pemikiran tentang kodrat eksistensi manusia,
hakikat dimensi kemanusiaan dan
pengembangannya, pengaruh lingkungan, dan lain-
lain (asumsi filosofis, sosio-antropologis, dan
psikologis).
• Unsur afeksi menyangkut suasana perasaan,
emosi, dan kecenderungan sikap konselor
kaitannya dengan permasalahan individu
• unsur perlakuan (treatment) berkaitan erat dengan
perencanaan tindakan dan bantuan yang akan
diberikan.
PEMAHAMAN KASUS
• Pemahaman yang mendalam untuk
mengetahui seluk beluk kasus
• Suatu kasus seperti gunung es yang
terapung dilautan
• Terdiri atas rincian permasalahan yang
saling bertautan.
• Adanya Sebab-sebab dan
• Kemungkinan akibat yang merugikan
PENANGANAN KASUS
• Pengenalan awal tentang kasus
• Pengembangan ide-ide tentang rincian
masalah yang terkandung dalam kasus
• Penjelajahan lebih lanjut tentang segala
beluk kasus
• Mengusahakan upaya-upaya untuk
mengatasi atau memecahkan sumber
pokok permasalahan
• Penanganan kasus dapat dipandang
sebagai upaya khusus untuk secara
langsung menangani sumber pokok
permasalahan
• Tujuan utama teratasinya atau
terpecahkannya permasalahan
• Pertanyaan pokok “Upaya apakah yang
perlu dilakukan agar kasus tersebut dapat
diatasi?”
• Penganan kasus menghendaki strategi dan
teknik-teknik yang sifatnya khas sesuai
dengan pokok permasalahan yang akan
ditangani.
SISTEMATIKA TAHAPAN
ANALISA KASUS
• Identifikasi Masalah : Deskripsi awal kasus
• Diagnosis: Ide-ide tentang rincian
permasalahan, kemungkinan sebab dan
kemungkinan akibat
• Prognosis: upaya dan hasil penjelajahan lebih
lanjut terhadap setiap permasalahan yg
terkandung pada kasus tersebut
• Terapi/perbaikan: Upaya penanganan secara
khsus thd permasalahan pokok yg menjadi
sumber permasalahan pada umumnya
ANALISA KASUS PENYELENGGARAAN
URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH :
• Analisa terhadap suatu Kesatuan kondisi yang
didalamnya terkandung satu atau sejumlah masalah
yang dialami oleh seseorang, kelompok dan lembaga,
yang dapat menimbulkan kerugian dan hambatan
berkaitan dengan adanya penyalahgunaan
kewenangan, hambatan dalam pelayanan, praktek KKN
oleh Aparatur Pemerintahan dan pelanggaran disiplin
PNS.
• Analisa terhadap adanya dugaan penyimpangan
dalam penyelenggaraan urusan pemerintahan di daerah
yang dilakukan oleh Pejabat Negara, PNS yang dapat
menghambat kegiatan pemerintahan/ pembangunan
dan dapat menimbulkan kerugian keuangan
negara/daerah
Jenis Jenis Kasus/ penyimpangan
Dalam Penyelenggaraan Pemerintahan
(Permenpan No 05/04/2009)

• Penyalahgunaan kewenangan
• Hambatan Pelayanan masyarakat
• Korupsi
• Kepegawaian/ Ketenagakerjaan
• Pertanahan/ Perumahan
• Hukum/ Peradilan dan HAM
• Kewaspadaan Nasional
• Tatalaksana/ Regulasi
• Lingkungan Hidup
• Umum
Jenis / Ruang Lingkup Kasus Dalam
Penyelenggaraan Pemerintahan
Daerah (Permendagri 25 Tahun 2007)

• Penyalahgunaan kewenangan
• Hambatan Dalam Pelayanan Masyarakat
• Praktek KKN
• Pelanggaran Disiplin Kepegawaian
Penyalahgunaan Wewenang

• (KBBI,1997:1128), arti penyalahgunaan wewenang adalah “


Perbuatan menyalahgunakan hak dan kekuasaan untuk bertindak
atau menyalahgunakan kekuasaan yang membuat keputusan”
• Pasal 3 UU Nomor 31 Tahun 1999 jo UU Nomor 20 Tahun 2001
tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, penyalahgunaan
wewenang merupakan salah satu unsur terpenting dari tindak
pidana korupsi, dimana dalam pasal tersebut disebutkan bahwa
setiap orang, dengan menguntungkan diri sendiri, atau orang lain
atau suatu korporasi, menyalahgunakan wewenang, kesempatan
atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang
dapat merugikan keuangan atau perekonomian negara.
• Jean Rivero dan Jean Waline dalam Baharuddin Lopa “ Kejahatan
korupsi dan penegakan hukum” mengartikan penyalahgunaan
wewenang dalam hukum administrasi negara penyalahgunaan
wewenang dapat diartikan:
- penyalahgunaan wewenang untuk melakukan tindakan yang
bertentangan dengan kepentingan umum atau untuk
menguntungkan kepentingan pribadi, kelompok atau golongan
- Penyalahgunaan wewenang dalam arti bahwa tindakan pejabat
tersebut adalah benar ditujukan untuk kepentingan umum tetapi
menyimpang dari tujuan apa kewenangan tersebut diberikan oleh
undang-undang dan peraturan perundangan lainnya.
- Penyalahgunaan wewenang dalam arti menyalahgunakan
prosedur yang seharusnya dipergunakan untuk mencapai tujuan
tertentu tetapi menggunakan prosedur lain agar terlaksana
Hambatan Dalam Pelayanan Masyarakat

• Keputusan untuk mengeluarkan kebijakan ataupun tidak


membuat kebijakan oleh aparat/aparatur penyelenggara
pemerintah yang mengakibatkan tidak berjalannya atau
terhentinya proses pelayanan kebutuhan masyarakat atau tidak
bekerjanya unit unit kerja tertentu sebagai instrumen
penyelenggaraan pemerintahan yang berdampak langsung
maupun tidak langsung pada pelayanan masyarakat.
• Tidak berfungsinya unit kerja pelayanan yang berdampak
langsung pada kebutuhan, kepentingan masyarakat.
Korupsi, Kolusi dan Nepotisme
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun
1999 Tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih
Dan Bebas Dari Korupsi, Kolusi, Dan Nepotisme :
• Korupsi adalah tindak pidana sebagaimana dimaksud
dalam ketentuan peraturan perundang-undangan yang
mengatur tentang tindak pidana korupsi.
• Kolusi adalah permufakatan atau kerjasama secara
melawan hukum antar-Penyelenggara Negara atau
antara Penyelenggara Negara dan pihak lain yang
merugikan orang lain, masyarakat dan atau negara.
• Nepotisme adalah setiap perbuatan Penyelenggara
Negara secara melawan hukum yang menguntungkan
kepentingan keluarganya dan atau kroninya di atas
kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara.
Pengertian Korupsi

Menurut Undang-Undang No.31 Tahun 1999 sebagaimana diubah dengan


Undang-undang Nomor 20 Tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi, yang termasuk dalam tindak pidana korupsi adalah: Setiap orang yang
dikategorikan melawan hukum, melakukan perbuatan memperkaya diri sendiri,
menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau suatu
korporasi, menyalahgunakan kewenangan maupun kesempatan atau sarana
yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara.
Secara Politis, Korupsi didefinisikan sebagai penyalahgunaan jabatan dan
administrasi, ekonomi atau politik, baik yang disebabkan oleh diri sendiri
maupun orang lain, yang ditujukan untuk memperoleh keuntungan pribadi,
sehingga meninmbulkan kerugian bagi masyarakat umum, perusahaan, atau
pribadi lainnya.
Secara Ekonomi, sebagai pertukaran yang menguntungkan (antara prestasi dan
kontraprestasi, imbalan materi atau nonmateri), yang terjadi secara diam-diam
dan sukarela, yang melanggar norma-norma yang berlaku, dan setidaknya
merupakan penyalahgunaan jabatan atau wewenang yang dimiliki salah satu
pihak yang terlibat dalam bidang umum dan swasta.
Pengertian Kolusi
Dalam bahasa Inggris kolusi ditulis collusion yang juga berarti persekongkolan.
Dalam Webster Dictionary, disebutkan bahwa, kolusi adalah persekutuan
rahasia secara tidak jujur di antara orang-orang yang terlibat dalam suatu
urusan.
Kolusi merupakan sikap dan perbuatan tidak jujur dengan membuat
kesepakatan secara tersembunyi dalam melakukan kesepakatan perjanjian
yang diwarnai dengan pemberian uang atau fasilitas tertentu sebagai pelicin
agar segala urusannya menjadi lancar. Di Indonesia, kolusi paling sering terjadi
dalam proyek pengadaan barang dan jasa tertentu (umumnya dilakukan
pemerintah). Ciri-ciri kolusi jenis ini adalah:
• Pemberian uang pelicin dari perusahaan tertentu kepada oknum pejabat
atau pegawai pemerintahan agar perusahaan dapat memenangkan tender
pengadaan barang dan jasa tertentu. Biasanya, imbalannya adalah
perusahaan tersebut kembali ditunjuk untuk proyek berikutnya.
• Penggunaan broker (perantara) dalam pengadaan barang dan jasa tertentu.
Padahal, seharusnya dapat dilaksanakan melalui mekanisme G 2 G
(pemerintah ke pemerintah) atau G 2 P (pemerintah ke produsen), atau
dengan kata lain secara langsung. Broker di sini biasanya adalah orang yang
memiliki jabatan atau kerabatnya.
Jadi secara garis besar, Kolusi adalah pemufakatan secara bersama untuk
melawan hukum antar penyelenggara Negara atau antara penyelenggara
dengan pihak lain yang merugikan orang lain, masyarakat dan Negara.
Pengertian Nepotisme
• Dari wikipedia Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Kata Nepotisme berasal dari
kata Latin nepos, yang berarti “keponakan” atau “cucu”. Pada Abad Pertengahan
beberapa paus Katolik dan uskup yang telah mengambil janji “chastity” ,
sehingga biasanya tidak mempunyai anak kandung – memberikan kedudukan
khusus kepada keponakannya seolah-olah seperti kepada anaknya sendiri.
• Nepotisme adalah pemanfaatan jabatan untuk memberi pekerjaan, kesempatan,
atau penghasilan, bagi keluarga atau kerabat dekat pejabat, sehingga menutup
kesempatan bagi orang lain. Nepotisme dapat juga diartikan sebagai suatu sikap
atau tindakan seorang pemimpin yang lebih mendahulukan keluarga dan sanak
famili dalam mem-berikan jabatan dan yang lain, baik dalam birokrasi
pemerintahan maupun dalam manajemen perusahaan swasta.
• Prof Dr. Amien Rais menjelaskan bahwa Nepotisme merupakan bagian dari
korupsi dimana salah satu bagiannya adalah korupsi dalam tiga Jenis: Pertama,
ekstrortif korupsi, yaitu merujuk pada situasi di mana seseoarang terpaksa
menyogok agar dapat memperoleh sesuatu atau mendapatkan
proteksi/perlindungan atas hak-hak dan kebutuhannya. Kedua, korupsi
manipulatif, yaitu merujuk pada usaha kotor yang dilakukan seseorang untuk
mempengaruhi kebijakan atau keputusan pemerintah dalam rangka memperoleh
keuntungan setinggi-tingginya. Ketiga, korupsi nepotistik, yaitu merujuk pada
perlakuan istimewa yang diberikan pada anak-anak, kemenakan, saudara dari
pejabat. Diharapkan perlakuan istimewa tersebut dapat membagi rejeki antar
mereka saja.
• Menurut Prof. Dr. Kamaruddin Hidayat, Nepotisme adalah menejemen
kepegawaian yang menggambarkan sistem pengangkatan, penempatan,
penunjukan dan kenaikan pangkat atas dasar pertalian darah, keluarga atau
kawan.
Alat Identifikasi/ Pisau Analisa
WHAT

HOW WHO
Penyalahgunaan kewenangan
Hambatan Dalam Pelayanan Masyarakat
Praktek KKN
Pelanggaran Disiplin Kepegawaian

WHY WHERE

WHEN
What Who Where When Why + How

Informasi penyimpangan “apa” yang telah


dilakukan, berguna dalam hipotesa awal
untuk menentukan unsur melawan hukum dan
atau penyimpangan yang dilakukan.
Penyimpangan harus dianalisis apakah
kegiatan tersebut menggunakan atau
berkaitan dengan keuangan negara serta
mengakibatkan dampak adanya kerugian
keuangan negara, hambatan dalam
pelayanan, pembangunan.
What Who Where When Why + How

Informasi tentang siapa yang melakukan


penyimpangan, mungkin saja tidak terungkap
dalam pengaduan. Namun demikian sepanjang
informasi lainnya diungkap dalam pengaduan
seperti unsur what, where, dan when, maka
auditor/P2UPD dapat melakukan hipotesa awal
kemungkinan siapa yang melakukan
penyimpangan dan mungkin saja data/informasi
ini akan diperoleh setelah melakukan audit
investigatif / pemeriksaan khusus
What Who Where When Why + How

Informasi tentang dimana terjadinya


penyimpangan juga merupakan salah satu faktor
yang sangat penting yang harus ada untuk
menentukan layak tidaknya dilakukan audit
investigatif. Tidak adanya informasi ini akan
menjadi kendala dalam menentukan ruang
lingkup penugasan. Oleh karena itu diperlukan
informasi/data tambahan sehingga kriteria
tersebut dapat diperoleh
What Who Where When Why + How

Informasi tentang kapan terjadinya penyimpangan


juga merupakan salah satu faktor yang sangat
penting yang harus ada untuk menentukan layak
tidaknya dilakukan pemeriksaan khusus/ audit
investigatif. Tidak adanya informasi ini akan
menjadi kendala dalam menentukan ruang lingkup
penugasan. Oleh karena itu diperlukan
informasi/data tambahan sehingga kriteria tersebut
dapat diperoleh
What Who Where When Why + How

Identifikasi tentang “why” dalam informasi awal


penting untuk menentukan alasan logis atau motif
atas terjadinya suatu penyimpangan sehingga
memperkuat hipotesa yang akan ditetapkan.
Meskipun informasi ini jarang terungkap dalam
pengaduan, namun hal ini tidak mengurangi
perlunya dilaksanakan pemeriksaan khusus/ audit
investigatif atas suatu informasi awal, apabila
informasi atas unsur-unsur lainnya telah
mencukupi
What Who Where When Why + How

Unsur “how” berkaitan langsung dengan modus


atau cara seseorang atau pihak tertentu
melakukan penyimpangan atau pelanggaran.
Unsur “how” merupakan cara/ tindakan-tindakan
verbal / modus seseorang sehingga secara
keseluruhan merupakan indikasi penyimpangan,
atau sebaliknya seseorang tidak melakukan suatu
tindakan sehingga mengakibatkan penyimpangan
atau kerugian keuangan negara
Pemeriksaan Khusus atau Audit Investigasi adalah
bagian dari manajemen kontrol yang dilaksanakan
dalam kegiatan internal audit, di samping audit
lainnya, seperti audit keuangan dan audit kepatuhan
atau complience audit.
Dalam tata cara pemeriksaan dan sifat
pemeriksaannya atau mengikuti kaidah atau
metodologi audit internal, Pemeriksaan Khusus atau
audit investigasi lebih dikenal dengan fraud audit
atau pemeriksaan kecurangan. Fraud audit adalah
kombinasi aspek audit forensik atau investigasi
forensik atau uji menyeluruhsemua materi
pemeriksaan dengan teknik internal kontrol dalam
tata cara internal audit.
Prinsip- Prinsip Investigasi
• Investigasi merupakan metode/tehnik yang dapat
digunakan dalam audit investigasi.
• Investigasi memerlukan penerapan kecerdasan,
pertimbangan yang sehat dan pengalaman, selain
itu memerlukan pemahaman terhadap ketentuan
perundang-undangan dan prisip-prinsip investigasi
guna pemecahan permasalahan yang dihadapi.
• Investigasi adalah tindakan mencari kebenaran
dengan memperhatikan keadilan dan berdasarkan
pada ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
• Kegiatan investigasi mencakup pemanfaatan
sumber-sumber bukti yang dapat mendukung fakta
yang dipermasalahkan.
• Investigator mengumpulkan fakta-fakta sedemikian rupa
sehingga bukti-bukti yang diperolehnya dapat memberikan
kesimpulan sendiri ( bahwa telah terjadi tindak kejahatan
dan pelakunya teridentifikasi).
• Informasi merupakan napas dan darahnya investigasi
sehingga investigator harus mempertimbangkan segala
kemungkinan untuk dapat memperoleh informasi.
• Semakin kecil selang antara waktu terjadinya tindak
kejahatan dengan waktu untuk ‘merespons’ maka
kemungkinan bahwa suatu tindak kejahatan dapat
terungkap akan semakin besar.
• Pengamatan, informasi dan wawancara merupakan
bagian yang penting dalam investigasi.
• Pelaku kejahatan adalah manusia,oleh karena itu jika ia
diperlakukan sebagaimana layaknya manusia maka
mereka juga akan merespon sebagaimana manusia.
Pada dasarnya audit investigasi
adalah mencari kebenaran,
apakah terjadi kecurangan
(fraud), penyimpangan atau
tidak.
Informasi merupakan napas dan
darahnya investigasi
“Jika hari ini kita melakukan apa
yang orang lain tidak lakukan,
Maka suatu hari kita akan
mendapatkan apa yang orang lain
tidak dapatkan”
17

Vous aimerez peut-être aussi